Disusun oleh:
Dina Auliya Jalaluddin (22211920)
Dhea Aulia Husna (22211918)
Destiani Syifa (22211914)
Fajrina Khairani (22211933)
Dosen Pengampu:
Drs. Arison Sani, M.A.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hubungan Manusia dengan Agama?
2. Apa Fungsi Agama dalam Kehidupan Manusia?
1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Hubungan Manusia dengan Agama
2. Untuk Mengetahui Fungsi Agama dalam Kehidupan
Manusia
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Heru Juabdin Sada, “Manusia Dalam Perspsektif Agama Islam,” Al-
Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam 7, no. 1 (2016): 129–142.
3
makhluk yang tidak bisa ditebak, namun rasional. Manusia juga
memiliki fisik yang baik seperti halnya makhluk hidup lainnya.
Manusia juga memiliki akal sehingga dia dapat menciptakan hal-
hal yang luar biasa meskipun secara fisik dia tidak mampu
melakukannya. Manusia melakukan hal-hal hebat dengan bantuan
mesin-mesin yang dibuatnya. Dengan begitu, manusia bukanlah
hewan, tapi mirip dengan hewan karena punya akal dan perasaan.
Sehingga manusia tidak memiliki konsep definisi yang jelas akan
dirinya.
2. Pengertian Agama
2
Solehan Arif, “Manusia dan Agama,” Islamuna: Jurnal Studi Islam 2,
no. 2 (December 5, 2015): 149–166.
4
adalah sistem kepercayaan dan praktik spiritual yang memiliki
peran penting dalam kehidupan manusia. Hubungan antara
manusia dan agama dapat dijelaskan dengan beberapa cara:
5
kematian, serta cara menghadapinya. Keyakinan tentang surga,
neraka, reinkarnasi, atau kehidupan setelah kematian dapat
memberikan penghiburan bagi individu yang menghadapi
kematian atau kehilangan.3
3
Muhammad Arif Khoiruddin, “Pendekatan Sosiologi Dalam Studi
Islam,” Jurnal Pemikiran Islam 25, no. 2 (2014): 393–408.
4
Cindrawati Tanua, “Hubungan Manusia Dengan Agama,” Universitas
Negeri Gorntalo (October 2022).
6
B. Fungsi Agama dalam Kehidupan Manusia
7
beragama Hindu, norma agama bersumber dari kitab suci
Weda. Bagi umat beragama Budha, norma agama
bersumber dari kitab suci Tripitaka. Bagi umat beragama
Konghucu, norma agama bersumber dari kitab suci Si Shu
dan Wu Jing.5
b. Agama menjadi wadah mengatasi frustasi
Frustasi berdasarkan pengamatan dapat
menyebabkan individu mengarah pada religius. Mereka
yang sedang frustasi sering berindak secara religius untuk
menghilangkan frustasinya. Sebagai contohnya Nico
Syukur berpendapat, seorang individu memiliki motivasi
untuk beragama karena agama dapat menjadi obat dalam
mengatasi rasa frustasi dalam mengarungi hidup. Rasa
frustasi ini sangat dekat dengan siapapun terutama orang-
orang yang memiliki cita-cita dan ambisi hidup yang sangat
tinggi. Saat ambisi memasuki fase maksimum, sementara
keinginan belum tercapai, tanpa manajemen hidup yang
baik, seseorang akan dengan mudah terjebak rasa frustasi.
Rasa frustasi yang berkepanjangan ini akan berdampak kuat
pada kondisi jiwa yang lemah. Kondisi jiwa yang lemah ini
diduga dapat diatasi dengan mendapatkan pemahaman dan
pemaknaan ajaran agama.6
5
Umam, “31 Contoh Norma Agama Dalam Kehidupan Sehari-Hari”, 2.
6
Naan, “Motivasi Beragama Dalam Mengatasi Rasa Frustasi,” Syifa Al-
Qulub 3 (July 2018): 11.
8
c. Agama sebagai media pemenuhan pengetahuan
Agama merupakan solusi terhadap kesulitan kognitif
dan intelektual, kebutuhan psikologis dan kebutuhan akan
arahan dalam hidup. Contohnya seperti kitab pada setiap
agama yang berisi wawasan.7
d. Agama dapat meningkatkan kepercayaan diri
Agama dianggap sebagai cara efektif untuk
memperkuat rasa percaya diri, karena ada kepercayaan-
kepercayaan tertentu seperti “kerja adalah ibadah”, hal ini
tentu memperkuat rasa percaya diri seseorang. Penelitian
Benardin (2006) menemukan orang yang berpartisipasi
dalam religiusitas terorganisir mengalami depresi lebih
sedikit dibanding mereka yang tidak. Agama dapat
memantapkan jiwa yang mengalami kebimbangan.
Religiusitas yang tinggi dapat meningkatkan rasa percaya
diri. Pendapat Yusuf (2009) menyatakan bahwa kelebihan
manusia adalah dianugerahkannya insting religius (naluri
beragama). Religiusitas dapat mengukuhkan keyakinan.
Keyakinan adanya Tuhan, membuat merasa selalu diawasi
oleh Tuhan, sehingga ketaatan beragama tinggi akan
memiliki keyakinan dan percaya diri.8
7
Deni Irawan, “Fungsi Dan Peran Agama Dalam Perubahan Sosial
Individu, Masyarakat,” Kalimantan Barat 2 (January 2022): 131.
8
“Agama Dan Fungsinya Dalam Kehidupan Manusia,” Bina Darma
(n.d.): 12.
9
e. Pengendali Moral
Nilai-nilai dan juga norma-norma yang ada dalam
agama menata seseorang berperilaku baik. Contohnya
dalam agama Islam adanya hukum syariat yang mengatur
perilaku umat muslim.9
2. Fungsi Agama dalam Kehidupan Masyarakat
a. Berfungsi edukatif
Agama mengandung ajaran yang harus diikuti.
Secara hukum, ajaran agama memiliki fungsi perintah dan
larangan yang membimbing pemeluknya untuk menjadi
orang yang baik dan terbiasa dengan kebaikan sesuai ajaran
agama. Contohnya seperti dalam Islam ada kisah para Nabi
atau para tokoh-tokoh agama, sejarah berdirinya Agama
Islam dan lain-lain. Dalam agama Hindu ada kisah
Mahabharata, dan agama lainnya. Kisah ataupun Sejarah
tersebut berisi edukasi atau pendidikan.10
b. Berfungsi penyelamat
Setiap orang pasti menginginkan keselamatan
dimanapun mereka berada. Oleh karena itu adanya agama
untuk memberikan keselamatan pemeluknya baik di dunia
maupun di akhirat.
9
Ahmad Asir, “Jurnal Penelitian Dan Pemikiran Keislaman,”
Pamekasan 1 (2014): 67.
10
Tim Humas, “Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dan
Masyarakat,” Universitas An-Nur Lampung (Lampung, 2022), 1 edition, 1.
10
c. Berfungsi sebagai pendamaian
Melalui agama, orang yang bersalah atau berdosa
dapat memperoleh kedamaian batin melalui bimbingan
agama seperti taubat. Contoh lainnya juga diajarkan dalam
agama untuk saling menghormati sesama, dengan ini maka
tidak ada pertengkaran. Maka hal Ini dapat menunjang
perdamaian dunia melalui peranan agama.11
d. Berfungsi menjadi pengikat rasa solidaritas
Agama mengajarkan untuk bersikap baik antar
sesama. Durkheim berpendapat bahwa agama memperkuat
solidaritas sosial. Durkheim mengidentifikasikan agama
dengan masyarakat, semakin kuat dan erat ikatan sosial
suatu masyarakat, semakin dalamlah perasaan religious.
Ahli lain menunjukkan bahwa agama mempunyai kekuatan
mengintegrasikan dalam masyarakat manusia. Ajaran
dalam agama seperti saling tolong menolong, menghargai,
dan masih banyak lagi yang menyangkut dengan kehidupan
sosial, menimbulkan rasa persatuan antar sesama. Rasa
persatuan ini menumbuhkan solidaritas dalam kelompok,
bahkan meningkatkan rasa persaudaraan yang kuat.12
e. Berfungsi sebagai transformatif
Maksud transformatif disini adalah sebagai sarana
atau cara. Hidup seorang atau kelompok dapat berubah
11
David Hartono, “Peran Agama Menciptakan Perdamaian Dunia,”
Binus University 1: 2.
12
Kamiruddin, “Agama Dan Solidaritas Sosial: Pandangan Islam
Terhadap Pemikiran Sosiologi Emile Durkheim,” Al-Fikra 5, 1 (2006): 81.
11
menjadi kehidupan yang baik melalui ajaran agama yang
dipahaminya. Seperti contohnya dalam agama Islam,
Rasulullah SAW dalam sirah kenabian menggambarkan
betapa agama Islam melakukan transformasi sosial secara
besar-besar pada masyarakat Makkah yang jahiliyah
(bodoh) menjadi masyarakat yang beradab
(berperadaban).13
f. Berfungsi kreatif
Agama mengajarkan agar pemeluknya tidak hanya
mementingkan dirinya, melainkan juga lingkungan sekitar.
Agama juga mengajarkan untuk tidak melakukan rutinitas
atau pekerjaan yang sama setiap harinya, juga berinovasi
dan melakukan hal lain atau hal baru diluar kebiasaannya.
g. Berfungsi sublimatif
Agama berfungsi sebagai sublimatif dalam
kehidupan Masyarakat. Ini berarti agama menyediakan
saluran atau cara untuk mengalihkan emosi atau konflik
yang sulit ditangani secara langsung. Contohnya adalah doa,
meditasi.
h. Memberikan rekreasi
Agama berfungsi rekreasi berarti agama
memberikan hiburan. Misalnya, pada saat upacara
keagamaan dan hari raya/perayaan keagamaan, memberikan
kebebasan bagi masyarakatnya dari berbagai tekanan. Hal
13
Muji Mulia, “Islam Dan TransformasiI Sosial Dalam Perspektif
Kuntowijoyo,” Universitas Islam Negeri Ar Raniry 3 (April 2018): 117.
12
ini juga terjadi setiap saat ada khotbah keagamaan atau acara
keagamaan diiringi beberapa kegiatan atau ritual, semakin
menambah keceriaan manusia dan menghadirkan hiburan
abadi bagi manusia.14
14
Thouless and Robert. H, Pengantar Psikologi Agama (Jakarta:
Rajawali Pers, 1992), hal. 105.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Asir. “Jurnal Penelitian Dan Pemikiran Keislaman.”
Pamekasan 1 (2014).
15
Tim Humas. “Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dan
Masyarakat.” Universitas An Nur Lmpung. Lampung, 2022,
1 edition.
16