Anda di halaman 1dari 6

PSIKOLOGI UMUM

Disusun oleh:
Nama: Ikhsan fajri anda
Nim: 4203131007
Kelas: PSPK 20E
Dosen pengampu: Septian Prawijaya S. Si.,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVESDITAS NEGERI MEDAN

Maret 2021
IDENTITAS BUKU

 Judul Buku:Psikologi belajar


 Penulis Buku:Syarifan Nurjan, M.A
 Penerbit:WADE GROUP
 Tahun terbit:2015
 Kota terbit:Ponorogo
 Nomor ISBN:878-602-6802-30-9
 Jumlah hal:244

RINGKASAN BUKU
BAB I
 Hakikat Psikologi Belajar
“Psikologi” berasal dari perkataan Yunani “psyche” yang artinya jiwa dan “logos”
yang artinya ilmu pengetahuan. Secara etimologi psikologi artinya Ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun
latar belakangnya. Namun, para ahli juga berbeda pendapat tentang arti psikologi itu
sendiri. Ada yang berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu jiwa. Tetapi ada pula yang
berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku atau perilaku manusia.
(Mahfud, 1992:6).

Ada sebagian ahli psikologi yang mendefinisikan psikologi bertitik tolak dari
anggapan bahwa psikologi haruslah mempelajari sesuatu yang nyata (konkret), maka ada
sebagian sarjana yang mengartikan psikologi sama dengan karakterologi atau tipologi.
Karakterologi adalah ilmu tentang karakter atau sifat kepribadian dan tipologi adalah ilmu
tentang berbagai tipe atau jenis manusia berdasarkan karakternya. Jelas pendefinisian
psikologi sebagai karakterologi atau tipologi saja merupakan pendefinisian yang sempit.
Memang psikologi juga mencakup karakterologi dan tipologi, tetapi psikologi bukan
hanya mencakup kedua hal itu saja, melainkan lebih luas daripada itu. (1991: 5-7).
Nyawa adalah daya jasmaniah yang adanya tergantung pada hidup jasmani dan
menimbulkan perbuatan badaniah (organic behavior), yaitu perbuatan yang ditimbulkan
oleh proses belajar. Misalnya, instink, reflek, nafsu dan sebagainya. Jika jasmani mati,
maka mati pulalah nyawanya. Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat
abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur perbuatanperbuatan pribadi (personal
behavior) dari hewan tingkat tinggi dan manusia. Perbuatan pribadi adalah perbuatan
sebagai hasil proses belajar yang dimungkinkan oleh keadaan jasmani, rohaniah, sosial,
dan lingkungan. Karena sifatnya yang abstrak, maka kita tidak dapat mengetahui jiwa
secara wajar, melainkan kita hanya dapat mengenal gejalanya saja. Jiwa adalah sesuatu
yang tidak nampak, tidak dapat dilihat oleh alat diri kita. Demikian pula hakekat jiwa, tak
seorangpun dapat mengetahuinya. Manusia dapat mengetahui jiwa seseorang hanya
dengan tingkah lakunya. Jika tingkah laku itu merupakan kenyataan jiwa yang dapat kita
hayati dari luar.

Karena sifatnya yang abstrak, maka kita tidak dapat mengetahui jiwa secara wajar,
melainkan kita hanya dapat mengenal gejalanya saja. Jiwa adalah sesuatu yang tidak
nampak, tidak dapat dilihat oleh alat diri kita. Demikian pula hakekat jiwa, tak
seorangpun dapat mengetahuinya. Manusia dapat mengetahui jiwa seseorang hanya
dengan tingkah lakunya. Jika tingkah laku itu merupakan kenyataan jiwa yang dapat kita
hayati dari luar.

 Objek pembahasan psikologi

Ditinjau dari segi objeknya, Ahmadi (1991: 6-7) membagi psikologi menjadi tiga bagian:

1. Psikologi Metafisika. (meta = di balik, di luar; fisika = alam nyata).

Yang menjadi objek adalah hal-hal yang mengenai asal usulnya jiwa, wujudnya jiwa,
akhir jadinya sesuatu yang tidak berujud nyata dan tidak pula diselidiki ilmu alam biasa
atau fisika. Karena itu, dinamakan psikologi metafisika.

2. Psikologi Empiris. (empiris = pengalaman).

Aliran empirisme, dipelopori oleh Bacon dan John Locke. Menurut ahli-ahli empiris ini,
ilmu jiwa harus berdasarkan pengalaman. Semua peristiwa diamati, dikumpulkan dan dari
hasil pengamatan nyata itu diambil suatu kesimpulan. Sehingga Bacon dianggap sebagai
bapak metode induktif. Dalam hal ini, John Locke mengatakan bahwa jiwa adalah
bagaikan kertas putih bersih yang dapat dilukis dengan adanya pengalaman. Karena
psikologi ini mempelajari gejala-gejala jiwa yang nyata dan positif, maka psikologi ini
disebut psikologi positif.Psikologi empiris dalam mengumpulkan data kadangkadang
mempergunakan percobaan atau eksperimen, maka psikologi empiris juga dinamakan
psikologi eksperimen.

3. Psikologi Behaviorisme (behavior = tingkah laku).

Menurut aliran ini psikologi ialah pengetahuan yang mempelajari tingkah laku (behavior)
manusia. Aliran ini timbul pada abad 20, dipelopori oleh Mac Dougal. Behaviorisme
tidak mau menyelidiki kesadaran dan peristiwa-peristiwa psikis, karena hal ini adalah
abstrak, tidak dapat dilihat sehingga tidak dapat diperiksa dan dipercayai.

 Pengertian psikologi belajar

Sebelum mengambil kesimpulan tentang pengertian “Psikologi Belajar”, ada baiknya


dipelajari dari beberapa pengertian yang telah dirumuskan oleh para ahli tentang
“Psikologi Pendidikan” sebagai berikut: (Mahfud, 1991: 12-15)

 Lister D. Crow and Alice Crow, Ph. dalam bukunya "Educational Psychology"
menyatakan bahwa psikologi pendidikan ialah Ilmu pengetahuan praktis yang
berusaha untuk menerangkan belajar sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan
secara ilmiah dan fakta-fakta sekitar tingkah laku manusia.
 W.S. Winkel dalam bukunya "Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar" menyatakan
bahwa psikologi pendidikan adalah salah satu cabang dari psikologi praktis yang
mempelajari prasarat-prasarat (fakta- fakta) bagi belajar di sekolah berbagai jenis
belajar dan fase-fase dalam semua proses belajar. Dalam hal ini, kajian psikologi
pendidikan sama dengan psikologi belajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa psikologi belajar adalah ilmu pengetahuan
yang berusaha mempelajari, menganalisis prinsip-prinsip perilaku manusia dalam proses
belajar dan pembelajaran.

 Tujuan Mempelajari Psikologi Belajar

Tujuan mempelajari psikologi belajar, antara lain

(1) untuk membantu para guru dan calon guru, agar menjadi lebih bijaksana dalam
usahanya membimbing murid dalam proses belajar.
(2) Agar para guru dan calon guru dapat menciptakan suatu sistem pendidikan yang
efisien dan efektif dengan jalan mempelajari, menganalisis tingkah laku murid dalam
proses pendidikan untuk kemudian mengarahkan proses-proses pendidikan yang
berlangsung guna meningkatkan ke arah yang lebih baik.

 Fungsi psikologi belajar

Fungsi psikologi belajar menurut Gage dan Berliner, antara lain menjelaskan,
memprediksikan, mengontrol fenomena (dalam kegiatan belajar mengajar), dan dalam
pengertiannya sebagai ilmu terapan. Dengan demikian, psikologi belajar dapat membantu
guru untuk memahami bagaimana individu belajar. Dengan mengetahui individu belajar,
kita dapat memilih cara yang lebih efektif untuk membantu memberikan kemudahan,
mempercepat, dan memperluas proses belajar individu.

 Manfaat dan kegunaan psikologi belajar

Manfaat dan kegunaan psikologi belajar merupakan alat bantu bagi penyelenggara
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Psikologi belajar dapat dijadikan
landasan berpikir dan bertindak bagi guru, konselor, dan juga tenaga profesional
kependidikan lainnya dalam mengelola proses pembelajaran.
Daftar Pustaka

Nurjan,Syarifan.2015.Psikologi belajar revisi.ponorogo.wade group

Anda mungkin juga menyukai