Anda di halaman 1dari 19

Akuntansi Perusahaan

Manufaktur
OLEH:
DODI SATRIADI
Karakteristik Perusahaan Manufaktur
1. Aktivitas utamanya adalah mengolah bahan mentah menjadi
produk, baik produk setengah jadi maupun produk jadi;
2. Proses produksi dengan menggunakan mesin dan/atau tenaga
manusia;
3. Proses produksi yang kompleks, dimana banyak orang atau divisi
terlibat di dalamnya dan seling bekerja sama;
4. Pemasaran dan penjualan merupakan alat untuk menawarkan dan
menjual produknya kepada masyarakat/konsumen.
Ruang Lingkup Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen mengukur, menganalisis dan melaporkan informasi keuangan serta non-
keuangan yang membantu manajer membuat keputusan yang bermanfaat demi tercapainya
tujuan organisasi.
Akuntansi Keuangan lebih berfokus terhadap pelaporan informasi untuk pengguna eksternal,
seperti investor, kreditur, Lembaga pemerintah, pemasok dan lainnya. Akuntansi keuangan
mengukur dan mencatat transaksi-transaksi bisnis serta menyajikannya dalam laporan keuangan
yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Akuntansi Biaya menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk akuntansi manajemen dan
akuntansi keuangan. Akuntansi biaya mengukur, menganalisis dan melaporkan informasi
keuangan dan non-keuangan yang terkait dengan biaya perolehan atau penggunaan sumber daya
dalam sutau organisasi.
*Akuntansi Perusahaan Manufaktur lebih terfokus ke dalam Akuntansi Biaya, karena dalam
proses produksi akan melibatkan banyak pembiayaan dengan karakteristik yang beragam.
Akuntansi Perusahaan Dagang
vs
Akuntansi Perusahaan Manufaktur
No Perusahaan Dagang Perusahaan Manufaktur

1. Barang yang dijual hasil transkasi pembelian Barang yang dijual hasil proses produksi
barang dagang

2. Penentuan harga pokok penjualan melalui Penentuan harga pokok penjualan melalui harga
harga pokok pembelian pokok produksi

3. Tidak banyak elemen biaya dalam kegiatan Banyak elemen biaya dalam kegiatan operasional
operasional perusahaan perusahaan
Akuntansi Perusahaan Dagang
vs
Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Perbandingan Harga Pokok Penjualan pada Laporan Laba-Rugi:
Perusahaan Dagang Perusahaan Manufaktur

Harga Pokok Penjualan Harga Pokok Penjualan


Persediaan Awal Barang Persediaan Awal Barang
Dagangan Rp12.500,00 Jadi Rp 13.450,00
Pembelian Bersih Rp24.700,00 Harga Pokok Produksi Rp120.300,00

Barang yang Tersedia Barang yang Tersedia


untuk Dijual Rp37.200,00 untuk Dijual Rp133.750,00
Persediaan Akhir Barang Persediaan Akhir Barang
Dagangan Rp 8.500,00 Jadi Rp 9.200,00

Harga Pokok Penjualan Rp28.700,00 Harga Pokok Penjualan Rp124.550,00

Pada perusahaan manufaktur diperlukan banyak rekening untuk menentukan harga pokok
produksi, tetapi dalam Laporan Laba-Rugi hanya disajikan totalnya saja, sedangkan rinciannya
disajikan dalam Schedule Harga Pokok Produksi.
Elemen-Elemen Biaya Produksi
1. Bahan Langsung adalah bahan yang digunakan dan menjadi bagian dari produksi. Barang-barang yang dibeli
perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi disebut bahan baku (raw material) dan harus dibedakan
dengan bahan tidak langsung atau disebut bahan penolong. Pada saat dibeli, bahan baku tersebut dicatat
sebagai pembelian bahan baku. Akan tetapi jika barang yang dibeli akan digunakan sebagai bahan tidak
langsung maka dicatat sebagai perlengkapan pabrik.
2. Tenaga Kerja Langsung adalah tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung terhadap proses pengolahan barang,
baik menggunakan kemampuan fisiknya maupun dengan bantuan mesin. Tenaga kerja langsung harus
dibedakan dengan tenaga kerja tidak langsung. Dalam pencatatan biaya, tenaga kerja langsung dicatat sebagai
biaya tenaga kerja langsung.
3. Overhead Pabrik adalah biaya-biaya yang timbul dalam proses pengolahan, yang tidak dapat digolongkan dalam
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya yang termasuk overhead pabrik adalah:
a. Biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti upah pengawas, mandor, mekanik, bagian reparasi, dll.
b. Biaya bahan penolong, yaitu macam-macam bahan yang digunakan dalam proses pengolahan, tetapi
kuantitasnya sangat kecil dan tidak dapat ditelusuri keberadaannya kepada barang jadi. Contohnya, bahan
penolong untuk produksi kursi yang berbahan baku kayu adalah paku, cat, lem kayu dll.
c. Biaya penyusutan gedung pabrik, biaya penyusutan mesin dll.
Biaya Produksi & Biaya Periode
Dalam perusahaan manufaktur, kegiatan usaha akan melibatkan biaya produksi dan biaya
periode. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam menghasilkan
suatu produk, sehingga akan membentuk Harga Pokok Produksi yeng menjadi bagian dari Harga
Pokok Penjualan. Harga pokok produksi terjadi dalam usaha mendapatkan aktiva, maka
pengeluaran tersebut membentuk harga perolehan aktiva. Sementara itu Biaya Periode adalah
biaya yang timbul pada saat terjadinya pengeluaran biaya. Biaya periode ini tidak berkaitan erat
dengan upaya menghasilkan suatu produk, contohnya adalah biaya penjualan dan biaya
administrasi & umum.
Neraca Lap. Laba-Rugi

Biaya Persediaan Harga Pokok


Produksi (Aktiva) Penjualan

Biaya Periode Biaya Operasi


Konsep Harga Perolehan
1.Semua biaya sesungguhnya yang
dikeluarkan untuk membeli atau
memperoleh harta/asset dan jasa;
2.Semua harta atau jasa yang dibeli atau
diperoleh harus dicatat berdasarkan harga
perolehan sesungguhnya.
Konsep Persediaan Perusahaan
Manufaktur
1. Persediaan perusahaan manufaktur terdiri dari 3 macam:
a. Persediaan bahan baku
b. Persediaan barang dalam proses
c. Persediaan barang jadi
2. Penentuan kuantitas dan harga pokok barang yang ada dalam
persediaan akhir, serta untuk menentukan harga pokok penjualan
menggunakan 2 metode, yaitu:
a. Metode Fisik/Periodik
b. Metode Perpetual/Buku
Rekening-Rekening Khusus
Dalam Perusahaan Manufaktur
Rekening-rekening buku besar dalam perusahaan manufaktur biasanya lebih banyak
dibandingkan dengan rekening-rekening dalam sebuah perusahaan dagang. Hal tersebut
disebabkan sifat operasi perusahaan manufaktur sangat kompleks bila dibandingkan dengan
perusahaan dagang. Berikut adalah beberapa rekening yang sering dijumpai dalam perusahaan
manufaktur:
1. Rekening Pembelian Bahan Baku
2. Rekening Ikhtisar Biaya Produksi
3. Rekening Persediaan Bahan Baku
4. Rekening Persediaan Barang Dalam Proses
5. Rekening Persediaan Barang Jadi
Konsep Laporan Harga Pokok Produksi

Persediaan Barang Dalam Proses Awal XXXX


Biaya Produksi:
Biaya Bahan Baku Langusng XXXX
Biaya Tenaga Kerja Langsung XXXX
Biaya Overhead Pabrik XXXX +
Jumlah Biaya Produksi XXXX +
Jumlah Barang Dalam Proses Tahun Ini XXXX
Persediaan Barang Dalam Proses Akhir XXXX –
Harga Pokok Produksi XXXX
1. Pencatatan Biaya Bahan Baku
 Biaya bahan baku yang digunakan dalam proses produksi terdapat
bahan baku langsung dan bahan penolong.
 Dalam hal ini kita harus menentukan jumlah pemakaian bahan baku
langsung pada periode tertentu dengan cara sebagai berikut:
Persediaan Awal Bahan Baku + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir
Bahan Baku
 Sedangkan pembelian bersih diperoleh dari:
Pembelian Bahan Baku + Biaya Angkut Pembelian – (Retur &
Potongan Pembelian + Potongan Tunai Pembelian)
 Biaya Bahan Penolong dimasukan ke dalam Biaya Overhead Pabrik.
2. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja
 Biaya tenaga kerja dalam perusahaan manufaktur dibedakan atas
biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung.
 Biaya tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi
dianggap sebagai biaya tenaga kerja langsung.
 Biaya tenaga kerja yang tidak terlibat secara langsung dalam proses
produksi tetapi masih kategori tenaga kerja pabrik dianggap sebagai
biaya overhead pabrik.
 Biaya tenaga kerja bagian administrasi dan bagian penjualan
dianggap sebagai biaya periode.
3. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik
 Biaya overhead pabrik adalah semua biaya pabrik
selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga
kerja langsung.
 Pertama biaya-biaya pabrik tersebut dicatat pada
rekening tersendiri, setelah akhir periode rekening-
rekening tersebut dipindah ke rekening Biaya
Overhead Pabrik.
Neraca Lajur
 Format neraca lajur pada perusahaan manufaktur sedikit
berbeda dengan neraca lajur perusahaan dagang dan jasa.
 Perbedaannya terletak pada adanya komponen harga
pokok produksi, sehingga pada kolom neraca lajur
ditambah untuk laporan harga pokok produksi.
 Sedangkan tahap-tahap penyusunannya sama dengan
perusahaan dagang dan perusahaan jasa.
Bentuk Neraca Lajur
NERACA LAPORAN
SALDO HARGA LAPORAN
NERACA SALDO PENYESUAIAN NERACA
SETELAH POKOK LABA RUGI
NAMA PENYESUAIAN PRODUKSI
REKENING

D K D K D K D K D K D K
Laporan Keuangan
Laporan keuangan utama yg dihasilkan dari
proses akuntansi:
oLaporan laba-rugi
oLaporan perubahan modal
oLaporan Posisi Keuangan (Neraca)
Jurnal Penutup
 Rekening-rekening yang digunakan untuk
menghitung harga pokok produksi pada suatu
periode akuntansi, harus ditutup pada akhir periode.
 Biasanya penutupan dilakukan melalui rekening
Ikhtisar Biaya Produksi, selanjutnya rekening Ikhtisar
Biaya Produksi ditutup ke rekening Laba Rugi,
berikutnya rekening Laba Rugi ditutup ke rekening
Laba Ditahan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai