FIQIH MUAMALAH
OLEH:
KELOMPOK 7
MOHD. ADHIIM (231010709)
NADILLA ULVA (231010279
M. NABIL YAVI (231010407)
2023
i
Daftar isi
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 1
BAB I .................................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 2
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 2
B. Rumusan masalah .................................................................................................. 3
C. Tujuan masalah ...................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 4
A. Pengertian dan Ruang Lingkup dari Muamalah................................................... 4
B. Konsep Halal dan Haram dalam Islam.................................................................. 5
C. Kaidah Hukum Asal Segala Sesuatu adalah Mubah ............................................. 6
D. Prinsip-Prinsip Dasar dalam Muamalah Islam ..................................................... 7
E. Kedudukan Fiqih Muamalah dalam Islam ............................................................ 8
BAB III .............................................................................................................................. 10
PENUTUP ......................................................................................................................... 10
Kesimpulan ................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah
ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad Saw.
Makalah ini berisikan tentang Fiqih Muamalah. Diharapkan Makalah ini
dapat memberikan informasi dan menambah wawasan kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makalah ini fokus pada enam materi utama: pengertian dan ruang lingkup
fiqih muamalah, konsep halal dan haram dalam Islam, kaidah hukum asal segala
sesuatu adalah mubah, prinsip-prinsip dasar dalam muamalah Islam, kedudukan
fiqh muamalah dalam Islam, dan etika dalam bermuamalah. Penggalian
mendalam terhadap aspek-aspek ini diharapkan memberikan pandangan
komprehensif tentang fiqih Muamalah dan relevansinya dalam membentuk nilai
ekonomi Islam yang berkelanjutan.
2
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dan ruang lingkup dari muamalah ?
2. Apa konsep halal dan haram dalam islam ?
3. Apa itu kaidah hukum asal segala sesuatu adalah mubah ?
4. Apa prinsip-prinsip dasar dalam muamalah Islam ?
5. Apa kedudukan fiqih muamalah dalam Islam
6. Bagaimana etika dalam bermuamalah ?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengerahui pengertian dan ruang lingkup dari muamalah
2. Untuk mengetahui konsep halal dan haram dalam islam
3. Untuk mengetahui kaidah hukum asal segala sesuatu adalah mubah
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam muamalah Islam
5. Untuk mengetahui kedudukan fiqih muamalah dalam Islam
6. Untuk mengetahui etika dalam bermuamalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Menurut Hudhari Beik, muamalah adalah semua akad yang
membolehkan manusia saling menukar manfaat.
Menurut Idris Ahmad, muamalah adalah aturan-aturan Allah yang
mengatur hubungan manusia dalam usahanya untuk mendapatkan alat-
alat kebutuhan jasmaniahnya dengan cara yang sebaik-baiknya..
Kata halal berasal dari bahasa Arab halla, yahillu, hillan, wahalalan
yang artinya diperbolehkan menurut hukum Islam. Halal adalah sesuatu yang
diwajibkan, tidak terikat pada larangan, dan diperbolehkan menurut syariah
untuk melakukannya. Halal juga diartikan sebagai sesuatu yang harus, yang
diperbolehkan menurut syariah. Sedangkan haram berasal dari kata Arab
harama, haram adalah sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT dan merupakan
kebalikan dari kata halal. Menurut al Qaradawi, istilah haram adalah sesuatu
yang dilarang syariah untuk dilakukan dengan larangan yang tegas, yaitu
5
berupa peringatan bahwa siapa pun yang melanggar larangan tersebut akan
mendatangkan siksa Allah SWT.
Dalam muamalah, konsep halal dan haram dalam agama Islam
mencakup pedoman etika dan hukum yang mengatur transaksi ekonomi dan
interaksi sosial. Contoh halal dalam muamalah melibatkan transaksi yang adil
dan jelas, penggunaan uang secara sah, investasi tanpa riba, serta dukungan
terhadap keadilan sosial melalui zakat dan infak.
Sebaliknya, contoh haram dalam muamalah mencakup transaksi riba,
perjudian, penipuan, investasi dalam bisnis yang melibatkan barang atau jasa
yang haram, pengambilan keuntungan yang tidak sesuai dengan keadilan, dan
praktik suap atau rasuah. Konsep halal dan haram dalam muamalah bertujuan
menciptakan tatanan ekonomi yang adil, bersih, dan sesuai dengan nilai-nilai
Islam, membimbing umat Islam untuk menjalankan aktivitas ekonomi dengan
integritas dan kepatuhan terhadap ajaran agama.
6
penerapannya termasuk dalam jual beli, sewa menyewa, dan semisalnya,
dimana hukum asalnya adalah halal dan diperbolehkan kecuali ada dalil yang
melarangnya
7
berbuat adil dalam muamalah dan akad sehingga masyarakat terhindar dari
kerusakan sosial dan mental. Serta membelanjakannya dalam hal yang di
izinkan secara syari
Prinsip ketujuh adalah haramnya riba dan mendapatkan harta dengan
cara batil. Keharaman riba dikarenakan penguasaan hak orang lain tanpa cara
yang benar dan dilarangnya mengambil harta dengan cara batil karena
menimbulkan permusuhan dan kebencian didalam masyarakat.
