FAKULTAS SYARIAH
2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT, atas segala karunia
nikmat-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah yang berjudul “RUANG LINGKUP FIQIH MUAMALAH” di susun
dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Fiqih Muamalah yang di ampu oleh
Bapak Dr. Taufiqurrahman Kurniawan, S.H.I., M.A.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN..............................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN...............................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial dalam menjalani kehidupan di dunia
tidak lepas dari aktivitas ekonomi. Interaksi ekonomi baik bersifat
komersial maupun sosial terjadi setiap harinya. Produk dan jasa keuangan
yang baru dan beragam hadir di tengah masyarakat sebagai sarana
memenuhi kebutuhan dalam perekonomian modern. Syariat Islam yang
komprehensif dan universal selain mengatur masalah ibadah juga
mengatur masalah muamalah dengan problematika ekonomi yang berada
dalam dimensi syariah. Dengan begitu, sangat penting untuk seorang
muslim mempelajari fikih muamalah dalam merespons ekonomi dan
keuangan kontemporer.
Kedudukan fikih muamalah dalam khazanah keislaman begitu penting
untuk dipelajari oleh umat Islam, karena keilmuan fikih muamalah adalah
bekal utama untuk dapat memilah antara sah dan batil atau halal dan
haram dalam ekonomi dan keuangan yang berdampak pada terwujudnya
perekonomian syariah. Ada banyak manfaat yang akan kita dapatkan
ketika mempelajari ilmu ini. Diantaranya jadi tahu syariat, larangan dan
amalan-amalan. Jika dilihat ruang lingkup fiqih, maka terdiri dari hukum
wajib, mubah, sunah, haram hingga hukum makruh. 1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Jurnal Hukum dan ekonomi Islam Muhammad Syarif Hidayatullah UIN Antasari Banjarmasin
4
A. Pengertian Fiqih Muamalah
Kata fiqh secara etimologi adalah (( الفقهyang memiliki makna
pengertian atau pemahaman. 2Menurut terminologi, fiqh pada mulanya
berarti pengetahuan keagamaan yang mencakup seluruh ajaran agama,
baik berupa aqidah, akhlak, maupun ibadah sama dengan arti syari’ah
islamiyah. Namun, pada perkembangan selanjutnya, fiqh diartikan sebagai
bagian dari syariah Islamiyah, yaitu pengetahuan tentang hukum syari’ah
Islamiyah yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang telah dewasa
dan berakal sehat yang diambil dari dalil-dalil yang terinci.
Secara bahasa Muamalah berasal dari kata amala yu’amilu yang
artinya bertindak, saling berbuat, dan saling mengamalkan.3 Sedangkan
menurut istilah Muamalah adalah tukar menukar barang atau sesuatu yang
memberi manfaat dengan cara yang ditentukan. Muamalah juga dapat
diartikan sebagai segala aturan agama yang mengatur hubungan antara
sesama manusia, dan antara manusia dan alam sekitarnya tanpa
memandang perbedaan.
Pengertian Fiqh muamalah dalam arti sempit lebih menekankan
pada keharusan untuk menaati aturan-aturan Allah yang telah ditetapkan
untuk mengatur hubungan antara manusia dengan cara memperoleh,
mengatur, mengelola, dan mengembangkan mal (harta benda). Fiqh
muamalah juga membahas tentang hak dan kewajiban kedua belah pihak
yang melakukan akad agar setiap hak sampai kepada pemiliknya serta
tidak pihak yang mengambil sesuatu yang bukan haknya.
2
Ahmad Munawwir, Kamus Arab –Indonesia Terlengkap, (Surabaya:Pustaka Progresif, 1997), hal. 1068
3
Rachmad Syafei, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), hal. 14
5
pembagiannya.sedangkan ruang lingkup yang kedua adalah Muamalah
madiyah atau Muamalah yang dilihat dari sisi objeknya. Muamalah
madiyah ini mengatur tentang Jual beli, kerjasama, gadai, Syirkah,
tanggungan atau jaminan, utang piutang, pemindahan utang, gugatan,
sayembara, sewa, menyewa, titipan, hiwalah, ihyaul mawat atau
menghidupkan tanah yang mati, dan masalah kontemporer lainnya
Dilihat dari segi bagian-bagiannya, ruang lingkup syariah dalam
bidang muamalah, menurut Abdul Wahhab Khallaf (1978: 32-33),
meliputi:4
1. Ahkam al-Ahwal al-Syakhiyyah (Hukum Keluarga), yaitu hukum-
hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban suami, istri dan
anak. Ini dimaksudkan untuk memelihara dan membangun keluarga
sebagai unit terkecil.
2. Al-Ahkam al-Maliyah (Hukum Perdata), yaitu hukum tentang
perbuatan usaha perorangan seperti jual beli (Al-Bai’ wal Ijarah),
pegadaian (rahn), perserikatan (syirkah), utang piutang (udayanah),
perjanjian (‘uqud ). Hukum ini dimaksudkan untuk mengatur orang
dalam kaitannya dengan kekayaan dan pemeliharaan hak-haknya.
3. Al-Ahkam al-Jinaiyyah (Hukum Pidana), yaitu hukum yang bertalian
dengan tindak kejahatan dan sanksi-sanksinya. Adanya hukum ini
untuk memelihara ketentraman hidup manusia dan harta kekayaannya,
kehormatannnya dan hak-haknya, serta membatasi hubungan antara
pelaku tindak kejahatan dengan korban dan masyarakat.
4. Al-Ahkam al-Murafa’at (Hukum Acara), yaitu hukum yang
berhubungan dengan peradilan (al-qada), persaksian (al-syahadah) dan
sumpah (al- yamin), hukum ini dimaksudkan untuk mengatur proses
peradilan guna meralisasikan keadilan antar manusia.
5. Al-Ahkam al-Dusturiyyah (Hukum Perundang-undangan), yaitu hukum
yang berhubungan dengan perundang-undangan untuk membatasi
4
Artikel Ruang Lingkup Fiqih Muamalah Tabloid Gema Baiturrahman, Jum’at – 6 Juni 2014 / 8 Syakban
1435 H | Nomor : 1067 Tahun XXI
6
hubungan hakim dengan terhukum serta menetapkan hak-hak
perorangan dan kelompok.
6. Al-Ahkam al-Duwaliyyah (Hukum Kenegaraan), yaitu hukum yang
berkaitan dengan hubungan kelompok masyarakat di dalam negara dan
antar negara. Maksud hukum ini adalah membatasi hubungan antar
negara dalam masa damai, dan masa perang, serta membatasi
hubungan antar umat Islam dengan yang lain di dalam negara.
7. Al-Ahkam al-Iqtishadiyyah wa al-Maliyyah (Hukum Ekonomi dan
Keuangan), yaitu hukum yang berhubungan dengan hak fakir miskin di
dalam harta orang kaya, mengatur sumber-sumber pendapatan dan
masalah pembelanjaan negara.
Dimaksudkan untuk mengatur hubungan ekonomi antar orang kaya
(agniya), dengan orang fakir miskin dan antara hak-hak keuangan
negara dengan perseorangan.
BAB IV
5
Artikel Manfaat mempelajari fiqih muamalah IAIN Parepare, Agustus 20, 2019
7
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Ahwal al-Syakhiyyah , yaitu hukum-hukum yang mengatur
tentang hak dan kewajiban suami, istri dan anak. Al-Jinaiyyah , yaitu
hukum yang bertalian dengan tindak kejahatan dan sanksi-sanksinya. Al-
Murafa’at , yaitu hukum yang berhubungan dengan peradilan , persaksian
dan sumpah, hukum ini dimaksudkan untuk mengatur proses peradilan
guna meralisasikan keadilan antar manusia. Al-Dusturiyyah , yaitu hukum
yang berhubungan dengan perundang-undangan untuk membatasi
hubungan hakim dengan terhukum serta menetapkan hak-hak perorangan
dan kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Hukum dan ekonomi Islam Muhammad Syarif Hidayatullah UIN Antasari
Banjarmasin
8
Ahmad Munawwir, Kamus Arab –Indonesia Terlengkap, (Surabaya:Pustaka
Progresif, 1997), hal. 1068
Rachmad Syafei, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), hal. 14
Artikel Ruang Lingkup Fiqih Muamalah Tabloid Gema Baiturrahman, Jum’at – 6
Juni 2014 / 8 Syakban 1435 H | Nomor : 1067 Tahun XXI
Artikel Manfaat mempelajari fiqih muamalah IAIN Parepare, Agustus 20, 2019