Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP EKONOMI ISLAM

DOSEN PEMBIMBING:
INDRA LESMANA, S.Pi., M.Si

OLEH:

INDAH LIA LUPITA 2206124764


LAURA LAURENSIA 2206111048
LINDA ANNA SARI 2206111070
ROCKY VERNANDO PRATAMA 2206113844
QIBRAN TAHTA ALMAUDI 2206112072

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah agama tentang konsep ekonomi islam.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Pekanbaru, 13 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.3. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Ekonomi Islam ......................................................................... 3
BAB III ................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 11
3.2 Saran ....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan. Ekonomi


Islam bertitik tolak dari Allah, bertujuan akhir kepada Allah, dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah. Menurut agama
Islam kegiatan ekonomi merupakan bagian dari kehidupan yang menyeluruh,
dilandasi oleh nilai-nilai yang bersumber dari alquran dan hadits yang
diaplikasikan pada hubungan kepada Allah dan kepada manusia secara
bersamaan. Nilai-nilai inilah yang menjadi sumber ekonomi Islam. Sehingga
kegiatan ekonomi terikat oleh nilai-nilai keislaman, termasuk dalam
memenuhi kebutuhan.

Pada hakikatnya, manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari,


bertujuan untuk memenuhi kelangsungan hidupnya. Di antara kebutuhan yang
diperlukan ialah barang dan jasa, yang mampu memberikan manfaat kepada
manusia, baik untuk dirinya maupun orang lain. Nilai manfaat inilah yang
menjadi salah satu faktor dari kebutuhan manusia atau disebut sebagai nilai
ekonomis dalam perspektif ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi membagi kebutuhan
menjadi tiga, yaitu kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan
tersier.

Prinsip utama dalam sistem ekonomi Islam yang diisyaratkan dalamAl-


Quran. Hidup hemat dan tidak bermewah-mewah, bermakna juga bahwa
tindakan-tindakan ekonomi hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan bukan
memuaskan keinginan. Menjalankan usaha-usaha yang halal dari produk atau
komoditi, manajemen, proses produksi hingga proses sirkulasi atau distribusi
haruslah ada dalam kerangka halal. Usaha-usaha tadi tidak boleh
bersentuhandengan judi dan spekulasi atau tindakan-tindakan lainnya yang
dilarang secarasyariah. Meskipun begitu ada kaidah hukum dalam Islam yang
cukup menjadirujukan dalam beraktivitas ekonomi, yaitu pada dasarnya

1
aktivitasapa punhukumnya boleh sampai ada dalil yang melarang aktivitas
itu secara syariah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi ekonomi Islam?


2. Bagaimana praktik ekonomi Islam?
3. Bagaimana karakteristik ekonomi Islam?
4. Bagaimana prinsip ekonomi Islam?

1.3. Tujuan

2. Dapat mengetahui makna dari ekonomi islam


3. Mengetahui konsep dan prinsip dasar
4. Mengetahui bagaimana sejarah ekonomi islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ekonomi Islam

Secara epistemologi ekonomi Islam dibagi menjadi dua disiplin ilmu,yang


pertama yaitu ekonomi Islam normatif, yaitu studi tentang hukum-
hukum syariah Islam yang berkaitan dengan urusan harta benda.
Cakupannyaadalah kepemilikan, pemanfaatan kepemilikan, dan distribusi
kekayaankepada masyarakat. Bagian ini merupakan pemikiran yang terikat nilai,
karenadiperoleh dari sumber nilai Islam yaitu Al-Quran dan As-Sunah
melaluimetode istinbat hukum. Kedua, ekonomi Islam positif, yaitu studi
tentangkonsep-konsep Islam yang berkaitan dengan urusan-urusan harta
benda,khususnya yang berkaitan dengan produksi barang dan jasa.
Cakupannyaadalah segala macam cara dan sarana yang digunakan dalam proses
produksibarang dan jasa. Bagian ini tidak harus mempunyai dasar konsep dari
Al-Quran dan As-Sunah, tapi cukup disyaratkan tidak boleh bertentangan
denganAl-Quran dan As-Sunah.
Segala aturan yang diturunkan Allah SWT dalam sistem
Islammengarah pada tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan,
sertamenghapuskan kejahatan, kesengsaraan, dan kerugian pada seluruh ciptaan-
Nya. Demikian halnya dalam hal ekonomi, tujuannya adalah
membantumanusia mencapai kemenangan di dunia dan akhirat.Islam memiliki
seperangkat tujuan dan nilai yang mengatur seluruhaspek kehidupan manusia,
termasuk di dalamnya urusan sosial, politik, dan ekonomi.

Dalam hal ini tujuan Islam pada dasarnya ingin mewujudkan


kebaikan hidup di dunia dan akhirat. Permasalahan ekonomi yang merupakan
bagian dari permasalahan yang mendapatkan perhatian dalam ajaran Islam,tentu
memiliki tujuan yang sama yakni tercapainya kemaslahatan di dunia dan akhirat.

3
Adapun tujuan ekonomi Islam antara lain:

1. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi
masyarakat dan lingkungannya.
2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud
mencakupaspek kehidupan dibidang hukum dan muamalah.
3. Tercapainya kemaslahatan yang mencakup, keselamatan keyakinan
agama,keselamatan jiwa, keselamatan akal, keselamatan keturunan dan
keluargaserta keselamatan harta benda.

Ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai sebuah studi


tentangpengelolaan harta benda menurut perspektif Islam. Ekonomi Islam
merupakanilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya
diaturberdasarkan peraturan agama Islam dan didasari dengan tauhid
sebagaimanadirangkum dalam rukun Islam dan rukun iman. Ilmu
ekonomi Islammerupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
masalah-masalahekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.

2.2 Sejarah Ekonomi Islam

Sejarah ekonomi Islam berawal dari di angkatnya Muhammad sebagaiutusan


Allah pada usia ke 40. Rasulullah mengeluarkan berbagai kebijakanyang
selanjutnya diikuti dan diteruskan oleh pengganti-penggantinya yaitu
Khulafaur Rasyidin. Pemikiran ekonomi Islam didasarkan atas Al-Quran danal-
hadits.

Rasulullah membentuk majelis syura yang sebagian bertugas mencatat


wahyu, kemudian pada 6 H sekretaris telah terbentuk. Demikian juga delegasi ke
negara-negara lain. Masalah kerumahtanggaan diurus oleh Bilal. Orang-orang ini
mengerjakan tugas dengan sukarela tanpa gaji. Tentara formal tidak ada di masa
ini, tentara tidak mendapat gaji tetap, Mereka mendapat ganimah sebelum
turunnya Surat Al-Anfal ayat 41 yang menjelaskan orang-orang yang berhak
mendapat bagian ganimah. Pada masa Rasulullah, sistem ekonomi yang
diberlakukan adalah sistem ekonomi yang telah di syariatkan dalam
Islam. Sistem ekonomi dizaman Rasulullah sangat kompleks dan

4
sempurna meskipun pada masa setelahnya tetap dilakukan perbaikan. Jenis-
jenis kebijakan baik pendapatan dan pengeluaran keuangan di masa
Rasulullah lebih terfokus pada masa perang dan kesejahteraan rakyat.
Tidak seperti saat ini bahwa kebijakan-kebijakan ekonomi lebih di
fokuskan pada pencarian keuntungan. Sejarah ekonomi Islam pada dasarnya
bersumber dari ide dan praktik ekonomi yang dilakukan oleh Muhammad Saw.
dan para Khulafaur Rasyidin serta pengikut-pengikutnya sepanjang zaman.
Diversifikasikan praktik ekonomi yang dilakukan masyarakat Muslim setelah
masa Muhammad Saw., bisa dianggap sebagai acuan sejarah ekonomi Islam
selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Perang dan kesejahteraan rakyat. Tidak seperti saat ini bahwa


kebijakan-kebijakan ekonomi lebih difokuskan pada pencarian
keuntungan. Sejarah ekonomi Islam pada dasarnya bersumber dari ide dan
praktik ekonomi yang dilakukan oleh Muhammad Saw. dan para Khulafaur
Rasyidin serta pengikut-pengikutnya sepanjang zaman. Diversifikasikan
praktik ekonomi yang dilakukan masyarakat Muslim setelah masa Muhammad
Saw., bisa dianggap sebagai acuan sejarah ekonomi Islam selama tidak
bertentangan dengan ajaran Islam.

Perekonomian di zaman Khulafaur Rasyidin banyak diwarnai dengan


perluasan wilayah kekuasaan dan inovasi-inovasi dalam bidang ekonomi.
Seperti pada zaman Khalifa Umar bin Khattab di mana beliau
memfungsikansecara optimal BMT dan membentuk Diwan Islam yang
pertama. Salah seorang ekonomi pada periode pertama adalah Abu
Yusuf. Kitabnya yang berjudul Al-Kharaj, banyak membahas ekonomi
publik, khususnya tentangperpajakan dan peran negara dalam
pembangunan ekonomi. Kitab ini mencakup berbagai bidang antara lain
tentang pemerintahan, keuangannegara, pertanahan, perpajakan dan peradilan.

Pada periode berikutnya, hadir Al-Ghazali dengan kitabnya yang


berjudul Ihya ‘Ulum al-Din. Bahasan ekonomi Al-Ghazali mencakup aspekluas,
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi pertukaran dan evolusipasar,
produksi, barter dan evolusi uang, serta peranan negara dan keuangan publik.

5
Kemudian diikuti dengan lahirnya Mohd. Iqbal, dalam karyanya, Puisidari Timur,
ia menunjukkan tanggapan Islam terhadap kapitalisme Barat danreaksi ekstrem
dari komunisme. Sedangkan pada periode kontemporer hadirlah ekonom-
ekonom, seperti Umer Chapra, Mannan dan lain-lain.

Hal ini menunjukkan bahwa pemikiran ekonomi Islam sudah


lahirsejak jaman Rasulullah, dan mempunyai aturan yang baik dan
jelas.Banyakpemikiran-pemikiran tersebut yang di adopsi oleh sistem
perekonomian Barat,dan banyak pula yang kemudian seperti terlahir dari Barat,
karena banyak hal yang disemukan.

Pemikiran ekonomi di kalangan pemikir Muslim banyak


mengisikhazanah pemikiran ekonomi dunia pada masa di mana Barat masih
dalammasa kegelapan (dark age).Pada masa tersebut dunia Islam justru
mengalami puncak kejayaan dalam berbagai bidang.Sejarah membuktikan
bahwa para pemikir Muslim merupakanpenemu, peletak dasar dan
pengembang dalam berbagai bidang ilmu. Nama-nama pemikir Muslim
bertebaran di sana-sini menghiasi arena ilmu-ilmupengetahuan. Baik
ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial. Mulai dari filsafat,
matematika, astronomi, ilmu optik, biologi, kedokteran, sejarah,sosiologi,
psikologi, pedagogi, sampai sastra. Termasuk juga, tentunya ilmu ekonomi.

2.3 Jenis - jenis Ekonomi Islam

1. Syirkah
Salah satu macam-macam muamalah yaitu syirkah. Syirkah dalamarti
bahasa adalah kerja sama, kongsi, atau bersyarikat. Syirkah
padapraktiknya dalam kegiatan ekonomi merupakan suatu usaha
untukmenggabungkan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai
tujuanbersama, sumber daya yang dimaksud bisa berupa modal uang,
keahlian,bahan baku, jaringan kerja, dan dilakukan oleh dua orang atau
lebihDalam ekonomi konvensional akad ini biasa disebut joint venture.Tidak
ada perbedaan secara signifikan pada akad ini kecuali bahwa dalamekonomi

6
Islam kegiatan usaha tidak boleh melanggar aturan syariat dannegara seperti
perkongsian untuk kartel narkoba, minuman keras, atau jualbeli komoditas
yang diharamkan agama.
1. Mudarabah
Adalah akad untuk mengikat kerja sama antara dua pihak yaitupemodal
(sahib al-mal) dan pelaksana usaha (mudharib), akad mudarabahjuga disebut
bagi hasil bagi sebagian orang. Caranya dengan menentukanberapa persen
bagian keuntungan yang akan diterima oleh kedua pihak.
Mudharib wajib mengembalikan modal yang dipinjamkan
danmembayarkan bagian keuntungan yang telah ditentukan dengan
tenggatwaktu atau masa kontrak yang disetujui atau tanpa masa
kontrak.Mudharib wajib mengikuti aturan yang telah di sepakati
kedua belahpihak, semisal apabila pemodal menghendaki mudharib
untuk tidakmenjual komoditas tertentu misalnya, akan tetapi tetap
menjualnya makamudharib menanggung risiko penuh atas modal yang
dipinjamnya.Bagi pemodal atau sahib al-mal, ia menanggung risiko
kehilanganmodal yang ditanamnya, aset yang dibeli menggunakan
uangnyamerupakan milik pemodal. Apabila mudharib melanggar
kontrak makamudharib wajib menanggung risiko penuh untuk mengganti
modal yang ia pinjam.

