Anda di halaman 1dari 12

Lampiran materi 3.20- 4.

20

RUANG LINGKUP PERUSAHAAN MANUFAKTUR

A. Pengertian Perusahaan Manufaktur


      Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku
menjadi barang jadi kemudian menjual barang tersebut. Kegiatan khusus dalam perusahaan
manufaktur adalah mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Kegiatan ini sering disebut
dengan proses produksi. Dalam perusahaan manufaktur persediaan yang ada dapat
dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
a. Persediaan bahan baku (raw materials inventory) adalah barang barang yang berujud
bahan baku yang akan diproses menjadi barang jadi atau setengah jadi dalam proses
produksi.
b. Persediaan barang dalam proses (goods in process/work in process inventory) adalah
bahan yang telah diproses tetapi belum menjadi produk jadi.
c. Persediaan barang jadi (finished goods inventory) adalah barang yang sudah siap untuk
dijual atau dipasarkan.
Ciri-ciri perusahaan manufaktur :
a. Aktivitas operasional usahanya adalah memproduski bahan baku menjadi barang jadi.
b. Pendapatan usahanya berasal dari menjual produk barang.
c. Memiliki persediaan produk secara fisik
d. Biaya produksinya terdiri dari baiayaa bahan baku, biaya tenaga kerja dan overhead.
e. Melakukan perhitungan harga pokok produksi pada laporan keuangan laba rugi.
f. Terdapat perhitungan jharga pokok penjualan pada laporan keuanngan laba rugi.

B. Pengertian Biaya
Dalam arti sempit, biaya adalah pengorbanan (disebut dengan harga pokok) untuk
mendapatkan aktiva. Sedangkan dalam arti luas, biaya adalah pengorbanan (diukur dengan
satuan uang) untuk tujuan tertentu perusahaan, baik pada masa sekarang maupun yang akan
datang.
 Biaya (cost) berbeda dengan beban (expense), Biaya (cost) adalah pengorbanan untuk
memproduksi barang atau jasa, misalnya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead. Sedangkan beban (expense) adalah segala jenis pengorbanan atau pengeluaran dalam
rangka menciptakan atau mendapatkan penghasilan, misalnya beban iklan, beban serba serbi,
beban listrik. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa biaya berpasangan dengan output
sedangkan beban berpasangan dengan penghasilan atau pendapatan.
Pengorbanan yang tidak ada hubungannya dengan perolehan aktiva, barang atau jasa dan juga
tidak ada hubungannya dengan realisasi hasil penjualan, maka tidak digolongkan sebagai cost
ataupun expense tetapi digolongkan sebagai kerugian atau loss.
  
C. Klasifikasi Biaya
          Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang digunakan untuk
berbagai tujuan, sehingga penggolongan biaya juga didasarkan atas disesuaikan dengan tujuan
tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menggolongkan biaya diantaranya :
1. Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan :
a. Biaya Produksi (Factory Cost), adalah biaya – biaya yang terjadi untuk mengolah bahan
baku menjadi produk jadi. Contoh :
            1. Biaya Bahan Baku (Raw Material Cost)
            2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)
            3. Biaya Overhead Pabrik (Overhead Cost)
b. Biaya Pemasaran, adalah biaya biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiataan
penjualan/pemasaran.. Misalnya biaya promosi/iklan
c. Biaya Administrasi dan Umum, adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan
pengaturan , pengawasan dan tata usaha organisasi perusahaan yang bersangkutan. Misalnya gaji
direksi, gaji pegawai bagian akuntansi.
2. Berdasarkan hubungan dengan sesuatu yang dibiayai.
    a. Biaya Produksi Langsung, yaitu biaya yang terjadi, penyebab satu-satunya karena adanya
sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari :
1. Biaya bahan langsung
2. Biaya tenaga kerja langsung
    b. Biaya Produksi Tidak Langsung. Biaya yang terjadi tidak hanya disebebkan oleh sesuatu
yang dibiayai. Biaya produksi tak langsung disebut juga dengan biaya overhead pabrik.
Biaya produksi tak langsung terdiri dari : Bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung
dan biaya produksi tidak langsung lainnya.
3. Pengaruh Perubahan Volume Kegiatan Terhadap Biaya
          a. Biaya Tetap. Yaitu biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
kegiatan sampai pada tingkatan tertentu. Biaya tetap perunit berubah berbanding terbalik dengan
perubahan volume kegiatan.
          b. Biaya Variabel. Biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara biaya aktifitas
tersebut. Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan
perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan maka semakin besar pula jumlah
total biaya variabel.
          c. Biaya Semi Variabel. Yaitu biaya dimana jumlah totalnya berubah sesuai dengan
perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding/proporsional.
4. Berdasarkan jangka waaktu manfaatnya.
a. Pengluaran Modal, adalah biaya-biaya yang dapat dinikmati/masamanfaatnya lebih dari
satu periode akuntansi.
b. Pengeluaran Penghasilan, adalah biaya yang hanya mempunyaimmanfaat dalam periode
akuntansi dimana biaya terebut terjadi.

D. Sistem Akuntansi Biaya


          Sistem akuntansi biaya (cost system) dapat dikelompokkan menjadi dua sistem yaitu :
          1. Actual Cost System (Sistem Harga Pokok Sesungguhnya). Yaitu sistem pembebanan
harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sesuai dengan harga pokok yang
sesungguhnya dinikmati. Pada sistem ini, harga pokok produksi baru dapat dihitung pada akhir
periode setelah biaya sesungguhnya dikumpulkan.
          2. Standard Cost System (Sistem Harga Pokok Standar). Yaitu sistem pembebanan harga
pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sebesar harga pokok yang telah
ditentukan/ditaksir sebelum suatu produk atau pesanan dikerjakan.

E. Sistem Pengumpulan Harga Pokok


          1. Job Order Cost. Yaitu suatu metode pengumpulan harga pokok produk yang
dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak. Jadi setiap ada pesanan mempunyai harga
pokok tersendiri yang dibuat dalam job cost sheet. Pada metode ini, produksi dilakukan untuk
memenuhi pesanan pelanggan.
          2. Process Cost. Yaitu metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya
dikumpulkan untuk setiap satuan waktu. Pada metode ini, proses produksi diperusahaan
dilaksanakan secara terus menerus, barang yang dihasilkan homogen, dan perhitungan harga
pokok produksi didasarkan atas waktu. Pada metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi
stock.
Untuk jelaasnya penggolongan biaya tersebut dapat digambarkan dengan bagan
sebagai berikut :

Biaya Pemasaran
Biaya komersial
(Comersial Cost)
Biaya Administrasi dan Umum
Biaya
Biaya bahan baku

