Anda di halaman 1dari 10

Modul Akuntansi Biaya 1

Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur

BAB 3
ALUR BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR

A. Gambaran Aliran Biaya Produksi


Bagaimanakah aliran biaya dari sebuah perusahaan manufaktur? Sesuai dengan karakteristik
kegiatan usahanya, perusahaan manufaktur disusun harus memperhitungkan biaya-biaya yang
muncul dalam kegiatan produksi perusahaan sehingga selain Harga Pokok Penjualan
perusahaan juga harus menghitung Harga Pokok Produksi. Harga pokok produksi dan harga
pokok penjualan menjadi bagian dari siklus biaya produksi dalam perusahaan manufaktur.
Perhatikan aliran biaya produksi berikut ini!

Sumber: Hongren (2009)


Gambar 3.1. Aliran biaya produksi

Aliran biaya produksi dapat dijelaskan sebagai berikut.


1. Tahap 1: Sediaan bahan baku langsung yang digunakan dalam proses produksi
sebesar $76,000. Nilai tersebut dihitung dari: sediaan awal bahan baku + pembelian
bahan baku – sediaan akhir bahan baku ($11,000 + $73,000 - $8,000).
2. Tahap 2: Selanjutnya biaya sediaan bahan baku langsung ($76,000) ditambah dengan
biaya tenaga kerja langsung ($9,000) dan biaya overhead pabrik ($20,000) menjadi
total biaya produksi yang terjadi di tahun 2009 ($105,000). Sediaan yang sudah

Mimin Nur Aisyah, Universitas Negeri Yogyakarta


Modul Akuntansi Biaya 2
Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur

digabungkan dengan tenaga kerja langsung dan overhead pabrik ini disebuat Barang
Dalam Proses.
3. Tahap 3: Harga pokok produksi $104,000 dihitung dengan rumus: persediaan barang
awal ($6,000) ditambah total biaya produksi ($105,000) dikurangi sediaan barang
akhir ($7,000). Informasi harga pokok produksi ini selanjutnya digunakan untuk
menghitung sediaan barang jadi yang tersedia untuk dijual. Sediaan barang jadi yang
tersedia untuk dijual diperoleh dari sediaan barang jadi awal ($22,000) ditambah
dengan sediaan barang jadi ($104,000), hasilnya $126,000.
4. Tahap 4: Untuk menghitung harga pokok penjualan: sediaan barang jadi yang siap
untuk dijual ($126,000) dikurangi dengan sediaan barang jadi akhir ($18,000),
hasilnya $108,000. Apabila diketahui penjualan sebsar $210,000 maka jumlah laba
kotor menjadi $102,000 ($210,000 - $108,000). Selanjutnya laba kotor dikurangi
dengan biaya periode sebesar $70,000 (seperti biaya pengembangan, biaya desain,
biaya pemasaran, biaya distribusi, biaya jasa konsumen), hasil laba bersih menjadi
$32,000.

B. Transaksi Keuangan Perusahaan Manufaktur


Siklus akuntansi (pencatatan dan pengikhtisaran) pada perusahaan manufaktur tidak
berbeda dengan siklus akuntansi perusahaan jasa dan dagang, yaitu:
1. Tahap Pencatatan, meliputi: pembuatan/penerimaan bukti transaksi, pencatatan
dalam jurnal dan pemindahbukuan (posting) ke buku besar.
2. Tahap Pengikhtisaran, meliputi: pembuatan neraca saldo, pembuatan neraca lajur
dan jurnal penyesuaian, penyusunan laporan keuangan, pembuatan jurnal penutup
dan pembuatan jurnal pembalik

C. Dokumen Transaksi
Dokumen transaksi untuk perusahaan manufaktur secara umum meliputi transaksi yang
menyangkut aktivitas produksi dan aktivitas penjualan hasil produksi. Dokumen transaksi
aktivitas penjualan perusahaan manufaktur pada dasarnya tidak berbeda dengan transaksi
yang digunakan perusahaan jasa dan dagang. Dokumen transaksi yang menyangkut
aktivitas produksi pada umumnya merupakan dokumen transaksi internal, antara lain:
1. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang sebagai bukti transaksi
pemakaian bahan baku atau bahan pembantu dalam proses produksi. 


Mimin Nur Aisyah, Universitas Negeri Yogyakarta


Modul Akuntansi Biaya 3
Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur

2. Kartu jam kerja atau kartu tugas, daftar gaji dan upah sebagai bukti pemakaian
tenaga kerja dalam proses produksi. 

3. Surat order produksi sebagai dokumen pelaksanaan pembuatan produk.
4. Laporan produk selesai sebagai dokumen pencatatan harga pokok yang
ditransfer
ke gudang produk jadi

D. Akun Buku Besar Perusahaan Manufaktur


Siklus akuntansi perusahaan manufaktur pada dasarnya tidak berbeda dengan siklus
akuntansi perusahaan jasa dan dagang. Untuk perusahaan manufaktur, pencatatan
persediaan khususnya persediaan bahan baku dan produk jadi, umumnya menggunakan
sistem perpetual. Sesuai dengan karakteristik kegiatan usaha manufaktur selain akun-akun
yang sifatnya umum seperti kas, piutang, utang dan sebagainya, di dalam buku besar
disediakan akun-akun yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengikhtisarkan biaya
produksi. Akun-akun yang dimaksud, yaitu:
1. Akun Sediaan Bahan Baku, sebagai tempat mencatat mutasi bahan baku. 

2. Akun Gaji dan Upah, sebagai tempat mencatat gaji dan upah yang terjadi pada
suatu periode, baik gaji dan upah bagian produksi maupun bagian penjualan dan
administrasi umum.
3. Akun Biaya Overhead Pabrik, sebagai tempat menampung biaya-biaya produksi
selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
4. Akun Barang Dalam Proses (BDP), sebagai tempat menampung biaya produksi
yang terjadi dalam suatu periode. Akun tersebut dapat dipecah menjadi BDP-
Biaya Bahan Baku, BDP-Biaya Tenaga Kerja, dan akun BDP-Biaya Overhead
Pabrik.
5. Akun Sediaan Produk Jadi, sebagai tempat mencatat harga pokok barang yang
belum selesai selama diproses pada akhir periode.
6. Akun Harga Pokok Penjualan, sebagai tempat mencatat harga pokok produk yang
dijual.

E. Prosedur Pencatatan Biaya Produksi


Prosedur pencatatan biaya produksi, secara garis besar meliputi:
1. Prosedur pencatatan penggunaan bahan baku

Mimin Nur Aisyah, Universitas Negeri Yogyakarta


Modul Akuntansi Biaya 4
Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur

Barang dalam proses Rp xxx


Sediaan bahan baku Rp xxx

2. Prosedur pencatatan tenaga kerja yang digunakan



Barang dalam proses Rp xxx
Biaya gaji Rp xxx

3. Prosedur Pencatatan Biaya Overhead Pabrik


Barang dalam proses Rp xxx
Sediaan bahan pembantu Rp xxx
Sediaan supplies kantor Rp xxx
Biaya gaji Rp xxx
Biaya penyusutan Rp xxx
Biaya lain-lain Rp xxx

*Catatan: Semua rekening yang dikredit dapat diganti dengan akun Biaya Overhead
Pabrik Dibebankan.

4. Prosedur pencatatan pemindahan produk selesai dari pabrik ke gudang produk jadi
Sediaan produk jadi Rp xxx
Barang dalam proses Rp xxx

5. Prosedur mencatat harga pokok barang yang dijual


Harga pokok penjualan Rp xxx
Sediaan produk jadi Rp xxx

Variasi dari jurnal-jurnal dasar di atas sangat dimungkinkan. Sepanjang perhitungan dan
pencatatan semua biaya mulai dari proses produksi hingga produk selesai dijual
menghasilkan perhitungan yang sama, perbedaan pencatatan jurnal tidak menjadi persoalan.

Alur prosedur pencatatan biaya produksi dapat digambarkan dalam hubungan akun-akun
buku besar seperti dibawah ini:

Mimin Nur Aisyah, Universitas Negeri Yogyakarta


Modul Akuntansi Biaya 5
Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur

Sediaan bahan baku


Sediaan barang dalam proses

Gaji dan upah Barang dalam proses


Sediaan produk jadi

Biaya overhead pabrik

HPP

Ikhtisar laba rugi


Penjualan

Gambar 3.2. Hubungan akun-akun buku besar

Perhatikan bagan diatas!


