Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PSIKOLOGI UMUM

DI

OLEH ;

REYGEN GUMELENG
21101210

( UTS )
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat TuhanYang Maha Esa


karena dengan cinta dan kasihnya saya dapat menyelesaikan
UTS makalah mata kuliah Psikologi Umum  dengan baik
berupa makalah.
oleh karena itu kami sampaikan terima kasih kepada:
 
1. Dosen mata kuliah psikologi umum  yang telah
membimbing saya dalam penyusunan makalah ini.
 
2.Orang tua yang dengan ikhlas memberikan bantuan dari segi
moral maupun materiil.
 
Saya yakin makalah yang saya buat ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun, agar kemudian dapat lebih baik di
masa yang akan datang. Semoga makalah yang Saya buatini
dapat menambah pengetahuan pembaca, mendapat apresiasi
dan bermanfaat baik untuk penulis dan pembaca. Mohon maaf
apabila masih banyak terdapat kesalahan dalam penulisan
makalah ini. Karena penulis masih
dalam proses pembelajaran.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................
 
BAB I PENDAHULUAN.........................................................
 
1.Latar Belakang Masalah......................................................................
2.Rumusan Masalah................................................................................
3.Tujuan ………….................................................................................

BAB II ISI................................................................................

A.Pengertian dan Definisi Psikologi ..……………………..……..…
B.Kedudukan Psikologi dalam Sistematika Ilmu Pengetahuan..............
C.Ruang Lingkup Psikologi……………………………………………
D.Metodemetode dalam Psikologi……………………………………
E.Hubungan Psikologi dengan Ilmu-Ilmu Lain.....................................
F.Tujuan Mempelajari Psikologi............................................................

BAB III PENUTUP..................................................................

1.Kesimpulan......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.Latar Belakang Masalah

Makalah berjudul "Pengertian, Kedudukan, Rung Lingkup, dan


Metode Psikologi" ini ditulis guna memenuhi UTS dari dosen
Psikologi Umum. Makalah in dimaksudkan untuk memberikan
pengetahuan kepada pembaca tentang Pengertian, Kedudukan,
Ruang Lingkup, dan Metode Psikologi.
Dari proses pembuatan makalah ini, diketahui bahwa psikologi
umum mempunyai banyak cabang pembelajaran dari pengertian
sampai dengan sejarah.

2.Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dan definisi psikologi ?


2. Bagaimana kedududkan Psikologi dalm Sistematika Ilmu
Pengetahuan dan Ruang Lingkup Psikologi ?
3. Apa saja mwtode Psikologi ?

3.Tujuan

Memahami pengertian, kedudukan, ruang lingkup, dan metode


psikologi.

BAB II
ISI

A.Pengertian dan Definisi Psikologi

1.Pengertian

"Psikologi" berasal dari perkataan Yunani "psyche" yang artinya


jiwa, dan "logos" yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara
etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam - macam
segalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya. Dengan
singkat disebut ilmu jiwa.
Berbicara tentang jiwa, terlebih dahulu kita harus dapat
membedakan antara nyawa dengan jiwa. Nyawa adalah daya
jasmaniah yang keberadaannya tergantung pada hidup jasmani
dan menimbulkan perbuatan badaniah organic behavior, yaitu
perbuatan yang ditimbulkan oleh proses belajar. Misalkan
insting, refleks, nafsu, dan sebagainya. Jika jasmani mati, maka
mati pulalah nyawanya.
Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak,
yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan
pribadi (personal behavior). Perbuatan pribadi ialah perbuatan
sebagai hail proses belajar yang dimungkinkan oleh keadaan
jasmani, rohaniah, sosial, dan lingkungan. Proses belajar ialah
proses untuk meningkatkan kepribadian (personality) dengan
jalan berusaha mendapatkan pengertian baru, nilai-nilai baru,
dan kecakapan baru, sehingga ia dapat berbuat yang lebih sukses
dalam menghadapi kontradiksi-kontradiksi dalam hidup. Jadi,
jiwa mengandung pengertian-pengertian, nilai- nilai kebudayaan,
dan kecakapan.
Bila dibandingkan dengan ilmu-ilmu lain seperti : ilmu pasti,
ilmu alam, dan lain-lain maka ilmu jiwa dapat dikatakan sebagai
ilmu pengetahuan yang serba kurang tegas, sebab ilmu ini
mengalami perubahan, tumbuh, berkembang untuk mencapai
kesempurnaan. Namun demikian ilmu in sudah merupakan
cabang ilmu pengetahuan.
Karena sifatnya yang abstrak maka kita tidak dapat mengetahui
jiwa secara wajar, melainkan kita hanya dapat mengenal melalui
gejalanya saja. Manusia dapat mengetahui jiwa seseorang hanya
dengan tingkah lakunya. Jadi dari tingkah laku itulah orang dapat
mengetahui jiwa seseorang. Tingkah laku itu merupakan
kenyataan jiwa yang dapat kita hayati dari luar.
Pernyataan jiwa itu dapat namakan gejala jiwa, di antaranya
mengamati, menanggapi, mengingat, memikir, dan sebagainya.
Dari situlah kemudian orang membuat definisi: Ilmu jiwa yaitu
ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Sebagai ilmu
pengetahuan, psikologi juga mempunyai sifat-sifat yang di miliki
oleh ilmu pengetahuan pada umumnya. Karena itu, psikologi
mempunyai:
a. objek tertentu;
b. metode penyelidikan tertentu;
c. Sistematik yang teratur sebagai hasil pendekatan terhadap
objeknya.

Objek yang tertentu merupakan syarat mutlak dalam suatu


ilmu, karena justru objek inilah yang akan menentukan langkah-
langkah yang lebih lanjut di dalam pengupasan lapangan ilmu
pengetahuan itu. Tapa adanya objek tertentu
dapat diyakinkan tidak akan adanya pembahasan yang mapan.
Metode merupakan hal yang penting dalam lapangan ilmu
pengetahuan setelah penentuan objek yang ingin di pelajari.
Tapa adanya metode yang teratur, penyelidikan atau
pembahasan aka kurang dapat dipertanggungjawabkan dari segi
keilmuan. Justru dari segi metode inilah akan terlihat ilmiah
tidaknya suatu penyelidikan pembahasan itu.
Hasil penyelidikan terhadap objek itu kemudian
disistematisasikan merupakan suatu sistematika yang teratur
yang menggambarkan hail pendekatan terhadap objek tersebut.
Oleh karena itu, yang mengadakan pendekatan dalam
penyelidikan itu manusia, yang di samping mempunyai sifat-sifat
kesamaan juga mempunyai sifat- sifat perbedaan maka para ahli
dalam mengadakan peninjauan terhadap objek atau masala bear
kemungkinannya akan terdapat perbedaan pula. Perbedaan
dalam segi orientasi terhadap masalah yang dihadapi. Inilah yang
menyebabkan adanya perbedaan dalam segi pandangan dari
seorang ahli dengan para ahli yang lainnya.
2. Definisi
Secara mum psikologi diartikan ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia. tau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala
jiwa manusia. Karena para ahli jiwa mempunyai penekanan yang
berbeda maka definisi yang dikemukakan juga berbeda-beda.
Di antara pengertian yang di rumuskan oleh para ahi itu antara
lain sebagai
berikut:
1. Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa: Psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia.
2. Plato dan Aristotles, berpendapat: psikologi ialah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta
prosesnya sampai akhir.
3. John Broads Watson, memandang psikologi sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku tampak (lahiriah)
dengan menggunakan metode observasi yang objektif terhadap
rangsangan dan jawaban (repons).
4. Wilhelm Wundt, tokoh psikologi eksperimental berpendapat
bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri manusia,
seperti perasaan panca indra, pikiran, merasa (feeling), dan
kehendak.
S. Woodworth dan Marquis berpendapat: psikologi ialah ilmu
pengetahuan yang mempelajari aktivitas individu sejak dari
dalam kandungan sampai meninggal dunia dalam hubungan
dengan alam sekitar.
6. Knight dan Knight: "Psychology may be defined as the
systemtic study of experience and behavior human and animal,
normal and abnormal, individual and social." Artinya Psikologi
dapat didefinisikan sebagai studi sistematis tentang pengalaman
dan perilaku manusia dan hewan, normal dan abnormal,
individual dan sosial.
7. Hilgert: "Psychology may be defined at the science that studies
the behavior of men and other animals." Artinya Psikologi dapat
didefinisikan pada sains yang mempelajari perilaku pria dan
hewan lainnya.
8. Ruch: "Psychology is sometime defined as the study man, but
this definition is too broad. The truth is that Psychology is partly
biological science and partly a social science, overlapping these
two major areas and relating them each other." Artinya Psikologi
kadang didefinisikan sebagai orang yang belajar, tapi definisi ini
terlalu luas. Yang benar adalah bahwa Psikologi adalah sebagian
ilmu biologi dan sebagian merupakan ilmu sosial, saling tumpang
tindih dengan dua bidang utama ini dan saling menghubungkan
satu sama lain.

B. Kedudukan Psikologi dalam Sistematika Ilmu Pengetahuan

Bagaimana letak psikologi dalam sistematika ilmu


pengetahuan? Untuk menjawab pertanyaan ini kita dapat lepas
dari perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya. Untuk
meninjau ini secara mendalam dapat dipelajari dalam sejarah
psikologi. Tetapi dalam kesempatan ini bukanlah maksud penulis
mengemukakan tentang sejarah psikologi, namun hanya untuk
sekedar memberikan gambaran sekilas tentang perkembangan
psikologi.
Ditinjau secara historis, dapat dikemukakan bahwa ilmu yang
tertua adalah ilmu filsafat. Ilmu-ilmu yang lain tergantung pada
filsafat, dan filsafat merupakan satu-satunya ilmu pada saat itu.
Karena itu, ilmu yang tergabung pada filsafatakan dipengaruhi
ole sifat-sifat dari filsafat. Demikian pula halnya dengan
psikologi.
Tetapi lama kelamaan disadari bahwa filsafat sebagai satu-
satunya ilmu kurang dapat memenuhi kebutuhan manusia.
Disadari bahwa hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan"
tidak cukup lagi hanya diterangkan dengan filsafat. Maka, ilmu
pengetahuan alam memisahkan diri dari filsafat, berdiri sendiri
sebagai ilmu yang mandiri. Ini disebabkan karena ilmu
pengetahuan alam membutuhkan hal-hal yang bersifat objektif,
yang bersifat positif, dan tidak dapat dicapai dengan
menggunakan filsafat. Langkah tersebut diikuti ilmu-ilmu yang
lain yang juga memisahkan diri dari filsafat, termasuk pula
psikologi.
Psikologi mula-mula bergabung dalam filsafat, akhirya
memisahkan diri dan berdiri sendiri sebagai ilmu yang mandiri.
Hal in adalah jasa dari Wilhelm Wundt yang mendirikan
laboratorium psikologi pertara pada tahun 1879 untuk
menyelidiki peristiwa-peristiwa jiwa secara eksperimental.
Wundt sebenarya bukan seorang ahli dari bidang psikologi,
melainkan seorang fisiolog, akan tetapi belau mempunya
pendapat bahwa fisiologi dapat dipandang sebagai ilmu
pembantu dari psikologi, dan psikologi haruslah berdiri sendiri
sebagai suatu ilmu pengetahuan yang tidak bergabung atau
tergantung pada ilmu-ilmu yang lain. Di laboratoriumnya, Wundt
mengadakan eksperimen-eksperimen dalam rangka
penyelidikannya sehingga beliau dapat dipandang sebagai bapak
dari psikologi eksperimental. Tetapi ini tidak berarti bahwa
Wundt
pelopor dimulainya eksperimen-eksperimen tersebut, sebab
telah ada ahli-ahli lain yang merintisnya, antara lain Fechner dan
Helm Holtz. Namun demikian, baru oleh Wundt penyelidikan
dilakukan secara laboratorium eksperimental yang lebih intensif
dan sistematis, Laboratorium Wundt kemudian menjadi pusat
penyelidikan bagi banyak ahli untuk mengadakan eksperimen-
eksperimen, antara lain Kreeplin, Kulpen, Meumann, Marbbe.
Dengan perkembangan ini maka berubahlah psikologi yang
tadinya bersifat filosofis menjadi psikologi yang bersifat empirik.
Kalau mula-mula psikologi berdasarkan diri atas renungan-
renungan, atas spekulasi maka psikologi mendasarkan atas hal-
hal yang objektif, hal-hal yang positif. Kemudian makin
berkembanglah psikologi empirik itu. Dengan uraian singkat ini
dapatlah dijawab pertanyaan di atas, yaitu psikologi sebagai satu
ilmu yang telah berdiri sendiri, tidak lagi menjadi bagian dari
ilmu-
ilmu lain lagi.

C. Ruang Lingkup Psikologi

Ditinjau dari segi objeknya, psikologi dapat dibedakan dalam dua


golongan
besar, yaitu;
a. Psikologi yang memepelajari dan mempelajari manusia
b.Psikologi yang meneliti dan mempelajari hewan/psikologi
hewan.
Dalam hal ini yang akan bicarakan adalah psikologi yang
berobjekan manusia, yang akan dibedakan menjadi dua yaitu;
psikologi yang bersifat umum dan psikologi yang bersifat khusus.
Psikologi umm ialah Psikologi meneliti dan memepelajari
kegiatan-kegiatan psikis manusia yang tercermin dalam perilaku
pada umumnya, yang dewasa, yang normal dan yang beradap
(berkultur). Psikologi umum berusaha
mencari dalil-dalil yang bersifat umm daripada kegiatan-kegiatan
tau aktivitas psikis, Psikologis umum memandang manusia
seakan-akan terlepas dari manusia yang lain.
Psikologi khusus ialah psikologi yang menyelidiki dan
mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivitas psikis manusia.
Psikolgi khusus ada beberapa mancam, antara lain:
1. Psikologis perkembangan, yaitu psikologi yang membicarakan
tentang
perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua, yang
mencakup:
a. Psikolgi anak (mencakup masa bayi)
b. Psikologi puber dan adolesensi (psikologi pemuda)
c. Psikologi orang dewasa
d. Psikologi orang tua
2. Psikologi sosial, yaitu psikologi khusus membicarakan tentang
tingkah laku atau aktivitas manusia dalam hubunganya dengan
situasi sosial
3. Psikologi pendidikan, yaitu psikologi yang khusus menguraikan
kegiatan atau aktivitas manusia dalam hubungannya dengan
situasi pendidikan, misalnya bagaimana menarik perhatian
dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik
perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah diterima,
bagaimana cara belajar dan sebagainya.
4. Psikologi kepribadian dan topologi, yaitu psikologi yang khusus
menguraikan tentang struktur pribadi manusia, mengenai tipe-
tipe kepribadian manusia.
5. Psikopatologi, yaitu psikologi yang khusus menguraikan
mengenai keadaan psikis yang tidak normal (abnormal)
6. Psikologi kriminal, yaitu psikologi yang khusus berhubungan
dengan soal kejahatan atau kriminalitas.
7. Psikologi perusahaan, yaitu psikologi yang khusus
berhubungan dengan soal-soal perusahaan.
Psikologi khusus masih berkembang terus sesuai dengan
bidan-bidang berperannya psikologi. Pada umumnya psikologi
khusus merupakan psikologi praktis, yang diaplikasikan sesuai
dengan bidangnya.

D. Metode-Metode dalam Psikologi

Ada dua metode yaitu metode yang bersifat filosofis dan


metode yang bersifat
empiris yang di bagi menjadi beberapa bagian sebgai berikut:
1. Metode yang bersifat filosofis
a. Metode intuitif
Metode in dilakukan dengan cara sengaja untuk mengadakan
suatu penyelidikan atau dengan cara tidak sengaja dalam
pergaulan sehari-hari.

b. Metode Kontemplatif
Metode ini dilakukan dengan jalan merenungkan objek yang
akan
diketahui dengan mempergunakan kemampuan berpikir kita. lat
utama yang digunakan adalah pikiran yang benar-benar sudah
dalam keadaan objektif. Dalam arti muni, tidak bercampur
dengan alat-alat yang lain serta tidak bercampur pula dengan
pengaruh dariluar yang bersifat lahiriyah dan biologis.

c. Metode Filosofis Religius


Metode ini digunakan dengan menggunakan materi agama,
sebagai alat utama untuk meneliti pribadi manusia. Nilai-nilai
yang terdapat dalam agama itu merupakan kebenaran absolut
dan pasti. Dengan perkataan lain, kita menyelidiki jiwa manusia
beserta segala seginya dengan menggunakan materi yang tertera
dalam kitab suci sebagai norma standar penilaian.

2. Metode yang bersifat empiris

A. Metode observasi

Observasi berarti meneliti atau mengamati. Penelitian


mengadakan pengindraan terhadap obyek yang diselidiki sambil
melakukan pencatatan- pencatatan terhadap gejala-gejala jiwa
yang dibutuhkan dalam penyelidikan itu. Untuk memperoleh
data-data tentang gejala-gejala tersebut, peneliti dapat
melakukan intropeksi, eksperimen, dan ekstropeksi.

a. Inropeksi
Intropeksi jalah melihat kedalam (intro berarti kedalam dan
speksi
artinya melihat. Yang dimaksud dengan intropeksi ialah suatu
cara
menyelidiki keadaan atau pristiwa jiwwa yang sedang terjadi
dalam dirinya,

b. Ekstropeksi
Ekstropeksi berarti melihat keluar, ekstopeksi juga mempelajari
dengan sengaja dan teratur gejala-gejala jiwa orang lain dan
mecoba mengambil kesimpulan dengan melihat gejalah-gejalah
jiwa yang di tunjukan dari mimik dan pa tominik orang lain.

c.Eksperimen
Eksperimen berarti percobaan, metode ini merupakan suatu
percobaan-percobaan untuk mengetahui kejiwaan sescorang.
Metode in biasanya dilakukan di dalam laboraturium,
B. Metode pengumpulan data
Metode in dilakukan dengan mengolah data-data atau bahan-
bahan diperoleh dari kumpulan prtanyaan, bahan-bahan riwat
hidup dan bahan-bahan yang berhubungan dengan apa yang
sedang di selidiki. Bahan-bahan yang telah diperoleh kemudiun
dikelarifikasikan untuk ditarik suatu kesimpulan yang bersifat
umum.

a.Metode angket
Metode angket ialah cara penyelidikan kejiwaan dengan
mengajukan pertanyaan baik lisan mauapum tertulisdan dari
jawaban itu dapat ditarik kesimpulan tentang kesan kejiwaan.
Ditinjau dari dua macam angket yaitu:
1) Angket langsung, yaitu bila mana pertanyaan itu di jawab
lansung oleh orang diselidiki.
2) Angket tidak langsung ialah pertanyaan yang dijawab oleh
orang lain.

b. Metode Autobiografi
Metode Autobiografi (riwayat hidup) metode ini digunakan
untuk
mempelajari riwayat hidup seseorang yang sedang diteliti, baik
yang ditulis oleh orang itu sendiri(Autobiografi) maupun ditulis
orang lain (biografi)

c. Pengumpulan hasil kerja


Metode ini merupakan metode pengumpulan data yang berupa
gambar-gambar, karangan-karangan, pekerjaan tangan,
permainan- permainan, termasuk buku buku harian seseoarang
dan sebagainya.

d.Metode studi kasus


Studi kasus dalam kajian psikologi merupakan metode penelitian
yang digunakan untuk memperoleh gambaran yang rinci
mengenai aspek-aspek psikologis seorang siswa atau sekelompok
siswa tertentu.

e. Metode klinis
Metode in hanya digunakan oleh para ahli psikologi klinis atau
psikiater, dalam metode in terdapat prosedur diagnosis dan
penggolongan penyakit kelainan jiwa serta cara-cara member
perlakuan pemulihan(psycological treatment) terhadap
kelainana jiwa tersebut. Umumnya metode ini digunakan di
rumah sakit jiwa.

f. Metode observasi naturalistic


Metode in lebih banyak digunakan oleh para ilmu hewan untuk
mempelajari prilaku hewan tertentu. Metode in juga digunakan
ole para psikolog kognitif dan psikolog pendidikan.

E. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Ilmu Lain

Psikologi sebagai ilmu yang meneropong atau mempelajari


keadaan manusia sudah barang tentu mempunyai hubungan
dengan ilmu ilmu lain yang sama sama mempelajari tentang
keadaan manusia. Dalam kesempatan ini akan ditinjau hubungan
psikologi dengan beberapa ilmu pengetahuan.

1. Hubungan Psikologi dengan Biologi


Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan.
Semua benda yang hidup menjadi objek dari biologi.Oleh karena
itu, baik biologi maupun psikologi sama sama membicarakan
tentang manusia. Sekalipun masing masing ilmu itu meninjau
dari sudut yang berlainan, namun pada segi segi tertentu kadang
kadang kedua ilmu tersebut terdapat titik titik pertemuan.
Biologi, khususnya antropologi tidak mempelajari tentang proses
kejiwaan tetapi psikologi mempelajarinya. Adapun hal yang sama
sama dipelajari oleh biologi dan psikologi yaitu, keturunan. Sol
keturunan ditinjau dari segi biologi jalah hal hal yang
berhubungan dengan aspek aspek kehidupan yang turun
temurun dari suatu generasi ke generasi lain; mengenai ini, yang
terkenal adalah hukum Mendel (Hukum mengenai pewarisan
sifat). Soal keturunan yang dipelajari oleh psikologi yaitu, sifat,
inteligensi, dan bakat. Itu mengapa kurang sempurna jika
mempelajari psikologi tapa mempelajari biologi.

2. Hubungan Psikologi dengan Sosiologi


Manusia sebagai mahluk sosial juga menjadi oblek dari
sosiologi.
Sosiologi sebagai ilmu yang berhubungan dengan manusia, serta
hubungannya
dalam masyarakat. Titik temu antara psikologi dengan sosiologi
yaitu misalnya soal tingkah laku. Tinjauan sosiologi yang penting
yaitu hidup bermasyarakat, sedangkan tinjauan psikologi yaitu
tingkah laku sebagai manifestasi kejiwaan yang di dorong oleh
motif tertentu hingga manusia itu bertingkah laku atau berbuat.
Seperti yang diungkapkan oleh Bouman:
"'Sosiologi mempelajari hubungan-hubungan antara sesama
manusia. Dalam hal ini yang terutama menarik perhatian kita
ialah bentuk-bentukpergaulan hidup, di mana perhubungan-
perhubungan ini menunjukkan sifat yang kurang kata lebih
kekal: pertama-tama golongan-golongan dan penggolongan-
penggolongan (bangsa, keluarga, perhimpunan, tingkatan,
kelas, dan sebagainya). Bagi ahli sosiologi tinggalah satu
persoalan yang tidak dapat dimasukkan dalam ilmu-ilmu
pengetahuan lainnya, yakni menvelami hakekat kerjasama dan
kehidupan bersama dalam segala macam bentuk yang timbul
dari perhubungan antara manusia dengan manusia. Jadi yang
dipersoalkan di sini ialah kehidupan bergolong-golongan yang
sebenarnya" (Bouman, 1953). Karena titik persamaan tersebut
timbulah bidang ilmu psikologi sosial yang mempelajari tingkah
laku manusia dalam hubungannya dengan situasi situasi sosial.
Menurut Gerungan, pertemuan antara psikologi dan sosiologi
itulah yang merupakan daerah dari psikologi sosial.
Makin lama orang akan makin menyadari bahwa perilaku
manusia tidak dapat terlepas dari keadaan sekitarnya. Karena
itu, tidaklah sempurna meninjau manusia itu berdiri sendiri
terlepas dari masyarakat yang melatarbelakanginya.

3. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pengetahuan Alam


Dengan memisahkan diri dari filsafat, ilmu pengetahuan alam
mengalami kemajuan yang cukup cepat, hingga ilmu
pengetahuan alam menjadi contoh bagi perkembangan ilmu
pengetahuan yang lain termasuk psikologi, khususnya metode
ilmu pengetahuan alam mempengaruhi perkembangan metode
psikologi. Apa yang ditempuh oleh Fencher, Weber, Wundt,
sangat dipengaruhi metode yang digunakan ilmu pengetahuan
alam yakni dengan
menggunakan metode psikofisik, yaitu metode yang tertua
dalam lapangan psikologi eksperimental, yang banyak
dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan alam (wood Worth, 1951).
Kenyataan bahwa karena pengaruh ilmu pengetahuan alam
psikologi mendapatkan kemajuan yang cukup cepat, sehingga
akhirnya psikologi dapat diakui sebagai ilmu yang berdiri sendiri
terlepas dari filsafat. Walaupun pada akhirnya metode ilmu
pengetahuan alam ini tidak seluruhnya digunakan dalam
lapangan psikologi, oleh karena perbedaan dalam objeknya.
Sebab ilmu pengetahuan alam berobjekan manusia yang hidup,
sebagai makhluk yang dinamik, berkebudayaan, tumbuh
berkembang dan dapat berubah pada setiap saat.

4. Hubungan Psikologi dengan Filsafat


Manusia sebagai mahluk hidup juga merupakan objek dari
filsafat yang antara lain membicarakan soal hakikat kodsat
manusia, tujuan hidup manusia dan sebagainya. Meskipun
psikologi memisahkan diri dari filsafat ,namau psikologi masih
tetap mempunyai hubungan dengan filsafat , karena kedua ilmu
ini memiliki ilmu obyek yang sama yaitu manusia sebagai
makhluk hidup Namun berbeda dalam pengkajiannya . Dalam
ilmu psikologi , yang dipelajari dari manusia adalah mengenai
jiwa / mental , tetapi tidak dipelajari scr langsung karena bersifat
abstrak dan membatasi pd manifestasi dan ekspresi dari jiwa /
mental tsb , yakni berupa tingkah laku dan proses kegiatannya
Sedangkan dalam ilmu filsafat yang dibicarakan adl mengenai
hakikat dan kodrat manusia serta tujuan hidup manusia .
Schingga ilmu psikologi dan filsafat terdapat suatu hubungan
yang timbal balik dan saling melengkapi antara keduanya.

5. Hubungan psikologi dengan Pedagogis


Pedagogis sebagai ilmu yang bertujuan untuk memberikan
bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai mati tidak akan
sukses, bilamana tidak mendasarkan dir kepada psikologi, yang
tugasnya memang menunjukkan perkembangan hidup manusia
sepanjang masa, bahkan ciri, watak dan kepribadian juga
ditunjukkan oleh psikologi. Dengan demikian, pendagodis baru
akan tepat mengenai sasaran apabila dapat memahami langkah
langkah sesuai dengan petunjuk petunjuk psikologi. Oleh karena
itu, muncullah "educational psychology" (Ilmu Jiwa Pendidikan).

6. Hubungan Psikologi dengan Agama


Psikologi dan agama merupakan dua hal yang sangat erat
hubungannya, mengingat agama sejak turunya kepada rasul
diajarkan kepada manusia dengan dasar-dasar yang disesuaikan
dengan kondisi dan situasi psikologi pula. Contoh bahwa
psikologi dan agama mempunyai hubungan yang erat dalam
memberikan bimbingan manusia adalah terhadap manusia yang
berdosa pada
manusia yang melanggar norma tersebut dapat mengakibatkan
perasaan nestapa dalam dirinya meskipun hukuman lahirnya
tidak diberikan terhadapnya. Psikologi memandang bahwa orang
berdosa itu berarti telah menghukum dirinya sendiri, karena
dengan perbuatan pelanggaran tersebut, jiwa mereka menjadi
tertekan dan gelap yang apabila yang bersangkutan tidak dapat
mensublimasikan (mengalihkan kepada perbuatan yang lebih
baik) perasaannya akan mengakibatkan semacam penyakit jiwa
(psichistania) yang merugikan dirinya sendiri. Dalam al demikian
itulah pendidik agama sangat diperlukan untuk memberikan
jalan sublimatif serta katarsis (pembersihan jiwa) orang yang
menderita dosa. Mengingat eratnya hubungan antara keduanya,
akhirya lahirlah psikologi Agama (psychology of Religion), yang
objek pembahasannya antara lain: bagaimana perkembangan
kepercayaan kepada than masa kanak-kanak sampai dewasa dan
kapan terjadi kemantapan hidup keagamaan seseorang,
bagaimana perbedaan tingkah laku orang yang beragama dengan
yang tidak beragama dan lain sebagainya. Tokohnya antara lain :
Prof. Rimke, Straton dan William James.

F. Tujuan Mempelajari Psikologi


Tujuan Psikologi Perkembangan Peserta Didik
Psikologi perkembangan peserta didik bertujuan untuk:

a. Memberikan, mengukur dan menerangkan perubahan dalam


tingkah laku serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai
dengan tingkat usia dart yang mempunyai ciri-ciri universal,
dalam artian yang berlaku bagi anak-anak di mana saja dan
dalam lingkungan sosial-budaya mana saja.

b. Mempelajari karakteristik mum perkembangan peserta didik,


baik secara fisik, kognitif, maupun psikososial.

c. Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada


tahapan atau masa perkembangan tertentu.

d.Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang


menimbulkan reaksi yang berbeda.
e.Mempelajari penyimpangan tingkah laku yang dialami
seseorang, seperti kenakalan-kenakalan, kelainan-kelainan
dalam fungsionalitas inteleknya, dan lain- lain.
Tujuan lain mempelajari psikologi adalah :
1. Untuk memeperoleh faham tentang gejala-gejala jiwa dan
pengertian yang lebih sempurna adalah tentang tingkah laku
manusia.
2. Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta
kemampuan jiwa sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku
manusia.
3. Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan lebih
baik.
4. Supaya tidak ragu-ragu lagi mengubah cara hidup, tingkah
laku, dan pergaulan dalam masyarakat.
5. Menjadikan kehidupan yang lebih baik, bahagia dan sempura.

Menurut Plotnik (2005;4) seorang ahli psikologi,


mendeskripsikan tujuan dari psikologi adalah:

Tujuan pertama psikologi adalah Mendeskripsikan beraneka


macam cara perilaku organism. (the first goal of psychology is to
describe the different ways that organisms behave). Sebagai
contoh para ahli psikologi mendeskrepsikan perilaku dan proses
mental anak autis (austistic children) seperti memahami
bagaimana perilaku anak autis dengan mempelajari bahasanya.
Lalu para ahli psikologi mencoba menjelaskan tentang perilaku
anak autis tersebut.

Tujuan kedua psikologi adalah menjelaskan sebab-sebab dari


perilaku (the second goal of psychology is to explain the cause of
behavior). Penjelasan tentang autism berubah sesuai dengan
kompleksitas permasalahan yang terjadi. Pada tahun 1990
penelitian-penelitian menemukan bahwa autism disebabkn oleh
faktor genetik dan biologi yang berdampak pada perkembangan
otak yang menyimpang. (courrchesne et al 2003 dalam Plotnik,
2005;4).

Tujuan ketiga psikologi adalah memprediksikan bagaimana


organisme akan berperilaku dalam suatu si tuasi tertentu. (the
third goal of psychology is to predict how organism will behave
in certain situations). Sebelum memprediksikan perilaku anak-
anak autis, para ahli psikologi lebih dulu mendeskripsikan dan
menjelaskan perilaku anak autis, berdasarkan informasi tersebut
para ahli psikologi dapat memprediksikan bahwa anak autis akan
mengalami kesulitan belajar dalam lingkungan sekolah
karena'disana ada banyak aktivitas dan stimulus
yang terjadi di rung kelas (Gresham et al, 1999 dalam Plotnik,
2005;4). Jika para ahli psikologi dapat memprediksikan perilaku,
mereka dapat sering melakukan kontrol perilaku.