Prinsip kedelapan adalah proposional dan adil dalam pedistribusian.
Seorang muslim dilarang berlebihan dalam penggunaan hartamya, tepat guna
dan tepat sasaran serta jauh dari sikap ifroth (berlebihan) atau
tafrith(menyepelekan).
Prinsip kesembilan adalah jujur dan amanah dalam transaksi
muamalah. Sikap jujur dan amanah ini implementasi adalah tidak mengambil
haknya melebihi apa yang seharusnya dan tidak mengurangi hak orang lain
dari porsi yang seharusnya.
Prinsip kesepuluh adalah intervensi negara dalam menciptakan
keseimbangan distribusi sumber daya (resources). Islam melarang terpusatnya
kekayaan pada sebagian orang kaya saja sehingga masyarakat luas terhalang
untuk menikmati emanfaatan dan kemaslahatannya.
Prinsip kesebelas adalah berta’awun dengan sesama dalam muamalah.
Sehngga harta harta menjadi unsur kebaikan yang dirasakan maslahatnya
untuk semua.
8
tidak hanya menafsirkan ajaran Islam, tetapi juga mengaplikasikannya dalam
berbagai konteks sosial dan ekonomi.
Aturan-aturan ekonomi Islam yang termuat dalam fiqh muamalah
mengatur transaksi keuangan agar sejalan dengan prinsip-prinsip syariah,
menjauhkan dari praktik riba dan perdagangan yang tidak jelas. Lebih dari
sekadar pengatur transaksi, fiqh muamalah turut membentuk karakter individu
Muslim dengan menekankan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan
kerjasama.
Dengan demikian, fiqh muamalah tidak hanya merinci tata cara
bertransaksi, melainkan juga memainkan peran penting dalam membentuk
masyarakat yang diatur oleh nilai-nilai Islam, menginspirasi keseimbangan,
keadilan, dan kesejahteraan dalam kehidupan berkelompok. Sebagai landasan
hukum Islam, fiqh muamalah menjadi bagian integral dari kehidupan umat
Muslim, memastikan keselarasan antara prinsip-prinsip agama dan realitas
kehidupan sehari-hari.
9
Etika muamalah juga mencakup menjaga kehormatan dan martabat
sesama, serta upaya pencegahan kerugian bagi individu dan masyarakat.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip etika ini, individu Muslim diharapkan
mampu menciptakan lingkungan sosial dan ekonomi yang sesuai dengan
nilai-nilai Islam, mencerminkan keseimbangan, keadilan, dan integritas dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
10
dengan bijak. Konsep kepemilikan diarahkan pada pengelolaan yang
bertanggung jawab, diawasi oleh Allah, dan digunakan sebagai sarana untuk
mencapai kemaslahatan bersama. Pentingnya pencatatan transaksi menjadi
landasan untuk mencegah sengketa dan menjaga hak pemiliknya. Prinsip
tentang mencari harta dengan cara halal dan distribusinya yang proposional
menekankan adil dan berkeadilan. Larangan riba dan mendapatkan harta
dengan cara yang tidak benar menegaskan pentingnya integritas dan moralitas
dalam muamalah. Jujur, amanah, dan berta’awun dengan sesama menjadi
landasan untuk menciptakan lingkungan sosial dan ekonomi yang seimbang,
adil, dan bermanfaat bagi semua.
5. Kedudukan fiqih muamalah sangat vital, memberikan arahan dalam transaksi
ekonomi, perkawinan, dan interaksi sosial sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah. Etika dalam bermuamalah, yang menekankan nilai-nilai seperti
keadilan, kejujuran, dan tanggung jawab, membentuk dasar perilaku dalam
interaksi sosial dan ekonomi..
11
DAFTAR PUSTAKA
Khoujah, Izzuddin Muhammad. 1414 H. “Al Mabaadi’ wa al Qiyam al Islamiyah fi
al Muamalaat al Maaliyah”, cet 1, Majmu’ah dallah al barokah li idaroh at-
tathwir wa al buhuts.
Al-Jauziyyah, Ibnu al-Qayyim. tahun 1996. “I'lam al-Muwaqqi'in”, Dar al Kutub al-
Ilmiyyah, Beirut.
Al Humaizi, Fahd bin Muhammad. “Masaail al-Haditsah fiqih al Mua’malat”.
Syahhatah, Husein. 2002. “Al-Iltizam bi Dhawabith asy-Syar’iyah fi al Muamalat al-
Maliyah”, Cairo.
Ridwan, Samir Abdul Hamid. 1996 . “Aswaq al-Awraq al-Maliyah” cet III, Cairo.
Fathi Ahmad Abdul Karim, dan Ahmad Muhammad 'Assal. 1977. “An Nizham al-
Iqtishadi fil Islam”, Cairo.
Haroen, Nasrun. 2007. “Fiqih Muamalah”, Gaya Media Pratama, Jakarta.
Suhendi, Hendi. 2007. “Fiqih Muamalah”, Raja Grafindo Persada, Jakar
12
13