Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DASAR DASAR MUAMALAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah AIK 1

Dosen pembimbing: Idmar Wijaya, S.Ag. M.Hum

Disusun Oleh:
1.Muhamad Rizki (422021033)
2. Bagus Prasetiono (422022024)
3. Muhammad Nurul Fuadi (422022025)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
sertakarunianyasehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “jenis jenis
muamalah" dengan baik dan tepat waktu.Saya mengucapkan terima kasih kepada: Idmar
Wijaya, S.Ag. M.Hum.Selaku dosen pengampus pada mata kuliah AIK 1 yang telah
membimbing serta memberikan arahan dalam pembuatan makalah ini.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Idmar Wijaya, S.Ag.M.Hum. Pada mata kuliah AIK1 Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
mengetahui dan menambah wawasan saya maupunpembaca lainnya mengenai “Dasar dasar
muamalah”.

Tentunya, saya sadar bahwa karya tulis yang saya buat, masih dalam tahap
perkembangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, saya terbuka untuk menerima
kritik dan saran yang membangun daripada ibu dosen pengampu maupun pembaca, yang
diharapkan sebagai motivasi saya untuk bisa menyempurnakan makalah ini. Atas perhatian
dan kepercayaannya saya ucapkan terima kasih.

Palembang, Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar belakang............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
2.1 Mengenal pengertian muamalah ................................................................................... 3
2.2 Jenis jenis muamalah .................................................................................................... 3
2.3 Tujuan muamalah.......................................................................................................... 4
2.4 Sumber hukum muamalah ........................................................................................... 5
2.5 Ruang lingkup muamalah ............................................................................................ 6
BAB III............................................................................................................................... 9
PENUTUP .......................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 9
3.2 Saran ............................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah Muamalah merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Islam memberikan aturan-aturan yang global untuk memberikan kesempatan bagi
perkembangan hidup manusia yang seiring dengan berkembangnya zaman, berbedanya tempat
serta situasi. Karena memang pada dasarnya alam semesta ini diciptakan oleh Allah SWT untuk
memenuhi kebutuhan manusia, yang mana dalam al-Qur’an telah diatur hal-hal sedemikian itu.
Oleh karena itu, manusia diharapkan bisa menjalankan semua aturan-aturan yang telah diatur
dalam al-Qur’an.

Persoalan muamalah merupakan persoalan yang senantiasa aktual di tengah-tengah


masyarakat. Karena ia berkembang sesuai dengan perkembangan dan peradaban pengetahuan
dan kebutuhan manusia itu sendiri. Dengan demikian persoalan muamalah suatu hal yang
pokok dan menjadi tujuan penting agama Islam dalam memperbaiki kehidupan manusia. Atas
dasar itulah hukum muamalah diturunkan oleh Allah dalam bentuk global dan umum saja
dengan mengemukakan prinsip dan norma antara sesama manusia. Manusia kapanpun dan di
manapun harus senantiasa mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, sekalipun
dalam perkara yang bersifat duniawi sebab segala aktivitas manusia akan dimintai
pertanggungjawaban kelak di akhirat.Dengan kata lain, dalam Islam tidak ada pemisahan
antara amal dunia dan amal akhirat, sebab sekecil apapun aktivitas manusia di dunia harus
didasarkan pada ketetapan Allah SWT agar kelak selamat di akhirat.

Ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai pengetahuan tentang perilaku manusia


dalam hubungannya dengan pemanfaatan sumbersumber produktif yang langka untuk
memproduksi barang-barang atau jasa serta mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi.
Dengan demikian objek kajian ekonomi adalah perilaku atau perbuatan manusia yang berkaitan
dengan fungsi produksi, distribusi dan konsumsi.

1
Pada sisi lain, perkembangan sistem ekonomi Islam yang dihasilkan dari kajian perilaku
ekonomi masyarakat Muslim telah mendikte instrumen hukum teknis (fiqh mu’amalah).
Sekalipun antara keduanya (antara fiqh mu’amalah dan ekonomi Islam) saling terkait, namun
sesungguhnya keduanya adalah dua hal yang berbeda. dan upah.5 Upah atau ganti rugi biasa
dilakukan oleh masyarakat bermacam-macam, misalnya pada pekerjaan buruh tani, buruh
bangunan maupun dengan pekerjaan yang lainnya.

1.2 Rumusan masalah


1.Apa pengertian muamalah?
2.Sebutkan jenis jenis muamalah?
3.Sebutkan sumber hukum muamalah?
4.Sebutkan dari segi apa saja ruang lingkup muamalah?