Biaya primer
(Primer Cost)
Biaya Produksi Biaya tenga kerja
Biaya konversi
(Conversition Cost)
Biaya overhead pabrik
PERHITUNGAN DAN PENCATATAN BIAYA PRODUKSI
BIAYA BAHAN BAKU
1. Pengertian Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku yang
dipakai dalam proses produksi
Bahan baku adalah bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari
produk jadi.
Bahan baku merupakan unsur dasar yang diolah dengan menggunakan biaya tenaga kerja
dan biaya overhead pabrik, yang akhirnaya menjadi produk jadi.
Dalam proses produksi biaya bahan baku tidak sama dengan biaya bahan
pembantu/bahan penolong. Biaya bahan baku merupakan harga pokok yang sifatnya
utama dan tak terpisahkan dengan produk jadi sedangkan biaya bahan pembantu
merupakan biaya yang sifatnya sebagai penolong untuk penyempurnaan produk jadi.
2. Harga Pokok Bahan Baku Yang Dibeli
1) Menghitung Harga Pokok Bahan yang Dibeli dengan Metode Perpetual.
Setiap terjadi mutasi atas persediaan bahan baku harus nampak nilai saldo bahan pada
periode yang bersangkutan
Contoh :
Data persediaan bahan baku dari perusahaan industri pada bulan Juli 2012 adalah
sebagai berikut :
1 Juli 2012 Persediaan awal 1.000 kg @ Rp 5.000,00
5 Juli 2012 Pembelian 2.000 ka @ Rp 6.000,00
Maka harga apokok bahan baku pada tanggal 5 Juli adalah :
Tgl 1Juli Persediaan 1.000 kg x Rp 5.000,00 =Rp 5.000.000,00
Tgl 5 Pembelian 2.000 kg x Rp 6.000,00 =Rp 12.000.000,00
Harga pokok bahan 3.000 kg =Rp 17.000.000,00
2) Menghitung Harga Pokok Pembelian Berdasarkan Harga Faktur dan Biaya
Pembelian.
Unsur-unsur harga pokok bahan yang dibeli terdiri dari :
a. Harga Faktur
Harga yang tercantum dalam faktur pembelian
b. Biaya Angkut
Biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut bahan yang dibeli sehingga barang
tersebut smpai pada gudang pembeli (perusahaan)
c. Biaya lain-lain
Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan bahan baku hingga siap diproduksi.
Misalnya biaya penggudangan, biaya asuransi
3. Pencatatan Biaya Bahan Baku
Prosedur pencatatan biaya bahan baku terdiri atas :
1) Metode fisik (periodik)
Persediaan bahan tidak akan berubah dalam tahun buku berjalan sehingga saat
terjadi pembelian bahan dicatat dalam akun pembelian dan jika terjadi retur dicatat
dalam akun retur pembelian
2) Metode perpetual (permanen)
Persediaan bahandapat berubah dalam tahun buku berjalan sehingga saat terjadi
pembelian bahan dicatat dalam akun persediaan bahan baku atau persediaan bahan
pembantu dan saat terjadi retur dicatat bagian kredit akun persediaan bahan
4. Penentuan Harga Pokok Bahan Baku
1) Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dan penentuan harga pokok
persediaan bahan baku akhir dengan inventarisasi fisik menggunakan metode FIFO
(First In-First Out) adalah bahan baku yang masuk pertama dianggap keluar untuk
pemakaian yang pertama dalam proses produksi, Rata-rataa sederhana dan Rata-rata
tertimbang
2. Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dan penentuan harga pokok
persediaan bahan baku akhir dengan inventarisasi perpetual menggunakan metode FIFO
dan Rata-rata bergerak.
Contoh :
Data mengenahi bahan baku PT Indah selama bulan Mei 2012 adalah sebagai berikut :
01 Mei persediaan 5.000 kg @ Rp 1.200,00
10 Mei pembelian 8.000 kg @ Rp 1.000,00
15 Mei pemakaian proses produksi ke I, 10.000 kg
23 Mei pembelian 7.000 kg Rp 1.500,00
28 Mei pemakaian proses produksi ke II, 6.000 kg
Harga pokok bahan baku yang dipakai dapat dihitung dengan cara :
1). Pencatatan fisik
Metode FIFO (First In-First Out) :
Bahan Baku yang tersedia :
01 Mei persediaan 5.000 kg @ Rp 1.200,00 = Rp 6.000.000,00
10 Mei pembelian 8.000 kg @ Rp 1.000,00 = Rp 8.000.000,00
23 Mei pembelian 7.000 kg @ Rp 1.500,00 = Rp 10.500.000,00
20.000 kg Rp 24.500.000,00
Bahan Baku yang terpakai :
15 Mei proses produksi ke I, 10.000 kg
28 Mei proses produksi ke II, 6.000 kg
16.000 kg = 5.000 x Rp 1.200,00 = Rp 6.000.000,00
8.000 x Rp 1.000,00 = Rp 8.000.000,00
3.000 x Rp 1.500,00 = Rp 4.500.000,00
Jumlah 16.000 Rp18.500.000,00
============
Metode Rata-rata sederhana :
Harga rata-rata : 1.200 + 1.000 + 1.500 = Rp 1.233,33
3
Jadi harga pokok bahan baku yang dipakai :
16.000 kg x Rp 1.233,33 = Rp 19.733.280,00
=============
Metode rata-rata tertimbang :
Harga rata-rata = Harga pembelian barang
Jumlah persediaan
= 24.500.000 = Rp 1.225,00
20.000
Jadi harga bahan baku yang terpakai = 16.000 x Rp 1.225,00 = Rp 19.600.000,00
=============
2) Pencatatan Perpetual
Metode FIFO
Pemakaian selama bulan Mei :
01 Mei persediaan 5.000 kg @ Rp 1.200,00
10 Mei pembelian 8.000 kg @ Rp 1.000,00
15 Mei pemakaian proses produksi ke I, 10.000 kg
5.000 kg @ Rp 1.200,00 = Rp 6.000.000,00
5.000 kg @ Rp 1.000,00 = Rp 5.000.000,00
Rp 11.000.000,00
Sisa 3.000 kg @ Rp 1.000,00
23 Mei pembelian 7.000 kg Rp 1.500,00
28 Mei pemakaian proses produksi ke II, 6.000 kg :
3.000 kg @ Rp 1.000,00 = Rp 3.000.000,00
3.000 kg @ Rp 1.500,00 = Rp 4.500.000,00
Rp 7.500.000,00+
Rp 18.500.000,00
=============
Metode rata-rata bergerak :
Harga rata-rata = Harga pembelian barang
Jumlah persediaan
= 24.500.000 = Rp 1.225,00
20.000
Jadi harga bahan baku yang terpakai = 16.000 x Rp 1.225,00 = Rp 19.600.000,00

BIAYA TENAGA KERJA

A. Pengertian Biaya Tenaga Kerja


Tenaga kerja adalah usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk kegiatan
produksi.
Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan imbalan yang diberikan oleh perusahaan
kepada tenaga kerja yang dapat dinilai dengan satuan uang atas pengorbanan yang
diberikannya untuk kegiatan produksi.
Gaji merupakan balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada pegawai tetap atau
pegawai kantor sedangkan upah adalah merupakan balas jasa yang diberikan kepada para
pekerja tidak tetap berdasarkan jasa kerja, hari kerja atau satuan jasa yang dihasilkan.

B. Penggolongan Biaya Tenaga Kerja


1. Penggolongan Tenaga Kerja Menurut Fungsi Pokok Dalam Perusahaan
a. Tenaga Kerja Bagian Produksi
b. Tenaga Kerja Bagian Pemasaran
c. Tenaga Kerja Bagian Umum dan Administrasi.
2. Penggolongan Tenaga Kerja Menurut Hubungannya dengan Produk
a. Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung menangani proses
produksi
b. Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang secara tidak langsung menangani
pengolahan bahan tetapi membantu atas penyelesaian produk dalam perusahaan.

C. Pembebanan Biaya Tenaga Kerja


Jumlah gaji dan uaph yang telah dihitung oleh petugas pembuat daftar gaji dan upah tersebut
kemudian dialokasikan/dibebankan ke masing-masing jenis biaya, dengn mendebet
masing-masing biaya dan mengkredit gaji dan upah.

Contoh Soal :
PT CENDRAWASIH
REKAPITULASI GAJI DAN UPAH
BULAN JANUARI 2016
Potongan Jumlah Gaji/Upah
Gaji dan Upah Gaji Kotor PPh 21 Astek Pinjaman Potongan bersih
(Rp) 10% (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1. Gaji bag. Produksi
- Langsung 3.080.000 308.000 154.000 100.000 562.00 2.518.000
- Tak langsung 3.700.000 370.000 185.000 75.000 0 3.070.000
2. Bag. Pemasaran 6.480.000 648.000 324.000 400.000 630.00 5.108.000
3.Bagian Administ. 3.600.000 360.000 180.000 300.000 0 2.760.000
& Umum 1.372.00
0
840.00
0
16.860.000 1.686.000 843.000 875.000 3.404.00 13.456.000
0

