Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Konsep Dasar Fiqh Muamalah dan Fiqh Muamalah Kontemporer”

Dosen Pengampu :
Khairiyah Elwardah, M.Ag

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Inna Rampasi 2111130070
2. Rizky Riyandi Ramadhan 2111130067
3. Winda Ainurrahmi 2111130072

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH


JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
TAHUN
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh


Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehaddirat Allah SWT. Atas berkat dan
rahmatnya sehingga penulis bias menyelesaikan makalah ini. Ucapan terimakasih juga penulis
sampaikan kepada Bapak Andi Cahyono, ME selaku dosen pengampu mata kuliah Keuangan
Publik Islam yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan masalah ini.
Penulis menyadari tentu banyak kekurangan dan kesalahan di dalam makalah ini, maka
dari itu penulis meminta saran kepada pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi
kedepannya. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Terimakasih,
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Bengkulu, 03 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Fiqh............................................................................................6
B. Pengertian Muamalah...................................................................................6
C. Pengertian Fiqh Muamalah..........................................................................6
D. Pengertian Fiqh Muamalah Kontemporer....................................................7
E. Pembagian Muamalah..................................................................................7
F. Ruang Lingkup Muamalah.........................................................................10
G. Dasar Hukum Fiqh Muamalah...................................................................10
H. Perbedaan Fiqh Muamalah dan Fiqh Ibadah..............................................11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran...........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pentingnya pengetahuan dalam memahami dan mengenal aturan-aturan dasar serta
implementasi transaksi-transaksi yang sesuai dengan prinsipprinsip syariah. Dalam menilai
legalitas suatu transaksi, seseorang harus beranjak dari pemahaman yang benar dan detail
tentang dasar-dasar fikih muamalah. Pemahaman yang tidak tepat berdampak pada kerancuan
analisis dan simpulan atas hukum suatu akad. Makalah ini juga ditujukan untuk semua
kalangan muslim dalam rangka untuk menjaga diri dan komunitas dari praktik-praktik
ekonomi yang bertentangan dengan prinsip syariah.
Secara umum, fiqh dapat dipahami sebagai sebuah aturan main dalam kehidupan yang
berporos pada Al-Qur‟an dan al-Hadis. Meskipun sebagai sebuah formulasi hukum, ia
merupakan produk ijtihad seorang mujtahid. Ia berisi kewajiban-kewajiban yang diyakini dari
Tuhan untuk umat manusia agar manusia dapat berprilaku positif. Ketundukan manusia
terhadap fiqh ini akan menjadi indikasi “kesalehan manusia” baik di hadapan Tuhannya
maupun di tengahtengah kehidupan manusia.
Sebagai sebuah aturan, fiqh mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya dan juga
mengatur hubungan manusia dengan sesama bahkan dengan alam sekitarnya. Dua fungsi ini
meniscayakan fiqh secara global terpetakan menjadi dua yaitu pertama fiqh Ibadah yang lebih
menekankan pada aspek kesalehan individual, kedua fiqh muamalah yang lebih menekankan
pada aspek kesalehan sosial. Pada macam pertama, fiqh mengantarkan manusia untuk dapat
berhubungan baik dengan Sang Maha Pencipta. Sedangkan pada macam yang kedua
mengantarkan manusia untuk menjalin hubungan baik kepada sesamanya. Fiqh muamalah
yang mempunyai pengertian seperti ini di kalangan Ulama‟ fiqh dikenal sebagai fiqh
muamalah dalam pengertian luas yang di dalamnya mencakup fiqh mawaris, fiqh jinayah,
fiqh siyasah dll.
Sedangkan pada pengertian yang lebih sempit, fiqh Muamalah diterjemahkan sebagai
peraturan yang menyangkut hubungan kebendaan. Dalam pengertian ini, ia hanya berisi
pembicaraan tentang hak manusia dalam hubungannya satu sama lain, seperti akad, jual beli,
riba, garar, maisir, jual beli salam dan istishna‟, ijarah, qardh, hawalah, rahn, mudharabah,
wadi‟ah dan sebagainya.