1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian muamalah
2.Untuk mengetahui jenis jenis muamalah
3.Untuk mengetahhui sumber hukum muamalah
4.untuk mengetahui dari segi apa saja ruang lingkup muamalah

2
BAB II.

Pembahasan

2.1. Mengenal pengertian muamalah

Seperti yang sudah diketahui, hubungan baik antar manusia perlu dijaga agar tercipta
masyarakat yang rukun dan harmonis saat menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam syariat
Islam, hubungan antar manusia ini disebut sebagai muamalah atau dalam bahasa Arab memiliki
arti saling berbuat.

Pengertian muamalah menurut istilah syariat Islam adalah suatu kegiatan yang
mengatur hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan sesama umat manusia. Adapun
muamalah secara etimologi memiliki makna yang sama dengan al-mufa’ala yaitu saling
berbuat, yang berarti hubungan kepentingan antar seseorang dengan orang lain.

2.2. Jenis-jenis Muamalah


Umat Islam dalam melakukan kegiatan sehari-hari selalu berpegang teguh pada norma-
norma ilahiyah, begitu juga dalam muamalah. Hal ini sebagai upaya untuk melindungi hak
masing-masing pihak dalam bermuamalah. Melansir dari repository.uin-suska.ac.id,
muamalah dibagi menjadi beberapa jenis, di antaranya sebagai berikut:
a. Syirakh
Dalam ilmu muamalah, syirah merupakan suatu akad di mana dua pihak yang
melakukan kerjasama dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Selain itu, syirakh juga
bisa dimaknai mencampurkan dua bagian menjadi satu, sehingga tidak bisa dibedakan antara
satu dengan yang lainnya. Adapun rukun syirakh di antaranya barang harus halal, objek akad
harus pekerjaan dan modal, dan pihak pelaku akad harus memiliki kecakapan melakukan
pengelolaan harta.

b. Jual Beli
Dalam hukum Islam, kegiatan ekonomi memiliki arti suatu kegiatan atau kesepakatan
dalam menukar barang dengan tujuan untuk dimiliki selamanya. Adapun beberapa syarat saat

3
proses jual beli di antaranya berakal sehat, transaksi dilakukan atas dasar kehendak sendiri, dan
penjual maupun pembeli harus punya akal, baligh, dan lain sebagainya.

c. Riba

Riba secara bahasa memiliki arti ziyadah atau tambahan. Adapun pengertian riba
menurut Syekh Abu Yahya Al-Anshary didefinisikan sebagai berikut, yang artinya: "Riba
adalah suatu akad pertukaran barang tertentu yang tidak diketahui padanannya menurut
timbangan syara’ yang terjadi saat akad berlangsung atau akibat adanya penundaan serah
terima barang baik terhadap kedua barang yang dipertukarkan atau salah satunya saja." (Syekh
Abu Yahya Zakaria Al-Anshary, Fathul Wahâb bi Syarhi Manhaji al-Thullâb).

d. murabahah

Murabahah adalah transaksi atau pembayaran angsuran yang diketahui oleh kedua
pihak. Baik dari ketentuan margin keuntungan atau harga pokok pembelian.

e. Sewa Menyewa

Sewa menyewa atau dalam Islam disebut akad ijarah merupakan suatu imbalan yang
diberikan kepada seseorang atas jasa yang telah diberikan, seperti kendaraan, tenaga, tempat
tinggal, dan pikiran. Adapun beberapa syaratnya ialah barang yang disewakan menjadi hak
sepenuhnya dari pihak pemberi sewa, kedua belah pihak harus berakal sehat, dan manfaat
barang yang disewakan harus diketahui jelas oleh penyewa.

f. Hutang Piutang

Hutang piutang adalah menyerahkan harta dan benda kepada orang dengan catatan
suatu saat nanti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Beberapa rukun hutang piutang di
antaranya harus ada barang atau harta, adanya ijab qabul, dan adanya pemberi hutang atau
penghutang. Salah satu hal yang harus dihindari ialah menjahui riba.

2.3. Tujuan Muamalah

Tujuan muamalah adalah terciptanya hubungan yang harmonis antara sesama manusia,
sehingga tercipta masyarakat yang rukun dan tentram. Adapun hubungan ini berupa jalinan
pergaulan, saling menolong dalam kebaikan dalam upaya menjalankan ketaatannya kepada
Allah SWT. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa Allah memerintahkan hamba-Nya
untuk saling membantu dalam perbuatan baik dan melarang untuk saling mendukung dalam

4
berbuat kejahatan, kebathilan, dan kedholiman. Oleh karena itu, setiap manusia dianjurkan
untuk selalu menjaga hubungan baik dengan manusia lainnya.

2.4. Sumber Hukum Muamalah

Adapun sumber hukum muamalah terdiri dari tiga sumber utama yaitu Al-Qur’an, Al-
Hadits dan Ijtihad. Berikut penjelasannya:

1. Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah sumber utama dalam Islam dan sebagai pedoman utama dalam
kehidupan dan aturan apapun yang ada di dunia. Termasuk sumber hukum muamalah yang
terdapat pada Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 58

َ‫َّللاَ َكان‬ َ َّ ‫اس أ َ ْن ت َ ْح ُك ُموا بِ ْالعَدْ ِل ۚ إِ َّن‬


ُ ‫َّللا نِ ِع َّما يَ ِع‬
َّ ‫ظ ُك ْم بِ ِه ۗ إِ َّن‬ ِ ‫َّللا يَأ ْ ُم ُر ُك ْم أ َ ْن ت ُ َؤدُّوا ْاْل َ َمانَا‬
ِ َّ‫ت إِلَ ٰى أ َ ْه ِل َها َوإِذَا َحك َْمت ُ ْم بَيْنَ الن‬ َ َّ ‫إِ َّن‬
‫يرا‬
ً ‫ص‬ِ َ‫سمِ يعًا ب‬
َ

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak
menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepada kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”

Q.S Ali-Imran ayat 3

ِ ْ ‫ص ِدقًا ِل َما بَيْنَ يَدَ ْي ِه َوأ َ ْنزَ َل التَّ ْو َراةَ َو‬


‫اْل ْن ِجي َل‬ ِ ‫َاب بِ ْال َح‬
َ ‫ق ُم‬ َ ‫علَيْكَ ْال ِكت‬
َ ‫ن ََّز َل‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah agar kamu mendapat keberuntungan.”

2. Hadits

Hadits adalah sumber hukum kedua bagi umat Islam setelah Al-Qur’an. Hadits adalah
segala sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah SAW, baik berupa perkataan (sabda),
perbuatan, maupun ketetapan yang dijadikan sebagai landasan dalam syari’at Islam. Adapun
hadits yang membahas tentang muamalah adalah sebagai berikut;

1. Dari Abdullah bin mas’ud r.a dari Nabi SAW beliau bersabda : Riba itu terdiri 73 pintu.
Yang paling ringan diantarannya adalah seperti seseorang laki-laki yang berzina dengan

5
ibunya, dan sehebat-hebattnya riba adalah merusak kehormatan seorang muslim. (HR. Ibnu
Majah).

2. Janganlah kalian berbuat zhalim, ingatlah tidak halal harta seorang kecuali dengan keridhoan
darinya (HR al-Baihaqi).

3. Ijtihad

Ijtihad adalah sumber hukum ketiga setelah al-Qur’an dan hadits, ijtihad merupakan
proses untuk menetapkan perkara baru dengan akal sehat serta pertimbangan yang matang yang
mana perkara tersebut tidak ada dalam Al-Qur’an dan hadits maksudnya adalah tidak dibahas
sedetail mungkin. Biasanya ijtihad digunakan dalam perkembangan fiqih muamalah sebagai
suatu solusi terhadap permasalahan yang harus diterapkan hukumnya.

2.5. Ruang Lingkup Muamalah

Adapun ruang lingkup muamalah adalah seluruh kegiatan muamalah manusia


berdasarkan hukum-hukum Islam, baik itu berupa perintah maupun larangan yang terkait
dengan hubungan manusia dengan manusia lainnya.

Ruang Lingkup Muamalah dilihat Dari Segi Aspeknya

Dilihat dari segi aspeknya muamalah terbagi menjadi dua jenis yakni muamalah
adabiyah dan madiyah. Berikut ini penjelasannya:

1. Muamalah Adabiyah

Muamalah adabiyah merupakan muamalah yang berkaitan dengan bagaimana cara


tukar menukar barang yang ditinjau dari segi subjeknya yakni manusia. Adapun muamalah
adabiyah ini mengatur tentang batasan-batasan manusia yang boleh dilakukan maupun tidak
boleh dilakukan oleh manusia terhadap suatu benda yang berhubungan dengan adab maupun
akhlak seperti kejujuran, kesopanan, menghargai sesama, saling meridhoi, dengki, dendam dan
sebagainya yang berkaitan dengan aktivitas manusia dalam menjalankan dan mengelola suatu
benda.

