ALIRAN-ALIRAN PSIKOLOGI
Disusun Oleh:
Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi, Kota Cirebon, Jawa Barat, Indonesia 45132
2022
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak, akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................4
1.2 TUJUAN................................................................................................................................4
1.4 MANFAAT............................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
1.1 Sejarah psikologi....................................................................................................................5
2.2 Aliran-aliran psikologi..........................................................................................................6
A. Strukturalisme......................................................................................................................6
B. Fungsionalisme....................................................................................................................7
C. Behaviorisme.......................................................................................................................8
D. Psikologi Psikoanalisis........................................................................................................9
E. Aliran Humanistik..............................................................................................................10
F. Aliran Gestalt.....................................................................................................................11
BAB III..........................................................................................................................................13
KESIMPULAN..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
Psikologi adalah istilah yang barangkali sudah tidak asing lagi bagi sebagian
besar orang. Tak sedikit yang tertarik dengan disiplin ilmu ini dan memutuskan untuk
mempelajarinya lebih dalam di perguruan tinggi. Di samping itu, beberapa orang juga
rutin mengunjungi psikolog untuk menuntaskan atau sekadar berkonsultasi terkait
masalah kesehatan mental yang mereka alami. Psikologi merupakan disiplin ilmu
yang mengkaji perilaku manusia dan proses mental manusia, serta mempelajari
pengaruh kondisi mental organisma dan lingkungan eksternal individu. Secara
etimologi, konsep psikologi berasal dari bahasa Yunani kuno 'psyhce' yang berarti
jiwa dan 'logia' adalah ilmu. Sehingga psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang jiwa. Sedangkan, secara terminologis, psikologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang perilaku manusia dalam hubungannya dengan
lingkungannya, salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang
mempelajari tentang perilaku, fungsi mental, dan proses mental manusia melalui
prosedur ilmiah. Seseorang yang melakukan praktik psikologis disebut sebagai
psikolog kata psikologi semakin familiar di telinga kita. Psikologi kemudian diartikan
dengan beragam definisi. Ada yang berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu jiwa
dan ada pula yang berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu tentang perilaku. Ilmu
ini tidak jarang dipadankan dengan ilmu
dukun, seperti memahami telepati, kemampuan untuk mera-malkan masa depan dan
kemampuan memahami masa lalu seseorang. Psikologi juga biasanya tidak hanya
diletakkan untuk manusia, namun juga sering kali kita mendengar psikologi untuk
makhluk hidup lainnya misalnya hewan dan tumbuh-tumbuhan juga memiliki “jiwa”
atau setidaknya bertingkah laku. kata psikologi semakin familiar di telinga kita.
1.2 TUJUAN
1.4 MANFAAT
Sebagai tambahan wawasan pembaca mengenai sejarah psikologi serta mengenal
tokoh-tokoh psikologi, khususnya para mahasiswa jurusan Bimbingan dan konseling
islam dalam memenuhi tugas mata kuliah psikologi umum.
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah psikologi terbagi dalam rentang waktu yang lama. Periode paling awal
dari sejarah psikologi adalah pada zaman Yunani Kuno sebelum adanya penanggalan
Masehi. Pada masa ini, psikologi masih menjadi bagian dari ilmu filsafat. Wikipedia
MENURUT asalnya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: “ψυχή”
(Psychēyang berarti jiwa) dan “-λογία” (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara
etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang
abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental
tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga psikologi
dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari
mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Sebagai bagian dari ilmu
pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Konsep psikologi dapat
ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Psikologi memiliki akar dari bidang
ilmu filosofi yang diprakarsai sejak zaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu
untuk kekuatan hidup (levens beginsel). Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai
ilmu yang mempelajari gejala – gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan
karena itu tiap – tiap makhluk hidup mempunyai jiwa. Dapat dikatakan bahwa sejarah
psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan
bentuk pragmatisnya di Benua Amerika.
Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran tentang ilmu yang mempelajari manusia
dalam kurun waktu bersamaan dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang
mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan dan kedinamisan manusia untuk
dipahami. Pada tahun 1879 Wilhem Wundt mendirikan laboratorium Psikologi
pertama di University of Leipzig, Jerman. Ditandai oleh berdirinya laboratorium ini,
maka metode ilmiah untuk lebih memahami manusia telah ditemukan walau tidak
terlalu memadai. Dengan berdirinya laboratorium ini, lengkaplah syarat psikologi
untuk menjadi ilmu pemgetahuan, sehingga tahun berdirinya laboratorium, Wundt
diakui pula sebagai tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan. Sebagai
suatu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, psikologi boleh dikatakan sebagai ilmu
yang masih muda dibandingkan dengan ilmu lainnya seperti ilmu alam, biologi dan
lain-lain, karena baru pada akhir abad ke 19 psikologi menjadi ilmu yang berdiri
sendiri dalam hal isi, metode dan penggunaannya. Wilhelm Wundt dapat dikatakan
sebagai bapak psikologi modern, ia telah berusaha untuk menjadikan psikologi
sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri (otonom). Sebelum abad ke-19,
psikologi merupakan bagian dari filsafat. Perbedaan cara memecahkan masalah jiwa
dimasa lampau dengan dimasa modern, terutama terletak dalam cara pendekatannya.
Pendekatan dimasa lampau bersifat filosofis dan atomistik, sedangkan masa modern
dengan pendekatan scientific (ilmiah), yaitu melalui penelitian-penelitian empirik.|
Dikutip dari berbagai sumber.
A. Strukturalisme
Aliran strukturalisme ini dikemuukakan pertama kali oleh Wilhelm Wundt melalui
penelitiannya. Wundt dan rekan rekannya bekerja dan menyelidiki struktur kesadaran
dan kemudian mengembangkan hukum hukum pembentuknya. Wundt dan rekannya
berpendapat bahwa pengalaman mental yang kompleks itu memiliki struktur yang
terdiri dari keadaan mental yang sederhana. Strukturalisme dari Wundt ini memiliki
ciri terhadap penekanan analisis atau proses kesadaran dipandang dari elemen elemen
dasar dan hukum antar elemen kesadaran. Karena pandangannya ini aliran
strukturalisme disebut juga dengan psikologi elementalisme. Selain elemen dasar,
kesadaran juga dipandang sebagai elemen utama kejiwaan atau kehidupan mental.
Segala sesuatu dalam diri manusia berasal dari kesadaran. Metode yang dipakai
dalam aliran strukturalisme ini yaitu metode intropektif. Metode introspeksi ini yaitu
dengan meminta seseorang untuk menceritakan kembali pengalaman masa lalunya
atau perasaannya setelah dia melakukan sesuatu. Sensasi digambarkan seperti manis,
pahit, dimana dapat diidentifikasi menggunakan introspeksi.
Menurut Jean Piaget, aliran strukturalisme ini mencakup banyak ragam dan sulit
menampilkan sifat umum karena strukturnya cenderung berbeda beda. Piaget juga
menjelaskan tiga sifat yang dimaksud dalam sebuah struktur, yaitu totalitas,
pengaturan diri dan transformasi. Struktur unsur unsur tersebut saling berkaitan satu
dengan yang lainnya dalam sebuah kesatuan. Menurut hierarkinya, sebuah struktur
memiliki sub struktur dan terikat dengan struktur yang membawahinya. Adapun
tokoh aliran strukturalisme lainnya yaitu Edward bradford Titcherner. Edward
mewakili pandangan pandangan serupa yang juga merupakan murid dari Wundt.
Edward ingin kembali ke Oxford namun ditolak karena tidak sejalan dengan
pandangan dari Wundt. Kemudian dirinya berpindah ke Amerika Serikat dan
mengembangkan strukturalisme di Universitas Cornell. Wandt dan mahasiswanya
memusatkan upaya menemukan unsur daras atau disebut struktur dalam proses proses
mental.
Aliran fungsional memandang bahwa pikiran, proses kejiwaan, persepsi, dan emosi
merupakan hasil adaptasi manusia secara biologis. Aliran fungsionalisme
menekankan pada fungsi dan bukan fakta dari suatu fenomena kejiwaan, atau
menghubungkan atau mengartikan fenomena kejiwaan dengan peranan dalam
kehidupan bermasyarakat. Fungsional juga tidak cukup menjelaskan tentang mengapa
sesuatu bisa terjadi, namun juga mengapa dan untuk apa hal tersebut terjadi.
Fungsionalisme berfungsi untuk menyesuaikan diri secara psikis dan sosial untuk
kelangsungan kehidupan. Drevere 1988, menyatakan bahwa fungsionalisme
merupakan jenis psikologi yang membawahi fungsi fungsi dan bukan fakta fenomena
mental. Aliran fungsionalisme ini juga mendoktrin bahwa proses kesadaran
merupakan kehendak dan keinginan bebas, berfikir, emosi, persepsi, dan hubungan
fisik dengan lingkungan. Berikut pernyataan tokoh tokoh dari aliran fungsional:
William James
John Dewey
Pandangan dewey banyak dipengaruhi oleh ahli filsafat dimana dia merupakan
penulis pertama dari buku psikologi dengan pandangan filsafat yang berjudul
“manusia yang berfikir tentang perubahan”. Dewey menentang anggapan tentang
manusia bahwa manusia itu pasif dan hanya mengikuti pola dari lingkungannya. Baik
fungsionalisme maupun strukturalisme masing masing berperan dalam perkembangan
psikologi awal. Pandangan dalam aliran fungsionalisme yaitu antara lain:
C. Behaviorisme
1. Tingkah laku manusia merupakan bentuk realitas yang abstrak dan data
diukur dengan menggunakan pendekatan ilmiah.
2. Psikologi merupakan ilmu yang mengkaji suatu objek yang realistis. Maka
dari itu tingkah laku yang tanpa bentuk tidak dapat diteliti seperti kesadaran
yang bentuknya abstrak. Hanya kesadaran secara bentuk fisik saja yang dapat
dianalisis.
3. Perilaku merupakan objek satu satunya yang dapat diteliti dalam psikologi.
4. Faktor eksternal dalam behaviorisme merupakan bentuk rangsangan namun
bukan merupakan bentuk tingkah laku itu sendiri.
5. Semua bentuk tingkah laku merupakan hasil dari rangsangan yang berasal dari
pengaruh eksternal dan juga kesadaran dan merupakan sifat bawaan.
6. Berbagai respon perilaku muncul dan dipelajari dalam psikologi. Sedangkan
bentuk modifikasi untuk mempertahankan perilaku tersebut bukan lagi bagian
dari kajian psikologi karena merupakan pengaruh eksternal.
1. John b. Watson 1878- 1958. Watson merupakan seorang ahli matematika dan
filsafat yang memiliki teori tentang stimulus –respon. Stimulus merupakan
semua objek dari eksternal atau lingkungan individu. Respon merupakan
reaksi atau jawaban dari stimulus yang diterima.
2. F. Skinner 1904- 1990 yang mengeluarkan pandangan penting mengenai
aliran behaviorisme sebagai asumsi tentang perilaku. Perilaku diperkuat
dengan penguatan positif yang merupakan respon dari stimulus yang
diterima. Pandangan Skinner mengenai aliran behaviorisme diterbitkan dalam
The Behavior of Organism dan dijelaskan kembali secara detail ke dalam
Science and Human Behavior. Pandangan behaviorisme ini merupakan asumsi
mengenai perilaku.
D. Psikologi Psikoanalisis
Hal yang terdapat di alam sadar adalah alam pra sadar yaitu disebut juga kenangan
yang ada atau available memory yang mudah dipanggil kembali ke alam sadar.
Ingatan ngatan masa lalu yang tidak teringat kembali dengan mudah dapat dipanggil
kembali. Menurut freud keduanya dinamakan bagian terkecil dari fikiran manusia.
Pada alam bawah sadar, merupakan kondisi dimana sulit untuk dibawa ke alam sadar.
Pada alam dibawah sadar terdapat nafsu dan insting. Menurut Freud, kondisi alam
bawah sadar merupakan bagian dari dorongan dan munculnya semangat dari dalam
diri kita.
Tokoh behaviorisme lainnya yaitu Alfres Adler seorang lulusan dokter mata yang
kemudian tertarik untuk menekuni bidang psikiatri. Teori teori yang diungkapkannya
yaitu: (1) teori tentang inferioritas unniversa yaitu setiap manusia melakukan usaha
untuk menyesuaikan diri dari kelemahan yang dimilikinya sebagai bentuk cara
mengatasi kelemahannya. (2) teori tentang striving for superiority yaitu motivasi
bawaan yang menggerakkan manusia untuk bertahan hidup dan meningkatkan diri.
Selain Adler, tokoh lainnya adalah Carl Gustav Jung. Jung adalah seorang psikiater
yang keluar dari sekolah psikoanalisis Freud. Jung mengklasifikasikan karakteristik
kepribadian menjadi dua yaitu introvert dan ekstrovert. Kepribadian introvert
merupakan kepribadian dengan kecenderungan mengutamakan diri sendiri dan hidup
di dunianya sendiri. Aspek yang terlihat dari seorang introvert adalah pemalu, tidak
suka menjalankan fungsi sosial, dan menyukai privasi. Sedangkan kepribadian
ekstravert merujuk padan dunia di luar dirinya dan sangat senang menjalankan fungsi
sosialnya. Orang dengan karakter ekstravert memiliki kecenderungan suka bergaul,
menikmati aktivitas sosial, tidak nyaman ketika sendirian, dan mudah berteman.
