20
B. Pengertian Biaya
Dalam arti sempit, biaya adalah pengorbanan (disebut dengan harga pokok) untuk
mendapatkan aktiva. Sedangkan dalam arti luas, biaya adalah pengorbanan (diukur dengan
satuan uang) untuk tujuan tertentu perusahaan, baik pada masa sekarang maupun yang akan
datang.
Biaya (cost) berbeda dengan beban (expense), Biaya (cost) adalah pengorbanan untuk
memproduksi barang atau jasa, misalnya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead. Sedangkan beban (expense) adalah segala jenis pengorbanan atau pengeluaran dalam
rangka menciptakan atau mendapatkan penghasilan, misalnya beban iklan, beban serba serbi,
beban listrik. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa biaya berpasangan dengan output
sedangkan beban berpasangan dengan penghasilan atau pendapatan.
Pengorbanan yang tidak ada hubungannya dengan perolehan aktiva, barang atau jasa dan juga
tidak ada hubungannya dengan realisasi hasil penjualan, maka tidak digolongkan sebagai cost
ataupun expense tetapi digolongkan sebagai kerugian atau loss.
C. Klasifikasi Biaya
Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang digunakan untuk
berbagai tujuan, sehingga penggolongan biaya juga didasarkan atas disesuaikan dengan tujuan
tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menggolongkan biaya diantaranya :
1. Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan :
a. Biaya Produksi (Factory Cost), adalah biaya – biaya yang terjadi untuk mengolah bahan
baku menjadi produk jadi. Contoh :
1. Biaya Bahan Baku (Raw Material Cost)
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)
3. Biaya Overhead Pabrik (Overhead Cost)
b. Biaya Pemasaran, adalah biaya biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiataan
penjualan/pemasaran.. Misalnya biaya promosi/iklan
c. Biaya Administrasi dan Umum, adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan
pengaturan , pengawasan dan tata usaha organisasi perusahaan yang bersangkutan. Misalnya gaji
direksi, gaji pegawai bagian akuntansi.
2. Berdasarkan hubungan dengan sesuatu yang dibiayai.
a. Biaya Produksi Langsung, yaitu biaya yang terjadi, penyebab satu-satunya karena adanya
sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari :
1. Biaya bahan langsung
2. Biaya tenaga kerja langsung
b. Biaya Produksi Tidak Langsung. Biaya yang terjadi tidak hanya disebebkan oleh sesuatu
yang dibiayai. Biaya produksi tak langsung disebut juga dengan biaya overhead pabrik.
Biaya produksi tak langsung terdiri dari : Bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung
dan biaya produksi tidak langsung lainnya.
3. Pengaruh Perubahan Volume Kegiatan Terhadap Biaya
a. Biaya Tetap. Yaitu biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
kegiatan sampai pada tingkatan tertentu. Biaya tetap perunit berubah berbanding terbalik dengan
perubahan volume kegiatan.
b. Biaya Variabel. Biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara biaya aktifitas
tersebut. Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan
perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan maka semakin besar pula jumlah
total biaya variabel.
c. Biaya Semi Variabel. Yaitu biaya dimana jumlah totalnya berubah sesuai dengan
perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding/proporsional.
4. Berdasarkan jangka waaktu manfaatnya.
a. Pengluaran Modal, adalah biaya-biaya yang dapat dinikmati/masamanfaatnya lebih dari
satu periode akuntansi.
b. Pengeluaran Penghasilan, adalah biaya yang hanya mempunyaimmanfaat dalam periode
akuntansi dimana biaya terebut terjadi.
Biaya Pemasaran
Biaya komersial
(Comersial Cost)
Biaya Administrasi dan Umum
Biaya
Biaya bahan baku
Biaya primer
(Primer Cost)
Biaya Produksi Biaya tenga kerja
Biaya konversi
(Conversition Cost)
Biaya overhead pabrik
PERHITUNGAN DAN PENCATATAN BIAYA PRODUKSI
BIAYA BAHAN BAKU
1. Pengertian Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku yang
dipakai dalam proses produksi
Bahan baku adalah bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari
produk jadi.
Bahan baku merupakan unsur dasar yang diolah dengan menggunakan biaya tenaga kerja
dan biaya overhead pabrik, yang akhirnaya menjadi produk jadi.
Dalam proses produksi biaya bahan baku tidak sama dengan biaya bahan
pembantu/bahan penolong. Biaya bahan baku merupakan harga pokok yang sifatnya
utama dan tak terpisahkan dengan produk jadi sedangkan biaya bahan pembantu
merupakan biaya yang sifatnya sebagai penolong untuk penyempurnaan produk jadi.
2. Harga Pokok Bahan Baku Yang Dibeli
1) Menghitung Harga Pokok Bahan yang Dibeli dengan Metode Perpetual.
Setiap terjadi mutasi atas persediaan bahan baku harus nampak nilai saldo bahan pada
periode yang bersangkutan
Contoh :
Data persediaan bahan baku dari perusahaan industri pada bulan Juli 2012 adalah
sebagai berikut :
1 Juli 2012 Persediaan awal 1.000 kg @ Rp 5.000,00
5 Juli 2012 Pembelian 2.000 ka @ Rp 6.000,00
Maka harga apokok bahan baku pada tanggal 5 Juli adalah :
Tgl 1Juli Persediaan 1.000 kg x Rp 5.000,00 =Rp 5.000.000,00
Tgl 5 Pembelian 2.000 kg x Rp 6.000,00 =Rp 12.000.000,00
Harga pokok bahan 3.000 kg =Rp 17.000.000,00
2) Menghitung Harga Pokok Pembelian Berdasarkan Harga Faktur dan Biaya
Pembelian.
Unsur-unsur harga pokok bahan yang dibeli terdiri dari :
a. Harga Faktur
Harga yang tercantum dalam faktur pembelian
b. Biaya Angkut
Biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut bahan yang dibeli sehingga barang
tersebut smpai pada gudang pembeli (perusahaan)
c. Biaya lain-lain
Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan bahan baku hingga siap diproduksi.
Misalnya biaya penggudangan, biaya asuransi
3. Pencatatan Biaya Bahan Baku
Prosedur pencatatan biaya bahan baku terdiri atas :
1) Metode fisik (periodik)
Persediaan bahan tidak akan berubah dalam tahun buku berjalan sehingga saat
terjadi pembelian bahan dicatat dalam akun pembelian dan jika terjadi retur dicatat
dalam akun retur pembelian
2) Metode perpetual (permanen)
Persediaan bahandapat berubah dalam tahun buku berjalan sehingga saat terjadi
pembelian bahan dicatat dalam akun persediaan bahan baku atau persediaan bahan
pembantu dan saat terjadi retur dicatat bagian kredit akun persediaan bahan
4. Penentuan Harga Pokok Bahan Baku
1) Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dan penentuan harga pokok
persediaan bahan baku akhir dengan inventarisasi fisik menggunakan metode FIFO
(First In-First Out) adalah bahan baku yang masuk pertama dianggap keluar untuk
pemakaian yang pertama dalam proses produksi, Rata-rataa sederhana dan Rata-rata
tertimbang
2. Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dan penentuan harga pokok
persediaan bahan baku akhir dengan inventarisasi perpetual menggunakan metode FIFO
dan Rata-rata bergerak.
Contoh :
Data mengenahi bahan baku PT Indah selama bulan Mei 2012 adalah sebagai berikut :
01 Mei persediaan 5.000 kg @ Rp 1.200,00
10 Mei pembelian 8.000 kg @ Rp 1.000,00
15 Mei pemakaian proses produksi ke I, 10.000 kg
23 Mei pembelian 7.000 kg Rp 1.500,00
28 Mei pemakaian proses produksi ke II, 6.000 kg
Harga pokok bahan baku yang dipakai dapat dihitung dengan cara :
1). Pencatatan fisik
Metode FIFO (First In-First Out) :
Bahan Baku yang tersedia :
01 Mei persediaan 5.000 kg @ Rp 1.200,00 = Rp 6.000.000,00
10 Mei pembelian 8.000 kg @ Rp 1.000,00 = Rp 8.000.000,00
23 Mei pembelian 7.000 kg @ Rp 1.500,00 = Rp 10.500.000,00
20.000 kg Rp 24.500.000,00
Bahan Baku yang terpakai :
15 Mei proses produksi ke I, 10.000 kg
28 Mei proses produksi ke II, 6.000 kg
16.000 kg = 5.000 x Rp 1.200,00 = Rp 6.000.000,00
8.000 x Rp 1.000,00 = Rp 8.000.000,00
3.000 x Rp 1.500,00 = Rp 4.500.000,00
Jumlah 16.000 Rp18.500.000,00
============
Metode Rata-rata sederhana :
Harga rata-rata : 1.200 + 1.000 + 1.500 = Rp 1.233,33
3
Jadi harga pokok bahan baku yang dipakai :
16.000 kg x Rp 1.233,33 = Rp 19.733.280,00
=============
Metode rata-rata tertimbang :
Harga rata-rata = Harga pembelian barang
Jumlah persediaan
= 24.500.000 = Rp 1.225,00
20.000
Jadi harga bahan baku yang terpakai = 16.000 x Rp 1.225,00 = Rp 19.600.000,00
=============
2) Pencatatan Perpetual
Metode FIFO
Pemakaian selama bulan Mei :
01 Mei persediaan 5.000 kg @ Rp 1.200,00
10 Mei pembelian 8.000 kg @ Rp 1.000,00
15 Mei pemakaian proses produksi ke I, 10.000 kg
5.000 kg @ Rp 1.200,00 = Rp 6.000.000,00
5.000 kg @ Rp 1.000,00 = Rp 5.000.000,00
Rp 11.000.000,00
Sisa 3.000 kg @ Rp 1.000,00
23 Mei pembelian 7.000 kg Rp 1.500,00
28 Mei pemakaian proses produksi ke II, 6.000 kg :
3.000 kg @ Rp 1.000,00 = Rp 3.000.000,00
3.000 kg @ Rp 1.500,00 = Rp 4.500.000,00
Rp 7.500.000,00+
Rp 18.500.000,00
=============
Metode rata-rata bergerak :
Harga rata-rata = Harga pembelian barang
Jumlah persediaan
= 24.500.000 = Rp 1.225,00
20.000
Jadi harga bahan baku yang terpakai = 16.000 x Rp 1.225,00 = Rp 19.600.000,00
Contoh Soal :
PT CENDRAWASIH
REKAPITULASI GAJI DAN UPAH
BULAN JANUARI 2016
Potongan Jumlah Gaji/Upah
Gaji dan Upah Gaji Kotor PPh 21 Astek Pinjaman Potongan bersih
(Rp) 10% (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1. Gaji bag. Produksi
- Langsung 3.080.000 308.000 154.000 100.000 562.00 2.518.000
- Tak langsung 3.700.000 370.000 185.000 75.000 0 3.070.000
2. Bag. Pemasaran 6.480.000 648.000 324.000 400.000 630.00 5.108.000
3.Bagian Administ. 3.600.000 360.000 180.000 300.000 0 2.760.000
& Umum 1.372.00
0
840.00
0
16.860.000 1.686.000 843.000 875.000 3.404.00 13.456.000
0
Berdasarkan data di atas jurnal yang diperlukan untuk pencatatan biaya tenaga kerja adalah
meliputi :
a. Saat mencatat gaji dan upah
b. Saat membayar gaji dasn upah
c. Saat membayar PPh Karyawan
d. Mencatat pengalokasian/pembebanan biaya gaji dan upah
Taksiran BOP
Tarif BOP per unit =
Taksiran satuan produk yang dihasilkan
Tarif BOP per unit X unit yang dihasilkan pada periode yang bersangkutan
Taksiran BOP
Tarif BOP = X 100%
Taksiran Biaya Bahan Baku
Taksiran BOP
Tarif BOP = X 100%
Taksiran satuan produk yang dihasilkan
Persentase tarif BOP X biaya tenaga kerja langsung yang sesungguhnya terjadi
Taksiran BOP
Tarif BOP =
Taksiran jam kerja langsung
Tarif BOP X jam kerja kerja langsung yang dapat dicapai pada periode yang
bersangkutan
Taksiran BOP
Tarif BOP =
Taksiran jam mesin
Tarif BOP X jam mesin yang dapat dicapai pada periode yang bersangkutan