2. Jual beli (bai’ al murabahah)


Adalah akad yang berlaku untuk mengikat penjual dan pembelidengan
adanya penyerahan kepemilikanantara pedagang dan pembeli.AyatAl-Quran
terkait jual beli:Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki
hasilperniagaan) dari tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari
‘Arafat,berzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam. Dan berzikirlah
(denganmenyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu;
dansesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang
yangsesat. ( Quran: al Baqarah: 198).

7
3. Transaksi dengan pemberian kepercayaan
Transaksi pemberian kepercayaan adalah akad atau
perjanjianmengenai penjaminan hutang atau penyelesaian dengan
pemberiankepercayaan.Akad transaksi pemberian kepercayaan adalah
sebagai berikut :
a. Jaminan (kafalah/damanah), yaitu mengalihkan tanggung Jawab
seseorang (yang dijamin) kepada orang lain (penjamin). Hal ini juga
lazim terjadi pada ekonomi konvensional dimana pemberi
jaminanmeyakinkan kreditur untuk memberikan pinjaman kepada
debitur.
b. Gadai (rahn), yaitu menjadikan barang berharga yang nilainya
setaraatau lebih dari nilai pinjaman sebagai jaminan yang mengikat
denganhutang dan dapat dijadikan sebagai bayaran hutang jika kreditur
yangberhutang tidak mampu melunasi hutangnya. Akan tetapi akad
rahntidak bisa dijadikan satu dengan akad wadi’ah, semisal
menggadaikanperhiasan dan pada proses gadai dikenai biaya
tambahan atassimpanan, karena hal ini termasuk riba.
c. Pemindahan hutang (hiwalah), yaitu pemindahan kewajiban
ataspembayaran hutang kepada orang lain yang memiliki
sangkutan hutang.
4. Titipan (wadi’ah)
Adalah akad dimana seseorang menitipkan barang
berharganyakepada seseorang yang ia percaya dan memberikan
biaya atas jasasimpanan yang ia lakukan, pada akad ini kita dapati juga
pada ekonomikonvensional semisal deposit box.
5. Transaksi pemberian/perwakilan dalam transaksi (wakalah)
Transaksi ini berupa pemberian kekuasaan untuk menyelesaikantransaksi
tertentu, semisal penyerahan rumah atau transaksi jual beli suratberharga
yang dilakukan oleh manajer investasi yang dilakukan pada bankkustodian.

8
2.4. Tujuan Prinsip Ekonomi Islam
Setiap sistem ekonomi mempunyai inti paradigma, inti
paradigmaekonomi Islam bersumber dari Al-Quran dan Sunah. Ekonomi
Islammempunyai sifat dasar sebagai ekonomi Rabbani dan Insani. Disebut
EkonomiRabbani karena sarat dengan arahan dan nilai-nilai Ilahiyah.
Sedangkanekonomi Insani karena ekonomi ini dilaksanakan dan
ditujukan untuk kemakmuran manusia.
Ilmu ekonomi Islam memiliki tiga prinsip dasar yaitu tauhid, akhlak,dan
keseimbangan. Dua prinsip yang pertama kita sama-sama tahu pasti tidakada
dalam landasan dasar ekonomi konvensional. Prinsip keseimbangan pun,dalam
praktiknya, justru yang membuat ekonomi konvensional semakindikritik
dan ditinggalkan orang. Ekonomi Islam dikatakan memiliki dasarsebagai
ekonomi Insani karena sistem ekonomi ini dilaksanakan dan ditujukanuntuk
kemakmuran manusia.
Ekonomi Islam disebut juga sebagai ekonomi tauhid. Keimanan
mempunyai peranan penting dalam ekonomi Islam, karena secara langsungakan
mempengaruhi cara pandang dalam membentuk kepribadian, perilaku,gaya
hidup, selera, dan preferensi manusia, sikap-sikap terhadap
manusia,sumber daya dan lingkungan. Saringan moral bertujuan untuk
menjaga kepentingan diri tetap berada dalam batas-batas kepentingan sosial
dengan mengubah preferensi individual sesuai dengan prioritas sosial dan
menghilangkan atau meminimalisasikan penggunaan sumber daya untuk
tujuan yang akan menggagalkan visi sosial tersebut, yang akan meningkatkan
keserasian antara kepentingan diri dan kepentingan sosial.
Disisi lain, ada yang menjelaskan bahwa prinsip ekonomi Islam adadua,
yaitu; pertama ialah prinsip umum, yaitu Aqidah Islamiyah yang menjadi
landasan pemikiran bagi segala pemikiran Islam, seperti sistem ekonomi
Islam, sistem politik Islam, sistem pendidikan Islam, dan sebagainya. Aqidah
Islamiyah disini dipahami bukan sekedar sebagai Aqidah Ruhiyah,
yakniakidah yang menjadi landasan aktivitas-aktivitas spiritual murni
sepertiibadah, namun juga sebagai Aqidah Siyasah, yakni akidah yang
menjadilandasan untuk mengelola segala aspek kehidupan manusia tanpa

