DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
JURUSAN KEHUTANAN
PEKANBARU
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya kepada kita bersama, dan berkat-Nya pula
penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Agama dan
Karakteristiknya”.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................8
3.2Saran…………………………………………………………………………………… …8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................9
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Agama merupakan suatu penyerahan kepada kekuatan yang lebih tinggi dari
pada manusia yang dipercayai mengatur jalannya alamdan kehidupanmanusia.
Apabila dilihat dari asal usulnya agama, maka dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu agama wahyu dan agama duniawi. Agama wahyu
merupakanagama yang bersumber pada wahyu Tuhan, sedangkan agama duniawi
merupakanhasil akal pikiran manusia.
Agama duniawi disebut juga agama budaya yang di dalamnya terdapat hal-hal
yang bersifat religi.Mengutip pendapat Durkheim, yang mengatakan bahwa
agama merupakan suatu sistemyangberkaitan dengan keyakinan dan upacara-
upacara yang bersifat keramat. Timbulnya agama dan budaya dalam pikiran
manusia dikarenakan getaranjiwayang diebut emosi keagamaan. Dimana dalam
batin manusia sendiri timbul pemikiran, perilaku kepercayaan terhadap suatu
benda yang dianggap mempunyai kekuatan yang luar biasa
Salah satu motivasi manusia untuk melakukan dan menghayati agama adalah
ketidakpuasan terhadap yang mereka dapatkan, karena agama mengandung nilai-
nilai ajaran yang dapat menentramkan batin seseorang sehingga akan tercapai
hidup bahagia aman dan tentram.
iv
B. Rumusan Masalah
Untuk menghindari kemungkinan adanya pembahasan yang tidak sesuai
dengan maksud dan tujuan penelitian yang hendak dicapai maka perlu adanya
rumusan masalah. Dengan demikian penulis rumuskan dalam bentuk pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1.Bagaimana kepercayaan itu muncul
2.Bagaimana karakteristik suatu agama bisa terjadi
3.Bagaimana karakteristik agama islam yang menjadi ciri khas agama itu
sendiri.
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui asal-usul sistem kepercayaan Masyarakat
2. Untuk mengetahui sistem kepercayaan yang berkembang
v
BAB II
PEMBAHASAN
Agama merupakan suatu penyerahan kepada kekuatan yang lebih tinggi dari
pada manusia yang dipercayai mengatur jalannya alamdan kehidupanmanusia.
Apabila dilihat dari asal usulnya agama, maka dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu agama wahyu dan agama duniawi. Agama wahyu
merupakanagama yang bersumber pada wahyu Tuhan, sedangkan agama duniawi
merupakanhasil akal pikiran manusia.
Agama duniawi disebut juga agama budaya yang di dalamnya terdapat hal-hal
yang bersifat religi.Mengutip pendapat Durkheim, yang mengatakan bahwa
agama merupakan suatu sistemyangberkaitan dengan keyakinan dan upacara-
upacara yang bersifat keramat. Timbulnya agama dan budaya dalam pikiran
manusia dikarenakan getaranjiwayang diebut emosi keagamaan. Dimana dalam
batin manusia sendiri timbul pemikiran, perilaku kepercayaan terhadap suatu
benda yang dianggap mempunyai kekuatan yang luar biasa.
vi
ajaranyangdapat menentramkan batin seseorang sehingga akan tercapai hidup
bahagia amandan tentram. Untuk mencapai hal tersebut ajaran dan petunjuk bagi
para penganut agama untuk bisa selamat dari api neraka dalam kehidupan setelah
mati, merupakan sesuatu yang ditawarkan agama sebagai sebuah
sistemkeyakinan. Karena itu keyakinan keagamaan dapat dilihat sebagai orientasi
pada masa yangakan datang, dengan cara mengikuti kewajiban-kewajiban
keagamaan dalamkehidupan sehari-hari sesuai dengan agama yang dianut dan
diyakini kebenarannya oleh para penganut agama tersebut.
vii
dan dilaksanakan seperti memelihara emosi keagamaan, yakinpercaya kepada
yang ghaib, melakukan upacara-uoacara dan acara-acara tertentudan mengikuti
sejumlah pengikut yang mentaati. Adanya unsur-unsur yang dipertahankan dan
dilaksanakan olehmasyarakat beragama tersebut bisaanya ada pada masyarakat
sederhana. Para antropolog yang bergerak dalam hipotesa revolusi berpendapat
bahwa masyarakat sederhana merupakan sisa-sisa pada zaman primitif pemikiran-
pemikiran merekamasih rendah dari pada pemikirn-pemikiran orang maju.
viii
solidaritas social dan juga menanamkan kebajikan-kebajikan social serta
memberikan kedamaian mental.
Iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Kristen dan
Katolik). Iman kepada Allah SWT (Islam). Iman kepada Sang Hyang Widhi Wasa
(Hindu). Mempercayai Tian (baca Tien) sebagai Yang Maha Besar atau Yang
Maha Kuasa (Konghucu). Umat Buddha menyebut Tuhan dengan Atthi Ajatang
Abhutang Akatang Asamkhatang (bahasa Pali) yang artinya “Suatu Yang Tidak
Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak”.
2) Praktik agama.
ix
Dilakukan sebagai ungkapan iman para pemeluk agama kepada Tuhan.
Contohnya seperti berdoa, sembahyang/sholat/yoga, berpuasa, berpantang makan
daging hewan tertentu. Praktik agama ada yang bersifat wajib dan tidak wajib,
disertai dengan konsekuensi aturan dan ketentuan yang menyertainya.
3) Umat.
4) Pengalaman keagamaan.
Sering menjadi tolak ukur untuk menentukan kadar kedalaman hubungan orang
beragama dengan Tuhan. Semakin dalam hubungan dengan Tuhan, semakin
mudah kita mengalami pengalaman keagamaan, begitu pula sebaliknya.
Contohnya saat seseorang merasa diberkati, lalu ia terdorong untuk menunaikan
ibadah Haji di Mekkah (Islam), menghayati panggilan khusus menjadi pendeta
(Kristen Protestan), pastor atau biarawan/biarawati (Katolik), biksu (Buddha).
5) Simbol.
x
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Agama dan aliran kepercayaan merupakan bagian dari sendi-sendi
masyarakat, dan diakomodir dalam Sila Pertama Pancasila. Nilai-nilai spriritual
yang hidup dalam kerohanian bangsa Indonesia, oleh para pendiri negara yang
terdiri dari berbagai golongan mengakomodasi falsafah hidup, ajaran agama,
paradigma rakyat Indonesia yang beragam kala tersebut. Kedalam bentuk aturan
yang melindungi kemerdekaan ber-Tuhan, beribadat sesuai agama dan
kepercayaan.
Pasal 29 Undang-Undang Dasar 1945 merupakan nilai-nilai ke- Tuhanan
dikristalkan dalam norma hukum dasar atau konstitusi negara. Terdapat
kesenjangan hukum, yang didalamnya terdapat perlindungan hukum khususnya
dalam pelaksanaan dan penegakan hukum Pasal 29 Undang-Undang Dasar 1945
mengenai agama dan kepercayaan, dengan keluarnya Putusan MK Nomor
97/PUU/XIV/2016 maka dianggap sebagai upaya perlindungan terhadap aliran
kepercayaan, beberapa konsekuensi dilahirkan sesuai dengan keluarnya putusan
tersebut, walaupun pembaharuan hukum dapat diselesaikan dengan perbaikan
legal structure bukan dalam perubahan peraturan perundang-undangannya.
3.2 Saran
Lebih peduli terhadap agama, memegang teguh norma-norma sesuai dengan
menjalankan segala yang diperintahkan Allah SWT dan meninggalkan
larangannya. Terutama bagi para mahasiswa hendaknya lebih mendalami agama
terutama mahasiswa yang jauh dari rumah, karna jikalau kita tidak dekat dengan
agama kita akan mudah terpengaruh oleh lingkungan yang kurang baik apalagi
tinggal di kota yang jauh dari orang tua.
xi
DAFTAR PUSTAKA
xii