Disusun Oleh:
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. atas limpahan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kami tentang “Sikap dan Kepuasan Kerja”.
Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perilaku Organisasi yang
diampu oleh Ibu Lutfi Nurfita S. E., M.E. Tidak lupa pula kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah kami kedepannya. Kami berharap semoga makalah yang kami susun
dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sikap dan perilaku?
2. Apa saja komponen sikap dan tipe-tipe sikap kerja?
3. Bagaimana hubungan antara sikap dan perilaku?
4. Apa saja sikap kerja yang utama ?
5. Apa yang dimaksud kepuasan kerja?
6. Apa saja faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja?
7. Bagaimana cara mengukur kepuasan kerja?
8. Bagaimana respons pekerja atas ketidakpuasan kerja?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penertian dari sikap dan perilaku
2. Untuk mengetahui komponen sikap dan tipe-tipe sikap kerja
3. Untuk mengetahui hubungan antara sikap dan perilaku
4. Untuk mengetahui sikap kerja yang utama
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
6. Untuk mengetahui cara mengukur kepuasan kerja
7. Untuk mengetahui respons pekerja atas ketidakpuasan kerja
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri
yang mempunyai bentangan arti yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian
tersebut bisa disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh
pihak luar.3 Di sisi lain, perilaku dalam pengertian umum mengacu pada setiap
tindakan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup. Perilaku dapat diartikan
sebagai keadaan mental seperti suatu pendapat, pemikiran, atau tindakan yang
mencerminkan berbagai aspek fisik dan non fisik. Pada dasarnya perilaku dapat
diamati melalui sikap dan tindakan. Namun bukan berarti bentuk perilaku hanya dapat
dikenali berdasarkan sikap dan tindakan, tindakan juga bisa bersifat laten berupa
pengetahuan, motivasi, dan kesadaran.
Sikap dan perilaku saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Meskipun
seseorang memiliki sikap yang positif terhadap suatu objek, namun tidak selalu berarti
ia akan menunjukkan perilaku yang sesuai dengan sikap tersebut. Beberapa faktor
1
R. Nuruliah Kusumasari. Lingkungan Sosial Dalam Perkembangan Psikologis Anak. Bandung. 2015. Hal 33
2
Alisuf, M. Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya 2010
3
Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. 2003
seperti norma sosial, kendala-kendala praktis, dan faktor-faktor situasional dapat
memengaruhi hubungan antara sikap dan perilaku. Sikap dan perilaku memegang
peranan penting tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari individu tetapi juga dalam
situasi sosial yang lebih luas. Sikap positif terhadap nilai-nilai seperti kerja keras,
toleransi dan kerjasama dapat membentuk kepribadian yang baik dan menciptakan
hubungan yang harmonis dengan orang lain.
B. Komponen Sikap
Sikap adalah penilaian subjektif terhadap objek, individu, atau situasi tertentu
yang mempengaruhi perilaku seseorang. Untuk memahami sikap dengan lebih
mendalam, penting untuk mengetahui komponen-komponen yang membentuk sikap
serta berbagai tipe sikap yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
makalah ini, akan dibahas secara mendalam mengenai komponen-komponen sikap
dan tipe-tipe sikap yang relevan. sikap sendiri terdiri atas tiga komponen utama,
yaitu :
a. Komponen Kognitif
b. Komponen Afektif,
c. Komponen Konatif,
Sikap pada dasarnya merupakan hasil dari proses sosialisasi dan interaksi
seseorang dengan lingkungannya, yang merupakan perwujudan dari pikiran, perasaan
seseorang serta penilaian terhadap obyek, yang didasarkan pada pengetahuan,
pemahaman, pendapat dan keyakinan dan gagasan-gagasan terhadap suatu obyek
sehingga menghasilkan suatu kecenderungan untuk bertindak pada suatu obyek.
5
Ibid. hal 72
Perilaku merupakan cerminan kongkret yang tampak dalam sikap, perbuatan dan kata-
kata yang muncul karena proses pembelajaran, rangsangan dan lingkungan.
Sekilas terlihat bahwa sikap dan perilaku memiliki kesamaan. Oleh karena itu,
psikolog sosial, seperti Morgan dan King, Howard dan Kendler, serta Krech dkk.,
mengatakan bahwa antara sikap dan perilaku adalah konsisten. Seharusnya, sikap
adalah konsisten dengan perilaku, akan tetapi karena banyaknya faktor yang
mempengaruhi perilaku, maka dapat juga sikap tidak konsisten dengan perilaku.
Terdapat faktor dari luar diri manusia yang membuat sikap dan perilaku tidak
konsisten. Faktor tersebut adalah sistem nilai eksternal yang berada di masyarakat,
diantaranya norma, politik, budaya, dan sebagainya.6
Sikap kerja merupakan salah satu aspek penting dalam psikologi individu dan
perilaku organisasi. Sikap kerja juga merupakan evaluasi positif atau negatif yang
dimiliki oleh karyawan tentang aspek-aspek kerja mereka. Disatu sisi, mencerminkan
keberhasilan yang diinginkan oleh manajer untuk di tingkatkan. Namun, di sisi lain,
sikap tersebut juga dapat menjadi tanda dan potensi masalah lain. Sikap seseorang
terhadap pekerjaan dan organisasi dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap
kinerja, kepuasan kerja, serta loyalitas terhadap organisasi. Rendahnya tingkat
kepuasan kerja dapat menjadi indikator keinginan pekerja untuk meninggalkan
6
hal 16-17 hubungan antara sikap, minat, dan perilaku manusia. Dr. Yayat suharyat, m.pd. region volume I. No.
3. September 2009).
pekerjaan. Oleh karena, itu manajer perlu memahami penyebab dan konsekuensi dari
sikap kerja ini.
7
Chandra W, 2016, Perilaku Organisasi, (Medan: Lembaga Peduli Peengembangan Pendidikan Indonesia), h.
200-201.
Merupakan pelengkap emosional dan keyakinan dalam nilai-nilainya pada
organisasi. Contoh: seorang manajer proyek memiliki komitmen aktif terhadap
tim dan perusahaan karena keterlibatannya dengan visi proyek, serta pada
kolaborasi dan keberhasilan bersama.
Merupakan nilai ekonomi yang dirasa sebagai akibat dari bertahan dalam suatu
organisasi bila dibandingkan dengan meninggalkan organisasi tersebut. Contoh:
seorang karyawan mungkin mempunyai komitmen pada perusahaan karena
mereka dibayar tinggi dan merasa bahwa mengundurkan diri dari perusahaan
akan menghancurkan keluarganya.
Merupakan kewajiban untuk tetap tinggal dalam organisasi karena alasan moral
atau etis. Contoh: seorang karyawan yang mempelopori inisiatif baru, mungkin
bertahan dengan seorang perusahaan karena apabila mereka keluar akan
meninggalkan perusahaan dalam kesukaran atau dalam keadaan sulit.
E. Kepuasan Kerja
a. Pengertian Kepuasan Kerja
8
Robbins S.P. and Judge T.A., 2011, “Organizational Behavior Fourteenth Edition”, (New Jersey: Prentince Hall),
h. 110.
kebutuhan diri pegawai dengan tuntutan pekerjaan akan memberikan keselarasan
dalam pemenuhan akan kepuasa kerja.
Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap
individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem
nilai-nilai yang berlaku pada dirinya.10
Terdapat beberapa cara pengukuran kepuasan kerja baik dari dari segi analisa
statistik maupun dari segi pengumpulan datanya. Informasi yang didapat dari
kepuasan kerja ini biasanya melalui tanya jawab secara perorangan, dengan angket
maupun dengan pertemuan kelompok kerja.
Dalam metode angka nilai global tunggal ini tidak lebih dari meminta
individu-individu untuk meminta karyawan untuk menjawab beberapa
pertanyaan terkait dengan variabel-variabel relevan yang mempengaruhi
kepuasan kerja tersebut. Metode ini dapat mengenali unsur-unsur utama dalam
suatu pekerjaan dan menanyakan perasaan karyawan mengenai tiap unsur
tersebut. Unsur yang sering digunakan melibatkan faktor-faktor seperti sifat
dasar pekerjaan, kompesasi, sikap pimpinan, peluang promosi, dan interaksi
dengan rekan kerja. Faktor-faktor ini dinilai menggunakan suatu standar dan
kemudian diakumulasikan untuk membentuk skor keseluruhan kepuasan kerja.
faktor-faktor yang menentukan kepuasan kerja karyawan, oriza farda putri wijaya, jurnal
10
Pada dasarnya tingkat kepuasan kerja berbeda-beda pada setiap orang, dan
tingkat kepuasan tersebut berbeda-beda tergantung pada nilai-nilai yang dianut
seseorang. Semakin banyak aspek pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu,
semakin tinggi pula kepuasan yang dirasakan. Kepuasan kerja seseorang secara
keseluruhan adalah jumlah kepuasan kerjanya (dari setiap aspek pekerjaan) dikalikan
dengan pentingnya aspek pekerjaan tersebut bagi orang tersebut. puas atau tidaknya
seseorang terhadap pekerjaannya ditentukan oleh bagaimana orang tersebut
memandang kesesuaian antara keinginannya dengan hasil. Tergantung bagaimana cara
mengenalinya. Kepuasan kerja diartikan sebagai sikap positif seorang karyawan
terhadap pekerjaan, termasuk perasaan dan perilakunya, dengan menilai pekerjaan
seseorang sebagai rasa syukur atas pencapaian salah satu nilai penting pekerjaan,
dapat kita simpulkan ada.
12
Askar Yunianto. Analisis Perilaku Voice Sebagai Moderator Hubungan Antara Ketidakpuasan Kerja Dan
Kreativitas. Semarang. 2007. hal 20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sikap dan perilaku adalah dua konsep yang saling terkait dan memiliki
dampak yang signifikan dalam kehidupan manusia. sikap dapat mempengaruhi
perilaku seseorang secara langsung, namun faktor-faktor lain seperti norma sosial,
nilai-nilai pribadi, dan pengalaman juga turut berperan dalam menentukan perilaku
individu. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengembangkan kesadaran diri
yang kuat tentang sikap dan perilaku kita sendiri karena dengan pemahaman
mendalam tentang hubungan antara sikap dan perilaku memberikan wawasan yang
bagi upaya-upaya pengembangan diri dan pembentukan komunitas yang lebih baik.
Sedangkan kepuasan kerja adalah faktor krusial yang memengaruhi kinerja
individu dan produktivitas organisasi secara keseluruhan. Dan tingkat kepuasan kerja
berpengaruh besar pada kinerja di tempat kerja dan juga pada perusahaan secara
keseluruhan. Oleh karena itu, manajemen organisasi perlu mengambil langkah-
langkah strategis untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan, seperti menyediakan
pelatihan yang tepat, memberikan penghargaan yang adil, dan mempromosikan
komunikasi yang terbuka. Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan kepuasan
kerja bukan hanya akan memberikan manfaat bagi karyawan secara individual, tetapi
juga akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan berkelanjutan.
B. Saran
Dengan selesainya makalah mengenai Sikap dan Kepuasan Kerja ini, penulis
berarap makalah ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebagai pembelajaran.
Penulis menyadari masih adanya kekurangan, maka dari itu kami meminta saran dari
pembaca agar dapat lebih baik dalam pembuatan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Alisuf, M. (2010). Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya
Askar Yunianto. (2007). Analisis Perilaku Voice Sebagai Moderator Hubungan Antara
Ketidakpuasan Kerja Dan Kreativitas. Semarang
Donni J. P. & Suwatno H. (2001). Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis
Bandung: Alfabeta
faktor-faktor yang menentukan kepuasan kerja karyawan, oriza farda putri wijaya, jurnal
manajemen vol 2. No 2 januari 2017
http://lukmancoroners.blogspot.com/2010/05/sikap-dan-kepuasan-kerja.html
http://priscaholi-perilakuorganisasi.blogspot.com/2014/03/nilai-sikap-dan-kepuasan-
kerja.html
https://siak.stiemp.ac.id/_el/upload/401077601/materi_2_po_sikap_dan_kepuasan_kerja.pdf
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Robbins S.P. and Judge T.A. (2011) Organizational Behavior Fourteenth Edition. New Jersey:
Prentince Hall
Robbins, Stephen P. & Timothy A. Judge. (2009). Organizational Behavior. 13 Three Edition,
USA: Pearson International Edition, Prentice -Hall.
Sudaryono. (2016) Manajemen Pemasaran Teori dan Implementasi, C.V Andi Offset,
Yogyakarta.