4
Oleh karena itu penulis menyusun makalah ini karena mengingat pemahaman terhadap
fiqh muamalah sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Di samping itu juga fiqh
muamalah sebagai sebuah disiplin ilmu akan terus berkembang mengikuti perkembangan
manusia dan umat Islam itu sendiri khususnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Fiqh Muamalah ?
2. Apa Pengertian Fiqh Muamalah Kontemporer ?
3. Apa Saja ruang lingkup fiqh muamalah ?
4. Apa Perbedaan fiqh muamalah dengan fiqh ibadah ?

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fiqh
Kata fiqih berasal dari kata arab al-fiqh berarti mengerti, tahu atau paham. Sedangkan
menurut istilah, fiqih dipakai dalam dua arti: dalam arti ilmu hukum (jusiprudence) dan dalam
arti hukum itu sendiri (law). Dalam arti pertama, fiqih adalah ilmu hukum islam, yaitu suatu
cabang studi yang mengkaji norma-norma syariah dalam kaitannya dengan tingkah laku
konkret manusia. Dalam pengertian kedua, fiqih adalah hukum Islam itu sendiri, yaitu
kumpulan norma-norma atau hukumhukum syara’ yang mengatur tingkah laku manusia, baik
hukum-hukum itu ditetapkan langsung di dalam Al-Qur‟an dan Sunnah Nabi Muhammad
SAW maupun yang merupakan hasil ijtihad, yaitu interpretasi dan penjabaran oleh para ahli
hukum Islam (fuqaha) terhadap kedua sumber tersebut. 1
Ibnu khaldun menjelaskan bahwa pengetahuan tentang hukum-hukum Allah swt. tentang
amal perbuatan manusia dalam term kewajiban, larangan, anjuran, makruh dan mubah yang
didapatkan dari al-Qur`an dan hadis serta dalil-dalil lainnya sehingga ketika lahir konklusi
hukum atas sebuah perbuatan berdasarkan dalil maka itulah fikih.
B. Pengertian Muamalah
Adapun Kata Muamalah berasal dari bahasa arab diambil dari kata (‫( العمل‬yang
merupakan kata umum untuk semua perbuatan yang dikehendaki mukallaf. Kata ini
menggambarkan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan seseorang atau
beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan masing-masing. Sedangkan Fiqih Muamalah
secara terminologi didefinisikan sebagai hukum-hukum yang berkaitan dengan tindakan
hukum manusia dalam persoalan-persoalan keduniaan. Misalnya dalam persoalan jual beli,
hutang-piutang, kerjasama dagang, perserikatan, kerjasama dalam penggarapan tanah, sewa-
menyewa dan lain-lain.
C. Pengertian Fiqh Muamalah
Fikih muamalah secara bahasa terdiri dari dua kata, fikih dan muamalah. Kedua kata ini
harus dibedah masing-masing dari sisi etimologi dan terminologi sebelum masuk ke dalam
pengertiannya secara majemuk.
Fiqih Muamalah adalah pengetahuan tentang kegiatan atau transaksi yang berdasarkan
hukumhukum syariat, mengenai perilaku manusia dalam kehidupannya yang diperoleh dari

1
H Syaikhu, Fikih Muamalah Memahami KOnsep Dan Dialetika Kontemporer (Banjarmasin: K-media, 2020).

6
dalil-dalil Islam secara rinci. Sehingga Fiqih Muamalah adalah keseluruhan kegiatan
muamalah manusia berdasarkan hukumhukum Islam yang berupa peraturan-peraturan yang
berisi perintah atau larangan seperti wajib, sunah, haram, makruh dan mubah. Hukum-hukum
fiqih terdiri dari hukum-hukum yang menyangkut urusan Ibadah dalam kaitannya dengan
hubungan vertikal antara manusia dengan Allah dan urusan muamalah dalam kaitannya
dengan hubungan horizontal antara manusia dengan manusia lainnya.
D. Pengertian Fiqh Muamalah Kontemporer
Fiqh Muamalah Kontemporer adalah suatu ilmu yang membahas mengenai aturan Allah
SWT. Yang wajib untuk ditaati dan mengattur hubungan antarsesama manusia dalam
kaitannya ddengan kehartabendaan dalam bentuk transaksi-transaksi modern atau kekinian.
Atau dengan kata lain, fiqh muamalah kontemporer adalah Fiqh muamalah yang membahas
muamalah yang terjadi pada masa kini yang belum pernah terjadi pada masa rasulullah.
Fiqh Muamalah kontemporer memberikan solusi terhadap banyaknya transaksi-transaksi
yang terus berkembang seiring dengan canggihnya perkembangan teknologi dari masa ke
masa.
E. Pembagian Muamalah

