Anda di halaman 1dari 26

PSIKOLOGI SOSIAL “Sikap (Attitude)”

Dosen Pengampu:
Utami Nurhafasari Putri, S.Psi, M.Psi., Psikolog

BK Kelas Reguler E’19


Disusun Oleh Kelompok 6
Febe Simanjuntak (NIM: 1193151039)
Jhonindo Paragatta Nababan (NIM: 1193151042)
Carilona Murni Maruttung Purba (NIM: 1193351058)
Siti Nurkhalisah Nasution (NIM: 1193351060)
Roma Artauli Siregar (NIM: 1193351061)
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang unik karena memilki
perbedaan dengan individu lainnya. Sikap
(attitude) merupakan konsep paling penting dalam
psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik
sebagai individu maupun kelompok. Banyak kajian
dilakukan untuk merumuskan pengertian  sikap, proses
terbentuknya sikap, maupun perubahan. Banyak pula
penelitian telah dilakukan terhadap sikap kaitannya
dengan efek dan perannya dalam pembentukan
karakter dan sistem hubungan antar kelompok.
Rumusan Masalah
• Jelaskan tentang pengertian sikap?
• Jelaskan isi, struktur, dan fungsi sikap?
• Apa saja ciri-ciri sikap?
• Bagaimana proses pembentukan sikap?
• Bagaimana hubungan sikap dan tingkah laku?
• Apa saja teori-teori yang terdapat di dalam sikap?
• Bagaimana cara mengubah sikap melalui komunikasi
persuasif?
• Ketika Sikap Gagal Diubah: Resistensi Terhadp Persuasi?
Pengertian Sikap

• Menurut Allport, sikap merupakan kesiapan mental, yaitu suatu


proses yang berlangsung dalam diri seseorang, bersama dengan
pengalaman individual masing-masing, mengarahkan dan
menentukan respon terhadap berbagai objek dan situasi.
• LaPierre (1934) mendefinisikan sikap sebagai suatu pola
perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk
menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana,
sikap adalah respon terhadap stimulus sosial yang telah
terkondisikan.
• Sikap adalah reaksi yang positif atau negatif terhadap orang,
objek, atau pandangan-pangan tertentu. (Brehm&Kassin, 1985)
Jelaskan Isi, Struktur, dan Fungsi Sikap

Isi Sikap (didominsi oleh dua perspektif)


