Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Prinsip – Prinsip Muamalah


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Lembaga Keuangan & Perbangkan Syariah
Dosen Pembimbing :

Akhmad Sirojudin Munir, S.H.I,M.E.I

Nama Kelompok :

1. Ichta Dyna Ilsabaha


2. Asrul Akbar

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
ISLAM
INSTITUT PESANTREN SUNAN DRAJAT
(INSUD) BANJARANYAR PACIRAN LAMONGAN

2023
KATA PENGANTAR

Segala Puji hanya milik Allah SWT. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pemikiran EKIS yang berjudul
“Sejarah Ekonomi Islam Pada Periode Pertama”

Penulis makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan, serta motifasi dari bebagai
pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimah kasih kepada :

1. H. Ahmad Iwan Zunaih. Lc., M.M., M.Pd.I, selaku Rektor Institut Pesantren Sunan Drajat.
2. Akhmad Sirojudin Munir, S.H.I., M.E.I
3. Semua Dosen Institut Pesantren Sunan Drajat, yang dengan sabar mendidik dan
memberikan ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan penulis.
4. Orang tua penulis, yang telah memberikan dorongan moral dan material serta doanya
kepada penulis.
Semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebiih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para Mahasiswa/I Institut Pesantren
Sunan Drajat Lamongan. Kami sadar bahwa Makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami minta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah kami dimasa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca.

Lamongan, 10 Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
Latar Belakang Masalah.............................................................................................1
Rumusan Masalah......................................................................................................1
Tujuan Pembahasan...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
Pada masa Abu yusuf.................................................................................................2
Pada masa Muhammad bin Al-hasan, Al-shybani.....................................................11

BAB PENUTUP........................................................................................................18
Kesimpulan................................................................................................................18
Saran...........................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................iiii

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah
 Bagaimana prinsip-prinsip dasar fiqih muamalah?
 Bagaimana prinsip-prinsip muamalah dalam hukum perbankan?

C. Tujuan Pembahasan
 Menjelaskan prnsip-prinsip muamalah dalam dasar fiqih muamalah dan muamalah
dalam hukum perbankan!

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip-Prinsip Dasar Fiqh Muamalah


Fiqh muamalah merupakan ilmu yang berkenaan dengan hukum syara’ yang
mengatur hubungan-hubungan antar manusia dengan manusia lainnya yang sasaran
utamanya adalah harta benda (al-maal). Hubungan ini memiliki cakupan yang sangat
luas, karena menyangkut hubungan antar nanusia, baik Muslim maupun non
Muslim. Namun begitu, ada beberapa asas atau prinsip-prinsip yang harus menjadi
acuan bersama dan pedoman secara umum dalam setiap aktifitas muamalah 1.
Muamalah juga memiliki sebuah prinsip dasar antara lain sebagai berikut :

1. Prinsip Mubah
Prinsip ini merupakan asas terpenting hukum Islam di bidang muamalah.
Prinsip ini mengandung arti bahwa fiqh muamalah memberi kesempatan
yang luas bagi tumbuh kembang berbagai bentuk dan macam muamalah
baru sesuai dengan perkembangan kebutuhan hidup masyarakat. Bentuk
atau jenis kegiatan ekonomi bisnis baru harus disesuaikan dengan
kebutuhan yang ada dengan tanpa melupakan prinsip pokok muamalah.
2. Prinsip Suka Sama Suka/Ridha (at-Taradhi)
At-taradhi adalah kerelaan yang sebenarnya, bukan kerelaan yang
bersifat semu dan seketika. Keridhaan ini sendiri bersifat subyektif yang
tidak dapat diketahui kecuali dengan kspresi nyata dari pihak yang
bertransaksi, baik melalui kata-kata, tulisan, tindakan, atau isyarat. Oleh
karena itu, keridhaan harus ditunjukkan melalui pernyataan ijab dan
qabul. Sementara persetujuan secara ridha untuk melakukan ijab dan
qabul hanya dapat dilakukan oleh orang yang telah memiliki kecakapan
hukum (ahliyyah), yaitu baligh dan berakal.
3. Prinsip Keadilan
Penegasan keadilan dan penghapusan semua bentuk ketidakadilan telah
ditetapkan dalam al-Qur’an sebagai misi utama para Rasul (lihat QS al-
Hadid: 25). Tidak kurang dari seratus ungkapan yang berbeda-beda
1
Rusdan Fakultas and others, ‘Prinsip-Prinsip Dasar Fiqh Muamalah Dan Penerapannya Pada Kegiatan
Perekonomian’, Jurnal El-Hikam, 15.2 (2022), 207–37
<https://ejournal.iainh.ac.id/index.php/elhikam/article/view/237>.
2
dalam al-Qur’an mengandung makna keadilan, baik secara langsung
seperti ungkapan ‘adl, qisth, mizan, atau ekpresi tidak langsung.
4. Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini mengindikasikan bahwa segala bentuk kegiatan dalam
muamalah harus dapat memberikan keuntungan dan manfaat bagi pihak-
pihak yang terlibat. Prinsip ini bertujuan untuk menciptakan kerjasama
antara individu atau pihak-pihak dalam masyarakat dalam rangka saling
memenuhi keperluannya masing-masing guna meraih kesejahteraan
bersama.
5. Prinsip Tolong Menolong/ Ta’awun
Prinsip Ta’awun atau tolong menolong mewajibkan seluruh Muslim
untuk tolong menolong dan membuat kemitraan dalam setiap kegiatan
muamalah. Dalam konteks ini, perlu dibangun kemitraan yang
berorientasi pada startegi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih
dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan
prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan.
6. Prinsip Tertulis
Dalam al-Qur’an Surat al-Baqarah [2]: 282-283, disebutkan bahwa Allah
SWT., menganjurkan kepada manusia hendaknya suatu perikatan
dilakukan secara tertulis, dihadiri oleh saksi-saksi, dan diberikan
tanggungjawab individu yang melakukan perikatan dan yang menjadi
saksi. Selain itu, dianjurkan pula bahwa apabila suatu perikatan
diaksanakan tidak secara tunai, maka dapat dipegang suatu benda
sebagai jaminannya. Adanya tulisan, saksi, dan/ atau benda jaminan ini
menjadi alat bukti atas terjadinya perikatan tersebut.

