Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FIQIH MUAMALAH

MATA KULIAH : USHUL FIQIH

DOSEN PENGAMPU : ALI DARTA, M.A

DISUSUN OLEH:

1. JUNDI HAQONI
2. ADISTY MAYSANDRA
3. RONDI SAPUTRA DARMONO

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
ILMU KOMPUTER
T.A 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul FIQIH MUAMALAH ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
ALI DARTA, M.A pada mata kuliah USHUL FIQIH . Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang FIQIH MUAMALAH bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak ALI DARTA, M.A selaku dosen mata
kuliah USHUL FIQIH yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Medan, 27 Mei 2022

Kelompok 11

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................2

Daftar Isi...............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG........................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH...................................................................4

C. TUJUAN PENULISAN.....................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. FIQIH MUAMALAH.........................................................................5

B. LARANGAN LARANGAN UTAMA DALAM MUAMALAH......7

C. HARTA..............................................................................................9

D. MUAMALAH DALAM INTEGRITAS KEILMUAN ...................11

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN.....................................................................................12

B. SARAN.................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Muamalah merupakan bagian penting dalam kehidupan
mnanusia. islam memberikan aturan-aturan yang global
untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan hidup
manusia yang seiring dengan perkembangan zaman,
berbedanya tempat serta situasi. Karena memang pada
dasarnya alam semesta ini di ciptakan oleh ALLAH SWT
untuk memenuhi kebutuhan manusia, yang mana dalam al-
Qur’an telah di atur hal-hal sedemikian itu. Oleh karena
itu, manusia diharapkan bisa menjalankan semua aturan-
aturan yang telah di atur dalam al-Qur’an.
Persoalan muamalah merupakan persoalan yang
senantiasa actual di tengah-tengah masyarakat, karena ia
berkembang sesuai dengan perkembangan dan peradaban
pengetahuan dan kebutuhan manusia itu sendiri. Dengan
demikian persoaln muamalah suatu hal yang pokok dan
menjadi tujuan penting agama Islam dalam memperbaiki
kehidupan manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
 Apakah pengertian Fiqih Muamalah, Ruang
Lingkup dan Jenis-Jenis Akad?
 Apakah yang merupakan larangan-larangan penting
dalam muamalah ?
 Apakah yang dimasud dengan harta serta
apasajakah pembagian harta itu /
 Bagaimanakah muamalah dalam integrasi
keilmuan?

4
C. TUJUAN PENULISAN
menjawab berbagai rumusan masalh yang telah dibuat
serta membuat para pembaca paham akan rumusan
masalah yang dirumuskan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. FIQIH MUAMALAH
1. Pengertian Fiqih Muamalah
Definisi atau pengertian fiqih muamalah, yaitu hukum-
hukum yang berkaitan dengan tata cara berhubungan
antarsesama manusia, baik hubungan tersebut bersifat
kebendaan maupun dalam bentuk perjanjian terikat. Fiqih
muamalah adalah salah satu pembahasan fiqih yang tidak
berkaitan dengan ibadah, yang artinya fiqih mualamh ini
adalah pembahasan hubungan interpersonal antar sesame
manusia, bukan hubungan vertical manusia dengan
tuhannya ( ibadah mahdhah ). yang termasuk dalam
kegiatan muamalah di antaranya ialah jual beli, sewa
menyewa, utang piutang, dan lain sebagainya.
2. Ruang Lingkup Fiqih Muamalah
Secara garis besar ruang lingkup fikih muamalah
adalah seluruh kegiatan muamalah manusia berdasarkan
hukum-hukum Islam yang berupa peraturan-peraturan
yang berisi perintah atau larangan, seperti wajib, sunah,
haram, makruh, dan mubah. Secara terperinci ruang
lingkup dan pembagian fikih muamalah ini meliputi dua
hal, sebagai berikut.
a) Al-muamalah Al-madiyah
Al-muamalah Al-madiyah, yaitu muamalah yang
mengkaji objek muamalah (bendanya). Dengan
kata lain, al-muamalah al- madiyah adalah aturan
yang ditetapkan syara’ terkait dengan objek benda.

5
Dimaksudkan dengan aturan ini, bahwa dalam
memenuhi kebutuhan yang sifatnya kebendaan,
seperti jual beli (al-bai’), tidak saja ditujukan untuk
mendapatkan keuntungan (profit) semata, tetapi
juga bagaimana dalam aturan mainnya harus
memenuhi aturan jual beli yang ditetapkan syara’.
Yang termasuk ke dalam kategori muamalah ini
adalah Al Ba’i (Jual Beli), Syirkah (perkongsian),
Al Mudharabah (Kerja sama), Rahn (gadai),
Kafalah dan dhaman (jaminan dan tanggungan).,
Utang Piutang, Hiwalah (Pemindahan Utang),
Sewa Menyewa (Ijarah), Upah, Syuf’ah (gugatan),
Qiradh (memberi modal), Ji’alah (sayembara),
Ariyah (pinjam meminjam), Wadi’ah (titipan),
Musyaraqah, Muzara’ah dan mukhabarah, Riba,
Beberapa permasalahan kontemporer (asuransi,
bank, dan lain-lain), Ihyaulmawat, Wakalah.
b) Al-muamalah Al-Adabiyah
yaitu muamalah yang mengkaji bagaimana cara
tukar-menukar benda. Dengan kata lain, al-
muamalah al-adabiyah adalah aturan-aturan syara’
yang berkaitan dengan aktivitas manusia dalam
hidup bermasyarakat, ditinjau dari segi subjeknya,
yaitu mukalaf/manusia. Hal ini mengacu kepada
bagaimana seseorang dalam melakukan akad atau
ijab kabul. Apakah dengan rela sama rela (‘an
taradlin minkum) atau terpaksa, ada unsur dusta
dan sebagainya. Pembagian atau pem- bedaan
tersebut ada pada dataran teoretis saja, karena
dalam praktiknya antara keduanya tidak dapat
dipisahkan.
3. Jenis Jenis Akad
Hukum akad syariah merupakan produk hukum hasil
pengembangan dari teori akad-akad yang terdapat dalam
6
fikih muamalah. Dalam fikih muamalah, pembagian akad
dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, di antaranya
sebagai berikut ;
1. Ditinjau dari disyariatkan atau tidaknya, akad
dibedakan menjadi dua, yaitu akad masyru’ah adalah akad-
akad yang dibenarkan oleh syara’ dan akad mamnu’ah
adalah akad yang dilarang karena bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariat.
2. Ditinjau dari tingkat keabsahannya, akad terbagi
menjadi sahih dan ghairu sahih. Akad sahih adalah akad
yang memenuhi rukun dan syarat yang telah ditetapkan
oleh hukum syara’. Akad sahih berlaku bagi seluruh akibat
hukum yang ditimbulkan dan bersifat mengikat bagi
masing-masing pihak yang menggunakannya dalam
penyusunan akad, sedangkan akad ghairu sahih merupakan
akad yang tidak sah karena belum memenuhi rukun dan
syarat yang telah ditetapkan oleh hukum syara’.
3. Ditinjau dari bernama dan tidak bernama, akad terbagi
menjadi akad musammah dan ghairu musammah. Dalam
fikih muamalah yang dimaksudkan dengan akad
musammah adalah akad yang telah disebutkan oleh syara’
dengan nama tertentu beserta ketentuan hukumnya.
Misalnya al-ba’i, mudlarabah, ijarah, ariyah, qard, dan
lain-lain. Sedangkan akad ghairu musammah adalah akad
yang secara langsung tidak disebutkan nama dan ketentuan
hukumnya oleh syara’. Namun, berlakunya akad tersebut
harus tetap mengacu pada prinsip-prinsip akad yang telah
ditetapkan oleh syara’.
4. Ditinjau dari bentuk objeknya akad terbagi menjadi
‘ainiyah dan ghairu ‘ainiyah. Akad ‘ainiyah, yaitu akad
yang objeknya berupa benda berwujud. Oleh karena itu,
hukum asalnya adalah mubah selama tidak ada dalil-dalil
yang mengharamkannya. Adapun akad ghairu ‘ainiyah,

7
yaitu akad yang kesempurnaannya bergantung pada objek
perbuatan seseorang untuk melaksanakan akad.

B. LARANGAN LARANGAN UTAMA DALAM


MUAMALAH
Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari yang bersifat
Mualamah, kita tidak boleh melanggar prinsip-prinsip
syariah islam. agar tidak melanggar kaidah, maka kita
perlu memahami hal-hal yang dilarang(haram). Baik dari
caranya atau dari zatnya. cara-cara yang dilarang dalam
muamalah antara lain adalaha:
1.Tadlis(Penipuan)
Dalam Transaksi keuangan secara syariah sangat
mengutamakan kejujuran. karena itu Tadlis yang artinya
Penipuan oleh salah satu pihak termasuk hal yang dilarang.
contoh pedagang mencampur barang yang cacat atau rusak
dengan barang yang berkualitas.
2.Tagrir (Gharar) (Ketidak Pastian Transaksi)
Hal ini terjadi karena pihak-pihak yang bertransaksi
tidak tahu pasti ketentuan-ketentuan dalam transaksi.
dalam transkasi jual beli harus jelas ketentuan-ketentuan
seperti ;.Harga, kualitas, kuantitas, waktu penyerahan
contoh ; Pembelian hasil pertanian dengan sistem ijon
3.Riba
Adalah tambahan dari harta pokok atau modal secara
batil. Ada tiga jenis Riba
a) Riba Fadl
Adalah kelebihan pinjaman yang dibayar dalam bentuk
segala jenis, berbentuk pembayaran tambahan oleh
peminjam kepada kreditur dalam bentuk penukaran barang
yang jenisnya sama.Misalnya ; bersa denagn beras, emas
dengan emas.(yang berbeda kualistas)
b) Riba Nasiah

8
Adalah tambahan yang dikenakan oleh pemberi
pinjaman kepada peminjam yang tidak membayar
pinjamannya pada waktu yang telah ditentukan. biasanya
semakin lama keterlambatan akan semakin besar tambahan
yang dikenakan. misalnya; Bunga Pinjaman.
c)Riba Jahiliyah
Adalah tambahan yang dikenakan pada transaksi yang
sifatnya tabarru(non komersial).Misalnya: meminjamkan
uang untuk menolong namun pada saat menagih meminta
tambahan.
4.Ikhtikar
Adalah upaya produsen menciptakan kelangkaan
barang dipasar supaya naik harganya. hal ini memanipulasi
persediaan ini dilakukan dengan cara menimbun barang
atau mencegah supplier lain
masuk ke pasar. misalnya ; penimbunan BBM atau
sembako
5.Bay'Najasy (menciptakan permintaan palsu)
Adalah upaya memanipulasi permintaan seolah-olah
banyak permintaan sehingga harga barang menjadi naik.
permintaan palsu ini direkayasa oleh penjual sendiri untuk
mengambil keuntungan lebih, misalnya ; penjualan dengan
antrian palsu barang seolah-olah habis dan harga naik.
6.Risywah (suap)
Adalah suatu pemberian yang bertujuan untuk
mengambil sesuatu yang bukan haknya. Dalam risywah
atau suap ini pihak penyuap memberikan sesuatu kepada
pihak penerima suap agar dia memperoleh apa yang
sebenrnya bukan hak nya, misalnya ; menyuap agen
asuransi/investasi untuk melancakan money laundring

C. HARTA
1. Pengertian Harta

9
Harta dalam bahasa Arab disebut al-Mal, berasal dari
kata “mala” yang secara etimologi berarti condong,
cenderung, miring atau berpaling dari tengah ke salah satu
sisi, dan al-mal diartikan sebagai segala sesuatu yang
menyenangkan manusia dan mereka pelihara, baik dalam
bentuk materi maupun dalam bentuk manfaat. Dalam
kamus Lisan al-Arab dijelaskan bahwa kata al-Mal adalah
sesuatu yang sudah dipahami orang bahwa itu adalah harta,
yaitu setiap yang kamu miliki dari segala sesuatu.
Sedangkan Harta merupakan suatu kebutuhan dan beredar
dalam kehidupan yang juga sebagai media untuk
kehidupan di akhirat. Di antara ayat Alqur’anyang
menyatakan bahwa harta merupakan salah satu perhiasan
dunia dapat kita pahami dalam surat al-Kahfi (QS.18:46)
yang artinya : “harta dan anak adalah perhiasan kehidupan
dunia.”
2. Pembagian Harta
Pembagian harta ini para ulama telah
mengelompokkannya kepada beberapa bagian yang
ditinjau dari beberapa segi dengan ciri-ciri khusus dan
akibat hukum tersendiri.
1. Ditinjau dari segi kebolehan pemanfaatannya menurut
syara’, harta dibagi kepada:
a). Mutaqawwim (bernilai) Mustafa Syalabi
mendefinisikan harta mutaqawwim adalah sesuatu yang
dapat dikuasai dan dibolehkan syara’ mengambil
manfaatnya.
b). Ghairu Mutaqawwim (tidak bernilai) Ghairu
Mutaqawwim yaitu sesuatu yang tidak dibolehkan syara’
mengambil manfaatnya, seperti babi, anjing dan khamar.
Pembagian harta kepada mutaqawwim dan ghairu

D. MUAMALAH DALAM TINJAUAN INTEGRASI


KEILMUAN
10
Penerapan muamalah dalam integrasi keilmuan dapat
diterapkan dalam bernagai jenis ilmu misalnya, penerapan
teknolgi dalam pelayanan dan manajemen usaha serta
persaingan pasar tradisional dan pasar modern
1. Dampak penerapan teknologi dalam pelayanan dan
manajemen usaha.
jika menerapkan prinsip-prinsip pada muamalah dan
tidak mengerjakan laranagn dalam muamlah penerapan
ilmu ini dapat memiliki dampak positif seperti
a) Pertumbuhan ekomomi semakin tinggi
b) Produktivitas Dunia Industri mengalami Peningkatan
c)kemudahan Pemasaran Bisnis
2. Persaingan Pasar tradisional dan pasar Modern
Tinjauan hukum Islam tentang praktik persaingan usaha
pada pasar modern dan tradisional adalah diperbolehkan
(mubah), karena telah sesuai dengan persaingan usaha
dalam ekonomi Islam dan etika bisnis dalam Islam. Praktik
persaingan usaha yang dilakukan oleh pasar modern sesuai
dengan syariat Islam. Tidak adanya kemudharatan dan
tidak mengandung unsur-unsur yang dilarang oleh hukum
Islam.

11
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Definisi atau pengertian fiqih muamalah, yaitu hukum-
hukum yang berkaitan dengan tata cara berhubungan
antarsesama manusia, baik hubungan tersebut bersifat
kebendaan maupun dalam bentuk perjanjian terikat.
Secara garis besar ruang lingkup fikih muamalah
adalah seluruh kegiatan muamalah manusia berdasarkan
hukum-hukum Islam yang berupa peraturan-peraturan
yang berisi perintah atau larangan, seperti wajib, sunah,
haram, makruh, dan mubah. Dalam fikih muamalah,
pembagian akad dapat dilakukan melalui berbagai
pendekatan.
Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari yang bersifat
Mualamah, kita tidak boleh melanggar prinsip-prinsip
syariah islam. agar tidak melanggar kaidah, maka kita
perlu memahami hal-hal yang dilarang(haram). Baik dari
caranya atau dari zatnya.

B. SARAN
Sebagai pembaca yang baik alangkah baiknya membaca
makalah ini dengan seksama, dan apabila kurang mengerti

12
dipersilahkan untuk mencari dari berbagai sumber lain.
Dan apa bila ingin memberikan kritik dan saran alangkah
baiknya diberikan dengan cara yang sopan, dan apabila
ingin memberi pertanyaa, sebaiknya memberi pertanyaan
yang tidak menyusahkan pemakalah.

DAFTAR ISI

https://www.merdeka.com/jateng/pengertian-muamalah-beserta-jenis-dan-tujuannya-yang-
perlu-diketahui-kln.html

Fikih Muamalah (reading copy).pdf (uinsgd.ac.id)

FIQH MUAMALAH KONTEMPORER.pdf (uinsu.ac.id)

Inilah 5 Dampak Positif Kemajuan Iptek Dalam Bidang Ekonomi - oyimedia

324206692.pdf (core.ac.uk)

13

Anda mungkin juga menyukai