Anda di halaman 1dari 18

BAB 3

HARGA POKOK PESANAN

Kelas 12 AKL
Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan
Metode Harga Pokok Pesanan adalah suatu cara menghitung atau
mengumpulkan biaya produksi untuk pesanan tertentu. Harga
pokok persatuan produk yang dihasilkan dihitung dengan cara
membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan
jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.
Tujuan Metode Harga Pokok Pesanan
Tujuannya adalah untuk mengetahui harga pokok pesanan setiap
barang jadi yang dipesan dan diserahkan ke pemesan.
Ciri-ciri Perusahaan yang Produksi
Berdasarkan Pesanan
• Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus, jika
pesanan yang satu selesai dikerjakan proses produksi dihentikan
dan mulai dengan pesanan berikutnya.
• Produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
oleh pemesan, karena antara pemesan yang satu dengan yang
lainnya mempunyai variasi yang berbeda-beda.
• Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan bukan untuk
memenuhi persediaan gudang.
Ciri-ciri Metode Pengumpulan Biaya
Produksi dalam Harga Pokok Pesanan
• Digunakan juga perusahaan memproduksi berbagai macam produk
sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu
dihitung harga pokoknya secara individual.
• Biaya produksi harus dipisahkan menjadi dua golongan pokok, yaitu
biaya produksi langsung dan biaya produksi tak langsung.
• Biaya produksi langsung terdiri atas biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung
• Biaya produksi tak langsung disebut biaya overhead pabrik (BOP)
• Harga pokok per unit produk dihitung saat pesanan selesai diproduksi
dengan membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan dengan
jumlah unit produksi yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.
Cara Pembebanan Biaya Harga Pokok
Pesanan
Biaya produksi langsung (biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung) dibebankan kepada pesanan berdasarkan biaya yang
sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tak langsung (BOP)
dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di
muka.
1. Pembelian dan Pemakaian Bahan Baku
• Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku dan bahan penolong
Persediaan Bahan Baku Rp xxx -
Uang Dagang/Kas - Rp xxx
• Pemakaian bahan baku
BDP – Biaya Bahan Baku Rp xxx -
Persediaan Bahan Baku - Rp xxx
• Pemakaian bahan penolong
BOP Sesungguhnya Rp xxx -
Persediaan Bahan Penolong - Rp xxx
2. Biaya Tenaga Kerja
• Jurnal untuk mencatat pemakaian tenaga kerja
Gaji dan Upah Rp xxx -
Utang Gaji dan Upah - Rp xxx
• Waktu gaji dan upah dibayar
Utang Gaji dan Upah Rp xxx -
Kas - Rp xxx
• Pengalokasian/pendistribusian gaji dan upah
BDP – Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp xxx -
BOP Sesungguhnya Rp xxx -
Biaya Pemasaran Rp xxx -
Biaya Administrasi dan Umum Rp xxx -
Gaji dan Upah - Rp xxx
3. Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Pembebanan BOP ke harga pokok pesanan dihitung
berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Sedangkan BOP yang
sesungguhnya dikeluarkan dan dicatat dalam rekening BOP
sesungguhnya.
Pada waktu penutupan buku perbedaan antara BOP yang
dibebankan dengan BOP yang sesungguhnya dicatat dalam rekening
selisih BOP. Selisih BOP ini ditutup ke rekening harga pokok penjualan
atau rugi/laba sehingga akuntansi BOP meliputi akuntansi
pembebanan BOP berdasarkan tarif, akuntansi BOP yang
sesungguhnya terjadi, penutupan rekening BOP, dan penutupan selisih
BOP.
• Jurnal untuk mencatat pembebanan BOP berdasarkan tarif yang
ditentukan di muka
BDP - Biaya Overhead Pabrik Rp xxx -
BOP yang Dibebankan - Rp xxx

• Jurnal untuk mencatat BOP yang sesungguhnya terjadi


BOP Sesungguhnya Rp xxx -
Berbagai Rekening di Kredit - Rp xxx
• Jurnal untuk menutup BOP
1) Jika BOP yang sesungguhnya sama dengan BOP yang dibebankan (tidak terjadi
selisih)
BOP yang Dibebankan Rp xxx -
BOP sesungguhnya - Rp xxx
2) Jika BOP yang sesungguhnya lebih besar dari BOP yang dibebankan (selisih
rugi)
BOP yang Dibebankan Rp xxx -
Selisih BOP Rp xxx -
BOP Sesungguhnya - Rp xxx
3) Jika BOP yang sesungguhnya lebih kecil dari BOP yang dibebankan (selisih
laba)
BOP yang dibebankan Rp xxx -
Selisih BOP - Rp xxx
BOP Sesungguhnya - Rp xxx
• Jurnal untuk menutup selisih BOP
1) Jika BOP yang sesungguhnya lebih besar dari BOP yang
dibebankan (selisih rugi)
Rugi-Laba/Harga Pokok Penjualan Rp xxx -
Selisih BOP - Rp xxx
2) Jika BOP yang sesungguhnya lebih kecil dari BOP yang
dibebankan (selisih laba)
Selisih BOP Rp xxx -
Rugi-Laba/Harga Pokok Penjualan - Rp xxx
4. Produk Jadi (Selesai)
Setelah pesanan selesai dikerjakan dipindahkan ke gudang oleh bagian
produksi. Harga pokok pesanan yang telah selesai diproduksi tersebut dapat
dihitung dari informasi biaya yang dikumpulkan dalam kartu harga pokok
pesanan yang bersangkutan dan dicatat dalam rekening persediaan produk
jadi.

Jurnal untuk produk jadi


Persediaan Produk Jadi Rp xxx -
BDP – Biaya Bahan Baku - Rp xxx
BDP – Biaya Tenaga Kerja - Rp xxx
BDP – Biaya Overhead Pabrik - Rp xxx
5. Produk dalam Proses
Pada akhir periode tertentu (terutama akhir bulan diadakan stock
opname/inventarisasi baik bahan jadi maupun produk/barang dalam
proses. Produk yang belum selesai tersebut dicatat dalam rekening
persediaan dalam proses.

Jurnal persediaan bahan dalam proses


Persediaan Bahan Dalam Proses Rpxxx -
BDP – Biaya Bahan Baku - Rp xxx
BDP – Biaya Tenaga Kerja - Rp xxx
BDP – Biaya Overhead Pabrik - Rp xxx
6. Penjualan/Penyerahan Produk Jadi
Penjualan/penyerahan produk jadi kepada pemesan dicatat dalam
rekening penjualan sebesar nilai yang dijualnya dilakukan dengan
mendebit rekening harga pokok barang.

Jurnal Penjualan/Penyerahan Produk Jadi


Kas/Piutang Dagang Rpxxx -
Penjualan - Rpxxx
Harga Pokok Penjualan Rpxxx -
Persediaan Produk Jadi - Rpxxx
Rekening Kontrol dan Rekening Pembantu
• Rekening Kontrol adalah rekening yang terdapat pada buku besar
dan diisi berdasarkan jurnal.
• Rekening Pembantu adalah rincian dari rekening kontrol dan diisi
berdasarkan dokumen sumber atau transaksi.
Kartu Harga Pokok Pesanan
Kartu harga pokok pesanan berisi biaya produksi tiap pesanan secara
rinci sehingga berfungsi sebagai rekening pembantu.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai