Anda di halaman 1dari 6

Hakikat Psikologi

By MARLENY email: philosophia007@gmail.com UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Dewasa ini, kata psikologi bukanlah kata yang asing didengar dalam kehidupan bermasyarakat. Sebelum mendapat kuliah psikologi, saya beranggapan bahwa psikologi itu adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Titik. Apakah anggapan saudara sama dengan saya? Untuk lebih jelasnya, saya akan membagi apa yang saya dapat dari belajar psikologi selama matrikulasi di Program Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya Program Studi Teknologi Pendidikan.

A. Konsep Psikologi

Psikologi berasal dari bahasa Inggris Phychology yang berakar dari dua kata Yunani, yaitu Psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa. Namun, menurut Gerungan dalam Khadijah (2006), ilmu jiwa berbeda dengan psikologi dalam dua hal, yaitu:

1. Ilmu jiwa adalah istilah bahasa Indonesia sehari-hari yang dikenal dan digunakan secara luas sedangkan psikologi adalah istilah scientific.

2. Ilmu jiwa mengandung arti yang lebih luas dari psikologi. Ilmu jiwa meliputi semua pemikiran, pengetahuan, tanggapan, juga hayalan dan spekulasi tentang jiwa sedangkan psikologi meliputi ilmu pengetahuan tentang jiwa berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah.

Jadi, ilmu jiwa berbeda dengan psikologi. Agar pemahaman kita tentang psikologi ini utuh maka saya akan memaparkan lebih lanjut tentang psikologi.

Menurut Sobur (2003:32) dalam bukunya Psikologi Umum, ada beberapa pengertian psikologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu:

1. Ernest Hilgert (1957), psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan lainnya.

2. George A. Niller (19974), psikologi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, mengamalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku.

3. Clifford T. Morgan (1961), psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan, namun penerapan ilmu tersebut pada manusia.

4. Robert S. Woodworth dan Marquis DG (1957), psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas

atau tingkah laku individu dalam hubungannya dengan alam sekitarnya.

5. Chaplin (1972), psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai prilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemayarakatan yang mengubah lingkungan.

6. Henry Gleitman (1995), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami prilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu, dan bagaimana makhluk tersebut berfikir dan berperasaan.

7. Edwin G. Boring dan Herbert S. Langfeld dalam Sarwono (1984), psikologi adalah studi tentang hakikat manusia.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, Sobur sependapat dengan apa yang dikemukakan oleh Miller, Gleitman, dan Boring&Langfeld sehingga Sobur menyimpulkan bahwa psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan alam sekitar sedangkan Walgito (1997:7-9) berpendapat bahwa, psikologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku atau aktivitas-aktivitas, di mana tingkah laku atau aktivitas-aktivitas itu sebagai manifestasi hidup kejiwaan.

Menurut Nyayu Khadijah (2006) dari pendapat para ahli tentang psikologi dapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi adalah:

1. Sebuah ilmu;

2. Mempelajari aktivitas-aktivitas atau gejala-gejala psikis;

3. Aktivitas dan gejala tersebut tercermin dalam tingkah laku manusia dan hewan; dan

4. Aplikasinya untuk mengatasi problem-problem yang dialami manusia.

B. Psikologi Sebagai Ilmu

Psikologi dikatakan sebagai suatu ilmu, maka psikologi merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan pendekatan ilmiah, merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan penelitian-peleitian ilmiah. Penelitian ilmiah yang dijalankan secara sistematis, terkontrol, dan berdasarkan data empiris serta disimpulkan dengan obyektif. Psikologi sebagai ilmu diperoleh melalui penelitian ilmiah yang memperoleh data empiris secara sistematis, teorinya dapat diuji kebarannya dan kevaliditasannya (Walgito, 1997:2).

