Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah agama islam
Dosen Pengampu:
Drs. Arief Sukirmo, M.Ag
KELOMPOK 5
DISUSUN OLEH :
Misdiarno (F1051231013)
Tri Damayanti (F1051231028)
Nola Aprilianti (F1051231049)
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ ala yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih bisa menikmati indahnya alam
ciptaan-nya. Sholawat serta salam marilah kita haturkan kepada teladan kita semua
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wa Sallam yang telah memberikan kepada kita
jalan yang benar berupa ajaran agama yang sempurna serta menjadi rahmat bagi seluruh
alam.
Penulis sangat bersyukur karena dapat merampungkan makalah yang menjadi
tugas dan media pembelajaran dalam mata kuliah Agama Islam dengan judul “ Dimensi
Mu’amalah Dalam Islam.” Selain itu, penulis juga mengucapkan banyak terima kasih
kepada berbagai pihak yang sudah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik dan sesuai dengan waktu yang diberikan.
Penyusun sangat memahami apabila makalah ini dibilang masih sangat jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu penulis memerlukan kritik dan saran yang bertujuan
untuk memperbaiki dan membangun makalah ini menjadi lebih baik.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dimensi muamalah dalam Islam adalah bagian integral dari kerangka
hukum syariat Islam yang mencakup aspek-aspek ekonomi, keuangan, dan sosial
dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim. Dimensi muamalah berasal dari ajaran-
ajaran Al-Quran dan Hadis yang memberikan panduan mengenai perilaku dan
interaksi ekonomi yang sejalan dengan prinsip-prinsip Islam.
melalui perkembangan sejarah ekonomi dan sosial umat Islam sejak masa Nabi
Muhammad SAW. Hukum muamalah berkembang dari ajaran Al-Quran dan Hadis,
yang menekankan prinsip-prinsip keadilan, keseimbangan, dan kejujuran dalam
interaksi ekonomi. Dalam konteks sejarah, perdagangan, pertukaran, dan praktik
ekonomi lainnya menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Muslim.
Seiring waktu, dimensi muamalah menjadi semakin penting karena
berkembangnya komunitas Islam dan kompleksitas aktivitas ekonomi. Praktik-
praktik ekonomi Islam menekankan pentingnya transaksi yang adil, penghindaran
praktik ribawi, dan kepedulian terhadap kesejahteraan sosial. Dengan demikian,
dimensi muamalah dalam Islam mencerminkan pentingnya etika dan nilai-nilai
agama dalam menciptakan lingkungan ekonomi yang seimbang dan berkelanjutan.
Mu’amalah mengacu pada hubungan sosial dan transaksi ekonomi dalam Islam.
Selain itu, membahas bentuk-bentuk muamalah yang umum di dalam Islam menjadi
penting, seperti transaksi bisnis, perdagangan, serta perjanjian keuangan lainnya
yang diatur berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
B. Rumusan Permasalahan
Dari latar belakang di atas maka didapatkan sebuah rumusan masalah yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan mu’amalah?
2. Apa saja bentuk muamalah dalam Islam?
3. Apa tujuan dari muamalah Islam?
4. Bagaimana perkembangan bisnis islami di Indonesia?
5. Bagaimana bisnis di era digital
4
C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian dari mu’amalah.
2. Mengetahui bentuk muamalah dalam Islam.
3. Mengetahui tujuan dari muamalah Islam.
4. Mengetahui perkembangan bisnis islami di Indonesia.
5. Mengetahui bisnis di era digital
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mu’amalah
Pengertian muamalah terdiri dari dua segi; Pertama, dari segi bahasa
yang berarti saling bertindak, saling berbuat dan saling mengamalkan. Kedua,
dari segi istilah muamalah dibagi dua yaitu muamalah dalam arti luas dan
sempit, Muamalah dalam arti sempit adalah aturan-aturan Allah Swt yang
mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam usahanya untuk
mendapatkan alat-alat keperluan jasmaninya dengan cara yang baik, sedangkan
dalam arti luas muamalah adalah peraturan-peraturan Allah Swt yang harus
diikuti dan ditaati dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga kepentingan
manusia dalam urusannya dengan hal duniawi dalam pergaulan sosial. 18
Perkembangan sosial saat ini tidak jarang yang memberikan perubahan terhadap
keadaan sosial masyarakat (pengertian muamalah.pdf, t.t.).