Berdasarkan data di atas jurnal yang diperlukan untuk pencatatan biaya tenaga kerja adalah
meliputi :
a. Saat mencatat gaji dan upah
b. Saat membayar gaji dasn upah
c. Saat membayar PPh Karyawan
d. Mencatat pengalokasian/pembebanan biaya gaji dan upah

a) Jurnal saat mencatat gaji dan upah


Gaji dan upah Rp 16.860.000,00
Utang PPh Karyawan Rp 1.686.000,00
Utang asuransi tenaga kerja Rp 843.000,00
Pinjaman karyawan Rp 875.000,00
Utang gaji dan upah Rp 13.456.000,00
b) Jurnal saat membayar gaji dan upah
Utang gaji dan upah Rp 13.456.000,00
Kas Rp 13.456.000,00
c) Jurnal saat membayar PPh Karyawan dan asuransi tenaga kerja
Utang PPh Karyawan Rp 1.686.000.00
Utang asuransi tenaga kerja Rp 843.000,00
Kas Rp 2.529.000,00
d) Jurnal untuk mencatat pengalokasian/pembebanan biaya gaji dan upah
BDP biaya tenaga kerja langsung Rp 3.080.000,00
BOP sesungguhnya Rp 3.700.000,00
Biaya Pemasaran Rp 6.480.000,00
Biaya administrasidan umum Rp 3.600.000,00
Gaji dan upah Rp 16.860.000,00

E. Pajak Penghasilan Karyawan


Untuk meningkatkan kesejahteraan pegawainya prusahaan yang sudah maju biasanya
menanggung sebagian atau seluruh PPh Karyawan, sehingga gaji dan upah akan betaambah
besar, yaitu sebesar jumlah gaji dan uaph menurut gaji dan upah ditambah dengan PPh yang
ditanggun perusahaan.
Penambahan jumlah gaji dan upah tersebut akan menambah jumlah utang gaji dan upah
kepada karyawan. PPh yang ditanggung perusahaan dalam pembebanan gai dan upah akan
diperlakukan sebagai berikut:
1. Pph karyawan dari tenaga kerja langsung dan tak langsung diperlakukan sebagai BOP
sesungguhnya
2. PPh karyawan dari pegawai pemasaran dan administrasi & umum, masing-masing
diperlakukan sebagai biaya penjualan dan biaya adminitrasi dan umum.

BIAYA OVERHEAD PABRIK


A. Pengertian Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik (BOP) atau biaya produksi tak langsung adalah biaya produksi
selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Dalam perhitungan harga pokok produk, BOP yang terjadi sangat sulit untuk dibebankan
langsung kepada produk sehingga BOP yang dibebankan kepada produk biasanya atas dasar
tarif BOP.
B. Jenis-jenis Biaya Overhead Pabrik
1. Biaya Bahan Penolong
2. Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
3. Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Pabrik
4. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
5. Biaya Asuransi pabrik
6. Biaya Jasa kepada Pihak Lain
7. Biaya Lain-lain Yang Sifatnya Tidak Langsung
Berdasarkan perilaku terhadap produksi, BOP digolongkan menjadi tiga macam yaitu :
1. BOP Variabel adalah BOP yang bertambah dan berkurang sebanding dengan perubahan
volume produksi, sehingga BOP per unit selalu tetap, meskipun ada perubahan volume
produksi. Contohnya Biaya bahan penolong, uang lembur.
2. BOP tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dan pada bata-batas tertentu tidak
terpengaruh oleh perubahan volume produksi sehingga totalnya selalu tetap walaupun volume
produksi berubah. Sebaliknya BOP per unit akan selalu berubah sebanding terbalik dengan
perubahan volume produksi. Contohnya Biaya penyusutan gedung pabrik, biaya penyusutan
mesin pabrik, biaya sewa gedung pabrik.
3. BOP semi variabel adalah BOP yang jumlahnya berubah secara tidak sebanding dengan
perubahan volume produksi. Biaya ini mengandung unsur tetap dan veriabel. Contohnya gaji
mandor bagian produksi, biaya pemeriksaan, biaya pemeliharaan mesin.
C. Menentukan Dasar Pembebanan BOP Kepada Produk
Dasar yang dipakai untuk pembebanan BOP kepada produk adalah sebagai berikut :
a. Satuan Produksi
b. Biaya bahan bakau
c. Biaya tenaga kerja langsung
d. Jam tenaga akerja langsung
e. Jam mesin
Menghitung Tarif BOP
Dalam menghitung tarif BOP yang telah ditetapkan/dipilih tarif BOP dapat dihitung sesuai
dengan dasar pembebanan masing-masing.
a. Atas Dasar Satuan Produk

Taksiran BOP
Tarif BOP per unit =
Taksiran satuan produk yang dihasilkan

Rumus BOP yang dibebankan kepada Produk

Tarif BOP per unit X unit yang dihasilkan pada periode yang bersangkutan

b. Atas Dasar Biaya Bahan Baku

Taksiran BOP
Tarif BOP = X 100%
Taksiran Biaya Bahan Baku

Besarnya BOP yang dibebankan pada produk adalah :


Tarif BOP X bahan baku yang dikeluarkan pada peride yang bersangkutan
( biaya bahan baku yang sesungguhnya terjadi)

c. Atas Dasar Biaya Tenaga Kerja Langung

Taksiran BOP
Tarif BOP = X 100%
Taksiran satuan produk yang dihasilkan

Rumus BOP yang dibebankan kepada Produk

Persentase tarif BOP X biaya tenaga kerja langsung yang sesungguhnya terjadi

d. Atas Dasar Jam Kerja Langsung

Taksiran BOP
Tarif BOP =
Taksiran jam kerja langsung

Rumus BOP yang dibebankan kepada Produk

Tarif BOP X jam kerja kerja langsung yang dapat dicapai pada periode yang
bersangkutan

e. Atas Dasar Jam Mesin

Taksiran BOP
Tarif BOP =
Taksiran jam mesin

Rumus BOP yang dibebankan kepada Produk

Tarif BOP X jam mesin yang dapat dicapai pada periode yang bersangkutan

Pembebanan Biaya Tenaga Kerja


Jumlah gaji dan uaph yang telah dihitung oleh petugas pembuat daftar gaji dan upah tersebut
kemudian dialokasikan/dibebankan ke masing-masing jenis biaya, dengn mendebet
masing-masing biaya dan mengkredit gaji dan upah.
Contoh Soal :
PT CENDRAWASIH
REKAPITULASI GAJI DAN UPAH
BULAN JANUARI 2016
Potongan Jumlah Gaji/Upah
Gaji dan Upah Gaji Kotor PPh 21 Astek Pinjaman Potongan bersih
(Rp) 10% (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1. Gaji bag. Produksi
- Langsung 3.080.000 308.000 154.000 100.000 562.00 2.518.000
- Tak langsung 3.700.000 370.000 185.000 75.000 0 3.070.000
2. Bag. Pemasaran 6.480.000 648.000 324.000 400.000 630.00 5.108.000
3.Bagian Administ. 3.600.000 360.000 180.000 300.000 0 2.760.000
& Umum 1.372.00
0
840.00
0
16.860.000 1.686.000 843.000 875.000 3.404.00 13.456.000
0
Berdasarkan data di atas jurnal yang diperlukan untuk pencatatan biaya tenaga kerja adalah
meliputi :
a. Saat mencatat gaji dan upah
b. Saat membayar gaji dasn upah
c. Saat membayar PPh Karyawan
d. Mencatat pengalokasian/pembebanan biaya gaji dan upah
a) Jurnal saat mencatat gaji dan upah
Gaji dan upah Rp 16.860.000,00
Utang PPh Karyawan Rp 1.686.000,00
Utang asuransi tenaga kerja Rp 843.000,00
Pinjaman karyawan Rp 875.000,00
Utang gaji dan upah Rp 13.456.000,00
b) Jurnal saat membayar gaji dan upah
Utang gaji dan upah Rp 13.456.000,00
Kas Rp 13.456.000,00
c) Jurnal saat membayar PPh Karyawan dan asuransi tenaga kerja
Utang PPh Karyawan Rp 1.686.000.00
Utang asuransi tenaga kerja Rp 843.000,00
Kas Rp 2.529.000,00
d) Jurnal untuk mencatat pengalokasian/pembebanan biaya gaji dan upah
BDP biaya tenaga kerja langsung Rp 3.080.000,00
BOP sesungguhnya Rp 3.700.000,00
Biaya Pemasaran Rp 6.480.000,00
Biaya administrasidan umum Rp 3.600.000,00
Gaji dan upah Rp 16.860.000,00

Anda mungkin juga menyukai