Psikologi sebagai suatu ilmu, mempunyai tugas-tugas atau fungsi-fungsi beikut:

1. Mengadakan deskripsi, yaitu tugas untuk menggambarkan secara jelas hsl-hsl ysng dipersoalkan atau dibicarakan

2. Menerangkan, yaitu tugas untuk menerangkan keadaan atau kondisi-kondisi yang mendasari terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut.

3. Menyusun teori, yaitu tugas mencari dan merumuskan hukum-hukum atau ketentuan-ketentuan mengenai hubungan antara peristiwa satu dengan peristiwa lain atau kondisi satu dengan kondisi lain.

4. Prediksi, yaitu tugas untuk membuat ramalan (prediksi) atau estimasi mengenai hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang meungkin terjadi atau gejala-gejala yang akan muncul.

5. Pengendalian, yaitu tugas untuk mengendalikan atau mengatur peristiwa-peristiwa atau gejala.

Layaknya ilmu lain, psikologi mempunyai ciri-siri atau sifat:

1. Objek tertentu

Objek bagi ilmu teridiri dari objek formal dan material, keduanya sangat penting karena objek tertentu merupakan awal langkah dari suatu ilmu. Penentuan objek suatu ilmu dapat dilihat dari defenisi atau batasan dari ilmu yang bersangkutan. Objek digunakan untuk mempelajari ilmu.

2. Metode atau pendekatan penelitian tertentu

Pengetahuan dapat dipandang sebagai ilmu, jika telah melalui penelitian atau pembahasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. Sistematika yang teratur sebagai hasil pendekatan terhadap objeknya

Hasil dari penelitian terhadap objek itu kemudian disistematisasi sehingga menghasilkan sistematika yang teratur yang menggambarkan hasil pendekatan terhadap objek itu, disamping adanya pemikiran-pemikiran terhdap objek yang bersangkutan.

4. Mempunyai riwayat atau sejarah tertentu

Psikologi sebagai suatu ilmu memiliki sejarah tersendiri.

C. Tingkah Laku Manusia

Dari penjabaran sebelumnya, telah diketahui bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku. Menurut Nyayu Khadijah, perilaku adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia ataupun hewan yang dapat diamati dengan cara tertentu. Perilaku atau tingkah laku atau aktivitas tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsangan yang mengenai individu atau organisme individu itu. Tingkah laku individu tidak terlepas dari pengaruh lingkungan individu itu sendiri (Walgito, 1997:11).

Tingkah laku pada manusia dibedakan sebagai berikut:

1. Tingkah laku refleks

Merupakan tingkah laku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai individu tersebut. Misalnya reaksi kedip mata bila kena sinar. Tingkah laku refleks adalah tingkah laku yang terjadi dengan sendirinya, secara otomatis dan stimulus yang diterima tidak sampai pada susunan syaraf atau otak sebagai pusat kesadaran, sebagai pusat pengendali dari tingkah laku manusia.

2. Tingkah laku non refleks

Merupakan tingkah laku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran otak. Stimulus atau rangsangan yang diterima oleh reseptor kemudian diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran kemudian terjadi respons terhadap afektor. Proses ini disebut proses psikologis. Aktivitas yang dilakukan atas dasar proses psikologis merupakan aktivitas atau tingkah laku psikologi.

D. Ruang Lingkup Psikologi

Berdasarkan objeknya, psikologi dapat dibedakan dalam dua golongan besar:

1. psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia

2. psikologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan

Psikologi umum merupakan psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas psikis manusia yang tercermin dalam tingkah laku pada umumnya, yang dewasa, yang normal dan yang beradab (berkultur). Psikologi umum memandang manusia seakan-akan terlepas dari manusia yang lain.

Psikologi khusus ialah psikologi yang menyeleidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivitas-aktivitas psikis manusia. Psikologi khusus ini ada bermacam-macam:

1. Psikologi Perkembangan

2. Psikologi Sosial

3. Psikologi Pendidikan

4. Psikologi Kepribadian

5. Psikopatologi

6. Psikologi Kriminal

7. Psikologi Perusahaan

Psikologi khusus berkembang sesuai dengan bidang-bidangnya. Misalnya, dalam bidang pendidikan, psikologi juga berkembang menjadi psikologi belajar, psikologi mengajar, psikologi intelegensi dan sebagainya. Psikologi berkembang terus dengan bidang penerapannya (Khadijah, 2006 : 9). Semakin maju perkembangan ilmu pengetahuan maka cabang psikologi perkembanganpun akan terus berkembang.

E. Sejarah Psikologi

Ditinjau secara historis dikemukakan bahwa ilmu yang tertua adalah ilmu filsafat. Semua ilmu tergabung dalam filsafat. Oleh karena itu, ilmu-ilmu yang tergabung dalam filsafat akan dipengaruhi oleh sifat-sifat filsafat, demikian juga halnya psikologi. Lama kelamaan disadari bahwa filsafat sebagai satu-satunya ilmu, kurang dapat memenuhi kebutuhan manusia.

Psikologi memisahkan diri dari filsafat, berdiri sendiri sebagai ilmu yang mandiri. Wilhem Wundt yang pertama mendirikan laboratorium psikologi pada tahun 1879 untuk menyelidiki peristiwa-peristiwa kejiwaan secara eksperimental. Di dalam laboratoriumnya Wundt mengadakan eksperimen-eksperimen dalam rangka penyelidikan-penyelidikannya sehingga Wundt dikenal dengan bapak psikologi eksperimental. Sebelum Wundt, Fechner dan Helmholtz adalah perintis yang telah melakukan eksperimen. Kemudian laboratorium Wundt menjadi pusat penyelidikan banyak ahli untuk mengadakan eksperimen-eksperimen. Dengan perkembangan ini maka berubahlah psikologi yang tadinya bersifat filosofis menjadi psikologi yang bersifat empiris. Kalau mula-mula psikologi mendasarkan diri atas renungan-renungan, atas spekulasi, maka psikologi kemudian mendasarkan atas hal-hal yang objektif, hal-hal yang positif, dan kemudian berkembanglah psikologi empiris (Walgito, 1997:13-14).

E. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Lain

Walgito (1997:16-17) mengungkapkan bahwa walaupun psikologi telah melepaskan diri dari filsafat namun terdapat keterkaitannya dengan ilmu-ilmu lain sehingga dapat membangun berkembangnya psikologi. Hubungan psikologi dengan ilmu lain tersebut antara lain:

1. Hubungan psikologi dengan biologi Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tenatang kehidupan, dan semua benda hidup menjadi objek biologi. Baik biologi maupun psikologi sama-sama membicarakan manusia walaupun masing-masing ilmu membicarakan dari sudut yang berbeda.biologi khususnya antropobiologi tidak mempelajari proses-proses kejiwaan dan inilah yang dipelajari psikologi.

1. Hubungan psikologi dengan sosiologi Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia, mempelajari manusia di dalam hidup bermasyarakatnya. Manusia sebagai makhluk sosial menjadi objek dari sosiologi. Baik sosiologi maupun psikologi sama –sama mempelajari manusia. Bedanya, sosiologi meninjau kehidupan bermasyarakatnya, dan psikologi

meninjau tingkah laku manusia sebagai manifestasi hidup kejiwaan, yang di dorong oleh motif tertentu hingga manusia bertingkah laku atau berbuat.

1. Hubungan psikologi dengan filsafat Manusia sebagai makhluk hidup merupakan objek filsafat yang antara lain membicarakan hakekat kodrat manusia, tujuan hidup manusia, dan sebagainya.

1. Hubungan psikologi dengan ilmu pengetahuan alam Ilmu pengetahuan alam mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan psikologi. Metode ilmu pengetahuan alam mempengaruhi perkembangan psikologi.

Anda mungkin juga menyukai