Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Sikap Kerja”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

Sean P.P Gogani 20111101181

Mitha N Tavadjio 20111101223

Liliany Tatambihe 20111101230

Astrid Maria Womorisi 2011110225

Miselly Mega Putri Pondaag 20111101209

Aurelia M Kodongan 20111101166

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas pertolongan-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah diberikan
sebelumnya. Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ergonomi tentang
materi “Sikap Kerja”.

Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi
mahasiswa yang ingin mengetahui tentang materi “Sikap Kerja”. Bila terdapat kekurangan
dalam pembuatan makalah ini kami mohon maaf, karena kami menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna untuk itu kami menerima saran dan kritik yang bersifat membangun
demi perbaikan ke arah yang lebih baik. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Manado, 25 April 2023

Penulis,

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
A. Teori tentang sikap dan prilaku.........................................................................................6
B. Ciri Ciri Sikap....................................................................................................................8
C. Tipe Sikap..........................................................................................................................9
D. Macam-macam dari Sikap Kerja.......................................................................................9
E. Komponen Pembentuk Sikap...........................................................................................11
F. Faktor yang mempengaruhi Bentuk Sikap.......................................................................12
G. Indikator-indikator Sifat Kerja........................................................................................13
BAB III.....................................................................................................................................14
PENUTUP................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................14
3.2 Saran...............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sikap kerja yang baik dalam suatu perusahaan sangat dibutuhkan agar agar dapat
menjadi budaya yang baik dan berguna untuk perkebangan sebuah perusahaan dimasa yang
akan datang.Sikap adalah bentuk ungkapan perasaan seseorang terhadap pekerjaan,baik
ungkapan bernada positif maupun negatif. Dalam kehidupan berorganisasi,sikap karyawan
tidak hanya ditunjukan kepada pekerjaan tetapi juga pada obyek yang lain seperti gaji yang
diterima,teman kerja,alasan langsung, pimpinan peusahaan dan bahkan terhadap organisasi
keseluruhan.

Ada empat alasan mengapa seseorang manajer perlu memahami sikap kariyawan.
Pertama,pada situasi tertentu sikap seseorang berpengaruh terhadap prilaku individu orang
tersebut. Kedua,dalam konteks pekerjaan,membangun sikap kerja positif sangat bagi alasan
kemanusiaan terlepas bahwa sikap tersebut akan meningkatkan produktifitas seseorang atau
tidak. Ketiga,banyak organisasi yang dengan sengaja mendesain program untuk menciptakan
sikap positif, seperti membangun citra (image) katakanlah melalui bentuk iklan agar
konsumen memiliki sikap positif pada perusahaan. Keempat,sikap seseorang memainkan
peran penting dalam studi prilaku organisasi khususnya teori organisasi.

1.2 Rumusan Masalah


A. Bagaimana teori tentang sikap?
B. Apa saja ciri-ciri sikap?
C. Apa saja tipe-tipe sikap?
D. Apa saja macam-macam dari sikap kerja?
E. Komponen apa saja yang dapat membentuk sikap?
F. Faktor apa saja yang mempengaruhi bentuk sikap?
G. Indikator-indikator Sifat Kerja?

1.3 Tujuan
A. Dapat mengetahui teori tentang sikap

4
B. Mengetahui apa saja ciri-ciri sikap
C. Mengetahui apa saja tipe-tipe sikap
D. Mengetahui apa saja macam-macam dari sikap kerja
E. Mengetahui komponen yang dapat mempengaruhi bentuk sikap
F. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi sikap
G. Mengetahui Indikator-indikator Sifat Kerja?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori tentang sikap dan prilaku


Teori sikap dan perilaku yang dikembangkan oleh Triandis (1971) dipandang
sebagai teori yang dapat mendasari untuk menjelaskan keahlian, pengalaman,
kompetensi, independensi dan profesionalisme auditor. Teori tersebut menyatakan bahwa
perilaku ditentukan oleh sikap, aturan-aturan sosial dan kebiasaan. Sikap terdiri dari
komponen kognitif yaitu keyakinan, komponen afektif yaitu suka atau tidak suka,
berkaitan dengan apa yang dirasakan dan komponen perilaku yaitu bagaimana seorang
ingin berprilaku terhadap sikap.

Menurut Robbins (2003) sikap adalah pernyataan evaluatif, baik yang


menguntungkan atau ridak menguntungkan tentang objek, orang, atau pristiwa.
Sedangkan menurut Khikmah (2005) sikap adalah memberikan pemahaman tentang
tendisi atau kecenderungan untuk bereaksi. Pembentukan atau perubahan sikap ditentukan
oleh dua faktor pokok yaitu faktor individu (faktor dalam) dan faktor luar. Faktor individu
adalah faktor yang berhubungan dengan respon individu menanggapi dunia luar secara
selektif. Sedangkan faktor luar adalah faktor yang berhubungan dengan hal-hal atau
keadaan dari luar yang merupakan rangsangan atau stimulus untuk membentuk atau
mengubah sikap (Maryani dan Ludigdo, 2001).

Sikap memiliki fungsi: pemahaman, kebutuhan akan kepuasan, defensi ego dan
ungkapan nilai. Pemahaman berfungsi membantu seseorang dalam memberikan maksud
atau memahami situasi atau peristiwa baru. Sikap juga melayani suatu hal yang
bermanfaat atau sebagai fungsi kebutuhan yang memuaskan. Sikap juga melayani fungsi
defensif ego dengan melakukan pengembangan guna melindungi manusia dari
pengetahuan yang melandaskan kebenaran mengenai dasar manusia itu sendiri atau
dunianya, dan akhirnya sikap juga melayani fungsi nilai ekpresi untuk mencapai
kepuasan. Jika dapat disimpulkan bahwa sikap adalahpengetahuan, perasaan-perasaan,
dan kecenderungan untuk bertindak sehingga berfungsi mengarahkan dan memberikan
pedoman bagi perilaku seseorang terhadap masalah atau keadaan yang akan dihadapi.

6
Menurut Notoatmojo (2007) Perilaku merupakan totalitas penghayatan dan
aktivitas, yang merupakan hasil akhir jalinan yang saling mempengaruhi antara berbagai
macam gejala seperti perhatian, pengalaman, pikiran, ingatan, dan fantasi gejala itu
muncul bersama-sama dan mempengaruhi faktor. Menurut Notoatmodjo (2005)
menyatakan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar). Oleh karena itu perilaku terjadi melalui proses adanya stimulus
terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skinner
disebut teori ”S-O-R” atau Stimulus-Organism- Response. Berdasarkan teori S-O- R ini
perilaku manusia dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Perilaku tertutup (covert behaviour)


Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap stimulus masih belum
dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih
terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap
terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk covert behaviour yang diukur
adalah pengetahuan dan sikap.
2. Perilaku terbuka (overt behaviour)
Perilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus sudah berupa
tindakan atau praktek yang dapat diamati orang dari luar. Perilaku adalah
suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Perilaku
seseorang ditentukan oleh banyak faktor. Adakalanya perilaku seseorang
dipengaruhi oleh kemampuannya, adapula karena kebutuhannya dan ada juga
yang dipengaruhi oleh pengharapan dan lingkungannya (Thoha, 2005).
Perilaku merupakan respon seseorang terhadap stimulus yang berasal
dari dalam maupun luar dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif atau tanpa
tindakan seperti berpikir, berpendapat, bersikap maupun aktif atau melakukan
tindakan (Sarwono, 2004).

Teori sikap dan perilaku dapat mempengaruhi auditor untuk bertindak, jujur, adil,
tegas tanpa dipengaruhi tekanan maupun permintaan dari pihak tertentu atau kepentingan
pribadi yang nantinya akan mempengaruhi auditor dalam pengambilan keputusan.
Keahlian auditor yang memiliki pengetahuan, keterampilan, kompetensi, profesional dan
lainnya diperlukan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai auditor yang
independen dan berkualitas.

7
B. Ciri Ciri Sikap
Adapun cirri-ciri sikap menurut Abu Ahmadi adalah sebagai berikut:
1) Sikap itu di pelajari (learnability)
Sikap merupakan hasil belajar ini perlu di bedakan dari motif-motif
psikologi lainnya. Misalnya: lapar, haus, adalah motif psikologis yang tidak di
pelajari, sedangkan pilihan kepada makanan Eropa adalah sikap.
Beberapa sikap di pelajari tidak sengaja dan tanpa kesadaran kepada
sebagian individu. Barangkali yang terjadi adalah mempelajari sikap dengan
sengaja bila individu mengerti bahwa hal itu akan membawa lebih baik (untuk
dirinya sendiri),membantu tujuan kelompok, atau memperoleh sesuatu nilai
yang sifatnya perseorangan
2) Memiliki kestabilan (stability)
Sikap bermula dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat,tetap, dan
stabil, melalui pengalaman. Misalnya: perasaan like dan dislike terhadap
warna tertentu (spesifik) yang sifatnya berulang- ulang atau memiliki
frekuensi yang tinggi.
3) Personal-societal significance
Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dan orang lain dan juga
antara orang dan barang atau situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang lain
menyenangkan, terbuka serta hangat maka ini akan sangat berarti bagi dirinya,
ia merasa bebas dan favorable.
4) Berisi kognisi dan affeksi
Komponen kognisi dari pada sikap adalah berisi informasi yang faktual,
misalnya: objek itu dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan
5) Approach-avoidance directionality
Bila seseorang A memiliki sikap yang favorable terhadap sesuatu objek,
mereka akan mendekati dan membantunya, sebaliknya bila seseorang B
memiliki sikap yang unfavorable mereka akan menghindarinya.Adapun ciri-
ciri sikap menurut Slamet Santosa adalah sebagai berikut:
a. Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk sepanjang.
b. Proses perkembangan orang itu berhubungan dengan objeknya.
c. Sikap berubah-ubah sehingga dapat dipelajari oleh orang atau
sebaliknya

8
d. Sikap tidak berdiri sendiri tetapi selalu mengundang reaksi
tertentu terhadap suatu objek.
e. Objek sikap dapat berupa hal tertentu tetapi juga berupa
kumpulan dari hal-hal tertentu.

C. Tipe Sikap
Terdapat 3 (tiga) tipe sikap. Tipe sikap tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kepuasan kerja
Kepuasan kerja yaitu sikap umum scorang individu terhadap
pekerjaannya. Sescorang dengan tingkat kepuasan keria tinggi menunjukkan
sikap yang positif terhadap keria, sebaliknya seseorang yang tidak puas
dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap perkerjaan
tersebut.
2. Keterlibatan kerja
Keterlibatan kerja adalah mengukur derajat sejau mana atau sampai
tingkat mana seseorang memihak pada pekerjaannya, berpartisipasi aktif
didalamnya dan menganggap kinerjanya penting bagi harga diri. Pegawai
dengan tingkat keterlibatan kerja yang tinggi dengan kuat memihak pada jenis
kerja yang dilakukan dan benar-benar peduli dengan jenis kerja tersebut.
Tingkat keterlibatan kerja yang tinggi telah ditemukan berkaitan dengan
kemangkiran yang lebih rendah dan tingkat permohonan berhenti yang lebih
rendah.
3. Komitmen pada organisasi
Komitmen pada organisasi adalah suatu keadaan atau sampai sejauh
mana seorang pegawai memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuannya,
dan berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi tersebut. Seperti pada
keterlibatan kerja bahwa komitmen pada organisasi memperlihatkan hubungan
yang negatif antara kemangkiran dan tingkat keluar masuknya pegawai.

D. Macam-macam dari Sikap Kerja


Kenneth (2011) menyatakan bahwa sikap kerja adalah sikap individu terhadap
pekerjaan, yang mencerminkan pengalaman menyenangkan dan tidak menyenangkan
mereka di tempat kerja dan harapan mereka untuk pengalaman masa depan.

9
Sikap terhadap pekerjaan diekspresikan sebagai kecenderungan terhadap pikiran
dan perasaan kepuasan atau ketidakpuasan kerja. Indikator karyawan yang puas
dengan pekerjaannya akan bekerja keras, jujur, tidak malas dan berpartisipasi dalam
pengembangan perusahaan lebih lanjut. Di sisi lain, karyawan yang tidak puas dengan
pekerjaannya akan bekerja secara asal-asalan dan tidak jujur kecuali di bawah
pengawasan pimpinan, yang pada akhirnya dapat merugikan perusahaan. Berikut ini
macam-macam dari sikap kerja, di antaranya:

a) Sikap kerja yang efektif adalah suatu pekerjaan yang dapat diselesaikan tepat
waktu, sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, efektif
adalah sampai tingkat apakah tujuan itu sudah dicapai dalam arti kualitas dan
kuantitas.
b) Sikap kerja yang efisien adalah perbandingan yang terbaik antara input dan
output, antara daya usaha dan hasil usaha, atau antara pengeluaran dan
pendapatan. Dengan kata lain, efisien adalah segala sesuatu yang dikerjakan
dengan berdaya guna atau segala sesuatunya dapat siselesaikan dengan tepat,
cepat, hemat, dan selamat.
 Cepat artinya tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu.
Pekerjaannya selesai dengan tepat sebelum waktu yang ditetapkan.
 Hemat artinya dengan biaya yang sekecil-kecilnya tanpa adanya
pemborosan dalam bidang pekerjaan apa pun.
 Tepat artinya kena sasaran sesuai dengan yang diinginkannya atau
semua yang dicita-citakan tercapai.
 Selamat artinya segala sesuatu sampai pada tujuan pekerjaan yang
dimaksud, tanpa mengalami hambatan-hambatan, kelemahan-
kelemahan, atau kemacetan-kemacetan.
c) Sikap kerja Prestatif adalah bersikap atau berperilaku kerja prestatif
merupakan salah satu modal dasar untuk mencapai kesuksesan dalam
berwirausaha. Prestatif dalam hal ini mempunyai arti bahwa seorang yang
berwirausaha mempunyai sikap yang selalu berambisi ingin maju dalam
segala bidang.

