Anda di halaman 1dari 14

DIMENSI MU’AMALAH DALAM ISLAM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah agama islam

Dosen Pengampu:
Drs. Arief Sukirmo, M.Ag

KELOMPOK 5

DISUSUN OLEH :
Misdiarno (F1051231013)
Tri Damayanti (F1051231028)
Nola Aprilianti (F1051231049)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ ala yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih bisa menikmati indahnya alam
ciptaan-nya. Sholawat serta salam marilah kita haturkan kepada teladan kita semua
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wa Sallam yang telah memberikan kepada kita
jalan yang benar berupa ajaran agama yang sempurna serta menjadi rahmat bagi seluruh
alam.
Penulis sangat bersyukur karena dapat merampungkan makalah yang menjadi
tugas dan media pembelajaran dalam mata kuliah Agama Islam dengan judul “ Dimensi
Mu’amalah Dalam Islam.” Selain itu, penulis juga mengucapkan banyak terima kasih
kepada berbagai pihak yang sudah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik dan sesuai dengan waktu yang diberikan.
Penyusun sangat memahami apabila makalah ini dibilang masih sangat jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu penulis memerlukan kritik dan saran yang bertujuan
untuk memperbaiki dan membangun makalah ini menjadi lebih baik.

Pontianak, 17 September 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................. 3
BAB I PENFDAHULUAN .......................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 6
A. Pengertian Mu’amalah ...................................................................................... 6
B. Bentuk dan Tujuan Mu’amalah Dalam Islam .................................................... 7
C. Perkembangan Bisnis Islam di Indonesia .......................................................... 9
D. Bisnis di Era Digital ......................................................................................... 11
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dimensi muamalah dalam Islam adalah bagian integral dari kerangka
hukum syariat Islam yang mencakup aspek-aspek ekonomi, keuangan, dan sosial
dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim. Dimensi muamalah berasal dari ajaran-
ajaran Al-Quran dan Hadis yang memberikan panduan mengenai perilaku dan
interaksi ekonomi yang sejalan dengan prinsip-prinsip Islam.
melalui perkembangan sejarah ekonomi dan sosial umat Islam sejak masa Nabi
Muhammad SAW. Hukum muamalah berkembang dari ajaran Al-Quran dan Hadis,
yang menekankan prinsip-prinsip keadilan, keseimbangan, dan kejujuran dalam
interaksi ekonomi. Dalam konteks sejarah, perdagangan, pertukaran, dan praktik
ekonomi lainnya menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Muslim.
Seiring waktu, dimensi muamalah menjadi semakin penting karena
berkembangnya komunitas Islam dan kompleksitas aktivitas ekonomi. Praktik-
praktik ekonomi Islam menekankan pentingnya transaksi yang adil, penghindaran
praktik ribawi, dan kepedulian terhadap kesejahteraan sosial. Dengan demikian,
dimensi muamalah dalam Islam mencerminkan pentingnya etika dan nilai-nilai
agama dalam menciptakan lingkungan ekonomi yang seimbang dan berkelanjutan.
Mu’amalah mengacu pada hubungan sosial dan transaksi ekonomi dalam Islam.
Selain itu, membahas bentuk-bentuk muamalah yang umum di dalam Islam menjadi
penting, seperti transaksi bisnis, perdagangan, serta perjanjian keuangan lainnya
yang diatur berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

B. Rumusan Permasalahan
Dari latar belakang di atas maka didapatkan sebuah rumusan masalah yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan mu’amalah?
2. Apa saja bentuk muamalah dalam Islam?
3. Apa tujuan dari muamalah Islam?
4. Bagaimana perkembangan bisnis islami di Indonesia?
5. Bagaimana bisnis di era digital

4
C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian dari mu’amalah.
2. Mengetahui bentuk muamalah dalam Islam.
3. Mengetahui tujuan dari muamalah Islam.
4. Mengetahui perkembangan bisnis islami di Indonesia.
5. Mengetahui bisnis di era digital