B. Prinsip-prinsip Muamalah Dalam Hukum Perbankan


Menurut pasal 3 Undang-undang No. 7 Tahun 1992, fungsi utama
perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.
Dari bunyi pasal di atas, ada dua pihak yang sangat berkepentingan dalam operasinal
perbankan, yaitu pihak bank sebagai penerima dan penyalur dana masyarakat; dan
pihak masyarakat sebagai nasabah yang menabung (menyimpan) dana dan menerima
kredit. Artinya, antara pihak bank dan masyarakat adalah sama dan sebangun.
Namun pasal-pasal yang muncul dalam perundang-undangan perbankan lebih
3
banyak membicarakan dan memproteksi pihak bank.
Sementara masyarakat tidak banyak dibicarakan, kecuali ketika
menyangkut kepentingan bank. Umpamanya dalam pasal 1 ayat 13 Undangundang
No. 7 Tahun 1992 disebutkan “Penitipan adalah penyimpanan harta berdasarkan
kontrak antara Bank Umum dengan penitip yang di dalamnya ditentukan bahwa
Bank Umum yang bersangkutan melakukan penyimpanan harta tanpa mempunyai
hak kepemilikan atas harta tersebut”. Kepentingan bank di situ adalah mendapatkan
order penitipan, sementara perlindungan kepada nasabah adalah pernyataan bahwa
bank tidak mempunyai hak kepemilikan terhadap harta titipan tersebut.
Prinsip-prinsip muamalah, adalah nilai-nilai yang mengandung
perlindungan terhadap pihak-pihak yang melakukan transaksi, terutama tentang hak
dan kewajiban masing-masing pihak dalam suatu transaksi. Sebagai pihak yang
selalu melakukan transaksi, perbankan mestilah mengakomodasi prinsipprinsip
muamalah. Sejauh mana prinsip-prinsip muamalah terimplementasi dalam
operasional perbankan, akan dicoba melihatnya dalam hukum perbankan di
Indonesia, yaitu Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998; dan Undang-undang No.
23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, sebagaimana juga telah diubah dengan
Undang-undang No. 3 Tahun 2004.2

BAB III
PENUTUP
2
Prinsip-prinsip Muamalah D A N Inplementasinya, ‘Prinsip-Prinsip Muamalah Dan Inplementasinya Dalam
Hukum Perbankan Indonesia’, XIII.1 (2013), 192–205.
4
Kesimpulan

Saran

Daftar Pustaka

Fakultas, Rusdan, Ekonomi Islam, Iai Nurul, Hakim Kediri Lombok, and Barat Ntb,
5
‘Prinsip-Prinsip Dasar Fiqh Muamalah Dan Penerapannya Pada Kegiatan
Perekonomian’, Jurnal El-Hikam, 15.2 (2022), 207–37
<https://ejournal.iainh.ac.id/index.php/elhikam/article/view/237>
Inplementasinya, Prinsip-prinsip Muamalah D A N, ‘Prinsip-Prinsip Muamalah Dan
Inplementasinya Dalam Hukum Perbankan Indonesia’, XIII.1 (2013), 192–205

Anda mungkin juga menyukai