2. Muamalah Madiyah

Muamalah madiyah adalah muamalah yang berkaitan dengan objek muamalah maupun
bendanya. Dalam muamalah madiyah ini menetapkan suatu aturan secara syara’ yang terkait

6
dengan objek bendanya. Jadi muamalah madiyah ini tentang suatu benda, apakah benda ini
halal, haram atau syubhat. Dan bagaimana jika benda tersebut menyebabkan kemaslahatan
serta kemudharatan bagi manusia.

Sehingga tujuan dari muamalah madiyah ini adalah memberikan suatu pedoman bahwa
kebutuhan seperti benda yang hendak dimiliki juga harus sesuai dengan syariat Islam dan
sesuai dengan kebutuhan, bukan hanya sekedar suka ataupun mencari keuntungan semata.

Adapun ruang lingkup dari muamalah madiyah diantaranya adalah:

• Jual-beli ( bai’ )
• Gadai ( rahn )
• Jaminan dan tanggungan ( Kafalah dan Dhaman )
• Pemindahan hutang ( hiwalah )
• Mudharabah
• Mukhabarah
• Syirkah
• Masalah seperti bunga bank, kredit, asuransi dan lain sebagainya.

Ruang Lingkup Muamalah dilihat Dari Segi Tujuannya

Adapun ruang lingkup muamalah dilihat dari tujuannya adalah sebagai berikut:

1. Hukum Keluarga (Ahkam Al Ahwal Al-Syakhiyyah)

Yakni suatu hukum yang berkaitan dengan urusan keluarga serte pembentukan keluarga
dengan tujuan untuk membangun serta memelihara keluarga sebagai bagian terkecil. Isi dari
hukum keluarga terdiri dari hak dan kewajiban suami istri, anak dan hubungan keluarga satu
dengan yang lainnya.

2. Hukum Perdata (Al Ahkam Al Maliyah)

Yakni suatu hukum yang mengatur tentang hubungan individu dalam bermuamalah dan
bentuk hubungannya. Seperti jual beli, sewa menyewa, hutan piutang, perserikatan, perjanjian
dan lain sebagainya.

7
3. Hukum Pidana (Al-Ahkam Al-Jinaiyyah)

Yakni hukum yang berkaitan dengan segala bentuk kejahatan, pelanggaran, hukum,
serta ketentuan-ketentuan sanksi hukumnya. Yang tujuannya untuk menjaga ketentraman dan
keamanan hidup umat manusia termasuk harta kekayaaan dan kehormatannya.

4. Hukum Acara (Al-Ahkam Al-Murafa’at)

Yakni hukum yang berkaitan dengan sumpah, persaksian, tata cara mempertahankan
hak dan memberi putusan siapa yang bersalah sesuai dengan hukum yang berlaku.

5. Hukum Perundang-Undangan (Al-Ahkam Al-Dusturiyyah)

Yakni hukum yang mengatur tentang perundangan-undangan yang berlaku untuk


membatasi hubungan hakim dengan terhukum.

6. Hukum Kenegaraan (Al-Ahkam Al-Duwaliyyah)

Yakni hukum yang berkaitan dengan hubungan antara penguasa (pemerintah) dengan
rakyatnya, hubungan antar kelompok masyarakat dalam suatu negara maupun antar negara.

7. Hukum Keuangan dan Ekonomi (Al-Ahkam Al-Iqtishadiyyah Wa Al-Maliyyah)

Yakni hukum yang berkaitan dengan hak-hak fakir miskin yang ada dalam harta orang
kaya, mengatur sumber keuangan negara, pendistribusian dan permasalahan pembelanjaan
negara dalam rangka kepentingan kesejahteraan rakyatnya.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Mu’amalah dalam jual beli tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia, karena
antara manusia saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dan mu’amalah dalam jual beli manusia harus berdasarkan ajaran Islam
agar mendapat karunia Allah, agar manusia mengerti dengan hukum-hukum mu’amalah
dalam jual beli dan agar tidak ada yang dirugikan.

3.2 Saran

Kita sebagai umat Islam patutlah kita melaksanakan syari’at Islam yang telah ditentukan, agar
kita mengerti hukum-hukum Islam dan mendapat ridho dan karunia Allah disetiap apa yang kita
lakukan dan salah satunya dalam urusan jual beli.

9
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Ruskam Suaidi, M.H.I. Dr.Antoni,M,H,I. 2021. Pendididkan Agama Islam. Insan

Cendikia Palembang

10

Anda mungkin juga menyukai