DOSEN PEMBIMBING:
INDRA LESMANA, S.Pi., M.Si
OLEH:
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah agama tentang konsep ekonomi islam.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
aktivitasapa punhukumnya boleh sampai ada dalil yang melarang aktivitas
itu secara syariah.
1.3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Adapun tujuan ekonomi Islam antara lain:
1. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi
masyarakat dan lingkungannya.
2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud
mencakupaspek kehidupan dibidang hukum dan muamalah.
3. Tercapainya kemaslahatan yang mencakup, keselamatan keyakinan
agama,keselamatan jiwa, keselamatan akal, keselamatan keturunan dan
keluargaserta keselamatan harta benda.
4
sempurna meskipun pada masa setelahnya tetap dilakukan perbaikan. Jenis-
jenis kebijakan baik pendapatan dan pengeluaran keuangan di masa
Rasulullah lebih terfokus pada masa perang dan kesejahteraan rakyat.
Tidak seperti saat ini bahwa kebijakan-kebijakan ekonomi lebih di
fokuskan pada pencarian keuntungan. Sejarah ekonomi Islam pada dasarnya
bersumber dari ide dan praktik ekonomi yang dilakukan oleh Muhammad Saw.
dan para Khulafaur Rasyidin serta pengikut-pengikutnya sepanjang zaman.
Diversifikasikan praktik ekonomi yang dilakukan masyarakat Muslim setelah
masa Muhammad Saw., bisa dianggap sebagai acuan sejarah ekonomi Islam
selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
5
Kemudian diikuti dengan lahirnya Mohd. Iqbal, dalam karyanya, Puisidari Timur,
ia menunjukkan tanggapan Islam terhadap kapitalisme Barat danreaksi ekstrem
dari komunisme. Sedangkan pada periode kontemporer hadirlah ekonom-
ekonom, seperti Umer Chapra, Mannan dan lain-lain.
1. Syirkah
Salah satu macam-macam muamalah yaitu syirkah. Syirkah dalamarti
bahasa adalah kerja sama, kongsi, atau bersyarikat. Syirkah
padapraktiknya dalam kegiatan ekonomi merupakan suatu usaha
untukmenggabungkan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai
tujuanbersama, sumber daya yang dimaksud bisa berupa modal uang,
keahlian,bahan baku, jaringan kerja, dan dilakukan oleh dua orang atau
lebihDalam ekonomi konvensional akad ini biasa disebut joint venture.Tidak
ada perbedaan secara signifikan pada akad ini kecuali bahwa dalamekonomi
6
Islam kegiatan usaha tidak boleh melanggar aturan syariat dannegara seperti
perkongsian untuk kartel narkoba, minuman keras, atau jualbeli komoditas
yang diharamkan agama.
1. Mudarabah
Adalah akad untuk mengikat kerja sama antara dua pihak yaitupemodal
(sahib al-mal) dan pelaksana usaha (mudharib), akad mudarabahjuga disebut
bagi hasil bagi sebagian orang. Caranya dengan menentukanberapa persen
bagian keuntungan yang akan diterima oleh kedua pihak.
Mudharib wajib mengembalikan modal yang dipinjamkan
danmembayarkan bagian keuntungan yang telah ditentukan dengan
tenggatwaktu atau masa kontrak yang disetujui atau tanpa masa
kontrak.Mudharib wajib mengikuti aturan yang telah di sepakati
kedua belahpihak, semisal apabila pemodal menghendaki mudharib
untuk tidakmenjual komoditas tertentu misalnya, akan tetapi tetap
menjualnya makamudharib menanggung risiko penuh atas modal yang
dipinjamnya.Bagi pemodal atau sahib al-mal, ia menanggung risiko
kehilanganmodal yang ditanamnya, aset yang dibeli menggunakan
uangnyamerupakan milik pemodal. Apabila mudharib melanggar
kontrak makamudharib wajib menanggung risiko penuh untuk mengganti
modal yang ia pinjam.
7
3. Transaksi dengan pemberian kepercayaan
Transaksi pemberian kepercayaan adalah akad atau
perjanjianmengenai penjaminan hutang atau penyelesaian dengan
pemberiankepercayaan.Akad transaksi pemberian kepercayaan adalah
sebagai berikut :
a. Jaminan (kafalah/damanah), yaitu mengalihkan tanggung Jawab
seseorang (yang dijamin) kepada orang lain (penjamin). Hal ini juga
lazim terjadi pada ekonomi konvensional dimana pemberi
jaminanmeyakinkan kreditur untuk memberikan pinjaman kepada
debitur.
b. Gadai (rahn), yaitu menjadikan barang berharga yang nilainya
setaraatau lebih dari nilai pinjaman sebagai jaminan yang mengikat
denganhutang dan dapat dijadikan sebagai bayaran hutang jika kreditur
yangberhutang tidak mampu melunasi hutangnya. Akan tetapi akad
rahntidak bisa dijadikan satu dengan akad wadi’ah, semisal
menggadaikanperhiasan dan pada proses gadai dikenai biaya
tambahan atassimpanan, karena hal ini termasuk riba.
c. Pemindahan hutang (hiwalah), yaitu pemindahan kewajiban
ataspembayaran hutang kepada orang lain yang memiliki
sangkutan hutang.
