Disusun Oleh:
Arsita Syapitri
Husein Alaydrus
Penulis
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 4
A. Latar Belakang.............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
A. Pengertian Agama..........................................................................................................6
A. Kesimpulan................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah asal mula suatu unsur universal, seperti agama, telah menjadi objek perhatian
para ahli pikir sejak lama. Masalah mengapa manusia percaya kepada suatu kekuatan yang
dianggap lebihtinggi dari dirinya, dan mengapa manusia melakukan berbagai cara
nutuk mencari hubungandengan kekuatan-kekuatan itu, menjadi objek studi para ilmuwan
sejak dahulu.
Berbagai macam teori tentang asal mula agama telah dikemukakan oleh para sarjana
dari berbagai disiplin ilmu, terutama ilmuwan sosial. Mereka telah mencoba mneliti asal-usul
agama atau menganalisis sejak kapan manusia mengenal agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan. Dengan metode pendekatan yang berbeda, mereka melakukan penelitian terhadap
masyarakat yang paling dasar dan paling rendah peradabannya. Dalam asumsi mereka,
masyarakat seperti itu merupakan model dari masyarakat awal dalam sejarah manusia. oleh
karena itulah, agama masyarakat yang diteliti, mereka anggap sebagai tipe agama yang paling
awal dalam kehidupan manusia
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian agama?
2. Apa saja teori asal usul agama ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama
Agama didefinisikan dengan perasaan, tindakan, dan pengalamanindividu-individu
dalam kesepiannya, sepanjang mereka melihat dirinya berhadapan daam hubungan dengan
apa yang dianggapnya sebagai Tuhan.(James, 1902:32). Agama adalah sistem kepercayaan
pada kuasa Illahiatau di atas manusia, dan praktik atau pemujaan atau ritual lainnya
yangdiarahkan kepada kuasa tersebut. (Argyle dan Beit-Hallahmi, 1975:1).Agama adalah
lembaga yang terdiri dari interaksi yang terpola secarakultural dengan wujud di atas manusia
yang diasumsikan secara kultural pula. (Spiro,1966:96)1
1
Jalaludin Rakhmat,Psikologi Agama : Sebuah Pengantar,(Mizan Pustaka:Bandung, 2005), hal. 23
2
Djenar Respati,Sejarah Agama-agama di Indonesia,cet. 1 (Araska : Yogyakarta, 2014), hal. 23
B. Teori Asal Usul Agama
1. Teori Jiwa
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh seorang ” Reader in Anthropology”
yang bernama E.B Tylor yang merupakan guru besar diUniversitas Oxford. Sebagai
teoritis dalam bidang agama, pandangannya banyak dipengaruhi oleh alam pemikiran
yang berkembang di masanya. Ia menjelaskan mengenai asal-usulkepercayaan pada
jiwa, bahwa manusia primitif dihadapkan pada masalah perbedaan antara orang hidup
dan mati dan mempertanyakansebabnya. Pada saat yang sama, manusia primitif juga
heran karena bertemu dengan ruh orang yang sudah mati. Berdasarkan kedua
haltersebut, manusia primitif mempostulasikan adanya jiwa yang dapat meninggalkan
badan ketika orang tidur atau transe, atau pergiselamanya setelah orang meninggal
dunia. Tylor juga melihat adanyahubungan antara kata-kata untuk “Jiwa” (soul) dan
“nafas”(breath) yang terdapat dalam berbagai bahasa, juga di dalam budaya
yangdipercaya manusia memiliki banyak jiwa. Dari jiwa manusia, Tylor berlanjut ke
jiwa binatang dan makhluk-makhluk lainnya. Menurutnya,suku primitif belum
mengenal pembedaan psikis yang tegas antaramanusa dan binatang. Dalam “psikilogi
primitif”, binatang tumbuh-tumbuhan dan benda alam lainnya juga dianggap memiliki
jiwa seperti manusia.3
Mengenai kesatuan jiwa dalam manusia, Tylor beranggapan bahwa di seluruh
dunia banyak hal yang dilakukan atau dikatakan manusia dalam waktu dan tempat yang
berbeda, yang betul-betulserupa satu sama lain. Meskipun mungkin benar bahwa
beberapa persamaan ini berasal dari “deviasi” suatu suku yang behasil mengajarkan ide-
ide yang baik pada suku-suku lain namun sering terjadi adalah bahwa suku yang
berbeda-beda menemukan ide-ide yang sama dan mendapatkan adat kebiasaan yang
sama secara sendiri-sendiri. Dengan kata lain, kesamaan itu bersifat kebetulan,
merekamerupakan kesamaan fundamentalis dari jiwa manusia4
b. Teori Batas Akal
Teori ini berkembang dan diperkenalkan oleh James GeorgeFrazer (1854-
1951), sahabat dekat W. R Smith, adalah sarjana Baratlain yang juga mempelajari
totemisme. Minat utamanya adalah ilmuklasik. Menurut Frazer, “ilmu tentang manusia
membutuhkan bantuandari mana-mana saja jika hendak dilakukan secara sungguh-
sungguh.Karena itu di tahun 1887, diterbitkan pamflet berjudul Questions of the
3
Djam’annuri,Studi Agama-agama : Sejarah dan Pemikiran,(Pustaka Rihlah : Yogyakarta, 2003) hal.33-35
4
Daniel L. Pals,Seven Theories of Religion, (Qalam : Yogyakarta, 2001), hal. 35
Manners, customs, religion, superstitions etc. of uncivilized or semi-civilized Peoples
yang disebarluaskan ke seluruh dunia. Jawaban jawabannya dijadikan sebagai dasar
antropologis yang dibuat Frazer.Dari The Golden Bough dapat diambil tiga hal,
pertama,definisi kerja magi, kedua, masalah raja ilahi, ketiga, konsep dewa atau dewi
tumbuhan yang mati kemudian hidup kembali. Frazer membedakan duamacam
pemikiran yang mendasari magi. Pertama, prinsip “serupamenghasilkan serupa”, kedua,
begitu benda-benda “berhubungan satusamalain” maka dari jawak tertentu akan tetap
demikian setelah kontakfisik tersebut diputus. Yang pertama disebut homeopathic atau
immitative magic (seperti memercikkan air supaya terjadi hujan), danyang kedua
disebut contagius magic (seperti menggunakan bagian- bagian tertentu badan manusia,
rambut, kuku dan sebagainya). Jika sebuah magi ditunjukkan kepada yang buruk, maka
disebut dengan“magi hitam”, dan sebaliknya. Frazer juga membuat teori tentangagama
dan magi. Agama didefinisikannya sebagai a propitiation ofconciliation of powers
superior to man which are believe to direct andcontrol the course of nature and of
human life, suatu pemujaan atau perdamaian dengan kekuatan-kekuatan yang mengatasi
manusia.Manusia berusaha memanipulasi lingkungan dengan mempergunakanmagi,
tetapi kemudian manusia kembali pada “agama” ketika ia tahu bahwa manipulasi
tersebut tidak mungkin dilakukan. Karena magi danagama berbeda, magi berasal dari
kausalitas, sementara agama berasaldari pada kepercayaan akan kekuatan-kekuatan
yang menguasainya.Frazer mengakui bahwa keduanya sering kali terjalin erat. Tetapi
menurutnya, “magic is older than religion in the history of humanity”,magi lebih tua
dari pada agama dalam sejarah kemanusiaan. Dimana-mana, abad agama selalu
didahului oleh abad magi5
Teori ini dikemukakan oleh M. Crawley dalam bukunya Tree of Life dan A.
Van Gennep dalam bukunya Rites de Passages. Menurut sarjana-sarjana tersebut,
dalam jangka waktu hidupnya manusia mengalami banyak krisis yang menjadi objek
hidupnya. Betapapun bahagianya hidup orang, ia selalu ingat akan kemungkinan-
kemungkinan timbulnya krisis, terutama bencana-bencana sakit danmaut yang tidak
dapat dihalangi kedatangannya dengan kekayaan,harta, ilmu dan kekuatan dirinya.
