Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat
karunia-nya,sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Psikologi Sosial dengan judul “Sikap”

Adapun maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi apa yang menjadi tugas
kami sebagai mahasiswa psikologi dalam mata kuliah Psikologi Sosial yang membahas tentang
“Sikap”.

Atas terselesainya makalah ini, tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Evianawati,
S.Psi,. M.Psi selaku dosen mata kuliah Psikologi Sosial yang telah membimbing kami. Dan
semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami pribadi dan pembaca
umumnya. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan pengetahuan
kita tentang sikap. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna maka kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Akhir kata kami mohon maaf apabila
ada kesalahan penulisan atau kata yang kurang dimengerti.
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang unik karena memiliki perbedaan dengan individu lainnya.
Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang membahas
unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok. Banyak kajian dilakukan untuk
merumuskan pengertian sikap, proses terbentuknya sikap, maupun perubahan. Banyak pula
penelitian telah dilakukan terhadap sikap, kaitannya dengan efek dan perannya dalam
pembentukan karakter dan sistem hubungan antar kelompok.

Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakan kecenderungan
individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap stimulus yang ada dalam
lingkungan sosial. Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk mendekat atau
menghindar, positif atau negatif terhadap sebagai keadaan sosial, apakah itu institusi,
pribadi, situasi, ide konsep dan sebagainya (Howard dan Kendler, 1974 ; Gerungan 200).

Oleh karena itu kami akan membahas lebih spesifik lagi mengenai sikap. Untuk itu dalam
makalah ini penulis akan menguraikan mengenai pengertian sikap, proses dan komponen
sikap, faktor-faktor yang mempengaruhi sikap, teori-teori tentang sikap dan hubungan
sikap dengan perilaku.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan tentang pengertian sikap!


2. Jelaskan isi, stuktur dan fungsi sikap!
3. Bagaimana proses pembentukan sikap?
4. Bagaimana hubungan antara sikap dan perilaku?
5. Sebutkan teori-teori yang terdapat di dalam sikap!

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian sikap


2. Mengetahui isi struktur dan fungsi sikap
3. Mengetahui proses pembentukan sikap
4. Mengetahui hubungan antara sikap dan perilaku
5. Mengetahui teori-teori yang terdapat di dalam sikap
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sikap

Apakah sikap itu? Ada banyak definisi mengenai sikap , akan tetapi terdapat satu aspek
sentral yang tidak pernah terlewatkan, yaitu aspek evaluative (Albarracin, Jhonson, Zanna
dan Kumkale). Sikap sering kali dipandang sebagai object-evaluation association. Dari
beberapa definisi mengenai sikap yang ada, Eagly dan Chaiken pada tahun 1993,
membaginya menjadi dua pendekatan atau model pendefinisian. Sikap didefinisikan
sebagai sebuah kombinasi dari reaksi efektif, kognitif dan perilaku terhadap suatu objek
tertentu.

Meskipun sikap merupakan salah satu pokok pembahasan yang penting dalam psikologi,
khususnya psikologi sosial, ada sejumlah pendapat lain yang sangat mendasar mengenai
sikap. Berikut ini adalah garis besar pandangan mengenai sikap. Pandangan-pandangan
sikap yang disusun oleh pengamat Eiser, bahwa sikap berkaitan dengan dunia luar.

B. Isi, Struktur dan Fungsi Sikap

1. Isi Sikap

Sikap menurut Maio dan Haddock (2007) adalah konstruk-konstruk psikologis yang
diepresikan oleh sikap, seperti keyakinan dan efeksi. Penelitian mengenai isi dari sikap,
seperti sudah disampaikan sebelumnya, didominasi oleh dua perspektif, yaitu the there-
component model dan the expectancy-value modal. Menurut perspektif yang pertama,
sikap mengekspresikan perasaan, keyakinan dan perilaku dimasa lampau yang
berhubungan dengan objek sikap, sedangkan menurut perspektif yang kedua sikap
mengekspresikan keyakinan-keyakinan terhadap objek sikap.

2. Stuktur Sikap

Seperti telah dijelakan diatas parah ahli dalam membahas mengenai masalah sikap
cukup menujukan adanya pandangan yang berbeda dengan satu yang lain. Thurstone
menekankan komponen efektif, pada Rokeach menekankan komponen kognitif dan
konatif, sedangkan pada Baron Byrne, juga Myers dan Gerungan, pada komponen
kognitif, efektif dan konatif. Berkaitan dengan hal-hal tersebut diatas pada pada
umumnya pendapat yang banyak diikuti ialah bahwa sikap itu mengandung tiga
komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu:
a. Komponen kognitif (komponen perceptual) = Komponen yang berkaitan dengan
pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan
bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap.

b. Komponen afektif (komponen emosional) = Komponen yang berhubungan


dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang
merupakan hal yang positif, sedangkan rasa yang tidak senang merupakan hal
yang negatif. Komponen ini menunjukan arah sikap, yaitu positif dan negatif.

c. Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) = Komponen


yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap.
Komponen ini menunjukan intensitas sikap, yaitu menunjukan besar kecilnya
kecenderungan bertindak atau berperilakuh seseorang terhadap objek sikap.

Komponen-komponen tersebut diatas merupakan komponen yang membentuk


struktur sikap. Analisis dengan melihat komponen-komponen yang membentuk
sikap disebut analisis komponen atau analisis struktur.

3. Fungsi Sikap

Menurut Katz (1964) dalam buku Wawan dan Dewi (2010) sikap mempunyai beberapa
fungsi yaitu:

a) Fungsi Instrumental (Fungsi Penyesuaian/Fungsi Manfaat)

Fungsi ini berkaitan dengan sarana dan tujuan. Orang memandang sejauh mana
obyek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau alat dalam mencapai tujuan. Bila
obyek sikap dapat membantu seseorang dalam mencapi tujuannya, maka orang akan
bersifat positif terhadap obyek tersebut. Demikian sebaliknya bila obyek sikap
menghambat pencapaian tujuan, maka orang akan bersikap negatif terhadap obyek
sikap yang bersangkutan.

b) Fungsi Pertahanan Ego

Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk mempertahankan ego
atau angkuhnya. Sikap ini diambil oleh seseorang pada waktu yang bersangkutan
terancam keadaan dirinya atau egonya.
c) Fungsi Ekspresi Nilai

Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan pada individu untuk
mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya. Dengan mengekspresikan diri
seseorang akan mendapatkan kepuasan dapat menunjukan kepada dirinya. Dengan
individu mengambil sikap tertentu akan menggambarkan keadaan sistem nilai yang
ada pada individu yang bersangkutan.

d) Fungsi Pengetahuan

Sikap individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti dengan pengalaman-


pengalamannya. Ini berarti bila seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu
obyek, menunjukkan tentang pengetahuan orang terhadap obyek sikap yang
bersangkutan.

C. Proses Pembentukan Sikap

Seperti telah dipaparkan diatas sikap tidak dibawa sejak dilahirkan,tetapi dibentuk
sepanjang perkembangan individu yang bersangkutan. Sikap yang ada pada diri seseorang
akan dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor fisiologis dan psikologi, serta faktor
eksternal. Faktor eksternal dapat berwujud situasi yang dihadapi oleh individu,norma-
norma yang ada dalam masyarakat, hambatan-hambatan atau pendorong-pendorong yang
ada dalam masyarakat. Semua ini akan berpengaruh pada sikap yang ada pada sikap
seseorang.

Reaksi yang dapat diberikan individu terhadap objek sikap dapat bersifat positif, tetapi juga
bisa bersifat negatif. Objek sikap akan dipersepsi oleh individu dan hasil persepsi akan
dicerminkan dalam sikap yang diambil oleh individu yang bersangkutan. Dalam
mempersepsi objek sikap individu akan mempengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman,
cakrawala, keyakinan, proses belajar, dan hasil proses persepsi ini akan merupakan
pendapat atau keyakinan individu mengenai objek sikap, dan ini berkaitan dengan segi
kognisi. Afeksi akan mengiringi hasil kognisi terhadap objek sikap, kesiapan untuk
bertindak, kesiapan untuk berperilaku. Keadaan lingkungan akan berpengaruh terhadap
objek sikap maupun pada individu yang bersangkutan. Masalah pembentukan sikap ini,
menurut Krech dan kawan-kawan, tidak hanya ditunjukan untuk ilmu sosial saja, tetapi
penting bagi semua orang yang ingin mempengaruhi kegiatan sosial, seperti orang tua,
pendidik, pemimpin, pembaharu, politikus, pedagang dan orang-orang yang terkait untuk
mengetahui cara menguatkan atau melemahkan sikap. Ada orang atau sekelompok orang
yang ingin mempertahankan sikap tertentu, ada pula orang yang ingin mennghilangkan
sikap. Umpamanya ingin menghilangkan diskriminatif. Bagaimana sikap itu terbentuk?
Sebagian orang berpendapat bahwa ada faktor-faktor genetik yang berpengaruh pada
terbentuknya sikap. Terbentuknya sikap seseorang pada dasarnya dilandasi pada norma-
norma sebelumnya, sehingga dengan ‘kaca mata’ norma-norma ini beserta pengalamannya
dimasa lalu ia akan menentukan sikap, bahkan bertindak.

D. Hubungan Sikap dan Perilaku

Sikap yang dilakukan oleh setiap individu sangatlah berpengaruh terhadap perilaku
individu. Pengaruh tersebut terletak pada individu sendiri terhadap respon yang ditangkap,
kecenderungan individu untuk melakukan tindakan dipengaruhi oleh sebagai faktor bawaan
dan lingkungan sehingga menimbulkan tingkah laku.

1. Pembentukan Perilaku

Pembentukan perilaku dengan konsidioning atau kebiasaan, cara ini di dasarkan atas
Teori Belajar Konsidioning yang dikemukakan oleh Pavlov, Thorndike dan Skinner.
Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti diharapkan, akan terbentuklah
perilaku tesebut. Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight). Disamping
pembentukan dengan kondisioning, pembentukan perilaku dapat ditempuh denagn
pengertian. Cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar yang disertai
dengan adanya pengertian, seperti yang di kemukakan Kohler. Pembentukan perilaku
dengan menggunakan modal atau contoh. Jadi perilaku itu dibentuk dengan cara
mengunakan modal atau contoh yang kemudian perilaku dari modal tersebut ditiru oleh
individu. Hal ini didasarkan atas Teori Belajar Sosial (social learning theory).

2. Konsistensi Sikap dan Perilaku

Sikap dan perilaku sering dikatakan berkaitan erat, dan hasil penelitian juga
memperlihatkan adanya hubungan yang kuat antara sikap dan perilaku. Salah satu teori
yang bisa menjelaskan hubungan antara dan perilaku dikemukakan oleh Fishbein dan
Ajzen. Menurut mereka, antara sikap dan perilaku terdapat satu faktor psikologis yang
harus ada agar keduanya konsisten, yaitu niat (intention). Worchel dan Cooper (1983)
menyimpulkan sikap dan perilaku biar konsissten apabilah ada kondisi sebagai berikut:

