Anda di halaman 1dari 8

Mazid

Senin, 05 Desember 2016

Makalah Psikologi Sosisal Tentang Sikap

I. PENDAHULUAN

Sikap merupakan masalah yang penting dan menarik dalam lapangan psikologi, khususnya psikologi
social. Bahkan ada sementara ahli yang berpendapat bahwa psikologi social menempatkan masa lagi
sikap sebagai problem sentralnya. Seperti yang dikemukakan oleh Krech dan Crutchfield.

“As We have already indicated, attitudes lie behind many of the significant and dramatic instances of
man’s behavior. It is for this reason that many psychologists regard the study of attitude as the central
problem of social psychology”.

Pendapat tersebut kiranya cukup beralasan bila dilihat dari segi pentingnya masalah sikap dikaitkan
dengan perilaku atau perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sikap yang ada pada seseorang
akan memberikan warna atau corak pada perilaku atau perbuatan orang yang bersangkutan. Dengan
mengetahui sikap seseorang orang dapat menduga bagaimana respon atau perilaku yang akan diambil
oleh orang yang bersangkutan, terhadap sesuatu masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya.
Jadi dengan mengetahui sikap seseorang, orang akan mendapatkan gambaran kemungkinan perilaku
yang timbul dari orang yang bersangkutan. Keadaan ini menggambarkan hubungan sikap dengan
perilaku.[1]

II. RUMUSAN MASALAH

A. Apa yang dimaksud dengan sikap?

B. Bagaimana struktur sikap?

C. Bagaimana ciri-ciri sikap?

D. Bagaimana proses pembentukan dan pengubahan sikap?

E. Apa perbedaan antara sikap dan perilaku?

III. PEMBAHASAN

A. Pengertian Sikap
Istilah sikap yang dalam bahasa Inggris disebut “attitude” pertama kali digunakan oleh Herbert Spencer
(1862), yang menggunakan kata ini untuk menunjukkan suatu status mental seseorang. Kemudian pada
tahun 1888 Lange menggunakan konsep ini dalam suatu eksperimen laboratorium. Kemudian konsep
sikap secara popular digunakan oleh para ahl sosiologi dan psikologi. Bagi para ahli psikologi, perhatian
terhadap sikap berakar pada alasan perbedaan individual.[2]

Beberapa Definisi Tentang Sikap

1. L.L. thurstone (1946)

Sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negative yang berhubungan dengan
obyek psikologi. Obyek psikologi disini meliputi: symbol, kata-kata, slogan, oran, lembaga, ide, dan
sebagainya.

2. Zimbardo dan Ebbesen

Sikap adalah suatu predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, idea tau obyek yang
berisi komponen-komponen kognitif, afektif, dan behavior.

3. D. Krech and RS. Crutchfield

Sikap adalah organisasi yang tetap dari proses motivasi, emosi, persepsi atau pengamatan atau suatu
aspek dari kehidupan individu.

4. John H. Harvey dan William P. Smith

Kesiapa merespon secara konsisten dalam bentuk positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.

5. Gerungan

Pengertian attitude dapat diterjemahkan denga kata sikap terhadap obyek tertentu, yang dapat
merupakan sikap, pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap mana yang disertai oleh kecenderungan
untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap obyek tersebut. Jadi attitude itu lbih diterjemahkan
sebagai sikap dan kesediaan beraksi terhadap suatu hal.

Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian tentang sikap, namun ada beberapa cirri yang dapat
disetujui. Sebagian ahli dan peneliti sikap setuju bahwa sikap adalah predisposisi yang dipelajari yang
mempengaruhi tingkah laku, berubah dalam intensitasnya, biasanya konsisten sepanjang waktu dalam
situasi yang sama, dan komposisinya hampir selalu kompleks. Sehubungan dengan itu pula penulis
cenderung untuk mengemukakan pengertian sikap sebagai berikut: Sikap adalah kesiapan merespon
yang sifatnya positif atau negative terhadap obyek atau situasi secara konsisten.

Demikianlah, sikap adalah konsep yang membantu kita untuk memahami tingkah laku. Sejumlah tingkah
laku dapat merupakan cerminan atau manifestasi dari sikap yang sama.[3]
B. Struktur Sikap

Sikap mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap:

1. Komponen Kognitif (Komponen Perseptual)

Yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap.

2. Komponen Afektif (Komponen Emosional)

Yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang terhadap objeks ikap. Rasa senang merupakan
hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negative. Komponen ini menunjukan
arah sikap, yaitu positif dan negative.

3. Komponen Konatif (komponen Perilaku)

Yaitu komponen yang berhubungan dengan kecendrungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini
menunjukan intensitas sikap, yaitu menunjukan besar kecilnya kecendrungan bertindak atau berperilaku
seorang terhada pobjek sikap.[4]

C. Ciri-ciri Sikap

Menurut Bimo Walgito ada beberapa cirri dari sikap, yaitu sebagai berikut:

1. Sikap tidak dibawa orang sejak Ia dilahirkan, tetapi dibentuk atau dipelajarinya sepanjang
perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat
motif-motif biogenetis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat, dll. Penggerak kegiatan manusia
yang menjadi pembawaan baginya, dan yang terdapat padanya sejak dilahirkan.

2. Sikap dapat berubah-ubah, karena itu sikap dapat dipelajari orang atau sebaliknya, sikap dapat
dipelajari sehingga sikap dapat berubah pada sesorang bilater dapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat
tertentu yang mempermudah berubahnya sikap pada orang itu.

3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap suatu objek,
dengan kata lain sikap terbentuk, dipelajari, atau berubah senantiasa berkaitan dengan suatu objek
tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

4. Objek sikap dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal
tersebut. Jadi, sikap dapat berkaitan dengan suatu objek saja tetapi juga berkaitan dengan sederetan
objek yang serupa.

5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat inilah yang membeda-bedakan
sikap dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.
Pengetahuan mengenai suatu objek tidak sama dengan sikap terhadap objek itu. Pengetahuan saja
belum menjadi penggerak, sebagaimana pada sikap. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi
sikap terhadap objek tersebut apabila pengetahuan itu disertai dengan kesiapan untuk bertindak sesuai
dengan pengetahuan terhadap objek itu. Sikap mempunyai segi motivasi, berarti segi dinamis menuju ke
suatu tujuan. Sikap dapat merupakan suatu pengetahuan, tetapipengetahuan yang disertai kesediaan
dan kecenderungan bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Dalam hal ini sikap juga berbeda dari kebiasaan tingkahlaku. Kebiasaan tingkah laku itu hanya
merupakan kelangsungan tingkah laku yang otomatis berlangsung dengan sendirinya dan yang
bermaksud untuk melancarkan atau mempermudah hidup saja. Akan tetapi sebaliknya mungkin sekali
bahwa adanya sikap itu dinyatakan oleh kebiasaan tingkah laku tertentu.

Terdapat perbedaan anatara sikap individual dan sikap sosial, bahwa sikap social itu dimiliki oleh
sekelompok orang. Sedangkan sikap social dinyatakan oleh tingkah laku khas yang berulang-ulang
dilakukan terhadap objek sosial. Untuk sekedar lebih jelas lagi bagaimana rupa sikap sosial yang
dilakukan oleh tingkah laku berulang-ulang itu dimisalkan beberapa contoh, suatu kelompok dapat
memiliki sikap sosial yang dapat dirumuskan sebagai berikut: “kau harus menghormati benderamu” atau
“kau harus menjadi seorang anggota kelompok yang baik” atau “kau harus solider terhadap kawan-
kawanmu sekelompok ditengah kesulitan yang dihadapi kelompok” dst. Sikap tersebut menyatakan
dirinya didalam tindakan-tindakan anggotanya.