Tujuan keempat psikologi adalah mengontrol perilaku makhluk


hidup (for some psychologists, the fourth goal of psychology is to
control an organism's behavior). Konsepsi atau idea kontrol
memiliki sisi positif dan negatif. Sisi positifnya adalah bahwa para
ahli psikologi dapat membantu seseorang untuk belajar
mengontrol perilaku-perilaku yang tidak dinginkan. Caranya
adalah dengan menggunakan metode self-control yang lebih
baik, atau menggajarkan cara mengendalikan situasi, dan
membina hubungan (Howlin, 1997 dalam Plotnik, 2005;4). Sisi
negatifnya adalah bahwa terdapat kemungkinan para ahli
psikologi mengontrol perilaku seseorang tapa ada pemahaman
atau perhatian yang cukup. Dalam menghadapi perilaku-perilaku
yang sangat kompleks seperti autism, para ahli psikologi
menggunakan kombinasi dari pendekatan-pendekatan yang
berbeda untuk mencapai keempat tujuan tersebut.
Untuk mencapai tujuan itu maka dengan mempelajari Psikologi
diharapkan mahasisiwa memiliki tiga kemampuan dasar yang
diperlukan,3 yaitu:

1. Understanding: memiliki pengetahuan/pengertian mengenai


konsep-konsep dan prinsip-prinsip psikilogi yang umumnya
mendasari tingkah laku.

2. Predicting : berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya,


diharapkan mampu mendeteksi/mendekatipermasalahan-
permasalahan psikologis yangterjadi di lapangan pendidikan.

3. Controlling : mampu menguasai diri pribadinya dan terampil


dalam mengatasi permasalahan-permasalahan kependidikan
yang dihadapi sesuai dengan konsep dan prinsip psikologi.

Adapun tujuan pokok mempelajari Psikologi adalah memahami


seluk beluk kehidupan rohaniyah yang merupakan kekuatan
penggerak bagi segala kegiatan hidup lahiriah dalam alam
sekitar.
BAB III
PENUTUP

1.Kesimpulan

Setelah memahami Pengertian, Kedudukan, Rung Lingkup, dan


Metode Psikologi kami dapat menyimpulkan bahwa pengertian
psikologi adalah ilmu jiwa yang dapat dilihat dari perilaku suatu
individu. Kedudukan psikologi sebagai ilmu pengetahuan telah
berdiri sendiri dan tidak lagi menjadi bagian dari ilmu ilmu
yang lain. Dilihat dari segi objeknya, rang lingkup psikologi dibedakan
menjadi dua golongan bear yaitu Psikologi yang memepelajari dan
mempelajari manusia & Psikologi yang meneliti dan mempelajari
hewan/psikologi hewan. Metode metode dalam psikologi sendiri ada
dua metode yaitu metode yang bersifat filosofi dan metode yang
bersigat empiris
DAFTAR PUSTAKA
Afriyandi, Aditya. 2017. Hubungan Psikologi dan limu-limu Lain,
http://www.sangkoeno.com/2013/11/hubungan-psikologi-dan-ilmu
ilmu-lain.html. (diakses Minggu, 24 September 2017, pukul 19:56)
Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta : Penerbit RINEKA
CIPTA
Anisa, Nezla. 2016. Sejarah Psikologi, Wilhelm Wundt Sebagai Bapak
Psikologi Modern, http://malahayati.ac.id/2p=23959. (diakses
tanggal 23 September 2017 pukul 20:40)
Figh, Ushul, 201S. Pengertian, Tujuan dan Manfaat Psikologi
Perkembangan Peseta Didik,
http://rahmatululum.blogspot.co.id/2015/09/pengertian- tujuan-
dan-manfaat psikologi,html,(diaksestanggal26September2017 pukul
01:54)
Heru Basuki, A.M. 2008., Psikologi Umum. Jakarta: Universitas
Gunadarma
Nangoi, Priscilla.201 5-Sejarah Psikologi Indonesia,
https://psychology.binus.ac.id/2015/04/29/sejarah-psikologi-
indonesia/, (diakses tanggal 24 September 2017 pukul 17:39)
Uriyah, Siti. 2015. Sejarah Perkembangan Psikologi Sebagai Ilmu
Mandiri Dan Perkembangannya Di Indonesia,
https://plus.google.com/107346834507368375250/posts/7Bmd7Dip
dAS, (diakses Senin, 25 September 2017, pukul 11:50)
Mandai, at. 2012. Pengertian, Objek, Manfaat dan Tujuan Ilmu
Psikologi (IlmuJiwa),
http://aatmandai.blogspot.co.id/2012/05/pengertian-objek
manfaat-dan-tujuan.html, (diakses tanggal 26 September 2017 pukul
14:56)

Anda mungkin juga menyukai