Dosen pengampu:
Disusun oleh:
i
Kata Pengantar
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang tulus memberikan saran, kritik dan bantuan sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dan kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman
yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala saran dan kritik
yang membangun. Akhirnya kami berharap makalah ini dapat bermanfaat.
Penyusun
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan...................................................................................1
BAB II........................................................................................................3
A. Kesimpulan.................................................................................10
Daftar Pustaka..........................................................................................11
iii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian agama menurut para ahli antropologi?
2. Apa pegertian dari antropologi?
3. Apa pendekatan antropologi agama itu?
4. Bagaimana agama dalam prespektif Antropologi itu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian agama menurut para ahli antropologi.
2. Untuk mengetahui pengertian antropologi.
3. Untuk mengetahui pengertian pendekatan antropologi.
4. Untuk mengetahui bagimana agama dalam presepektif antropologi.
BAB II
3
Bustanudin Agus. Agama Dalam Kehidupan Manusia: Pengantar Antropologi Agama.
(Jakarta. PT RajaGrafindo Persada, 2006) hal 16
2
Pembahasan
4
Bustanuddin Agus, Agama Dalam Kehidupan Manusia Pengantar Antropologi Agama,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007) 119-147
3
di luar diri kita yang dapat dinamakan dengsn kekuatan spiritual atau
moral.
e. Mircea Eliade
Eliade percaya kepada independensi atau otonomi agama. Agama
bukan penampilan dari ekonomi atau lainnya. Agama bukan hasil dari
realist yang lain, agama bukan suatu variael dependen, seperti yang
dikemukakan oleh ahli lain. Agama, menurut Eliade, harus dipahami
sebagai yang memengruhi aspek-aspek kehidupan yang lain, sebagai
variable independen.
B. Pengertian Antropologi
Antropologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu antropologi berasal dari dua
kata anthropos berate manusia dan logos berati studi. Jadi, antropologi
merupakan suatu studi disiplin ilmu yang erdasarkan rasa ingin tahu yang tiada
henti-hentinya tentang makhluk manusia. Secara istilah antropologi diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari umat islam sebagai suatu kesatuan fenomena bio-
sosial secara utuh, yakni manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk
sosial budaya. Agama dalam presepektif antropologi berati sebagai salah satu
upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang
tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Antropologi mempelajari manusia dan budayanya. Antropologi bertujuan
memahami objek yang dikaji secara totalitas, dari masa lalu yang lebih awal dari
kehidupan manusia sampai sekarang, memahami manusia sebagai eksitensi
biologis dan kultural. Antropologi mencoa menyingkap asal-usul, perkembangan,
perubahan, saling hubungan, fungsi dan arti dari fenomena manusia. Dengan
demikian, kajian antropologi ersifat holistic dan berwawasan budaya. Menurut
Harsojo mengungkap ahwa kajian antropologi terhdap agama dari dahulu sampai
sekarang meliputi empat masalah pokok, yaitu: (1) kehidupan manusia; (2)
bagaimana manusia yang hidup bermasyarakat memenuhi kebutuhan religius
mereka; (3) dari mana asal usul: dan (4) bagaimna manifestasi perasaan dan
kebutuhan religious manusia (Harsojo 1982:248).
4
C. Pendekatan Antropologi Agama
Hilman Hadikusuma mengungkap metode ilmiah untuk menjawab
persoalan dalam antropologi agama ada empat macam, yaitu metode historis,
metode normative, metoode dekriptif, dan metode empirik. Metode historis
adalah dengan menelusuri data sejarah da nasal usul suatu masalah, seperti
asal-asul kepercayaan masyarakat kepada tuhan. Metode normatif adalah
kajian terhadap norma-norma, patokan-patokan, nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat. Metode deskriptif adalah dengan mencatat, merekam dan
memerhatikan segala sesuatu yang ditemukan di masyarakat yang berkaitan
dengan obyek yang diteliti. Sedangkan metode empiric ialah memerhatikan
segala sesuatu yang dipikirkan, diyakini, dirasakan dan dikerjakan oleh
masyrakatyang bersangkutan.
5
Bustanuddin Agus, Agama Dalam Kehidupan Manusia Pengantar Antropologi Agama,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007) 20-23
5
sebenarnya yaitu pergumulan dalam kehidupan kemanusiaan pada dasarnya
adalah pergumulan keagamaannya6. Karya Cliffort Geerttz The Region Of Java
adalah karya antropologi yang paling utama, yang dapat menggambarkan
hubungan anttara agama dan kebudayaan, khususnya di islam Jawa. Pandangan
Greetz yang mengungkapkan tentang adanya Abangan, santri, dan priyai didalam
masyarakat Jawa ternyata telah mempengaruhi kajian para ahli tentang hubungan
antara agama dan budaya.7
6
Nurkholis Majid, Islam Kemoderenannya dan Keindonesiaan (Jakarta, Paramadina, 1993)
hal 187
7
Cliffort Geertz, The Region Of Java, Chicago and London: The University of Chicago
Press, 1976. hal 32
8
Jamhari Ma’ruf, Agama dalam Prespektif Sosiologi, (Depikbud, Ditjen Dikti, Proyek
pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan, 1988) hal 13-15
9
Cliffort Geertz, Religion as a Cultural System, Tavistock, 1966. Hal 11
6
menyampaikan suatu konsepsi tertentu. Bagi Geertz norma atau nilai keagamaan
harusnya diinterpretasikan sebagai sebuah symbol yang menyimpan konsepsi
tertentu.10 Pemkiran Geertz ini banyak mengilhami kajian agama dan budaya.
Mendefinisikan agama dalam porepektif kebudayaan ini lebih tepat seperti yang
dilakukan oleh Pasuardi Suparlan yang dikutip oleh Nur Syam , pada hakikatnya
agama sama dengan kebudayaanm yaitu sebagai system atau system pengetahuan
yang menciptakan, menggolong-golongkan, merangkai dan menggunakan symbol
untuk berkomunikasi dan untuk menghadapi laingkungannya.11
7
Prchhard mengatakan pandangan problematiknya dalam kajian antropologi atas
agama. Lahirnya ilmu tafsir , ilmu hadits, dan ilmu Fiqh adalah merupakan hasil
kontruksi intelektual manusia untuk memenuhi kebutuhannya
menginterpresentasikan ajaran aga,a sesuai dengan lingkungan sosialnya.
8
wahyu dari langit tidak akan bisa lepas dari pengaruh sosial. Dimana agama itu
berkembang, oleh karena itu pemikiran keagamaan akan mengalir dala dua
macam narasi yaitu: Pertama, pemikiran keagamaan yang selalu berporientasi
pada sumber-sumber tekstual yang disebut dengan tekstualis, Kedua, pemikiran
keagamaan yang berorientasi pada kontekstual, dan berusaha untuk menafsirkan
agama sesuai dengan situasi lingkungan sosial dimana agama it berkembang.
Dengan dua macam pola pemikiran ini, agama selalu berada dalam posisi
yang ditarik-tarik kekanan dan kiri, sehingga berakibat pada situasi yang
kondiktif, yang kadang-kadang berkaibat pada perselisihan antar pemeluk agama.
Pertemuan antara agama dan kebudayaan terlihat dalam tradisi dan ritual agama
dalam masyarakat. Pemeluk agama Islam diseluruh dunia memiliki tradisi dan
ritual agama yang berbeda-beda. Contohnya, peringatan perayaan Maulid Nabi,
Isro’ Mi’roj dan tahun baru Islam pada setiap kelompok masyarajat yang
dilakukan cara yang berbeda. Hal ini menunjukan bahwa ritual agama ditentukan
oleh kontruksi masyarakat atas ajaran agama.
BAB III
9
Penutup
A. Kesimpulan
Edward Burnet Tylor ia memandang asal mula agama adalah sebagai
kepercayaan kepada wujud spiritual (a belief in spiritual eing). Antropologi
berasal dari bahasa Yunani, yaitu antropologi berasal dari dua kata anthropos
berate manusia dan logos berati studi. Jadi, antropologi merupakan suatu studi
disiplin ilmu yang erdasarkan rasa ingin tahu yang tiada henti-hentinya tentang
makhluk manusia. Ilmu antropologi memepelajari manusia dan kebudayaan dari
masyarakat atau komunitas yang tidak terlalu besar supaya didapatkan
pengetahuan yang mendalam dan holistic tentang masyarakat tersebut.
Antropologi bisa saja memfokuskan peratian kepada salah satu aspek kebudayaan
dari masyarakat, seperti agama saja. Agama dalam prespektif Antropologi ini
adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memperlajari tentang manusia yang
menyangkut agama dengan pendekatan budaya.
10
Daftar Pustaka
11