• The three-component model.
Sikap mengekspresikan perasaan, keyakinan, dan
perilaku dimasa lampau yang berhubungan dengan
objek sikap.
• The expectancy-value model.
Sikap mengekspresikan keyakinan-keyakinan terhadap
objek sikap.
Komponen Sikap
• Komonen kognitif (komponen perceptual)
Berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal
yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap
objek sikap.
• Komponen afektif (komponen emosional)
Berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek
sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sdangkan rasa yang
tidak senang merupakan hal yang negatf. Komponen ini
menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif.
• Komponen konatif (Komponen prilaku, atau action component)
Berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek
sikap. Komponen ini menunjukkan itensitas sikap, yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau
berprilaku seseorang terhadap objek sikap.
Fungsi Sikap, menurut Katz (1964)
• Fungsi Instrumental (fungsi penyesuaian/fungsi manfaat)
Fungsi ini berkaitan dengan sarana dan tujuan. Bila obyek
sikap dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuannya,
maka orang akan bersifat positif terhadap obyek tersebut.,
demikian sebaliknya.
• Fungsi Pertahanan Ego
Sikap ini diambil oleh seseorang pada waktu orang yang
bersangkutan terancam keadaan dirinya atau egonya.
• Fungsi Ekspresi Nilai
Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi
individu untuk mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya.
• Fungsi Pengetahuan
Ciri-Ciri Sikap
• Sikap tidak dibawa sejak lahir
sikap terbentuk selama perkembangan individu yang
bersangkutan.
• Sikap selalu berhubungan dengan objek
Sikap terbentuk karena hubungan dengan objek-objek
tertentu, melalui persepsi terhadap objek tersebut.
• Sikap dapat tertuju pada satu objek dan sekumpulan
objek
Bila seseorang memiliki sikap negatif pada satu orang
maaka ia akan menunjukkan sikap yang negatif pada
kelompok orang tersebut.
• Sikap itu dapat berlangsung lama atau
sebentar
Jika sikap sudah menjadi nilai dalam
kehidupan seseorang maka akan berlangsung
lama bertahan, tetapi jika sikap belum
mendalam dalam diri seseorang maka sikap
relatif dapat berubah.
• Sikap mengandung perasaan atau
motivasi
Sikap juga mengandung motivasi atau daya
P Faktor Fisiologis
R Faktor Internal
O
S Bagan Faktor Psikologis
E Sikap
S
Faktor Eksternal
mis: norma-norma di
P masyarakat
E
M
B
E Classical Conditioning (Pemb. Berdasarkan asosiasi)
N
T
U Instrumental Conditioning (belajar mempertahankan
K Pembelajaran pandangan yang benar)
A Sosial
N (mengadopsi Pembelajaran dari Observasi (belajar dari contoh)
Sikap orang
S lain)
I Perbendingan Sosial & Pembentukan Sikap
K
A
P Faktor Genetik
Hubungan Sikap, Tingkah Laku:
Kapan Sikap Mempengaruhi Tingkah Laku?
• Aspek Situasi :
Factor yang mencegah mengekspresikan sikap.
Kita sering kali memilih tepat dimana apa yang
ingin kita katakan dan lakukan dapat sejalan.
• Aspek dari sikap itu sendiri :
Dengan kata lain mereka memilik sikap yang
kuat yang sangat mempengaruhi tingkah laku
Aspek penting dari sikap
• Sumber suatu sikap (Attitude Origins).
Faktor inilah yang mempengaruhi bagaimana pertama
kali sikap terbentuk, Sikap yang terbentuk berdasarkan
pengalaman langsung lebih mudah diingat dan hal ini
meningkatkan dampak mereka terhadap tingkah laku.
• Kekhususan sikap (attitude specifity).
kekhususan sikap yaitu sejauh mana sikap tersebut
terfokus pada objek atau situasi tertentu dibandingkan hal
yang umum. Contohnya mungkin anda memiliki sikap
umum terhadap agama (Contohnya anda percaya bahwa
penting setiap orang untuk memilik keyakinan agama
tertentu dari pada tidak memiliki agama sama sekali).
• Kekuatan Sikap(Attitude Strenght)
Semakin kuat sikap tersebut kuat pula dampaknya pada
tingkah laku (Petkova, Ajzen & Driver, 1995), Kata
kekuatan melibatkan beberapa faktor keekstreman atau
intensitas dari sebuah sikap (seberapa kuat reaksi
emosional yang berhasil dibangkitkan oleh objek sikap
tertentu), kepentingan (sejauh mana individu peduli dan
secara pribadi di pengaruhi oleh sikap tersebut),
pengetahuan (seberapa banyak individu mengetahui
tentang objek sikap tersebut), dan kemudahan diakses
(semudah apa sikap tersebut diterima oleh akal sehat
berbagai situasi, Prety & Krosn ick,1995)
Bagaimana Sikap Mempengaruhi Tingkah Laku?
Intensi, Keinginan, dan Tindakan
• Sikap dasar pemikiran dan tingkah laku
Langkah pertama dari mekanisme ini terjadi saat kita
berfikir dengan teliti dan hati-hati terhadap sikap kita dan
bagaimana implikasi sikap terhadap tingkah laku kita.
• Sikap dan reaksi tingkah laku yang spontan
Bagaimana dengan situasi dimana kita harus bertidak
dengan cepat contohnya jika orang lain memotong
antrean didepan Anda. Dalam kasus ini, sikap tampaknya
mempengaruhi tingkah laku dalam cara yang lebih
langsung dan otomatis.
Teori-Teori Sikap
Teori Keseimbangan
Pada teori ini fokusnya terletak pada upaya individu untuk tetap konsisten dalam
bersikap  dalam hidup yang melibatkan hubungan-hubungan antara seseorang
dengan dua objek sikap. Dan dalam bentuk sederhana, ketiga elemen tersebut
dihubungkan dengan:
• Sikap Favorable ( baik, suka, positif )
• Sikap Unfavorable (buruk, tidak suka, negatif )

Teori Atribusi
Pada teori ini fokusnya terletak pada bagaimana individu mengetahui akan
sikapnya dengan mengambil kesimpulan sendiri dan persepsinya tentang situasi.
Pada teori ini implikasinya adalah perubahan perilaku yang dilakukan seseorang
menimbulkan kesimpulan pada orang tersebut bahwa sikapnya telah berubah.
Sebagai contoh memasak setiap kesempatan baru sadar kalau dirinya suka
menyukai/ hobi memasak.
Teori Konsistensi Kognitif – Afektif
Pada teori ini fokusnya terletak pada bagaimana
seseorang berusaha membuat kognisi mereka
konsisten dengan afeksinya dan penilaian
seseorang terhadap suatu kejadian akan
mempengaruhi keyakinannya. Sebagai contoh:
tidak jadi makan direstoran X karena temannya
bilang bahwa restoran tersebut tidak halal
padahal dia belum pernah kesana.
Teori Ketidaksesuaian
Pada teori ini fokusnya terletak pada  bagaimana
individu menyelaraskan elemen-elemen kognisi,
pemikiran atau struktur (konsonansi selaras) dan
disonasi atau kesetimbangan yaitu pikiran yang amat
menekan dan memotivasi seseorang untuk
memperbaikinya. Dimana terdapat 2 elemen kognitif
dimana disonasi terjadi jika kedua elemen tidak cocok
sehingga menganggu logika dan penghargaan. Sebagai
contoh, misalnya: ”Merokok membahayakan
kesehatan” konsonansi dengan ”saya tidak merokok”:
tetapi disonansi dengan ”perokok”. 
Perubahan Dan Pengubahan Sikap Melalui Komunikasi Persuasif