1) Spesifikasi sikap dan perilsku


2) Relevansi sikap terhadap perilaku
3) Tekanan normatif
4) Pengalaman

E. Teori-Teori Sikap
a. Teori Keseimbangan

Pada teori ini fokusnya terletak pada upaya individu untuk tetap konsisten dalam
bersikap dalam hidup yang melibatkan hubungan-hubungan antara seseorang dengan
dua objek sikap. Dan dalam bentuk sederhana, ketiga elemen tersebut dihubungkan
dengan :

a) Sikap favorable (baik, suka, positif)


b) Sikap unfavorable (buruk, tidak suka, negatif)

b. Teori Konsistensi Kognitif-Efektif

Pada teori ini fokusnya terletak pada bagaimana seseorang berusaha membuat kognisi
mereka konsisten dengan efeksinya dan penilaian seseorang terhadap suatu kejadian
akan mempengaruhi keyakinannya. Sebagai contoh:

Tidak jadi makan direstoran X karena temannya bilang bahwa restoran tersebut tidak
halal pedahal dia belum pernah kesana.

c. Teori Tidak Sesuaian

Pada teori ini fokusnya terletak pada bagaimana individu menyelesaikan elemen-
elemen kognisi, pemikiran atau struktur (konsanansi selaras) dan disonasi atau
keseimbagan yaitu pikiran yang amat menekan dan memotivasi seseorang untuk
memperbaikinya. Dimana terdapat 2 elemen kognitif dimana disonasi terjadi jika kedua
elemen tidak cocok sehingga mengganggu logika dan penghargaan. Sebagai contoh
misalnya: “Merokok membahayakan kesehatan” konsonansi dengan “Saya tidak
merokok” tetapi disonansi dengan “perokok”.

d. Teori Atribusi

Pada teori ini fokusnya terletak pada bagaimana individu mengetahui akan sikapnya
dengan mengambil kesimpulan sendiri dan persepsinya tentang situasi. Pada teori ini
implikasinya adalah perubahan perilaku yang dilakukan sesorang menimbulkan
kesimpulan pada orang tersebut bahwa sikapnya telah berubah. Sebagai contoh
memasak setiap kesempatan baru sadar kalau dirinya suka menyukai atau hobi
memasak.

BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sikap merupakan pengalaman subjektif. Asumsi ini menjadi dasar untuk definisi-definisi
pada umumnya, meskipun beberapa penulis, terutama Ben, menganggap bahwa berbagai
pernyataan seseorang mengenai sikapnya merupakan kesimpulan dari pengamatannya atas
dasar perilaku sendiri.

Sikap adalah pengalaman tentang suatu obyek atau persoalan. Rumusan ini tidak pernah
didukung secara tegas. Tidak semua pengalaman memenuhi syarat untuk disebut sebagai
sikap. Sikap bukan sekedar ‘suasana hati’ atau ‘reaksi aktif’ yang disebabkan oleh stimulus
dari luar. Suatu persoalan atau objek dikatakan merupakan sebagaian dari pengalaman.

Sikap dilakukan oleh setiap individu sangatlah berpengaruh terhadap perilaku individu.
Pengaruh tersebut terletak pada individu sendiri terhadap respon yang ditangkap,
kecenderungan individu untuk melakukan tindakan dipengaruhi oleh berbagai faktor
bawaan dan lingkungan sehingnga menimbulkan tingkah laku.

B. Saran

Adapun saran dari penulis adalah gunakanlah makalah ini dengan sebaik-baiknya dan
jadikanlah sebagai bahan referensi untuk belajar. Kritik dan saran yang membangun akan
kami terima dengan baik. Sekian dan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

M. Luddin Abu Bakar. 2011. Psikologi Konseling. Cipta Pustaka Media Printis. Bandung

Rahman Agus Abdul. 2014. Psikologi Sosial. RajaGrafindo Persada. Jakarta

Sobur Alex. 1978. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: ANDI. Yogyakarta

http://i-purnama.blogspot.co.id|2015|11|makalah –psikologi-tentang sikap.html

http:||makalahtentangsikapversiode.blogspot.co.id

http://bukunnq.wordspress.com.|2012|03|06|makalah-sikap

Anda mungkin juga menyukai