9
kecuali termasuk ekonomi.Kedua, prinsip khusus (cabang), yaitu sejumlah
kaidah umum dan mendasar dalam syariah Islam yang lahir dari akidah
Islam, yang secara khusus menjadi landasan bangunan sistem ekonomi Islam.
Prinsip khusus ini terdiri dari tiga asas, yaitu: kepemilikan sesuai syariah,
pemanfaatan kepemilikan sesuai syariah dan pendistribusian kekayaan kepada
masyarakat.
Prinsip ekonomi Islam tersebut bertentangan secara kontras denganprinsip
sistem ekonomi kapitalis saat ini. Aqidah Islamiyah sebagai prinsipumum
ekonomi Islam menerangkan bahwa Islam adalah agama dan sekaligusideologi
sempurna yang mengatur segala aspek kehidupan tanpa kecuali.Prinsip Islam ini
berbeda dengan prinsip ekonomi kapitalis, dimanaprinsip yang berkaitan
dengan kepemilikan, pemanfaatan kepemilikan, dandistribusi kekayaan kepada
masyarakat, semuanya dianggap lepas atau tidakboleh disangkutpautkan dengan
agama.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ekonomi Islam berbeda dari kapitalisme, sosialisme, maupun


negarakesejahteraan. Berbeda dari kapitalisme karena Islam menentang
eksploitasioleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin, dan melarang
penumpukankekayaan.. Selain itu, ekonomi dalam kaca mata Islam
merupakan tuntutankehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi
ibadah yang teraplikasidalam etika dan moralEkonomi Islam pada dasarnya
merupakan aktualisasi nilai-nilai Islamdalam aktivitas kehidupan manusia
dalam rangka mewujudkan kesejahteraanmanusia di dunia dan
akhirat.Keberadaan ekonomi Islam tidak lain bertujuanmewujudkan
kebahagiaan dan kesejahteraan manusia di dunia dan akhirat.Tujuan
tersebut dalam pandangan para ahli dijabarkan dalam
tigapermasalahan pokok yang terdiri atas pertama mewujudkan
pertumbuhanekonomi dalam Negara, kedua mewujudkan kesejahteraan
manusia dan ketigamewujudkan mekanisme distribusi kekayaan yang adil.

3.2 Saran

Untuk mewujudkan kegiatan ekonomi yang selaras dengan


perintahAllah SWT, seorang muslim perlu mengetahui beberapa asas
transaksiekonomi menurut ajaran Islam.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman, Karim. (2007).Ekonomi Mikro Islam. PT. Raja Grafindo


Persada. Jakarta.
Efendi, Rustam. (2003). Produksi Dalam Islam. Megistra Insania Press.
Yogyakarta.
Qardhawi, Yusuf.(2004).Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian
Islam. Robbani Press. Jakarta.
Sudarsono, Heri. (2002).Konsep Ekonomi Islam. Ekonsia. Yogyakarta
Suherman, Rosyidi. (1998). Pendekatan kepada Teori Ekonomi Mikro dan
Makro. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai