Siklus akuntansi perusahaan industri pada dasarnya sama seperti siklus akuntansi keuangan
lain baik siklus akuntansi perusahaan jasa maupun siklus akuntansi perusahaan dagang.
Karena perusahaan industri bergerak dalam bidang mengolah bahan baku menjadi barang jadi
kemudian menjadi hasil produksinya, maka perlu ada proses yaitu proses produksi yang
memerlukan biaya-biaya khusus yang dikumpulkan untuk menentukan harga pokok produksi.
Biaya-biaya yang harus dikumpulkan untuk menentukan harga pokok produksi disebut biaya
produksi antara lain seperti bahan baku, biaya tenaga kerja langsung yang memproduksi dan
biaya produksi tak langsung yang sering disebut biaya overhead pabrik.
PERSEDIAAN
Dalam PSAK 14 (revisi 2008) Persediaan dinyatakan bahwa :
Persediaan adalah aset:
a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa.
b. Barang dalam proses – dalam proses produksi untuk penjualan.
c. Bahan mentah atau perlengkapan – bahan/perlengkapan dalam prosesproduksi.
Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto, mana yang lebih
rendah. Biaya persediaan meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang
timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
Dalam neraca dari sebuah perusahaan dagang, nilai persediaan bisa saja merupakan
komponen yang sangat signifikan (material) dibanding dengan nilai keseluruhan aset lancar.
Sedangkan dalam laporan laba rugi, besarnya harga pokok persediaan (yang dijual)
merupakan komponen utama penentu kinerja atau hasil kegiatan operasional perusahaan
selama periode.
Klasifikasi persediaan tergantung pada apakah perusahaan adalah perusahaan dagang
atau perusahaan manufaktur. Untuk perusahaan dagang, persediaanya disebut persediaan
barang dagangan (hanya ada satu klasifikasi), dimana barang dagangan ini dimiliki oleh
perusahaan dan telah langsung dalam bentuk siap untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal
perusahaan sehari-hari.
Namun untuk perusahaan manufaktur, persediaannya diklasifikasikan menjadi tiga,
yaitu bahan mentah, barang setengah jadi (barang dalam proses), dan barang jadi (produk
akhir). Perusahaan dagang selalu menyelenggarakan catatan persediaan untuk menentukan
berapa besarnya barang dagangan yang tersedia untuk dijual dan juga berapa yang telah laku
terjual.
PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN
Pengendalian internal atas persediaan mutlak diperlukan mengingat aset ini tergolong
cukup lancar dengan dua tujuan utama yaitu untuk mengamankan atau mencegah aset
perusahaan (persediaan) dari tindakan pencurian, penyelewengan, penyalahgunaan dan
kerusakan, ser(persediaan) dari tindakan pencurian, penyelewengan, penyalahgunaan dan
kerusakan, serta ta mmenjamin keakuratan (ketepatan) penyajian persediaan dalam laporan
keuangan.
Pengendalian internal atas persediaan dimulai saat barang diterima, Laporan penerimaan
barang yang bernomor urut tercetak seharseharusnya usnya disiapkan oleh bagian penerimaan
untuk menetapkan tanggung jawab awal atas persediaan. Untuk memastikan bahwa barang
yang diterima sesuai dengan apa yang dipesan, maka setiap laporan penerimaan barang harus
dicocokan dengan formulir pesanan pembelian yang asli. Pengendalian internal atas
persediaan juga melibatkan bantuan alat pengaman, seperti kaca dua arah, kamera, sensor
magnetik, kartu akses gudang, pengatur suhu ruangan dan sebagainya, termasuk petugas
keamanan.
Mengenai tempat penyimpanan persediaan, persediaan seharusnya disimpan dalam
gudang yang dimana aksesnya dibatasi hanya untuk karyawan tertentu saja. Setiap
pengeluaran barang dari gudang seharusnya dilengkapi atau didukung dengan formulir
permintaan barang, yang telah diotorisasi sebagai mestinya. Penggunaan sistem pencatatan
perpectual juga memberikan pengendalian yang efektif atas persediaan informasi mengenai
jumlah atas masing-masing jenis barang dagangan dapat segera tersedia dalam buku besar
pembantu untuk masing-masing persediaan.
f. Pencatatan Penjualan
Piutang/kas Rp.xxx
Penjualan Rp.xxx
Harga pokok penjualan Rp.xxx
Persediaan barang jadi Rp.xxx
e. Pencatatan produk selesai dan barang dalam proses (belum selesai) melalui jurnal
penyesuaian.
f. Pencatatan penjualan
Piutang/kas Rp.xxx
Penjualan Rp.xxx
Utang lebih jelasnya pencatatan proses pembuatan produk dari bahan baku sampai
menjadi barang jadi akan dibahas dalam akuntansi biaya.
Sedangkan pencatatan metode perpectual karena pembelian bahan baku dicatat pada akun
Persediaan bahan baku dan pemakaian bahan baku dicatat pada akun Persediaan bahan baku,
maka pada akhir periode akuntansi tidak perlu adanya penyesuaian persediaan bahan baku
baik persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses maupun persediaan barang jadi.
Tetapi walaupun pencatatan persediaan menggunakan metode perpectual kadang-kadang
pelaporan perhitungan harga pokok produksi dan laporan perhitungan laba rugi dibutuhkan
sama seperti metode pisik.
Diminta :
a. Catatlah transaksi-transaksi di atas ke dalam jurnal umum.
b. Posting Jurnal Umum tersebut ke dalam buku besar yang ada.
c. Susunlah Worksheet (neraca lajur) per 31 Desember 2010.
d. Susunlah laporan keuangan perusahaan industri.
e. Buatlah Jurnal penutup per 31 Desember 2010.
Jurnal Umum
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit
02 Des Pembelian 31.500.000
Utang usaha 31.500.000
Piutang Usaha
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Des Saldo 85.500.000
23 Des 11.000.000 96.500.000
Perlengkapan
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Des Saldo 91.250.000
Persediaan BDP
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Des Saldo 412.650.000
Persediaan BJ
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Des Saldo 535.750.000
Peralatan
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Des Saldo 350.000.000
Kendaraan
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Des Saldo 500.000.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Des Saldo 240.000.000
Mesin
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Des Saldo 300.000.000
Gedung
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Des Saldo 1.700.000.000
Tanah
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Des Saldo 400.000.000
Utang Usaha
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Des Saldo 120.500.000
2 Des 31.500.000 152.000.000
5 Des 500.000 151.000.000
30 Des 5.000.000 146.500.000
Utang Bank
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Des Saldo 420.000.000
Modal Saham
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Des Saldo 3.000.000.000
Laba Ditahan
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Des Saldo 200.000.000
Dividen
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Des Saldo 60.000.000
Penjualan
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Des Saldo 1.159.700.000
23 Des 11.000.000 1.170.700.000
25 Des 35.000.000 1.205.700.000
Retur Penjualan
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Des Saldo 16.800.000
Potongan Penjualan
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Des Saldo 13.200.000
Pembelian
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Saldo 296.000.000
De
s
31.500.000 327.500.000
Retur Pembelian
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Des Saldo 31.000.000
5 Des 500.000 31.500.000
Potongan Pembelian
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Des Saldo 5.950.000
Beban Pemasaran
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1 Des Saldo 45.000.000
Beban Lain-lain
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
PT SUMBER REJEKI
Laporan Harga Pokok Produksi
Per 31 Desember 2010
Persediaan Bahan Baku 01/01/10 115.750.000
(+) Pembelian 327.500.000
Beban angkut masuk 6.500.000
(-) Retur pembelian (31.500.000)
Potongan pembelian (5.950.000)
Pembelian Bersih 296.550.000
Bahan baku siap pakai 412.300.000
Persediaan Bahan Baku 31/12/10 123.650.000
Biaya bahan baku 288.650.000
Upah langsung 195.760.000
Biaya overhead pabrik :
Bahan penolong 44.850.000
B. Upah tak langsung 145.750.000
B. Perlengkapan pabrik 25.500.000
B. Listrik, Air, dan Telepon Pabrik 57.500.000
B. Peny peralatan pabrik 32.500.000
B. Peny kendaraan pabrik 40.000.000
Beban penyusutan mesin pabrik 40.000.000
B. Peny gedung pabrik 45.000.000
431.100.000
Biaya Produksi 915.500.000
Persediaan BDP 01/01/10 412.650.000
1.328.150.000
Persediaan BDP 31/12/10 585.000.000
Harga Pokok Produksi .................. 743.150.000
PT SUMBER REJEKI
Laporan Perhitungan Laba Rugi
Per 31 Desember 2010
Penjualan 1.205.700.000
Retur Penjualan 16.800.000
Potongan Penjualan 13.200.000
30.000.000
Penjualan Bersih 1.175.700.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan Barang Jadi 01/01/2008 535.750.000
(+) Harga Pokok Produksi 743.150.000
Barang siap dijual 1.278.900.000
Persediaan Barang Jadi 31/12/2008 (685.000.000
Harga Pokok Penjualan 593.900.000
Laba Kotor 581.800.000
Beban Usaha :
B. gaji penjualan dan umum 184.950.000
B. perlengkapan penjualan/umum 46.500.000
Beban pemasaran 45.000.000
B. listrik, air, dan telepon penjualan 24.500.000
Beban transport 23.000.000
B. pemeliharaan umum 16.750.000
B. peny. Peralatan 37.500.000
B. peny. Kendaraan 47.500.000
B. peny. Gedung 35.000.000
Beban Lain-lain 32.200.000
492.900.000
Laba Bersih 88.900.000
PT SUMBER REJEKI
Laporan Perubahan Laba Ditahan
Per 31 Desember 2010
Laba ditahan 01-01-08 200.000.000
(+) Laba bersih 88.900.000
Deviden (60.000.000)
28.900.000
Laba ditahan 228.900.000
PT SUMBER REJEKI
Neraca
Per 31 Desember 2010
AKTIVA
Aktiva lancar :
Kas 118.500.000
Piutang usaha 96.500.000
Perlengkapan 19.250.000
Persediaan BB 123.650.000
Persediaan BDP 585.000.000
Persediaan BJ 685.000.000
1.627.900.000
Aktiva Tetap :
Peralatan 350.000.000
Akum Peny Peralatan (195.000.000)
Kendaraan 500.000.000
Akum Peny Kendaraan (327.500.000)
Mesin 300.000.000
Akum Peny Mesin (160.000.000)
Gedung 1700.000.000
Akum peny Gedung (400.000.000)
Tanah 400.000.000
Total Aktiva tetap 2.167.500.000
Total Aktiva 3.795.400.000
PASSIVA
Utang Usaha 146.500.000
Utang Bank (jk pjg) 420.000.000
Total passiva 566.500.000
MODAL
Modal Saham 3.000.000.000
Laba ditahan 228.900.000
Total Modal 3.228.900.000
Total Passiva + Modal 3.795.400.000
PT SUMBER REJEKI
Jurnal Penutup
Per 31 Desember 2010
Tgl keterangan Debet Kredit
31 Des Iktisar Produksi 960.850.000
Pembelian 327.500.000
Beban angkut pembelian 6.500.000
B. upah langsung 195.750.000
Beban bahan penolong 44.850.000
B. upah tak langsung 145.750.000
B. perlengkapan pabrik 25.500.000
B. listrik, air dan telepon pabrik 57.500.000
B. peny. Peralatan pabrik 32.500.000
B. peny. Kendraan pabrik 40.000.000
B. peny. Mesin pabrik 40.000.000
B. peny. Gedung pabrik 45.000.000