E. Aliran Humanistik
Aliran humanistik muncul sebagai kritik dari aliran sebelumnya yaitu behaviorisme
dan psikoanalisa. Aliran humanistik disebut juga the third force setelah kedua aliran
sebelumnya. Aliran humanistik memiliki prinsip prinsip utamaa yaitu:
Carl Rogers
Terapis bertugas untuk menggali dan mengetahui masalah dari klien dan juga
membantu menemukan solusi yang baik bagi dirinya. Rogers mendasarkan teori
dinamika kepribadian pada konsep aktualisasi individu, sama halnya dengan ahli
humanistik lainnya. Aktualisasi diri merupakan proses pengembangan diri dari
dorongan dalam diri atas potensi yang dimiliki dan merupakan sifat bawaan dan ciri
dari manusia. Aktualisasi diri menghasilkan kreativitas, inovasi dan lainnya dari
manusia.
Abraham Maslow
F. Aliran Gestalt
Gestalt bukanlah nama seseorang namun berasal dari bahasa Jerman yang diartikan
sebagai bentuk, konfigurasi, atau keseluruhan, totalitas, hakikat. Aliran ini
memandang keutamaan dari psikologi adalah mengenai keseluruhan. Mekanisme
kerja aliran ini yaitu dengan menganalisis unsur unsur kejiwaan. Kejiwaan
merupakan hal yang harus dipelajari secara keseluruhan dan tidak dapat dipisahkan
ke dalam elemen elemen.
Weitheimer memberikan penjelasan yang lebih jelas untuk memahami konsep aliran
Gestalt ini. Dia menjelaskan bahwa seseorang merupakan efek dari keseluruhan
fenomena . seseorang melihat aliran cahaya, meskipun dia hanya melihat satu cahaya
dalam satu waktu. Keseluruhan peristiwa saling berhubungan membentuk untaian
dari masing masing lampu. Prinsip Gestalt adalah hukum pragnanz. Pradnanz
diartikan dlam bahasa jerman sebagai preagnant dalam bahasa inggris atau hamil.kata
‘bagus’ dalam aliran ini bisa diartikan banyak makna seperti ketertiban,
kesederhanaan, simetri, dan lain sebagainya yang kemudian merujuk pada prinsip
yang lebih spesifik.
Menurutnya, fenomena yang terjadi merupakan kondisi dari proses fisiologis dan
psikologis yang merupakan natural science. Metode utama dalam psikologi juga
dibedakan menjadi tiga yaitu:
Instropeksi: yaitu metode yang penting dan utama dalam psikologi. James
mengungkapkan intropeksi merupakan bagian yang bersifat alamiah pada
manusia dan kemampuan menyadari apa yang telah dan sedang terjadi.
Eksperimentasi: yaitu metode yang penting namun tidak bisa melakukannya
sendiri. James mengungkapkan metode ini perlu dieksplor lebih jauh lagi.
1. Metode komparatif: yaitu metode psikologi yang digunakan pada anak anak,
binatang, orang primitif, atau penderita gangguan kejiwaan.
Munculnya aliran aliran psikologis diatas, yaitu secara bertahan dan muncul seiring
perkembangan waktu dan modernisasi. Aliran selanjutnya muncul sebagai suatu
bentuk kritisi dari aliran sebelumnya yang memiliki kekurangan dan berusaha
menyempurnakan kembali sebagai salah satu bentuk pemahaman mengenai kejiwaan
manusia. Manusia merupakan makhluk kompleks yang memiliki banyak unsur dan
psikologis juga merupakan hal yang berkaitan dengan lingkungan tempat manusia
tersebut berada. Banyak hal yang mempengaruhi setiap perkembangan manusia, ada
yang berasal dari dalam dirinya seperti keinginan untuk berkembang dan potensi yang
dimiliki, lingkungan sebagai elemen pendukung, yang kemudian menghasilkan suatu
sifat atau perilaku. Banyak hal yang terus berubah dari reaksi dan aksi manusia untuk
terus berkembang dan berkembang sebagai individu untuk memperbaiki diri.
Dari sejarah perkembangan psikologi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
keilmuan psikologi diawali dengan anggapan bahwa kejiwaan atau mental disusun
dengan struktur atau berupa elmen elemen yang saling berhubungan. kemudian aliran
terbaru menyatakan kritiknya dan berpendapat bahwa kesadaran melandasi kejiwaan
dan merupakan komponen utama didalamnya. Selanjutnya aliran behavioristik
menambahkan adanya unsur kebiasaan yang juga muncul dam mempengaruhi mental
dari manusia atau organisme yang berasal dari lingkungan. Kemudian perkembangan
aliran psikologis diakhiri dengan menggabungkan batin sebagai bentuk totalitas dan
juga manusia yang terus berkembang dengan melibatkan potensi dalam diri untuk
aktualisasi diri lebih baik sebagai manusia yang berkualitas. Dengan begitu
mempelajari aliran psikologi memiliki aspek yang luas mengenai keseluruhan diri
manusia secara fisik dan juga interaksinya dalam menunjang
BAB III
KESIMPULAN
written by Ina