1. Bahan baku, tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang digunakan/dipakai dalam
proses produksi, dicatat debet akun Barang Dalam Proses

2. Harga pokok produk yang selesai diproses, dari akun Barang Dalam Proses dipindahkan
ke dalam akun Persediaan Produk Jadi
3. Harga pokok barang yang belum selesai di proses pada akhir periode, dipindahkan dari
akun Barang Dalam Proses ke dalam akun Persediaan Barang Dalam Proses. Kegiatan
tersebut biasanya dilakukan pada saat penyusunan neraca. 

4. Harga pokok produk yang dijual, dipindahkan dari akun Persediaan Produk Jadi ke
dalam akun Harga Pokok Penjualan (pencatatan sistem perpetual). 

5. Harga pokok barang yang dijual dalam suatu periode, dipindahkan dari akun Harga
Pokok Penjualan ke dalam akun Ikhtisar Laba Rugi.

Jurnal penyesuaian untuk perusahaan manufaktur digunakan untuk menyesuaikan akun


sediaan baik sediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.

F. Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur


Sama dengan perusahaan jasa dan dagang, perusahaan manufaktur juga menyusun
laporan laba rugi. Jika pada perusahaan dagang harga pokok penjualan dihitung
berdasarkan sediaan awal ditambah pembelian dan dikurangi sediaan akhir, pada

Mimin Nur Aisyah, Universitas Negeri Yogyakarta


Modul Akuntansi Biaya 6
Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur

perusahaan manufaktur harga pokok penjualan belum dapat ditentukan sebelum harga
pokok produksi diketahui. Harga pokok produksi adalah kumpulan biaya produksi selama
satu siklus akuntansi biaya. Berikut ini adalah ilustrasi perhitungan harga pokok produksi:

PT HIMALAYA
Laporan Harga Pokok Produksi
untuk tahun 2017

Bahan Baku
Sediaan bahan baku awal 28,000,000
Pembelian 84,600,000
Bahan baku siap digunakan 112,600,000
Sediaan bahan baku akhir 18,000,000
Bahan baku yang digunakan 94,600,000
Tenaga kerja langsung 88,400,000
Overhead pabrik:
Bahan baku penolong 13,600,000
Supplies 6,400,000
Gaji mandor 15,200,000
Tenaga kerja tidak langsung 9,000,000
Asuransi 7,400,000
Penyusutan 14,800,000
Listrik dan air 10,200,000
Pemeliharaan 5,600,000
Teknik produksi 7,000,000
Total overhead pabrik 89,200,000
Jumlah biaya produksi 272,200,000
Sediaan barang dalam proses awal 42,000,000
Harga pokok barang siap diproduksi 314,200,000
Sediaan barang dalam proses akhir 38,000,000
Harga Pokok Produksi 276,200,000

Setelah harga pokok produksi diketahui maka harga pokok penjualan dapat dihitung dengan
menambahkan harga pokok produksi dengan sediaan barang jadi awal dikurangi sediaaan
barang jadi akhir. Berikut ini ilustrasinya:

Mimin Nur Aisyah, Universitas Negeri Yogyakarta


Modul Akuntansi Biaya 7
Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur

PT HIMALAYA
Laporan Harga Pokok Penjualan
untuk tahun 2017

Sediaan barang jadi awal 90,000,000


Harga pokok produksi 276,200,000
Sediaan siap dijual 366,200,000
Sediaan barang jadi akhir 73,200,000
Harga Pokok Penjualan 293,000,000

Setelah harga pokok penjualan diketahui dan ditandingkan (match) dengan penjualan maka
diperoleh laba kotor. Laba kotor dikurangi dengan biaya usaha akan menghasilkan laba
usaha. Selanjutnya jika ditambah dengan dengan pendapatan di luar usaha dan dikurangi
biaya di luar usaha serta pos-pos luar biasa dan pajak maka akan dihasilkan laba bersih.
Laporan laba rugi perusahaan manufaktur dapat disusun sebagai berikut:
PT HIMALAYA
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
Untuk Tahun yang Berakhir 2017

Penjualan 600,000,000
Harga pokok penjualan 293,000,000
Laba kotor 307,000,000
Biaya penjualan 70,000,000
Biaya adm.&umum 85,000,000
Biaya bunga -5,000,000
Pajak final -22,200,000
127,800,000
Laba sebelum pajak 179,200,000
Pajak penghasilan -67,400,000
Laba periode berjalan 111,800,000