Dalam hal ini, dalam menghadapikrisis dalam hidupnya, manusia membutuhkan
5
Djam’annuri, Studi Agama-agama : Sejarah dan Pemikiran, (Pustaka Rihlah : Yogyakarta, 2003) hal.52-55
keteguhan iman dan menguatkan dirinya, yang berupa upacara-upacara yang
merupakan pangkal agama dan bentuk-bentuk agama yang tertua.6
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Emile Durkheim yang dikemukakan
dalam bukunya Les Formes Elementaries de la Vie Religiense (1912). Fokus sosiologi
agama Durkheim adalah fungsiyang dimainkan agama dalam menjembatani
ketegangan individu dan dalam menghasilkan solidaritas sosial, menjaga kelangsungan
hidup masyarakat ketika dihadapkan pada tantangan yang mengancam kelangsungan
hidup baik dari suku lain, orang-orang luar maupun dalam dan dari bencana alam.
Agama juga mensakralkan kekuatan yang tergabung dalam suatu suku, oleh karena itu
6
www.digilib.uinsby.ac.id, Teori Asal-Usul Agama, hal. 21-22, diakses 17 November 2019
7
Djam’annuri,Studi Agama-agama : Sejarah dan Pemikiran…hal. 40-41
8
Amsal Bakhtiar, Filsafat Agama : Wisata Pemikiran dan Kepercayaan Manusia,(Raja GrafindoPersada : Jakarta,
2007), hal. 64
agama adalah sebagai keteraturan sosial yang mengikat suatu masyarakat dengan
tujuan sosialdan nilai yang sama.9
f. Teori Wahyu
Teori ini diperkenalkan oleh Andrew Lang (1844-1912). Pertama-tama
perhatian Lang tertuju pada difusi bahan-bahan mitologis yang jauh melampaui batas-
batas Indo-Eropa seperti yang dibahas oleh MaxMuller. Menurut Lang, mite bersifat
rasional dan irrasional yangmembutuhkan penjelasan lebih mendalam. Tahun-tahun
akhir kehidupan Lang dihabiskan untuk mempelajari masalah dewa-dewatertinggi dan
fenomena psikis yang ditulis dalam bukunya The Makingof Religion (1898). Lang
menjelaskan bahwa suku-suku primitive memiliki konsep tentang suatu wujud tertinggi,
pengatur dan penciptaillahi, pemikiran ini sama sekali tidak berasal dari sumber
lain.Lang menghadapi kritik dan ia membela pendapatnya dengansemangat, tidak
banyak sarjana yang mengikutinya dan diantara yangsedikit itu adalah Wilhelm
Schmidt, yang di tahun kematian Lang(1912) menerbitkan bukuny Der Ursprung der
Gottesi dee. Sepuluh tahun sebelum itu, 1902, di Swedia, Nathan Soderblom, guru
besarUniversitas Upsala, menulis “The science of religion shares with everyother
science the fate of being force constantly to revise itself. It is notimprobable that Lang’s
discoveries will bring about a considerableupheaval in certain branches of the history of
religion” ilmu agama berbagai dengan ilmu pengetahuan lainnya, nasibnya dipaksa
harusselalu memperbaiki diri. Bukannya mungkin penemuan-penemuan Lang akan
membawa kemajuan penting dalam cabang-cabang tertentu sejarah agama10
9
Peter Connoly, Approaches to the Study of Religion,erj. Imam Khoriri, (LKiS Grup:Yogyakarta,2012), hal.
275erj. Imam Khoriri, (LKiS Grup:Yogyakarta,2012), hal. 275
10
Djam’annuri,Studi Agama-agama : Sejarah dan Pemikiran…hal. 36-39
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama adalah lembaga yang terdiri dari interaksi yang terpola secarakultural dengan
wujud di atas manusia yang diasumsikan secara kultural pula.Agama menyebabkan adanya
peraturan terikat kehidupan manusia sehingga iatunduk akan kewajiban yang tertuang dalam
batas agama. Teori-teori tentangkemunculan agama seperti teori jiwa, teori batas akal, teori
kekuatan luar biasa, teori krisis, teori sentimen masyarakat dan teori wahyu Tuhan.
Yogyakarta PustakaRihlahL.
Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Agama : Sebuah Pengantar . Bandung : Mizan Pustaka