Ibnu Abidin membagi muamalah dalam arti luas sehingga muamalah terdiri dari lima
bagian, yaitu:
a. Mu’āwaḍah mālīyah (transaksi keuangan)
b. Munākahāt (hukum pernikahan)
c. Mukhāṣamāt (pertikaian)
d. Amānāt
e. Tirkah (warisan)2

Muhammad Ustman Syabir membagi mu’āmalah mālīyah berdasarkan karakteristiknya


menjadi beberapa bagian sebagai berikut,
1. Mu’āwaḍah (tukar-menukar)
Mu’āwaḍah )‫) معاوضة‬secara bahasa berasal dari kata ‘iwaḍ (ganti) yaitu
mengganti atau menukar sesuatu karena menerima sesuatu yang lain. Dalam istilah,
mu’āwaḍah adalah pertukaran dua benda atau penyerahan kadar dan ukuran yang selaras

2
Rahmat Hidayat, Fikih Muamalah Teori Dan Prinsip Hukum Ekonomi Syariah (Medan: CV Tungga Esti, 2022).

7
dari setiap pihak karena mendapat sesuatu dari pihak yang lain. Contoh dari mu’āwaḍah
adalah jual beli di mana ada pertukaran benda dengan benda. Selain itu, ada akad sewa di
mana di dalamnya ada pertukaran benda atau alat tukar dengan manfaat.
2. Tabarru’
Secara bahasa, tabarru’ )‫) تريع‬adalah melakukan perbuatan sukarela tanpa
mengharapkan imbalan. Sedangkan menurut istilah, tabarru’ adalah pemberian seseorang,
baik berupa harta maupun manfaat, kepada pihak lain tanpa adanya kompensasi.
Mayoritas akad ini ditujukan untuk perbuatan sosial dan amal kebaikan. Dari sisi
perpindahan kepemilikan, akad tabarru’ memiliki persamaan dengan mu’āwaḍah. Dalam
kedua akad tersebut barang yang diserahkan menjadi milik penerima walaupun dalam
mu’āwaḍah penyerahan barang atau manfaat diiringi dengan penerimaan nilai yang
sesuai. Contoh dari tabarru’ adalah akad hibah, wasiat, wakaf, dan i’ārah. Akad-akad
tersebut memiliki satu persamaan yaitu memberikan harta atau manfaat kepada pihak lain
tanpa adanya kompensasi atas apa yang diberikannya.
3. Isqāt (pembatalan/pengguguran)
Dari sisi bahasa, isqāt )‫) إسقاط‬berarti inzāl atau iqā` yang berarti menjatuhkan atau
menggugurkan, baik untuk hal yang bersifat materi atau immateri. Secara istilah, isqāt
berarti menggugurkan kepemilikan atau hak si pemilik atau orang yang berhak.
Pengertian ini menunjukkan bahwa isqāt berlaku pada kepemilikan dan hak. Contoh isqāt
antara lain adalah perceraian, memerdekakan budak, syuf’ah, penghapusan utang, dan
lain sebagainya. Imam Sarkhasy berkata bahwa isqāt tanpa ganti rugi sama dengan
tabarru’ yang memindahkan kepemilikan tanpa ganti rugi.
4. Iṭlāq
Secara bahasa iṭlāq )‫) إطالق‬memiliki arti izin, membebaskan, melepaskan, atau
tanpa ikatan. Sedangkan pengertian iṭlāq adalah memberikan izin atau membebaskan
seseorang untuk melakukan sesuatu yang sebelumnya dia tidak mempunyai hak untuk
melakukan tindakan atau perbuatan tersebut. Pada prinsipnya, seseorang hanya boleh
melakukan sesuatu atas nama dirinya atau atas benda atau manfaat yang menjadi
miliknya. Seseorang tidak boleh melakukan suatu tindakan apapun atas barang, manfaat
maupun hak yang bukan miliknya. Akan tetapi, pada pratiknya, manusia terkadang tidak
dapat melakukan beberapa urusan secara pribadi atau langsung. Dia membutuhkan orang

8
lain untuk menggantikan posisinya. Contoh iṭlāq adalah akad wakālah atau perwakilan, di
mana seseorang memberikan izin kepada orang lain untuk menggantikan posisinya sesuai
dengan kesepakatan.
5. Taqyīd
Taqyīd )‫) تقييد‬dalam bahasa berarti mengikat, membatasi atau menghalangi.
Sedangkan dalam terminologi, taqyīd berarti membatasi atau menghilangkan izin bagi
pihak yang sebelumnya mendapat izin untuk melakukan suatu perbuatan. Taqyīd
merupakan kebalikan dari iṭlāq. Contoh dari taqyīd adalah penghentian wakālah,
pemberhentian hakim, nadzir wakaf dan lain sebagainya. Selain itu, hajr juga merupakan
contoh dari taqyīd di mana seseorang dibatasi haknya karena suatu alasan seperti orang
gila yang dikarantina.
6. Musyārakah Secara bahasa, musyārakah )‫) مشاركة‬adalah perkongsian atau perserikatan dan
dapat juga dikatakan dengan pencampuran harta dari pemilik yang berbeda. Dalam
terminologi, musyārakah berarti percampuran dua porsi atau lebih dari beberapa pihak.
Musyārakah atau syirkah merupakan salah satu jenis transaksi yang banyak dilakukan
oleh pengusaha dalam menghasilkan keuntungan. Contoh akad musyārakah adalah
muḍārabah, syirkah, musāqqah dan lain sebagainya.
7. Tauṡīq
Menurut etimologi, tauṡīq )‫) توثيق‬berarti mempercayakan sesuatu atau bersandar
kepada sesuatu. Sedangkan tauṡīq dalam terminologi berarti akad yang memberikan
kepastian bagi debitur atas piutang yang diberikannya akan dibayar dengan adanya
jaminan dari kreditur. Pengertian ini menunjukkan bahwa esensi dari tauṡīq adalah
adanya jaminan, garansi atau asuransi atas hak yang dimiliki seseorang karena tujuan
utama dari akad ini adalah menjaga harta dan hak orang lain. Beberapa contoh tauṡīq
adalah akad gadai, kafālah, dan hawālah.
8. Istihfāẓ
Istihfāẓ )‫) استحفاظ‬menurut bahasa berasal dari kata al-hifẓ yang berarti menjaga.
Sedangkan menurut terminologi, istihfāẓ adalah setiap akad yang terjadi antar dua belah
Pengantar Fikih Muamalah 12 pihak dengan tujuan untuk menitipkan dan menjaga
barang. Istihfāẓ dikenal juga dengan akad amanah karena si penerima barang mendapat

9
amanah orang lain untuk menjaga hartanya. Contoh istihfāẓ adalah akad wadī’ah atau
akad titipan.
F. Ruang Lingkup Muamalah
Ruang lingkup Fiqih Muamalah terdiri dari dua macam:
1. Ruang lingkup Adabiyah yaitu mencakup segala aspek yang berkaitan dengan masalah
adab dan akhlak, seperti ijab dan qabul, saling meridai, tidak ada keterpaksaan, kejujuran
penipuan, pemalsuan, penimbunan dan segala sesuatu yang bersumber dari indra manusia
yang kaitannya dengan harta dalam hidup bermasyarakat.
2. Ruang lingkup Madiyah yaitu mencakup segala aspek yang terkait dengan kebendaan,
yang halal haram & subhat untuk diperjual belikan, benda-benda yang menimbulkan
kemudharatan dan lainlain. Dalam aspek madiyah ini contohnya adalah akad, jual beli,
jual beli salam dan istishna‟, ijarah, qardh, hawalah, rahn, mudharabah, wadi‟ah dan lain-
lain
G. Dasar Hukum Fiqh Muamalah
1. HR. Ibnu Majah dan Thabrani

Diriwayatkan dari Sa`ib, Nabi saw. bersabda, “Dulu pada jaman jahiliyah engkau menjadi

mitraku (dalam berdagang), engkau mitra 21 Rachmat Syafe’i, Fikih Muamalah Maliyah

(Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 15. Pengantar Fikih Muamalah 14 yang paling baik,

engkau tidak mengkhianatiku dan tidak membantahku.” [HR. Ibnu Majah dan Thabrani]

2. QS. An-Nisa Ayat 29

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan

jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka samasuka di

antara kamu.