Muamalah merupakan bagian dari hukum Islam yang mengatur
hubungan antara dua pihak atau lebih, baik antara seorang pribadi dengan
dengan peribadi lain, maupun antar badan hukum, seperti perseroan, firma,
yayasan, negara, dan sebagainya. Awalnya cakupan muamalah didalam fiqh
meliputi permasalahan keluarga, seperti perkawinan dan perceraian. Akan tetapi
setelah terjadi disintegrasi di dunia Islam, khususnya di zaman Utsmani (Turki
Ottoman), terjadi perkem-bangan pembangian fiqh. Cakupan bidang muamalah
dipersempit, sehingga masalah yang berhubungan dengan hukum keluarga tidak
masuk lagi dalam pengertian muamalah
Hukum keluarga dan segala yang terkait dengannya disebut al-ahwal al-
syakhshiyah (masalah peribadi) Muamalah kemudian difahami sebagai hukum
yang berkaitan dengan perbuatan manusia dengan sesamanya yang menyangkut
harta dan hak serta penyelesaian kasus di antara mereka. Pengertian ini
memberikan gambaran bahwa muamalah hanya mengatur permasalahan hak
dan harta yang muncul dari transaksi antara seseorang dengan orang lain, atau
antara seseorang dengan badan hukum, atau antara badan hukum dengan badan
hukum yang lain (Fauzi, 2023).
6
B. Bentuk dan Tujuan Mu’amalah dalam Islam
Muamalah adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada hubungan dan
interaksi ekonomi, sosial, dan keuangan antara individu atau kelompok dalam
masyarakat Muslim. Bentuk-bentuk muamalah dalam Islam mencakup berbagai
aspek kehidupan sehari-hari, dan prinsip-prinsip tertentu yang diatur oleh
hukum syariah (hukum Islam) untuk mengarahkan perilaku dan transaksi ini.
Berikut adalah beberapa bentuk muamalah dalam Islam:
1) Jual Beli (Buyut/Tijarah): Ini adalah transaksi jual beli barang atau jasa
antara dua pihak. Transaksi semacam ini diatur oleh syariah, dan ada aturan-
aturan yang harus diikuti, seperti melibatkan kejujuran, menjauhi riba
(bunga), dan tidak ada unsur penipuan.
2) Riba (Bunga): Riba adalah dilarang dalam Islam. Ini berarti mendapatkan
atau membayar bunga pada pinjaman uang. Islam mendorong sistem
keuangan yang berdasarkan profit-and-loss sharing, bukan sistem bunga
konvensional.
3) Zakat: Zakat adalah kewajiban memberikan sebagian kekayaan yang
dimiliki kepada yang membutuhkan, khususnya fakir dan miskin. Zakat
adalah salah satu pilar Islam dan digunakan untuk mengurangi
ketidaksetaraan sosial dan ekonomi.
4) Sadaqah: Sadaqah adalah memberikan sumbangan sukarela untuk tujuan
yang baik. Ini bisa dalam bentuk uang atau barang. Ini berbeda dari zakat,
yang adalah kewajiban.
5) Wakaf: Wakaf adalah amal kebajikan dalam bentuk donasi tanah atau
properti yang digunakan untuk kepentingan publik, seperti membangun
masjid, rumah sakit, sekolah, atau fasilitas umum lainnya.
6) Murabahah: Ini adalah bentuk pembiayaan di mana penjual membeli barang
atau jasa atas permintaan pelanggan dan menjualkannya dengan harga yang
telah disepakati. Hal ini umumnya digunakan dalam pembiayaan
perumahan dan kendaraan.
7) Ijarah: Ini adalah bentuk kontrak sewa atau leasing, di mana seseorang dapat
menyewa barang atau properti milik orang lain untuk jangka waktu tertentu.
8) Mudarabah: Ini adalah perjanjian bisnis antara dua pihak di mana satu pihak
memberikan modal dan yang lainnya memberikan pengelolaan usaha.
Keuntungan dan kerugian dibagi sesuai kesepakatan.
7
9) Qard Hasan: Ini adalah pemberian pinjaman tanpa bunga dengan niat baik
dan tanpa mengharapkan imbalan apapun.
10) Hibah (Gift): Memberikan hadiah atau pemberian tanpa mengharapkan
imbalan dalam bentuk apapun.
11) Khulul: Ini adalah bentuk percerai yang dilakukan oleh istri dengan
memberikan kompensasi finansial kepada suaminya agar ia setuju untuk
menceraikan dirinya.
12) Takaful: Ini adalah bentuk asuransi yang sesuai dengan prinsip syariah, di
mana peserta saling membantu dalam mengatasi risiko dan kerugian.
11
2) Hukum Syariah: Bisnis era digital harus mematuhi hukum syariah, yang
melibatkan penghindaran riba (bunga), judi, dan segala bentuk aktivitas
yang diharamkan dalam Islam. Penggunaan instrumen keuangan yang
sesuai dengan prinsip syariah, seperti murabahah, mudarabah, dan ijarah,
harus diterapkan.
3) Privasi dan Keamanan: Bisnis harus melindungi privasi pelanggan dengan
cermat. Data pribadi pelanggan harus dijaga dengan ketat dan hanya
digunakan untuk tujuan yang sah. Selain itu, bisnis harus menginvestasikan
dalam keamanan siber untuk melindungi data pelanggan dari potensi
pelanggaran.
4) Kewirausahaan Halal: Mata pencaharian dan operasional bisnis harus
dinyatakan halal (diperbolehkan dalam Islam). Bisnis tidak boleh terlibat
dalam produk atau layanan yang diharamkan dalam agama Islam, seperti
minuman keras, perjudian, atau riba.
5) Kepedulian Sosial: Bisnis era digital dalam perspektif Islam harus memiliki
dimensi sosial yang kuat. Mereka harus berkontribusi pada pengentasan
kemiskinan, pendidikan, dan lingkungan hidup. Ini mencakup pelaksanaan
zakat, sumbangan amal (sadaqah), dan kepedulian terhadap masyarakat
yang membutuhkan.
6) Edukasi dan Inovasi: Bisnis harus mendukung pendidikan dan inovasi.
Mereka harus memberikan peluang bagi karyawan untuk meningkatkan
keterampilan mereka dan memanfaatkan teknologi terbaru untuk
meningkatkan efisiensi dan kualitas produk atau layanan.
7) Kepatuhan Hukum Negara: Bisnis harus mematuhi hukum negara di mana
mereka beroperasi. Ini mencakup perpajakan, peraturan lingkungan, dan
hukum ketenagakerjaan yang berlaku.
8) Etika dalam Periklanan: Periklanan harus mematuhi etika Islam,
menghindari tipu daya, dan tidak menyesatkan konsumen. Periklanan harus
jujur dan adil.
Bisnis era digital yang berbasis pada nilai-nilai Islam harus menjadikan
etika, keadilan, dan integritas sebagai prinsip utama dalam pengambilan
keputusan dan operasional mereka. Dalam hal ini, peran penasihat syariah atau
lembaga sertifikasi syariah dapat membantu memastikan bahwa bisnis
mematuhi prinsip-prinsip Islam dalam segala aspek mereka.
12
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Muamalah adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada hubungan
dan interaksi ekonomi, sosial, dan keuangan antara individu atau kelompok
dalam masyarakat Muslim. Bentuk-bentuk muamalah dalam Islam mencakup
berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Muamalah merupakan bagian dari hukum Islam yang mengatur
hubungan antara dua pihak atau lebih, baik antara seorang pribadi dengan
dengan peribadi lain, maupun antar badan hukum, seperti perseroan, firma,
yayasan, negara, dan sebagainya. Bentuk-bentuk muamalah dalam islam ada 12
yaitu jual beli, riba, sodaqqah, zakat, muqarrabah, ijaroh, muarabah,
mudarabah, qard hasan, hibah, khulul dan takaful.
Bentuk-bentuk bisnis islam di Indonesia salah satunya adalah online
shop yang menjajarkan banyak dagangan melalui berbagai platfrom E-
Commerce. Bisnis era teknologi digital juga harus mengutamakan syariat-
syariat menurut islam dalam menajalankan sistem operasionalnya, seperti etika,
hukum syariah, privasi dan keamanan, kewirausahaan hati, halal, kepdulian
sosial, edukasi, inovasi, serta kepatuhan akan hukum negara.
B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari banyak sekali
kesalahan dalam penulisan maupun referensi yang kurang sebagai sumber
dalam menuliskan makalah ini. Oleh karena itu, penulis berharap akan adanya
kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini, agar lebih baik dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Hilman Baihaqqi, Z. F. (2022). Tinjauan Fiqih Muamalah terhadap Praktik Jual Beli
Tahu dan Tempe di Pasar Ciroyom Bandung. Jurnal Riset Ekonomi Syariah,
105-112.
Jama, L. (2011). Dimensi Ilahi dan Dimensi Insani dalam Maqashidal-Syari’ah. IAIN
50.
14