Perubahan Sikap
Perubahan sikap harus didahului oleh suatu stimulus dan
stimulus (langkah awal) akan lebih berarti apabila
diberikan penguatan. Melalui stimulus yang diperkuat
akan akan menumbuhkan adanya perhatian. Untuk
membangkitkan perhatian itu ada beberapa usaha
diantaranya:
• Cara argumentasi harus jelas
• Sumber jelas dan relevan
• Cara komunikasi yang menarik dan akrab
Pengubahan Sikap
Komunikasi merupakan media utama dalam
mengubah sikap di samping persuasi, edukasi,
dan teladan. Sebagai pembicara tidak mungkin
hanya memakai suara dan bahasa saja,
termasuk menggunakan seluruh tubuh
termasuk otot, emosi, fikiran dan
kepribadiannya. Albert Meharabien dalam
Ibrahim Elfiky, menemukan sebuah konsep
blirian dalam komunikasi 3V
(Verbal,Vokal,Visual), yaitu...
• Verbal, aspek aspek lisan hanya mencakup 7%
kata-kata tidak mempunyai makna kecuali makna
yang kita berikan kepadanya.
• Vocal, vocal bernilai lebih 38%.
Ucapan yang sama bisa bermakna berbeda ketika
seseorang mengujarkan atau mengucapkannya
dengan berbagai warna suara.
• Visual, aspek visual memiliki 55%.
Aspek verbal  dan vocal jika keduanya di
gabungkan tidak akan mampu menandingi hebatnya
pengaruh ekspresi wajah dalam proses komunikasi.
Ketika Sikap Gagal Diubah :
Resistensi Terhadp Persuasi
Reaktansi: Melindungi Kebebasan Pribadi Kita
Apakah anda pernah mengalami peristiwa seperti ini? seseorang
memberikan tekanan kepada anda agar anda mengubah sikap. Saat
mereka melakukan hal tersebut, anda mungkin merasa terganggu
dan tidak senang. Tingkah laku ini merupakan sebuah contoh apa
yang disebut oleh psiokolgi sosial sebagai reaktansi sebuah reaksi
negatif terhadap usaha orang lain untuk mengurangi kebebasan anda
dengan membuat kita melakukan apa yang mereka inginkan.
Adanya reaktansi merupakan satu alasan mengapa usaha menjual
dengan paksaan dalam persuasi sering kali gagal. Ketika individu
menangkap persuasi sebagai ancaman langsung terhadap kebebasan
pribadinya (gambaran mereka sebagai orang yang mandiri), mereka
termotifasi kuat untuk menolak. Resistansi tersebut, pada gilirannya,
merupakan petunjuk visual bahwa persuader akan gagal.
Peringatan: Pengetahuan Awal Akan Intensi Persuasi
Jika kita tahu maksud terselubung dibalik pesan persuasi maka
pengetahuan tersebut akan membantu kita untuk menolak pesan.
Penelitian terhadap efek dari pengetahuan yang ada dari sebelumnya
dikenal sebagai peringatan (forewarning). Mengapa hal ini terjadi? karna
kecurigaan mempengaruhi beberapa proses kognitif yang berperan dalam
persuasi.
Penghindaran Selektif
Cara lain untuk menolak persuasi adalah melalui penghindaran
selektif (selective avoidance), yaitu sebuah kecenderungan untuk
mengalihkan perhatian kita dari informasi yang kita hadapi saat itu.
Contoh:Orang tidak hanya duduk didepan televisi secara pasif
menerima apa saja yang disampaikan oleh media, sebaliknya mereka
mengganti saluran, mematikan suara pada saat iklan atau sekedar
mengalihkan perhatian ketika dihadapkan pada tayangan informasi
yang berbeda dari yang di inginkan.
Pertahanan Aktif terhadap Sikap Kita yang Sudah Ada:
Menyanggah Pandangan yang Berlawanan
Mengabaikan atau menyaring informasi yang tidak sesuai
dengan pandangan kita saat ini adalah salah satu cara untuk
menolak persuasi. Pandangan yang berbeda lebih tertanam
dalam ingatan tetapi dampaknya lebih kecil pada sikap kita.
Kekebalan menghadapi “ide-ide buruk” ketika orang
lain menyanggah pandangan kita.
McGuire (1961) menyatakan bahwa individu dapat
“dikebalkan” untuk melawan persuasi dengan
menghadirkan perlawanan dengan pandangan yang mereka
miliki, bersamaan degan argumen yang menolak posisi
countterattitudinal tersebut.
Bias Asimilasi dan Polarisasi Sikap: “Jka Sikap
Berlawanan dengan Apa yang Saya Yakini Maka
Sikap Itu Pasti Tidak Benar atau Sangat Buruk!”
• Bias Asimilasi: sebuah kecendrungan untuk
mengevaluasi informasi yang berbeda dengan
pandangan kita sebagai informasi yang kurang
meyakinkan dan kurang dapat dipercaya dari pada
informasi yang konsisten dengan pandangan yang kita
miliki
• Polarisasi Sikap: sebuah kecendrungan untuk
mengevaluasi berbagai bukti atau informasi dengan
cara memperkuat pandangan awal kita dan membuat
pandangan tersebut menjadi lebih ekstrem.
Daftar Pustaka
• Suryanto, dkk. 2012. Pengantar Psikologi Sosial.
Pusat Penerbitan
dan Percetakan Unair. Surabaya.
• Arifin Syamsul Bambang. 2002. Psikologi Sosial. CV
Pustaka Setia.
Bandung.
• Baron, R.A dan Byrne, D. Psikologi Sosial. Jilid 1.
Edisi 10. Alih Bahasa:
Ratna Juwita, dkk. Erlangga: Jakarta; 2004.

Anda mungkin juga menyukai