10
E. Komponen Pembentuk Sikap
Terdapat tiga komponen penting yang membentuk sikap yaitu, komponen
kognitif, afektif, dan perilaku. Berikut ini pembahasan mengenai masing-masing
komponen.
1. Cognitively Based Attitude
Sikap dapat berasal dari keyakinan seseorang mengenai karakteristik
dari objek sikap. (Aronson, Wilson, Akert, 2012). Contohnya, jika Anda
mempertimbangkan sikap Anda terhadap suatu objek seperti air purifier
dengan melihat fakta-fakta mengenai objek tersebut. Sikap Anda terhadap air
purifier dapat terbentuk dari  keyakinan anda tentang manfaat objektif dari
merek tertentu, seperti seberapa baik merek tersebut dapat menyedot kotoran,
berapa biaya yang dibutuhkan untuk membeli air purifier tersebut.
2. Affectively Based Attitude
Sikap dapat berasal dari perasaan dan values yang dimiliki seseorang
(Aronson, Wilson, Akert, 2012). Berdasarkan pengertian tersebut, sering
muncul pertanyaan seperti jika affectively based attitude tidak berasal dari
pemeriksaan akan fakta tentang seseorang, objek atau ide yang dievaluasi, dari
manakah sumber-sumber sikap ini berasal? Jawabannya adalah mereka dapat
berasal dari berbagai sumber seperti, value yang dimiliki seseorang seperti
agama dan keyakinan moral.
Selain perasaan dan value, sumber lainnya yang mendasari affectively
based attitude diantaranya seperti, reaksi sensori seperti saat Anda menyukai
rasa dari cheese cake terlepas dari jumlah kalori yang Anda konsumsi dari
memakan kue tersebut, kemudian reaksi estetis seperti saat Anda mengagumi
sebuah lukisan yang Anda lihat saat Anda mengunjungi museum seni.
Sumber lainnya dari affectively based attitude juga dapat melalui
conditioning. Salah satu contoh dari affectively based attitude seperti, jika
Anda menyukai suatu tas dengan alasan sesederhana karena Anda menyukai
tas tersebut terlepas dari fungsi utama tas tersebut. Berdasarkan contoh di atas
menunjukkan bahwa sikap Anda dapat terbentuk condong dari perasaan yang
Anda rasakan terhadap tas tersebut dibandingkan fakta objektif yang ada
mengenai tas tersebut.
3. Behaviorally Based Attitude

11
Sikap juga dapat berasal dari observasi akan bagaimana seseorang
berperilaku terhadap suatu objek (Aronson, Wilson, Akert, 2012). Contohnya,
jika Anda bertanya ke teman Anda tentang seberapa suka dirinya berolahraga
dan  jika dia menjawab bahwa bahwa dia menganggap suka berolahraga
karena sepertinya dia selalu pergi berlari atau pergi ke gym untuk berolahraga,
dapat dikatakan ia memiliki behaviorally based attitude. Hal itu karena dia
bersikap lebih condong didasarkan pada observasi akan perilakunya daripada
kognisi atau perasaannya dari berolahraga.

F. Faktor yang mempengaruhi Bentuk Sikap


Blumand Nylon (2008) mengidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi sikap
kerja:

1. Kondisi kerja, meliputi lingkungan fisik maupun sosial berpengaruh terhadap


kenyamanan dalam bekerja.
2. Pengawasan atasan, pengawasan dan perhatian yang baik dari atasan dapat
mempengaruhi sikap dan semangat kerja.
3. Kerja sama dari teman sekerja, adanya kerja sama dari teman sekerja juga
berpengaruh dengan kualitas dan prestasi dalam menyelesaikan pekerjaan.
4. Kesempatan untuk maju, jaminan terhadap karir dan hari tua dapat dijadikan salah
satu motivasi dalam sikap kerja.
5. Keamanan, rasa aman dan lingkungan yang terjaga akan menjamin dan menambah
ketenangan dalam bekerja.
6. Fasilitas kerja, fasilitas kerja yang memadai berpengaruh terhadap terciptanya sikap
kerja yang positif.
7. Imbalan, rasa senang terhadap imbalan yang diberikan baik berupa gaji pokok
maupun tunjangan  mempengaruhi sikap dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Sikap terhadap pekerjaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal adalah faktor yang berasal dari dalam, seperti emosional dan psikologis,
keintiman dengan rekan kerja, dan kenyamanan berkreasi sendiri. Faktor eksternal adalah
faktor yang berasal dari luar atau lingkungan. Faktor eksternal juga memegang peranan
yang sangat penting dalam membentuk sikap seseorang. Faktor-faktor tersebut antara lain
kondisi kerja, hubungan industrial, rasa aman, lingkungan kerja, dan peralatan kerja.

12
Tingkat kenyamanan yang lebih tinggi di tempat kerja menciptakan sikap kerja yang
positif.

G. Indikator-indikator Sifat Kerja


Adapun indikator – indikator yang mempengaruhi sifat kerja menurut Robbins
(2011) yaitu:
1. Sikap yang memiliki arah arti nya sikap tersebut mendukung atau tidak
mendukungnya dalam menerima pekerjaan tersebut
2. Sikap memiliki intensitas maksudnya sikap yang memiliki kedalaman atau
kekuatan dalam menerima sesuatu yang belum pasti
3. Sikap mempunyai keluasaan artinya kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap
suatu objek yang akan di kerjakan
4. Sikap yang memiliki konsistensi, maksudnya kesesuaian antara pernyataan
sikap yang dikemukan dengan responnya terhadap objek sikap tersebut
5. Sikap yang memliki spontanitas artinya menyangkut sejauh mana kesiapan
individu untuk menyatakan sikapnya secara spontan.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Dapat disimpulkan bahwa sikap adalah pengetahuan, perasaan-perasaan, dan
kecenderungan untuk bertindak sehingga berfungsi mengarahkan dan memberikan
pedoman bagi perilaku seseorang terhadap masalah atau keadaan yang akan dihadapi.
 Terdapat tiga komponen penting yang membentuk sikap yaitu, komponen kognitif,
afektif, dan perilaku
 beberapa faktor yang mempengaruhi sikap kerja, 
3. Kondisi kerja
4. Pengawasan atasan
5. Kerja sama dari teman sekerja
6. Kesempatan untuk maju
7. Keamanan
8. Fasilitas kerja
9. Imbalan
 Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam, seperti emosional dan
psikologis, keintiman dengan rekan kerja, dan kenyamanan berkreasi sendiri. Faktor
eksternal adalah faktor yang berasal dari luar atau lingkungan. Faktor eksternal juga
memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap seseorang. Faktor-
faktor tersebut antara lain kondisi kerja, hubungan industrial, rasa aman, lingkungan
kerja, dan peralatan kerja. Tingkat kenyamanan yang lebih tinggi di tempat kerja
menciptakan sikap kerja yang positif.

3.2 Saran
Agar dapat terwujudnya suatu sikap kerja yang baik disebuah lingkungan kerja diperlukannya
komunikasi yang baik antar para pekerja dengan bersikap ramah,hangat dan terbuka saat
berkenalan. Mengenali orang-orang dengan jabatan serta kebiasaan-kebiasaan disana.
Mendengarkan saat orang berbicara dan bertanya apabuila tidak tau atau tidak
mengerti,sehingga dapat terciptanya suasana kerja yang efektif apabila kita mempunyai sikap
dan prilaku yang baik dan akan berdampak baik pada pekerjaan kita serta memelihara
komunikasi yang bai kantar pekerja.

14
DAFTAR PUSTAKA
M lestari et al. 2016. Psikologi Industri dan Organisasi. Universitas Udayana. Denpasar

Khalifatul, K 2017, ‘Pengaruh Sikap Kerja dan Peran Pengawas Terhadap Perilaku
Keselamatan’, Psikoborneo, Vol 5, No 2, 2017: 165-172

Syawan, S dkk 2020, ‘Pengaruh Sikap Kerja, Kemampuan Diri dan Stres Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Daerah Kota
Padangsidampuan’, Jurnal Riset Manajemen & Bisnis (JRMB), Vol.5 No.2
November 2020

Seta A. Wicaksana, dkk 2021, Psikologi Industri dan Organisasi, Dd Publishing, Jakarta

Kenneth, 2011. Teori Sikap Manusia. Edisi 1 Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Robbins, S.P., & Judge, T. (2011). Organizational behavior (14th ed.). New Jersey: Prentice
Hall.

15

Anda mungkin juga menyukai