“Psikologi Agama”
Mata Kuliah : Psikologi Agama
Dosen Pengampuh : Ibu Sulastri
Oleh :
Kelompok I
Fajar Hasidin 042001069
Nurhikma 042001034
Agus Sriwiyani 042001094
Taufik Rosdi 042101128
Jelianti 042101131
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................13
3.2 Saran...............................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia tampil dimuka bumi ini sebagai homo religius yang mempunyai
makna bahwa ia memiliki sifat-sifat religius. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
yang paling dasar, manusia mempunyai dorongan dan kekuatan guna mendapatkan
keamanan hidup pemenuhan kebutuhan di bidang keagamaan.
Pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang spesifik, baik dilihat dari segi
fisik maupun nonfisiknya. Ditinjau dari segi fisik, tidak ada makhluk lain yang
memiliki tubuh sesempurna manusia. Sementara dari segi nonfisik manusia memiliki
struktur ruhani yang sangat membedakan dengan makhluk lain.
Jasmani atau fisik manusia dikaji dan diteliti oleh disiplin anatomi, biologi,
ilmu kedokteran maupun ilmu-ilmu lainnya,sedangkan jiwa manusia dipelajari secara
khusus oleh psikologi. Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani
kuno, psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi psikologi adalah
ilmu tentang jiwa. Para ahli psikologi modern saat ini tidak mengartikan psikologi
sebagai ilmu tentang gejala dan aktivitas jiwa manusia. Manusia adalah suatu mahluk
somato-psiko-sosial dan karena itu maka suatu pendekatan terhadap manusia harus
menyangkut semua unsur somatik, psikologik, dan sosial.
Psikologi secara etimologi memiliki arti “ilmu tentang jiwa”. Dalam Islam,
istilah “jiwa” dapat disamakan istilah al-nafs, namun ada pula yang menyamakan
dengan istilah al-ruh, meskipun istilah al-nafs lebih populer penggunaannya daripada
istilah al-ruh. Psikologi dapat diterjamahkan ke dalam bahasa Arab menjadi ilmu al-
nafs atau ilmu al-ruh. Penggunaan masing-masing kedua istilah ini memiliki asumsi
yang berbeda.
1
Psikologi menurut Plato dan Aristoteles adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir.Menurut Wilhem
Wundt (tokoh eksperimental) bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri manusia, seperti
penggunaan pancaindera, pikiran, perasaan, feeling dan kehendaknya.
Menurut Prof. Dr. Zakiah Darajat bahwa psikologi agama meneliti pengaruh
agama terhadap sikap dan tingkah laku orang atau mekanisne yang bekerja dalam diri
seseorang, karena cara seseorang berpikir, bersikap, bereaksi dan bertingkah laku
tidak dapat dipisahkan dari keyakinannya, karena keyakinan itu masuk dalam
kostruksi pribadi.
Belajar psikologi agama tidak untuk membuktikan agama mana yang paling
benar, tapi hakekat agama dalam hubungan manusia dengan kejiwaannya, bagaimana
prilaku dan kepribadiannya mencerminkan keyakinannnya.
Mengapa manusia ada yang percaya Tuhan ada yang tidak, apakah ketidak
percayaan ini timbul akibat pemikiran yang ilmiah atau sekedar naluri akibat
terjangan cobaan hidup, dan pengalaman hidupnya.
Salah satu cabang ilmu jiwa yang masih muda, ilmu jiwa Agama sampai
sekarang masih belum mendapat yang wajar. Masih banyak ahli-ahli jiwa yang tidak
mengakui adanya cabang ilmu jiwa, yang berdiri sendiri yang khusus membahas dan
menyoroti masalah agama. Namun cabang ilmu jiwa yang masih muda ini tetap hidup
dan berkembang untuk meneliti dan menjawab berbagai macam persoalan, yang ada
sangkut pautnya dengan keyakinan beragama. Berapa banyaknya peristiwa-peristiwa
dan kejadian-kejadian yang sukar untuk dimengerti tanpa menghubungkannya dengan
agama.
2
agama tersebut dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada
umumnya. Psikologi agama sangat berpengaruh dan menjadi faktor-faktor yang
mempengaruhi keyakinan tersebut.
Dalam hal ini akan dijelaskan bagaimana pengertian psikologi agama yang
akan dibahas dalam makalah ini. Penulis berharap ada tujuan akhir yang akan dicapai
dalam mempelajari psikologi agama sehingga makalah ini bermanfaat dalam
memahami psikologi agama. Penulis juga bertujuan mengajak para pembaca untuk
memahami agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum psikologi adalah sebuah ilmu yang meneliti dan mempelajari
sikap dan tingkah laku manusia sebagai gambaran dari gejala-gejala kejiwaan yang
berada dibelakangnya. Berikutnya kata agama juga menyangkut masalah yang
berhubungan dengan kehidupan batiniah manusia. Agama sebagai bentuk keyakinan,
memang sulit diukur secara tepat dan terperinci. Hal ini pula yang menyulitkan para
ahli untuk mendefinisikan yang tepat tentang agama. J.H. Leube dalam bukunya A
Psychological Study of Religion telah memasukkan lampiran yang berisi 48 definisi
agama, tampaknya juga belum memuaskan. Max Muller berpendapat bahwa definisi
agama secara lengkap belum tercapai kerena penelitian terhadap agama terus
dilakukan dan para ahli masih menyelidiki asal usul agama. Edward Burnett Tylor
berpendapat bahwa definisi minimal agama adalah "kepercayaan kepada wujud
spiritual" (the belief in spiritual beings).
4
Din (Semit) berarti undang-undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa Arab kata
ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan.
Sedangkan dari kata religi atau relegere berarti mengumpulkan dan membaca. Emile
Durkheim berpendapat agama adalah alam gaib yang tidak dapat diketahui dan tidak
dapat dipikirkan oleh akal manusia sendiri. Menurut Sutan Takdir Alisjahbana agama
adalah suatu sistem kelakuan dan perhubungan manusia yang berpokok pada
perhubungan manusia dengan rahasia kekuatan dan kegaiban yang tidak berhingga
luas, mendalam dan mesrahnya, sehingga memberi arti kepadahidupnya dan kepada
alam semesta yang mengelilinginya. Agama adalah wahyu yang diturunkan Tuhan
untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orietasi, motivasi dan
membantu manusia untuk mengenal dan menghayati sesuatu yang sakral.
5
psikologi agama berdasarkan pada kesimpulan yang beliau ambil dari beberapa
ilmuwan, menurutnya psikologi agama adalah ilmu pengetahuan yang membahas
tentang pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang ketika berinteraksi dengan
lingkungannya sehubungan atas keyakinan terhadap ajaran agama yang dianutnya.
Dari pendapat para ahli tersebut tentang psikologi agama dapat diambil
pengertian secara umum, psikologi agama yaitu ilmu pengetahuan yang membahas
pengaruh agama dalam diri (kognitif=pengetahuan, afektif= perasaan/sikap,
behavior= prilaku atau tindakan) seseorang dalam kehidupannya yaitu dalam
berinteraksi dengan Tuhan/Pencipta, sesama manusia dan lingkungannya.
Ada dua sasaran pokok yang akan di perhatikan oleh seoran peneliti
psikologiAgama yakni kesadaran beragama (Religious counsciousness) dan
pengalaman beragama (religious experince). Kesadaran beragama adalah segi yang
hadir dalam pikiran dan dapat di uji melalui intropeksi diri . Maksudnya, pengetahuan
dan pikiran seseorang tentang tuhan atau hal-hal yang berkaitan dengan kepercayaan.
Misalnya, apa pengertian seseorang tentang tuhan dan bagaimana dia memehaminya.
Apa pemahamannya tentang masalah-masalah eskatologis (hal-hal ghaib) seperti
malaikat,syeitan,hari akhir, surga dan neraka.
Disini seolah-olah terdapat tumpa tindih antara kajian agama dengan kajian
psikologi agama. Konsep-konsep agama seperti tuhan dan sifat-sifatnya,
Malaikat,syeitan, asirga dan nerakaa adalah kajian agama dan di dalam islam di sebut
dengan ilmu kalam. Tetapi pemahaman dan pengertian seseorang tenteng Tuhan dan
sifat-sifatnya, Malaikat dan lain-lainya adalah kajian Psikologi Agama. Jadi
kesadaran beragama pada kajian psikologi agama merupakan pemahaman seseorang
terhadap konsep-konsep agama. Lebih tegasnya pada pemahaman individu terhadap
kepercayaan dan mempengaruhi perilakunya.
6
Pemahaman beragama adalah unsur perasaan yang membawa kepada
keyakinan yang di hasilkan oleh tindakan atau dengan kata lain boleh di terjemahkan
menjadi perilaku yang menjadi sebagai perwujudan dari kepercayaan seseorang
terhadap Tuhan atau sesuatu yang besar dan kuasa dalam kepercayaannya.
7
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikologi agama terdiri dari kata psikologi dan agama. Psikologi berarti studi
ilmiah atas gejala kejiwaan manusia. Sebagai kajian ilmiah, psikologi jelas
mempunyai sifat teoritik-empirik, dan sistematik. Sementara agama bukanlah ilmu
dalam pengrtian kajian ilmiah. Agama merupakan suatu aturan yang menyangkut
cara-cara bertingkah laku, berperasaan dan berkeyakinan secara khusus. Setidaknya
agama menyangkut ke-ilahi-an. Maksudnya, agama menyangklut segala sesuatu yang
bersifat ketuhanan. Sebaliknya psikologi menyangkut manusia dan lingkungannya.
Agama bersifat transenden, psikologi bersifat profan. Oleh karena itu, psikologi tidak
bisa memasuki wilayah ajaran keagamaan. Alasannya, psikologi dengan watak
keprofanannya itu sangat terikat dengan pengalaman dunia, sementara agama
merupaka urusan Tuhan yang sudah tentu mengatasi semua pengalaman tersebut.
3.2 Saran
Demikianlah pembahasan makalah yang dapat saya tulis. Dan tentunya masih
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan baik dari susunan isinya maupun dalam
penyampaiannya. Maka dari itu kritik dan saran sangat penulis harapkan, dan semoga
makalah ini dapat menambah wawasan kita. Aamiin.
9
DAFTAR PUSTAKA
9 Prof. Dr. H. Ramayulis, Psikologi Agama, Jakarta : Kalam Mulia, cet. Kesepuluh,
2002. Hal. 5
10