4. Titipan (wadi’ah)
Adalah akad dimana seseorang menitipkan barang
berharganyakepada seseorang yang ia percaya dan memberikan
biaya atas jasasimpanan yang ia lakukan, pada akad ini kita dapati juga
pada ekonomikonvensional semisal deposit box.
5. Transaksi pemberian/perwakilan dalam transaksi (wakalah)
Transaksi ini berupa pemberian kekuasaan untuk menyelesaikantransaksi
tertentu, semisal penyerahan rumah atau transaksi jual beli suratberharga
yang dilakukan oleh manajer investasi yang dilakukan pada bankkustodian.
8
2.4. Tujuan Prinsip Ekonomi Islam
Setiap sistem ekonomi mempunyai inti paradigma, inti
paradigmaekonomi Islam bersumber dari Al-Quran dan Sunah. Ekonomi
Islammempunyai sifat dasar sebagai ekonomi Rabbani dan Insani. Disebut
EkonomiRabbani karena sarat dengan arahan dan nilai-nilai Ilahiyah.
Sedangkanekonomi Insani karena ekonomi ini dilaksanakan dan
ditujukan untuk kemakmuran manusia.
Ilmu ekonomi Islam memiliki tiga prinsip dasar yaitu tauhid, akhlak,dan
keseimbangan. Dua prinsip yang pertama kita sama-sama tahu pasti tidakada
dalam landasan dasar ekonomi konvensional. Prinsip keseimbangan pun,dalam
praktiknya, justru yang membuat ekonomi konvensional semakindikritik
dan ditinggalkan orang. Ekonomi Islam dikatakan memiliki dasarsebagai
ekonomi Insani karena sistem ekonomi ini dilaksanakan dan ditujukanuntuk
kemakmuran manusia.
Ekonomi Islam disebut juga sebagai ekonomi tauhid. Keimanan
mempunyai peranan penting dalam ekonomi Islam, karena secara langsungakan
mempengaruhi cara pandang dalam membentuk kepribadian, perilaku,gaya
hidup, selera, dan preferensi manusia, sikap-sikap terhadap
manusia,sumber daya dan lingkungan. Saringan moral bertujuan untuk
menjaga kepentingan diri tetap berada dalam batas-batas kepentingan sosial
dengan mengubah preferensi individual sesuai dengan prioritas sosial dan
menghilangkan atau meminimalisasikan penggunaan sumber daya untuk
tujuan yang akan menggagalkan visi sosial tersebut, yang akan meningkatkan
keserasian antara kepentingan diri dan kepentingan sosial.
Disisi lain, ada yang menjelaskan bahwa prinsip ekonomi Islam adadua,
yaitu; pertama ialah prinsip umum, yaitu Aqidah Islamiyah yang menjadi
landasan pemikiran bagi segala pemikiran Islam, seperti sistem ekonomi
Islam, sistem politik Islam, sistem pendidikan Islam, dan sebagainya. Aqidah
Islamiyah disini dipahami bukan sekedar sebagai Aqidah Ruhiyah,
yakniakidah yang menjadi landasan aktivitas-aktivitas spiritual murni
sepertiibadah, namun juga sebagai Aqidah Siyasah, yakni akidah yang
menjadilandasan untuk mengelola segala aspek kehidupan manusia tanpa
9
kecuali termasuk ekonomi.Kedua, prinsip khusus (cabang), yaitu sejumlah
kaidah umum dan mendasar dalam syariah Islam yang lahir dari akidah
Islam, yang secara khusus menjadi landasan bangunan sistem ekonomi Islam.
Prinsip khusus ini terdiri dari tiga asas, yaitu: kepemilikan sesuai syariah,
pemanfaatan kepemilikan sesuai syariah dan pendistribusian kekayaan kepada
masyarakat.
Prinsip ekonomi Islam tersebut bertentangan secara kontras denganprinsip
sistem ekonomi kapitalis saat ini. Aqidah Islamiyah sebagai prinsipumum
ekonomi Islam menerangkan bahwa Islam adalah agama dan sekaligusideologi
sempurna yang mengatur segala aspek kehidupan tanpa kecuali.Prinsip Islam ini
berbeda dengan prinsip ekonomi kapitalis, dimanaprinsip yang berkaitan
dengan kepemilikan, pemanfaatan kepemilikan, dandistribusi kekayaan kepada
masyarakat, semuanya dianggap lepas atau tidakboleh disangkutpautkan dengan
agama.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12