3. QS. Al-Maidah Ayat 1

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu.

4. QS. Al-Maidah Ayat 8

10
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orangorang yang selalu menegakkan

(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.

H. Perbedaan Fiqh Muamalah dan Fiqh Ibadah


1. Fiqh Ibadah : yaitu segala perbuatan yang dikerjakan untuk mendekatkan diri kepada
Allah, seperti: sholat, puasa, zakat dan haji. Segala yang dikerjakan bersifat Ta’abbudi,
oleh karena itu segala hukumnya bersifat tetap dan tidak akan berubah disebabkan
perubahan zaman dan tempat.
2. Fiqh Muamalah : yaitu segala persoalan yang berkaitan dengan perbuatan antar sesama
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya di dunia.
Berkaitan dengan ibadah (hubungan manusia dengan Allah SWT), nabi sangat
berhati-hati dalam memberikan penjelasan, karenanya nabi menjelaskan secara rinci dan
bersifat tauqif yaitu mengikuti petunjuk nabi menurut apa adanya, sedangkan bidang
muamalah tidak tauqif penjelasan nabi, hanya bersifat global dan menyerahkan rincian
pelaksanaannya kepada manusia dengan jalan ijtihad, hal ini mengindikasikan bahwa
persoalan muamalah tidak terikat pada waktu, tempat dan kondisi sosial. 3
Oleh karenanya dalam hal ini Sayyid Sabiq menyatakan: sesungguhnya masalah
aqidah (kepercayaan) dan ibadah tidaklah berubah karena disebabkan berubahnya zaman
dan tempat, karena pengungkapannya diberikan terperinci secara sempurna, dan
dijelaskan dengan nash-nash yang lengkap. Selanjutnya bidang muamalah dalam
pembinaan hukumnya, Alqur’an dan as-Sunnah sebagai sumber hukum dijadikan
pedoman dan ajaran bagi umat manusia untuk berinteraksi, artinya kegiatan muamalah
yang dilakukan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tetap berpedoman
kepada ketentuan nash (Alqur’an dan as-Sunnah).

3
Sri Sudiarti, Fiqh Muamalah Kontemporer (medan: FEBI UINSU, 2018).

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fiqih Muammalah adalah Ilmu pengetahuan yang berisi tentang aturan-aturan
Allah yang wajib ditaati yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam
usahanya untuk mendapatkan alat-alat keperluan jasmaninya serta mengembangkannya
dengan cara yang paling baik.
Ruang lingkup Fiqih Muamalah terdiri dari dua macam: 1. Ruang lingkup
Adabiyah yaitu mencakup segala aspek yang berkaitan dengan masalah adab dan akhlak,
seperti ijab dan qabul, saling meridai, tidak ada keterpaksaan, kejujuran penipuan,
pemalsuan, penimbunan dan segala sesuatu yang bersumber dari indra manusia yang
kaitannya dengan harta dalam hidup bermasyarakat. 2. Ruang lingkup Madiyah yaitu
mencakup segala aspek yang terkait dengan kebendaan, yang halal haram & subhat untuk
diperjual belikan, benda-benda yang menimbulkan kemudharatan dan lainlain. Dalam
aspek madiyah ini contohnya adalah akad, jual beli, jual beli salam dan istishna‟, ijarah,
qardh, hawalah, rahn, mudharabah, wadi‟ah dan lain-lain
B. Saran
1. Dalam melakukan muamalah hendaknya memerhatikan prinsip syari’ah
2. Pelajari Fiqh muamalah agar bias diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

12
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Rahmat. Fikih Muamalah Teori Dan Prinsip Hukum Ekonomi Syariah. Medan: CV
Tungga Esti, 2022.

Sudiarti, Sri. Fiqh Muamalah Kontemporer. medan: FEBI UINSU, 2018.

Syaikhu, H. Fikih Muamalah Memahami KOnsep Dan Dialetika Kontemporer. Banjarmasin: K-


media, 2020.

13

Anda mungkin juga menyukai