Penghasilan komprehensif lain


Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi
Keuntungan (kerugian) aktuaria 70,000,000
Pajak keuntungan aktuaria -500,000
69,500,000
Jumlah laba komprehensif periode berjalan 181,300,000

Catatan:
Seluruh laba periode berjalan dan laba komprehensif lain diatribusikan kepada
pemilik entitas

Mimin Nur Aisyah, Universitas Negeri Yogyakarta


Modul Akuntansi Biaya 8
Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur

PT HIMALAYA
Laporan Perubahan Posisi Keuangan
31 Desember 2017

ASET
Aset Lancar
Kas 28,600,000
Deposito 7,000,000
Piutang 15,000,000
Persediaan 16,000,000
Biaya dibayar dimuka 2,500,000
Total Aset Lancar 69,100,000

Aset Tetap
Aset tetap 206,000,000
Properti investasi 47,000,000
Aset tidak berwujud 53,500,000
Aset pajak tangguhan 5,700,000
Total Aset tetap 312,200,000
Total Aset 381,300,000

LIABILITAS DAN EKUITAS


Liabilitas
Liabilitas jangka panjang 47,000,000
Liabilitas jangka pendek 53,000,000
Jumlah Liabilitas 100,000,000

Ekuitas
Modal saham 50,000,000
Laba ditahan 231,300,000
Jumlah Ekuitas 281,300,000
Total Liabilitas dan Ekuitas 381,300,000

Mimin Nur Aisyah, Universitas Negeri Yogyakarta


Modul Akuntansi Biaya 9
Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur

PT HIMALAYA
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun yang Berakhir 2017

Arus Kas dari Aktivitas Operasi:


Penerimaan dari pelanggan 177,000,000
Pembayaran kepada pihak ketiga -141,000,000
Pembayaran kepada karyawan -14,000,000
Kas yang dihasilkan dari operasi 22,000,000
Pembayaran bunga -4,000,000
Pembayaran pajak -3,400,000
Arus kas bersih dari aktivitas operasi 14,600,000

Arus Kas dari Aktivitas Investasi:


Pencairan (penempatan) dana yang dibatasi penggunaannya -500,000
Perolehan aset tetap dan properti investasi -11,000,000
Hasil pelepasan aset -
Arus kas bersih dari aktivitas investasi -11,500,000
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan:
Penerimaan pinjaman bank 12,500,000
Pembayaran utang sewa pembiayaan -1,000,000
Pembayaran pinjaman bank -14,000,000
Arus kas dari aktivitas pendanaan -2,500,000

Kenaikan (penurunan) kas dan setara kas bersih 600,000


Selisih kurs belum direalisasi -
Kas dan setara kas awal tahun 28,000,000
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun 28,600,000

Mimin Nur Aisyah, Universitas Negeri Yogyakarta


Modul Akuntansi Biaya 10
Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur

PT HIMALAYA
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Tahun yang Berakhir 2017

Saldo laba ditahan 1 Januari 2017 50,000,000


Laba periode berjalan 111,800,000
Penghasilan komprehensif lain periode berjalan 69,500,000
Saldo laba ditahan 31 Desember 2017 231,300,000

G. Jurnal Penutup
Jurnal penutup untuk perusahaan manufaktur tidak jauh berbeda dengan jurnal penutup
pada perusahaan jasa maupun dagang. Hal yang membedakan pada jurnal penutup
perusahaan manufaktur adalah akun yang terkait dengan kegiatan produksi harus ditutup.
Akun “Ikhtisar Harga Pokok Produksi” digunakan untuk menutup semua akun yang ada
dalam laporan harga pokok produksi. Seperti telah dijelaskan di awal pada materi biaya
overhead pabrik (BOP), perusahaan manufaktur pada umumnya membuat estimasi BOP
sehingga pada akhir periode akan muncul perbedaan antara BOP yang dianggarkan
dengan BOP yang sesungguhnya. Akun BOP yang dianggarkan ini harus ditutup. Jurnal
penutup untuk transaksi tersebut adalah:

31 Des Biaya overhead pabrik dianggarkan Rp xxx


Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp xxx

Mimin Nur Aisyah, Universitas Negeri Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai