Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AGAMA ISLAM

AGAMA DAN KARAKTERISTIKNYA

DOSEN PENGAMPU : INDRA LESMANA, S.Pi, M.Si

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. BAYU SAPUTRA 2206111064


2. DONI ANANDA 2206135264
3. NUR LIZZA AUDIA 2206111050
4. SYAFITRI 2206112074
5. ZEKI DESVITA 2206113838

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya kepada kita bersama, dan berkat-Nya pula
penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Agama dan
Karakteristiknya”.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Indra Lesmana, S.Pi,


M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama Islam, yang telah
membimbing penulis dalam penulisan makalah ini. Makalah ini berisikan konsep
dan fungsi hukum keluarga dalam Islam, perwalian, waris, dan pengasuhan anak.
Tujuan pembuatan makalah ini agar dapat menambah pengetahuan serta wawasan
para pembaca dan semoga informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Demikianlah makalah ini penulis buat, apabila terdapat kesalahan dalam


penulisan makalah ini, penulis mohon maaf. Penulis menerima kritik serta saran
dari para pembaca agar dapat membuat karya makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.

Pekanbaru, 8 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Agama............................................................................................3

2.2 Fungsi Agama dan Kepercayaan....................................................................5

2.3 Karakteristik Agama.......................................................................................6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................8

3.2Saran…………………………………………………………………………………… …8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................9

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupn sehari-hari manusia tidak lepas dari agama,


bahkansuatubangsa yang primitive pun sama tidak lepas dari persoalan agama,
karena denganberagama, manusia mampu mengendalikan alam semesta ini.
Agama di pandangsebagai kepercayaan yang memiliki banyak ragam keercayaan
dari sukuyangberbeda-beda yang tetap dibutuhkan manusia karena dianggapnya
mampumemeberikan makna pada kehidupannya, diyakini pula bahwa agama
dapat memeberikan kelangsungan hidup sesudah mati.

Agama merupakan suatu penyerahan kepada kekuatan yang lebih tinggi dari
pada manusia yang dipercayai mengatur jalannya alamdan kehidupanmanusia.
Apabila dilihat dari asal usulnya agama, maka dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu agama wahyu dan agama duniawi. Agama wahyu
merupakanagama yang bersumber pada wahyu Tuhan, sedangkan agama duniawi
merupakanhasil akal pikiran manusia.

Agama duniawi disebut juga agama budaya yang di dalamnya terdapat hal-hal
yang bersifat religi.Mengutip pendapat Durkheim, yang mengatakan bahwa
agama merupakan suatu sistemyangberkaitan dengan keyakinan dan upacara-
upacara yang bersifat keramat. Timbulnya agama dan budaya dalam pikiran
manusia dikarenakan getaranjiwayang diebut emosi keagamaan. Dimana dalam
batin manusia sendiri timbul pemikiran, perilaku kepercayaan terhadap suatu
benda yang dianggap mempunyai kekuatan yang luar biasa

Salah satu motivasi manusia untuk melakukan dan menghayati agama adalah
ketidakpuasan terhadap yang mereka dapatkan, karena agama mengandung nilai-
nilai ajaran yang dapat menentramkan batin seseorang sehingga akan tercapai
hidup bahagia aman dan tentram.

iv
B. Rumusan Masalah
Untuk menghindari kemungkinan adanya pembahasan yang tidak sesuai
dengan maksud dan tujuan penelitian yang hendak dicapai maka perlu adanya
rumusan masalah. Dengan demikian penulis rumuskan dalam bentuk pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1.Bagaimana kepercayaan itu muncul
2.Bagaimana karakteristik suatu agama bisa terjadi
3.Bagaimana karakteristik agama islam yang menjadi ciri khas agama itu
sendiri.

C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui asal-usul sistem kepercayaan Masyarakat
2. Untuk mengetahui sistem kepercayaan yang berkembang

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Agama

Agama merupakan suatu penyerahan kepada kekuatan yang lebih tinggi dari
pada manusia yang dipercayai mengatur jalannya alamdan kehidupanmanusia.
Apabila dilihat dari asal usulnya agama, maka dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu agama wahyu dan agama duniawi. Agama wahyu
merupakanagama yang bersumber pada wahyu Tuhan, sedangkan agama duniawi
merupakanhasil akal pikiran manusia.

Agama duniawi disebut juga agama budaya yang di dalamnya terdapat hal-hal
yang bersifat religi.Mengutip pendapat Durkheim, yang mengatakan bahwa
agama merupakan suatu sistemyangberkaitan dengan keyakinan dan upacara-
upacara yang bersifat keramat. Timbulnya agama dan budaya dalam pikiran
manusia dikarenakan getaranjiwayang diebut emosi keagamaan. Dimana dalam
batin manusia sendiri timbul pemikiran, perilaku kepercayaan terhadap suatu
benda yang dianggap mempunyai kekuatan yang luar biasa.

Dalam pandangan Elizabeth K. Notingham (1985 : 44), salah satu motivasi


manusia untuk melakukan dan menghayati agama adalah ketidakpuasan
terhadapapa yang mereka dapatkan, karena agama mengandung nilai-nilai ajaran
yang dapat menentramkan batin seseorang sehingga akan tercapai hidup bahagia
amandan tentram. Untuk mencapai hal tersebut ajaran dan petunjuk bagi para
penganut agama untuk bisa selamat dari api neraka dalam kehidupan setelah mati,
merupakan sesuatu yang ditawarkan agama sebagai sebuah sistemkeyakinan.
Karena itu keyakinan keagamaan dapat dilihat sebagai orientasi pada masa
yangakan datang, dengan cara mengikuti kewajiban-kewajiban keagamaan
dalamkehidupan sehari-hari sesuai dengan agama yang dianut dan diyakini
kebenarannya oleh para penganut agama tersebut.

Dalam pandangan Elizabeth K. Notingham (1985 : 44), salah satu motivasi


manusia untuk melakukan dan menghayati agama adalah ketidakpuasan
terhadapapa yang mereka dapatkan, karena agama mengandung nilai-nilai

vi
ajaranyangdapat menentramkan batin seseorang sehingga akan tercapai hidup
bahagia amandan tentram. Untuk mencapai hal tersebut ajaran dan petunjuk bagi
para penganut agama untuk bisa selamat dari api neraka dalam kehidupan setelah
mati, merupakan sesuatu yang ditawarkan agama sebagai sebuah
sistemkeyakinan. Karena itu keyakinan keagamaan dapat dilihat sebagai orientasi
pada masa yangakan datang, dengan cara mengikuti kewajiban-kewajiban
keagamaan dalamkehidupan sehari-hari sesuai dengan agama yang dianut dan
diyakini kebenarannya oleh para penganut agama tersebut.

Dengan itu Koentjaraningrat ( 1987: 80), berpendapat bahwa system


keyakinan dalam suatu agama berwujud pada pikiran gagasan manusia
yangmenyangkut keyakinan dan konsepsi manusia tentang sifat-sifat yang
absolute Dengan itu Koentjaraningrat ( 1987: 80), berpendapat bahwa
sistemkeyakinan dalam suatu agama berwujud pada pikiran gagasan manusia
yangmenyangkut keyakinan dan konsepsi manusia tentang sifat-sifat yang
absolute.

Manusia beragama akan mengakui bahwa agama dapat menghadirkansesuatu


yang sakral, dan kesakralan itulah yang kemudian melahirkan upacarakeagamaan
dalam bentuk pemujaan-pemujaan dan penyembahan. Sehingga dari sinilah
muncul keyakinan bahwa suatu ekspresi pemujaan yang berkembangmenjdi
praktek keagaman yang dilakukan manusia disaksikan Tuhan. Dari situakan ada
semacam tradisi atau peraturan yang pada dasarnya memberikan manfaat bagi
dirinya maupun bagi kehidupan sosial manusia di dunia dan akhirat.

Tuhan yang diakui sebagai kekuatan di luar manusia sering pula


diartikansebagai kekuatan supernatural seperti roh nenek moyang leluhur yang
dianggapmampu memberikan perlindungan kepada keturunannya. Secara
bersama-samamereka melakukan upacara keagamaan seperti halnya yang
dilakukan olehparaleluhurnya untuk mendapatkan keselamatan bagi warganya
maupun bagi dirinya. Di samping itu praktek upacara keagamaan ini menjadikan
solidaritas masyarakat penganut agama bertambah kuat.

Dari pendapat di atas maka Hilman Hadikusumah (1993 : 24) mengemukakan


bahwa dalam agama budaya bisaanya terdapat unsur-unsur yangdipertahankan

vii
dan dilaksanakan seperti memelihara emosi keagamaan, yakinpercaya kepada
yang ghaib, melakukan upacara-uoacara dan acara-acara tertentudan mengikuti
sejumlah pengikut yang mentaati. Adanya unsur-unsur yang dipertahankan dan
dilaksanakan olehmasyarakat beragama tersebut bisaanya ada pada masyarakat
sederhana. Para antropolog yang bergerak dalam hipotesa revolusi berpendapat
bahwa masyarakat sederhana merupakan sisa-sisa pada zaman primitif pemikiran-
pemikiran merekamasih rendah dari pada pemikirn-pemikiran orang maju.

Disamping itu juga manusia sederhana yang dinamakan agama primitif


sekelompok orang yang hidup pada kurun waktu lampau sesuatu yang tertinggal
zaman kuno. Hidupnya masih dekat dengan alam belum disentuh oleh ekses-
eksesperadaban modern, dunia mereka penuh dengan kekuatan-kekuatan ghaib.
Bentuk masyarakat sederhana yang homogen dan mempunyai sistemkepercayaan
yang dilengkapi dengan upcara-upacara keagamaan tersebut salahsatunya adalah
masyarakat Kampung Naga, selain itu namanya dikenal jugadengan masyarakat
kampung Adat Naga, karena mereka memiliki adat istiadat yang dipertahankan
dan tidak dapat ditinggalkan begitu saja, bahkan diwariskansecara turun temurun
kepada generasi penerusnya.

Masyarakat tersebut merupakan salah satu dari sejumlah masyarakat


yangmasih berpegang teguh terhadap tradisi adat leluhurnya.
Kehidupankeberagamaannya belum semaju masyarakat di luar Kampung Naga,
masyarakatnya, masih memadukan unsur-unsur budaya dengan ajaran Islam,
sehingga masyarakat Kampung Naga bisa dikategorikan sebagai masyarakat adat
yang masih berpegang teguh terhadap tradisi leluhurnya serta Islamsebagai agama
yang dianutnya dipahami sesuai kemampuannya.

2.2 Fungsi Agama dan Kepercayaan

Agama mempunyai peranan penting dalam mengatur / mengorganisasikan dan


mengarahkan kehidupan social. Agama juga menolong menjaga norma-norma
social dan control social. Ia mensosialisasikan individu dan melakukan kontrol
baik terhadap individu maupun kelompok. Agama juga menjadi patokan
seseorang dalam bertingkah laku, meningkatkan kesejahteraan, meningkatkan

viii
solidaritas social dan juga menanamkan kebajikan-kebajikan social serta
memberikan kedamaian mental.

Kepercayaan merupakan sebutan bagi masyarakat yang mempecayai adanya


Tuhan yang Maha Esa, berdasarkan hasil cipta dan rasa manusiakepercayaan
tersebut masih mempunyai faham yang bersifat dogmatis yangterjalin dengan adat
istiadat hidup sehari-hari dari berbagai suku bangsa yangmempunyai dan
mempercayai terhadap apa saja yang dipecayai nenek moyang.

Kepercayaan manusia terhadap mahluk-mahluk halus dan supernatural


tergolong pada masyarakat primitif, pada umumnya masyarakat primitif
tidakmemiliki rasa keberagamaan untuk kepercayaan seluruh hidupnya
didominasi oleh kesucian dan terbenam dalam upacara dengan demikian
masyarakat tersebut melakukan penghormatan dan pemujaan melalui berbagai
upacara berupa doa, sesajen dan korban.

Dengan demikian Nampak bahwa kepercayaan yang dianggap kuat di dalam


masyarakat disebabkan oleh adanya kepercayaan tersebut yang telahditradisikan
oleh manusia itu sendiri. Kepercayaan tersebut didasarkanolehfikiran mausia itu
sendiri apa yang dipecayai tidak berdasarkan agama, melainkanapa yang ia rasa
dan menurut pikirannya yang patut dipercaya.

2.3 Karakteristik Agama

Secara umum agama-agama memiliki karakteristiknya masing-masing. Paling


sedikit ada lima karakteristik agama:

1) Kepercayaan atau iman

Iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Kristen dan
Katolik). Iman kepada Allah SWT (Islam). Iman kepada Sang Hyang Widhi Wasa
(Hindu). Mempercayai Tian (baca Tien) sebagai Yang Maha Besar atau Yang
Maha Kuasa (Konghucu). Umat Buddha menyebut Tuhan dengan Atthi Ajatang
Abhutang Akatang Asamkhatang (bahasa Pali) yang artinya “Suatu Yang Tidak
Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak”.

2) Praktik agama.

ix
Dilakukan sebagai ungkapan iman para pemeluk agama kepada Tuhan.
Contohnya seperti berdoa, sembahyang/sholat/yoga, berpuasa, berpantang makan
daging hewan tertentu. Praktik agama ada yang bersifat wajib dan tidak wajib,
disertai dengan konsekuensi aturan dan ketentuan yang menyertainya.

3) Umat.

Merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki iman, keyakinan, dan


kepervayaan yang sama pada Tuhan atau sebutan lain yang searti dengannya.
Penganut masing-masing agama menjalankan ibadah atau upacara keagamaan
untuk menunjukkan eksistensi mereka sebagai umat dari golongan agama tertentu.

4) Pengalaman keagamaan.

Sering menjadi tolak ukur untuk menentukan kadar kedalaman hubungan orang
beragama dengan Tuhan. Semakin dalam hubungan dengan Tuhan, semakin
mudah kita mengalami pengalaman keagamaan, begitu pula sebaliknya.
Contohnya saat seseorang merasa diberkati, lalu ia terdorong untuk menunaikan
ibadah Haji di Mekkah (Islam), menghayati panggilan khusus menjadi pendeta
(Kristen Protestan), pastor atau biarawan/biarawati (Katolik), biksu (Buddha).

5) Simbol.

Biasanya berkaitan dengan filosofi penganut agama yang berhubungan dengan


Tuhan dalam agama masing-masing. Simbol menjadi sarana pendukung praktik
ibadah atau ritual penganut agama yang bersangkutan. Contohnya tasbih (Islam),
salib dan lonceng untuk panggilan beribadah (Kristen Protestan), rosario
(Katolik), arca Buddha, stupa, cakra/roda dhamma, teratai/padma /lotus, jejak kaki
buddha, bendera buddhist, swastika (Buddha), patung dewa/dewi (Hindu), genta
rohani (Mu Duo) dengan tulisan Zhong Shu (忠恕) di tengahnya (Konghucu).

x
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Agama dan aliran kepercayaan merupakan bagian dari sendi-sendi
masyarakat, dan diakomodir dalam Sila Pertama Pancasila. Nilai-nilai spriritual
yang hidup dalam kerohanian bangsa Indonesia, oleh para pendiri negara yang
terdiri dari berbagai golongan mengakomodasi falsafah hidup, ajaran agama,
paradigma rakyat Indonesia yang beragam kala tersebut. Kedalam bentuk aturan
yang melindungi kemerdekaan ber-Tuhan, beribadat sesuai agama dan
kepercayaan.
Pasal 29 Undang-Undang Dasar 1945 merupakan nilai-nilai ke- Tuhanan
dikristalkan dalam norma hukum dasar atau konstitusi negara. Terdapat
kesenjangan hukum, yang didalamnya terdapat perlindungan hukum khususnya
dalam pelaksanaan dan penegakan hukum Pasal 29 Undang-Undang Dasar 1945
mengenai agama dan kepercayaan, dengan keluarnya Putusan MK Nomor
97/PUU/XIV/2016 maka dianggap sebagai upaya perlindungan terhadap aliran
kepercayaan, beberapa konsekuensi dilahirkan sesuai dengan keluarnya putusan
tersebut, walaupun pembaharuan hukum dapat diselesaikan dengan perbaikan
legal structure bukan dalam perubahan peraturan perundang-undangannya.

3.2 Saran
Lebih peduli terhadap agama, memegang teguh norma-norma sesuai dengan
menjalankan segala yang diperintahkan Allah SWT dan meninggalkan
larangannya. Terutama bagi para mahasiswa hendaknya lebih mendalami agama
terutama mahasiswa yang jauh dari rumah, karna jikalau kita tidak dekat dengan
agama kita akan mudah terpengaruh oleh lingkungan yang kurang baik apalagi
tinggal di kota yang jauh dari orang tua.

xi
DAFTAR PUSTAKA

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. 1994. Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT.


Intermasa.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. 2001. Ensiklopedi Islam (Jilid 2). Jakarta:
Ichtiar Baru Van Hoeve.
Gunawan, H. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:
Alfabeta.

Lickona, T. 2013. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa


Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media.

Zumrotun. 2015. Studi Deskriptif Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan


Karakter pada Siswa Kelas III MI I’Anatush Shiban Bawu Batealit Jepara
Tahun Pelajaran.2014/2015. Skripsi. Jepara: FAI UNISNU.

xii

Anda mungkin juga menyukai