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mu’amalah
Pengertian muamalah terdiri dari dua segi; Pertama, dari segi bahasa
yang berarti saling bertindak, saling berbuat dan saling mengamalkan. Kedua,
dari segi istilah muamalah dibagi dua yaitu muamalah dalam arti luas dan
sempit, Muamalah dalam arti sempit adalah aturan-aturan Allah Swt yang
mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam usahanya untuk
mendapatkan alat-alat keperluan jasmaninya dengan cara yang baik, sedangkan
dalam arti luas muamalah adalah peraturan-peraturan Allah Swt yang harus
diikuti dan ditaati dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga kepentingan
manusia dalam urusannya dengan hal duniawi dalam pergaulan sosial. 18
Perkembangan sosial saat ini tidak jarang yang memberikan perubahan terhadap
keadaan sosial masyarakat (pengertian muamalah.pdf, t.t.).
Muamalah merupakan bagian dari hukum Islam yang mengatur
hubungan antara dua pihak atau lebih, baik antara seorang pribadi dengan
dengan peribadi lain, maupun antar badan hukum, seperti perseroan, firma,
yayasan, negara, dan sebagainya. Awalnya cakupan muamalah didalam fiqh
meliputi permasalahan keluarga, seperti perkawinan dan perceraian. Akan tetapi
setelah terjadi disintegrasi di dunia Islam, khususnya di zaman Utsmani (Turki
Ottoman), terjadi perkem-bangan pembangian fiqh. Cakupan bidang muamalah
dipersempit, sehingga masalah yang berhubungan dengan hukum keluarga tidak
masuk lagi dalam pengertian muamalah
Hukum keluarga dan segala yang terkait dengannya disebut al-ahwal al-
syakhshiyah (masalah peribadi) Muamalah kemudian difahami sebagai hukum
yang berkaitan dengan perbuatan manusia dengan sesamanya yang menyangkut
harta dan hak serta penyelesaian kasus di antara mereka. Pengertian ini
memberikan gambaran bahwa muamalah hanya mengatur permasalahan hak
dan harta yang muncul dari transaksi antara seseorang dengan orang lain, atau
antara seseorang dengan badan hukum, atau antara badan hukum dengan badan
hukum yang lain (Fauzi, 2023).

6
B. Bentuk dan Tujuan Mu’amalah dalam Islam
Muamalah adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada hubungan dan
interaksi ekonomi, sosial, dan keuangan antara individu atau kelompok dalam
masyarakat Muslim. Bentuk-bentuk muamalah dalam Islam mencakup berbagai
aspek kehidupan sehari-hari, dan prinsip-prinsip tertentu yang diatur oleh
hukum syariah (hukum Islam) untuk mengarahkan perilaku dan transaksi ini.
Berikut adalah beberapa bentuk muamalah dalam Islam:
1) Jual Beli (Buyut/Tijarah): Ini adalah transaksi jual beli barang atau jasa
antara dua pihak. Transaksi semacam ini diatur oleh syariah, dan ada aturan-
aturan yang harus diikuti, seperti melibatkan kejujuran, menjauhi riba
(bunga), dan tidak ada unsur penipuan.
2) Riba (Bunga): Riba adalah dilarang dalam Islam. Ini berarti mendapatkan
atau membayar bunga pada pinjaman uang. Islam mendorong sistem
keuangan yang berdasarkan profit-and-loss sharing, bukan sistem bunga
konvensional.
3) Zakat: Zakat adalah kewajiban memberikan sebagian kekayaan yang
dimiliki kepada yang membutuhkan, khususnya fakir dan miskin. Zakat
adalah salah satu pilar Islam dan digunakan untuk mengurangi
ketidaksetaraan sosial dan ekonomi.
4) Sadaqah: Sadaqah adalah memberikan sumbangan sukarela untuk tujuan
yang baik. Ini bisa dalam bentuk uang atau barang. Ini berbeda dari zakat,
yang adalah kewajiban.
5) Wakaf: Wakaf adalah amal kebajikan dalam bentuk donasi tanah atau
properti yang digunakan untuk kepentingan publik, seperti membangun
masjid, rumah sakit, sekolah, atau fasilitas umum lainnya.
6) Murabahah: Ini adalah bentuk pembiayaan di mana penjual membeli barang
atau jasa atas permintaan pelanggan dan menjualkannya dengan harga yang
telah disepakati. Hal ini umumnya digunakan dalam pembiayaan
perumahan dan kendaraan.
7) Ijarah: Ini adalah bentuk kontrak sewa atau leasing, di mana seseorang dapat
menyewa barang atau properti milik orang lain untuk jangka waktu tertentu.
8) Mudarabah: Ini adalah perjanjian bisnis antara dua pihak di mana satu pihak
memberikan modal dan yang lainnya memberikan pengelolaan usaha.
Keuntungan dan kerugian dibagi sesuai kesepakatan.
7
9) Qard Hasan: Ini adalah pemberian pinjaman tanpa bunga dengan niat baik
dan tanpa mengharapkan imbalan apapun.
10) Hibah (Gift): Memberikan hadiah atau pemberian tanpa mengharapkan
imbalan dalam bentuk apapun.
11) Khulul: Ini adalah bentuk percerai yang dilakukan oleh istri dengan
memberikan kompensasi finansial kepada suaminya agar ia setuju untuk
menceraikan dirinya.
12) Takaful: Ini adalah bentuk asuransi yang sesuai dengan prinsip syariah, di
mana peserta saling membantu dalam mengatasi risiko dan kerugian.

Dalam semua bentuk muamalah ini, prinsip-prinsip seperti kejujuran, keadilan,


dan ketidakmerugian sangat penting dalam Islam. Praktik muamalah harus
mematuhi aturan-aturan syariah agar sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-
prinsip Islam.
Tujuan muamalah dalam Islam adalah menciptakan hubungan dan
transaksi yang adil, beretika, dan bermanfaat bagi individu dan masyarakat.
Berikut adalah beberapa tujuan utama muamalah dalam Islam:
a) Kepatuhan terhadap Syariah: Salah satu tujuan utama muamalah adalah
memastikan bahwa segala transaksi dan interaksi ekonomi serta sosial yang
dilakukan oleh umat Islam sesuai dengan hukum syariah (hukum Islam). Ini
termasuk mematuhi prinsip-prinsip syariah dalam semua transaksi, seperti
larangan riba (bunga) dan kejujuran dalam perdagangan.
b) Keadilan: Keadilan adalah prinsip yang sangat penting dalam muamalah
Islam. Transaksi dan interaksi ekonomi harus dilakukan dengan adil, baik
dalam pembagian keuntungan maupun dalam pemenuhan hak dan
kewajiban.
c) Kesejahteraan Sosial: Muamalah dalam Islam bertujuan untuk menciptakan
kesejahteraan sosial dan mengurangi ketidaksetaraan ekonomi. Misalnya,
melalui kewajiban zakat dan sadaqah, yang bertujuan untuk
mendistribusikan kekayaan kepada fakir dan miskin.
d) Penghindaran Kezaliman dan Penipuan: Muamalah juga bertujuan untuk
mencegah dan menghindari kezaliman, penipuan, dan praktik-praktik yang
merugikan dalam transaksi ekonomi. Kejujuran dan integritas dianggap
sangat penting dalam Islam.
8
e) Pemberdayaan Ekonomi: Muamalah juga dapat digunakan sebagai alat
untuk memberdayakan ekonomi masyarakat Muslim. Ini dapat dicapai
melalui praktik-praktik seperti mudarabah (kemitraan) dan takaful (asuransi
sesuai syariah), yang memungkinkan individu untuk berinvestasi dan
mengelola risiko dengan cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
f) Pemberdayaan Individu dan Masyarakat: Muamalah juga bertujuan untuk
memberdayakan individu dan masyarakat dalam hal mengelola keuangan
mereka dengan bijak, berinvestasi secara etis, dan mempertimbangkan
tujuan akhir kehidupan akhirat.
g) Kesejahteraan Pribadi dan Spiritual: Muamalah yang sesuai dengan nilai-
nilai Islam diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan
pribadi dan spiritual. Ini termasuk menghindari dosa-dosa ekonomi seperti
riba, yang dianggap sebagai tindakan yang tidak diberkahi oleh Allah.
Jadi, tujuan utama muamalah dalam Islam adalah menciptakan masyarakat
yang adil, beretika, dan bermoral, di mana hubungan ekonomi dan sosial
didasarkan pada prinsip-prinsip Islam yang mencakup keadilan, integritas, dan
kesejahteraan umum.

C. Perkembangan Bisnis Islami di Indonesia


Bentuk muamalah yang sering kita jumpai dalam keseharian kita adalah
jual beli, karena hampir semua manusia di dunia ini melakukan transaksi ini.
Secara historis, jual beli dapat dilakukan dengan mengunakan dua macam cara,
yaitu dengan tukar menukar barang (barter) dan jual beli dengan sistem uang.
Di dalamnya juga diatur antara pihak ke satu berjanji akan menyerahkan objek
yang diperjual-beli kan (penjual), sementara pihak lain berjanji akan
menyerahkan harganya sesuai dengan kesepakatan dan atas dasar suka sama
suka. Namun, seiring dengan berjalannya waktu transaksi muamalah mengikuti
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Fauzi, 2023).
Salah satu perkembangan teknologi informasi dan komunikasi antara
lain adalah teknologi dunia 2aya atau biasa disebut internet (interconnection
network). Internet sebagai suatu media informasi dan komunikasi elektronik
telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, antara lain untuk
menjelajah (browsing), mencari data dan berita, saling mengirim pesan melalui
email, komunikasi melalui situs jejaring sosial, dan termasuk untuk
9
perdagangan. Kegiatan perdagangan dengan memanfaatkan media internet ini
dikenal dengan istilah Electronic Commerce, atau disingkat E-Commerce.
Online shop sama halnya dengan pasar tradisional atau modern yang ada
di dunia nyata namun perbedaannya hanyalah pada cara bertransaksi atau proses
jual belinya dengan menggunakan jaringan internet. Para pengguna jasa jual
beli online ini dapat dengan mudah melihat pilihan barang dan harga yang akan
dibelinya, karena sudah tertera keterangannya, gambar, warna, serta model
yang. ingin dibeli, Keunggulan pembelian secara online ini prosesnya dapat
dengan mudah dilakukan cukup dengan membuka web web online shop.10
Transaksi online shop dalam pelaksanaanya menggunakan akad salam, karena
bersifat pesanan.
Perkembangan bisnis Islam dalam konteks jual beli online di Indonesia
juga mengalami pertumbuhan yang pesat. Ini disebabkan oleh berbagai faktor,
termasuk popularitas e-commerce, peningkatan kesadaran konsumen tentang
produk halal, serta upaya perusahaan untuk menyediakan platform dan layanan
yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Berikut adalah beberapa aspek
perkembangan bisnis Islam dalam jual beli online di Indonesia:
a) Platform E-commerce Syariah: Beberapa platform e-commerce khusus telah
muncul di Indonesia yang fokus pada penjualan produk halal dan sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah. Platform seperti Tokopedia Syariah dan Sale Stock
Syariah menyediakan produk-produk yang sesuai dengan hukum Islam dan
etika bisnis.
b) Produk Halal: Produk-produk halal, termasuk makanan, minuman, kosmetik,
dan produk-produk sejenis, semakin mudah ditemukan dan dibeli secara online.
Perusahaan e-commerce memudahkan konsumen untuk mencari produk-
produk halal dan mendapatkan informasi tentang status halal suatu produk.
c) Perbankan dan Pembayaran Syariah: Perusahaan e-commerce juga telah
bekerjasama dengan bank syariah untuk menyediakan opsi pembayaran yang
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, seperti pembayaran dengan kartu kredit
syariah atau pembiayaan syariah.
d) Pendidikan dan Informasi: Beberapa platform e-commerce menyediakan
informasi tambahan tentang produk-produk halal dan hukum Islam yang
berkaitan dengan jual beli online. Ini membantu konsumen yang ingin
memahami lebih baik aspek-aspek syariah dalam transaksi online.
10
e) Sertifikasi Halal: Beberapa toko online juga bekerja sama dengan badan
sertifikasi halal untuk memastikan bahwa produk yang dijual telah memenuhi
standar halal yang berlaku. Ini memberikan keyakinan ekstra kepada konsumen
yang memperhatikan produk halal.
f) Program-program Diskon dan Promosi: Perusahaan e-commerce seringkali
mengadakan program-program diskon dan promosi khusus yang sesuai dengan
acara-acara besar dalam kalender Islam, seperti bulan Ramadan atau Hari Raya
Idul Fitri. Hal ini mendukung pertumbuhan penjualan selama periode tersebut.
Perkembangan bisnis Islam dalam jual beli online di Indonesia
mencerminkan upaya untuk memenuhi permintaan konsumen yang semakin
sadar akan produk halal dan prinsip-prinsip syariah. Ini juga menciptakan
peluang bagi pelaku bisnis untuk memperluas pangsa pasar mereka dan
menyediakan produk dan layanan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dengan
adanya kerjasama antara sektor swasta, badan sertifikasi, dan pemerintah,
diharapkan perkembangan ini akan terus berlanjut dan semakin memadai.

D. Bisnis Era Teknologi Digital


Bisnis era digital dalam perspektif Islam menggabungkan prinsip-
prinsip etika, hukum syariah, dan nilai-nilai Islam dalam operasionalnya. Bisnis
ini harus dijalankan dengan kejujuran, keadilan, dan penghindaran segala
bentuk riba dan haram. Kepedulian terhadap privasi dan keamanan data
pelanggan juga sangat penting. Selain itu, bisnis harus mematuhi hukum negara
dan mengikuti prinsip-prinsip zakat serta memberikan dukungan amal. Etika
dalam periklanan, kewirausahaan yang halal, dan kontribusi kepada pendidikan,
inovasi, dan kesejahteraan masyarakat juga merupakan aspek penting dalam
bisnis era digital yang berlandaskan Islam.
Bisnis era digital dalam perspektif Islam mengintegrasikan prinsip-
prinsip etika, hukum syariah, dan nilai-nilai Islam dalam setiap aspek
operasionalnya.
1) Etika: Bisnis harus dijalankan dengan etika yang kuat, termasuk kejujuran,
transparansi, dan keadilan. Penipuan, penyesatan, dan perilaku yang tidak
etis harus dihindari. Perusahaan juga harus memastikan layanan dan produk
yang disediakan berkualitas tinggi dan sesuai dengan nilai-nilai moral Islam.

11
2) Hukum Syariah: Bisnis era digital harus mematuhi hukum syariah, yang
melibatkan penghindaran riba (bunga), judi, dan segala bentuk aktivitas
yang diharamkan dalam Islam. Penggunaan instrumen keuangan yang
sesuai dengan prinsip syariah, seperti murabahah, mudarabah, dan ijarah,
harus diterapkan.
3) Privasi dan Keamanan: Bisnis harus melindungi privasi pelanggan dengan
cermat. Data pribadi pelanggan harus dijaga dengan ketat dan hanya
digunakan untuk tujuan yang sah. Selain itu, bisnis harus menginvestasikan
dalam keamanan siber untuk melindungi data pelanggan dari potensi
pelanggaran.
4) Kewirausahaan Halal: Mata pencaharian dan operasional bisnis harus
dinyatakan halal (diperbolehkan dalam Islam). Bisnis tidak boleh terlibat
dalam produk atau layanan yang diharamkan dalam agama Islam, seperti
minuman keras, perjudian, atau riba.
5) Kepedulian Sosial: Bisnis era digital dalam perspektif Islam harus memiliki
dimensi sosial yang kuat. Mereka harus berkontribusi pada pengentasan
kemiskinan, pendidikan, dan lingkungan hidup. Ini mencakup pelaksanaan
zakat, sumbangan amal (sadaqah), dan kepedulian terhadap masyarakat
yang membutuhkan.
6) Edukasi dan Inovasi: Bisnis harus mendukung pendidikan dan inovasi.
Mereka harus memberikan peluang bagi karyawan untuk meningkatkan
keterampilan mereka dan memanfaatkan teknologi terbaru untuk
meningkatkan efisiensi dan kualitas produk atau layanan.
7) Kepatuhan Hukum Negara: Bisnis harus mematuhi hukum negara di mana
mereka beroperasi. Ini mencakup perpajakan, peraturan lingkungan, dan
hukum ketenagakerjaan yang berlaku.
8) Etika dalam Periklanan: Periklanan harus mematuhi etika Islam,
menghindari tipu daya, dan tidak menyesatkan konsumen. Periklanan harus
jujur dan adil.
Bisnis era digital yang berbasis pada nilai-nilai Islam harus menjadikan
etika, keadilan, dan integritas sebagai prinsip utama dalam pengambilan
keputusan dan operasional mereka. Dalam hal ini, peran penasihat syariah atau
lembaga sertifikasi syariah dapat membantu memastikan bahwa bisnis
mematuhi prinsip-prinsip Islam dalam segala aspek mereka.
12
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Muamalah adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada hubungan
dan interaksi ekonomi, sosial, dan keuangan antara individu atau kelompok
dalam masyarakat Muslim. Bentuk-bentuk muamalah dalam Islam mencakup
berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Muamalah merupakan bagian dari hukum Islam yang mengatur
hubungan antara dua pihak atau lebih, baik antara seorang pribadi dengan
dengan peribadi lain, maupun antar badan hukum, seperti perseroan, firma,
yayasan, negara, dan sebagainya. Bentuk-bentuk muamalah dalam islam ada 12
yaitu jual beli, riba, sodaqqah, zakat, muqarrabah, ijaroh, muarabah,
mudarabah, qard hasan, hibah, khulul dan takaful.
Bentuk-bentuk bisnis islam di Indonesia salah satunya adalah online
shop yang menjajarkan banyak dagangan melalui berbagai platfrom E-
Commerce. Bisnis era teknologi digital juga harus mengutamakan syariat-
syariat menurut islam dalam menajalankan sistem operasionalnya, seperti etika,
hukum syariah, privasi dan keamanan, kewirausahaan hati, halal, kepdulian
sosial, edukasi, inovasi, serta kepatuhan akan hukum negara.

B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari banyak sekali
kesalahan dalam penulisan maupun referensi yang kurang sebagai sumber
dalam menuliskan makalah ini. Oleh karena itu, penulis berharap akan adanya
kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini, agar lebih baik dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, M. I. (2023). JUAL BELI ONLINE BENTUK MUAMALAH DI MASA

MODERN DI TINJAU DALAM HUKUM ISLAM. Al-Bayan: Jurnal Hukum

dan Ekonomi Islam (p, 18-25.

Hilman Baihaqqi, Z. F. (2022). Tinjauan Fiqih Muamalah terhadap Praktik Jual Beli

Tahu dan Tempe di Pasar Ciroyom Bandung. Jurnal Riset Ekonomi Syariah,

105-112.

Jama, L. (2011). Dimensi Ilahi dan Dimensi Insani dalam Maqashidal-Syari’ah. IAIN

Ambon Jl. Kebun Cengkeh, 1252.

Mashuri. (2020). ANALISIS DIMENSI LOYALITAS PELANGAN

BERDASARKAN PERSPEKTIF ISLAM. Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, 45-

50.

Rofiki, F. J. (2011). DAKWAH MUAMALAH DALAM ISLAM. Jurnal Komunikasi

dan Penyiaran Islam, 13-14.

Yenny Susilawati, K. R. (2020). KONSEP ISLAM TENTANG KEADILAN

DALAM MUAMALAH. Institut Agama Islam Negeri Madura, 172-190.

14

Anda mungkin juga menyukai