D. Proses Pembentukan dan Pengubahan Sikap

Sikap timbul karena ada stimulus. Terbentuknya suatusi kap banyak dipengaruhi oleh lingkungan social
dan kebudayaan, seperti keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Keluarga mempunyai
peranan penting dalam membentuk sikap seseorang. Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Akan
tetapi, tidak berarti bahwa orang yang diam saja tidak bersikap. Ia bersikap juga, hanya bentuknya diam.
[5]

1. Pembentukan Sikap

Pembentukan attitude tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan sembarangan saja. Pembentukannya
senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan berkaitan dengan objek tertentu. Interaksi social
didalam kelompok maupun diluar kelompok dapat mengubah atau membentuk attitude yang baru. Yang
dimaksudkan interaksi diluar kelompok adalah interaksi dengan hasil buah kebudayaan manusia yang
sampai kepadanya melalui media komunikasi seperti surat kabar, radio, televise, buku dan risalah.[6]

2. Pengubahan Sikap
Sikap seseorang tidak selamanya tetap, dapat berkembang ketika mendapat pengaruh, baik dari dalam
maupun dari luar yang bersifat positif dan mengesan. Sikap seseorang dapat dibentuk ataupun diubah
melalui beberapa cara antara lain sebagai berikut :

a) Adopsi

Kejadian dan peristiwa yang terjadi secara berulang-ulang dan terus menerus secara bertahap diserap
dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya sikap.

b) Diferensiasi

Karena adanya perkembangan pengalaman, inteligensi, dan pengetahuan, ada hal yang semula dianggap
sejenis, kini dianggap tersendiri dan lepas dari jenisnya (yang sudah dikelompokkan terdahulu). Objek
tersebut dapat terbentuk pula sikap sendiri.

c) Integrasi

Pembentukan sikap terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berkaitan
dengan suatu halter tentu sehingga terbentuk sikap mengenai hal tersebut.

d) Trauma

Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba dan mengejutkan yang meninggalkan kesan mendalam pada
jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.

e) Generalisasi

Pengalaman traumatik yang dialami seseorang pada beberapa hal tertentu dapat menimbulkan sikap
negative pada semua hal yang sejenis.[7]

E. Perbedaan antara Sikap danPerilaku

1. Sikap

Menurut Sarlito Warawan Sarwono, dalam bukunya Psikologi social: sikap merupakan salah satu pokok
bahasan yang penting dalam psikologi social, para pakar tidak selalu sepakat tentang definisinya.

Attitude is a favourable or unfavourable evaluative reaction to ward something or someone, exhibited in


one’s belief. Feeling or intended behavior (Myers,1996). Myers menyatakan bahwa sikap dalah suatu
reaksi nilai yang bisa disukai atau tidak disukai untuk melindungi sesuatu atau seseorang, ditunjukkan
dalam perasaan atau keinginan bersikap.

An attitude is a disposition to respond favourably or unfavourably to an object, person, institution or


event (Azjen, 1998). Sedangkan Azjen menyatakan sebuah sikap adalah sebuah kecenderungan untuk
merespon secara suka atau tidak suka kepada sebuah objek, orang, lembaga atau kejadian.
Attitude is a psichologycal tendency that is expressed by evaluating a particular entity with some degree
of favour or disfavor (Eagly and Chaiken, 1997).mereka berpendapat bahwa sikap adalah sebuah
kecenderungan psikologi yang diekspresikan dengan penilaian sebuah identitas tertentu dengan
beberapa tingkatan yang disukai atau tidak disukai.

Dari definisi-definisi tersebut, tampak bahwa meskipun ada perbedaan, semua sependapat bahwa cirri
khas dari sikap adalah:

§ Mempunyai objek tertentu (orang, perilaku, konsep, situasi, benda, dan sebagainya)

§ Mengandung penilaian (setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka).

Ada tiga macam sikap, yaitu:

a. Negatif: isi ajaran dan penganutnya tidak diharga. Isi ajaran dan penganutnya hanya dibiarkan saja
karena dalam keadaan terpaksa. Contoh: PKI atau orang-orag yang beraliran komunis di Indonesia pada
zman Indonesia baru merdeka.

b. Positif: isi ajarannya ditolak namun penganutnya diterima dan dihargai. Contoh: anda beragama
islam wajib menolak agama lain didasari pada keyakinan pada ajaran agama anda, tetapi penganutnya
atau manusianya anda hargai.

c. Ekumenis: isi ajaran dan agamanya dihargai, karena dalam ajaran mereka itu terdapat unsur-unsur
kebenaran yang berguna untuk memperdalam pendirian dan kepercayaan sendiri. Contoh: anda dengan
teman anda sama-sama beragama Islam atau Kristen tetapi berbeda aliran atau paham.

2. Perilaku

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tinkah laku manusia atau human behavior. Bentuk tingkah laku
manusia adalah segala aktivitas, perbuatan dan penampilan diri sepanjang hidupnya. Bentuk tigkahlaku
manusia adalah aktivitas individu denganrelasinya dalam lingkunganny behavior (tingkah laku) adalah
reaksi total,motor dan kelenjar yang digerakkan sewaktu organisme kepada sesuatu situasi yang dihadap
(Veithzal Rivai, kepemimpinan dan perilaku organisasi).

Setelah lama membangun teori dan dilakukan penelitian, yang disepakati bahwa perilaku adalah:

Perilaku adalah akibat. Contoh: seorang yang akan dipecatdari perusahaan akan bekerja keras mencari
lowongan kerja untuk mempertahaankan hidupnya.

Perilaku diarahkan oleh tujuan. Contoh: seorang manajer yang melihat tingkah efektifitas kerja
bawahanya rendah karena pendidikannya yang rendah maka diperlukan pelatihan atau kursus untuk
meningkatkan produktifitasnya.

Perilaku yang diamati bisa diukur. Contoh: membuat laporan, membuat program.

Perilaku yang idak dapat secara langsung diamati. Contoh: berpikir.


Perilaku dimotivasi atau didorong. Contoh: seseorang akan termotivasi dengan adanya sesuatu yang
lebih baik.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa perilaku menghasilkan sikap dalam arti kata perilaku adalah sesuatu
sifat yang ada dalam diri kita yang melahirkan sikap.[8]

IV. KESIMPULAN

Sikap merupakan masalah yang penting dan menarik dalam lapangan psikologi, khususnya psikologi
social. Bahkan ada sementara ahli yang berpendapat bahwa psikologi social menempatkan masa lagi
sikap sebagai problem sentralnya. Dan sikap adalah konsep yang membantu kita untuk memahami
tingkah laku. Sejumlah tingkah laku dapat merupakan cerminan atau manifestasi dari sikap yang sama.

Sikap memiliki tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu: Komponen Kognitif (Komponen
Perseptual), Komponen Afektif (Komponen Emosional), Komponen Konatif (komponen Perilaku). Selain
itu sikap juga memiliki beberapa cirri-ciri, diantaranya: Sikap tidak dibawa orang sejak Ia dilahirkan, Sikap
dapat berubah-ubah, Sikap tidak berdiri sendiri, Objek sikap dapat merupakan suatu hal tertentu, Sikap
mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan.

Proses pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan sembarangan saja.
Pembentukannya senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan berkaitan dengan objek tertentu.
Interaksi social didalam kelompok maupun diluar kelompok dapat mengubah atau membentuk sikap
yang baru. Sikap seseorang dapat dibentuk ataupun diubah melalui beberapa cara antara lain sebagai
berikut: Adopsi, Diferensiasi, Integrasi, Trauma, dan Generalisasi

V. PENUTUP

Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan
bagi kita semua. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan. Untuk itu kritik dan saran
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Terima kasih

[1]BimoWalgito, PsikologiSosialSuatuPengantar, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta), 1990, hal. 107-108

[2] Abu Ahmadi, dkk, PSIKOLOGI SOSIAL, (Jakarta: PT. RINEKA CIPTA) 1999, cet. 2, hlm. 161

[3] Abu Ahmadi, dkk, PSIKOLOGI SOSIAL… hlm. 163-164

[4]BimoWalgito, Psikologi Sosial suatu Pengantar, (Yogyakarta : Andi Yogyakarta), 1978, hal. 111
[5]BambangSamsulArifin, PsikologiSosial, (Bandung: PustakaSetia), 2015, hal. 133

[6]Gerungan, PsikologiSosial,(Bandung: Dipl. Psych), 1964, hal. 160-169

[8] https://www.nurkhairat.blogspot.co.id/2013/03/sikap-dan-perilaku-sosial.html?m=1 diunduh pada


29-03-2016 pukul 22:03

Ilma Mail di 18.14

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Foto saya

Ilma Mail

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai