Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KONSEP KEBIDANAN

“MOTIVASI DAN PERILAKU SOSIAL DALAM PELAYANAN


KEBIDANAN”

Dosen Pengampu :
Dr. Nurlailis Saadah , S.Kp, M.Kes.
Disusun Oleh :
Kelompok 1 :
1. Meilysa Dwi Maharani (P27824223045)
2. Pupung Maret R (P27824223053)
3. Refiola Priska Talia (P27824223055)
4. Sabila Diastasya Angely (P27824223062)
5. Salsadila Farah Diba (P27824223065)
6. Salwa Alfiana (P27824223066)
7. Silvi Nur Aini (P27824223072)
8. Triani Nadia (P27824223075)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
limpahannya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang diberi judul
"Motivasi dan Perilaku Sosial dalam Pelayanan Kebidanan.”

Kami mengucapakan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah


mendukung kami dalam pembuatan makalah ini, khususnya kepada Ibu dosen dan
teman-teman yang telah mendukung dan memotivasi kami selama pembuatan
makalah ini. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah promosi kesehatan yang telah membimbing kami selama proses
penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk
itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kedepannya. Akhir
kata, kami mengucapkan terima kasih.

Magetan, 14 Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2

1.3 Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Pengertian Motivasi Dan Perilaku Sosial Dalam Pelayanan Kebidanan.....3

2.2 Tujuan Motivasi Dan Perilaku Sosial Dalam Pelayanan Kebidanan...........7

2.3 Manfaat Motivasi Dan Perilaku sosial Dalam Pelayanan Kebidanan..........9

2.4 Macam-Macam Motivasi Dan Perilaku sosial Dalam Pelayanan Kebidanan


.............................................................................................................10

BAB III ................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan................................................................................................12

3.2 Saran...........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Hal
ini berarti bahwa manusia mempunyai keistimewaan dibanding dengan
makhluk hidup yang lain. Salah satu keistimewaan yang menonjol adalah
perilakunya. Meskipun semua makhluk hidupn mempunyai perilaku. Namun
perilaku berbeda dengan perilaku makhluk hidup yang lain (Notoatmodjo,
2010).

Memotivasi para pekerja merupakan salah satu aspek terpenting dan yang
paling menantang dari aspek manajemen. Motivasi bukan hanya mengenai
bekerja keras motivasi juga mencerminkan sudut pandang Anda mengenai
kemampuan diri Anda sendiri. Perilaku manusia melibatkan tiga komponen
utama yaitu kondisi lingkungan tempat terjadinya perilaku tersebut, perilaku itu
sendiri dan konsekuensi dari perilaku tersebut. Berulang atau tidak berulangnya
suatu perilaku dipengaruhi oleh keadaan tiga komponen tersebut.

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerjakuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun
yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),


merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui
proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut
merespons, maka teori Skinner ini disebut teori "S-O- R" atau Stimulus -
Organisme - Respon.
2

1.2 Rumusan Masalah

Kami telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut
antara lain :
1. Apakah pengertian motivasi dan perilaku sosial dalam pelayanan
kebidanan?

2. Apa saja tujuan motivasi dan perilaku sosial dalam pelayanan kebidanan?

3. Apa saja manfaat motivasi dan perilaku sosial dalam pelayanan kebidanan?

4. Apa saja macam-macam motivasi dan perilaku sosial dalam pelayanan


kebidanan?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah


ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian motivasi dan perilaku sosial dalam pelayanan
kebidanan

2. Untuk mengetahui apa saja tujuan motivasi dan perilaku sosial dalam
pelayanan kebidanan

3. Untuk mengetahui manfaat motivasi dan perilaku sosial dalam pelayanan


kebidanan

4. Untuk mengetahui apa saja macam-macam motivasi dan perilaku sosial


dalam pelayanan kebidanan
3

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Motivasi Dan Perilaku Sosial Dalam Pelayanan Kebidanan

2.1.1 Pengertian Motivasi

Konsep motivasi yang dijelaskan oleh Soekanto, Soerjono. 2005 adalah sebagai
berikut:

1. Model Tradisional

Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerja meningkat perlu diterapkan


sisteminsentif dalam bentuk uang atau barang kepada pegawai yang berprestasi.

2. Model Hubungan Manusia

Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerjanya meningkat adalah dengan


mengakuikebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan
penting.

3. Model Sumber Daya Manusia

Pegawai dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau barang tetapi
jugakebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.

Teori Motivasi

1. Teori Motivasi ABRAHAM MASLOW (Teori Kebutuhan)

Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua


manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang
berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima
tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai
darikebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang
hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu
peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada
peringkat berikutnyamenjadi penentu tindakan yang penting;
4

a. Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)

b. Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)

c. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain
diterima, memiliki)

d. Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan


mendapatkandukungan serta pengakuan)

e. Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif mengetahui, memahami, dan


menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan. dan keindahan: kebutuhan
aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).

2. Teori Motivasi HERZBERG (Teori dua faktor)

Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor
itudisebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor
intrinsik).

a. Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan,


termasukdidalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi
lingkungan, dansebagainya (faktor ekstrinsik)

b. Faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan,


yangtermasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat
kehidupan, dsb (faktor intrinsik).

3. Teori Motivasi DOUGLAS McGREGOR

Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori


y(positif). Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajera.

a. Karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja

b. Karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan
hukuman untuk mencapai tujuan.
5

c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab.

d. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan


dengan kerja.

Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori
Y:

a. Karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajamya seperti istirahat dan


bermain.

b. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jikamereka


komit pada sasaran.

c. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.

d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.

2.1.2 Pengertian Perilaku Sosial

Pengertian perilaku menurut para ahli sebagai berikut:

 Soekidjo Notoatmodjo, 1987

Segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup.

 Robert Y. Kwick, 1972.

Tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan


bahkan dipelajari.

 Ensiklopedi Amerika

Suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya, hal ini berarti
bahwa perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu yang diperlukan
untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan, dengan
demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku
tertentu pula.
6

 Skinner

Respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari


luar teori Skinner disebut teori "S-O-R" (Stimulus-Organisme Respon),
perilaku dibedakan menjadi dua:

a. Perilaku tertutup (convert behavior)

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam


bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap
stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan,
kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau


terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan. atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat
oleh orang lain.

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme
(makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis
semua makhluk. hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan
manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku(manusia) adalah
semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun
yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. (Notoatmodjo, 2003).

Teori perilaku :

1. Secara operasional, perilaku dapat diartikan sebagai suatu respons organisme


atauseseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut (Sockidjo, 1993).

2. Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai sebagai suatu aksi- reaksi


organismeterhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang
7

diperlukanuntuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti


rangsangantertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu (Notoatmodjo,
1997).

3. Robert Kwick (1974), perilaku adalah tindakan suatu organisme yang dapat
diamatidan bahkan dapat dipelajari

4. Umum, perilaku manusia pada hakikatnya adalah proses interaksi individu


denganlingkungannya sebagai manifestasi hayati dari bahwa dia adalah makhluk
hidup(Kusmiyati & Desminiarni, 1990)

5. Drs. Leonard F. Polhaupessy, Psi. dalam sebuah buku yang berjudul


"PerilakuManusia", menguraikan perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat
diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai motor atau
mobil. Untukaktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki yang satu
harus diletakkan pada kaki yang lain. Jelas, ini sebuah bentuk perilaku. Cerita ini
dari satu segi. Jikaseseoang duduk diam dengan sebuah buku ditangannya, ia
dikatakan sedang berperilaku. la sedang membaca. Sekalipun pengamatan dari
luar sangat minimal,sebenarnya perilaku ada dibalik. tirai tubuh, di dalam tubuh
manusia.

2.2 Tujuan Motivasi Dan Perilaku Sosial Dalam Pelayanan Kebidanan

2.2.1 Tujuan Motivasi

Adapun tujuan motivasi ada tiga, yaitu:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.

2. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

3. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus


dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut

2.2.2 Tujuan Perilaku Sosial


8

Tujuan perilaku sosial dalam pelayanan kebidanan meliputi:

1. Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Bayi

Melalui penyuluhan dan dukungan, memastikan ibu hamil mendapatkan


perawatan yang tepat untuk meminimalkan risiko komplikasi selama kehamilan,
persalinan, dan pasca persalinan, serta memastikan bayi lahir dengan kondisi
sehat.

2. Meningkatkan Kesadaran dan Pengetahuan

Memberikan informasi yang akurat dan mendidik tentang kesehatan reproduksi,


perawatan prenatal, proses persalinan, perawatan pasca persalinan, dan perawatan
bayi baru lahir.

3. Meningkatkan Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan

Mendorong partisipasi aktif ibu hamil dalam pengambilan keputusan terkait


perawatan kesehatan mereka, termasuk rencana persalinan dan pengobatan
alternatif.

4. Mengurangi Ketidaksetaraan Akses Kesehatan

Memastikan bahwa semua individu, termasuk mereka yang berasal dari latar
belakang ekonomi atau sosial yang rendah, memiliki akses yang sama terhadap
pelayanan kebidanan berkualitas.

5. Meningkatkan Kualitas Hidup

Melalui dukungan emosional dan psikologis, membantu ibu hamil dan pasangan
mereka untuk mengatasi stres dan kecemasan terkait dengan kehamilan,
persalinan, dan perawatan bayi baru lahir.

6. Mendorong Perilaku Hidup Sehat

Memotivasi ibu hamil untuk mengadopsi gaya hidup sehat, termasuk pola makan
yang seimbang, aktivitas fisik yang cukup, dan menghindari kebiasaan berisiko
seperti merokok atau minum alkohol selama kehamilan.
9

7. Meningkatkan Dukungan Sosial

Membangun jaringan dukungan yang kuat untuk ibu hamil, termasuk dukungan
dari pasangan, keluarga, teman, serta komunitas dan pelayanan kesehatan.

8. Meningkatkan Kesadaran akan Isu-isu Kesehatan Reproduksi

Memperkuat kesadaran akan isu-isu kesehatan reproduksi, seperti perlunya


perawatan prenatal yang adekuat, pengendalian kelahiran yang aman, dan
pentingnya pemeriksaan rutin untuk deteksi dini penyakit atau kondisi yang
mungkin mempengaruhi kesehatan reproduksi.

2.3 Manfaat Motivasi Dan Perilaku sosial Dalam Pelayanan Kebidanan

2.3.1 Manfaat Motivasi dalam pelayanan kesehatan:

 Motivasi terkait erat dengan kepuasan kerja, yang mempertahankan


pekerja pada pekerjaan mereka dari waktu ke waktu.
 Retensi pekerja kesehatan mengurangi biaya pada sistem kesehatan karena
harus merekrut, mepekerjakan, dan mengarahkan pekerja baru dan juga
mengurangi kemungkinan adanya posisi kosong.
 Menjaga petugas kesehatan tetap puas dan termotivasi membantu seluruh
sistem kesehatan bekerja dengan lancar.

2.3.2 Manfaat Perilaku Sosial Dalam Pelayanan Kebidanan

Manfaat perilaku sosial dalam pelayanan kebidanan antara lain:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan: Perilaku sosial budaya


yang baik dapat mempengaruhi kinerja bidan dalam melaksanakan
peran sebagai pendidik pada perawatan kehamilan
2. Membantu klien menemukan Tuhan mereka sendiri dan kebenaran:
Perilaku sosial budaya yang baik dapat membantu klien menemukan
Tuhan mereka sendiri dan kebenaran, realitas yang bermakna bagi
kehidupan mereka
10

3. Mengurangi komplikasi: Perilaku sosial budaya yang baik dapat


membantu mengurangi komplikasi dan meningkatkan kualitas
pelayanan kebidanan
4. Membantu bidan melaksanakan peran sebagai pendidik pada
perawatan kehamilan: Perilaku sosial budaya yang baik dapat
membantu bidan melaksanakan peran sebagai pendidik pada perawatan
kehamilan
5. Membantu mengurangi komplikasi dan meningkatkan kualitas
pelayanan kebidanan: Perilaku sosial budaya yang baik dapat
membantu mengurangi komplikasi dan meningkatkan kualitas
pelayanan kebidanan
6. Membantu bidan melaksanakan tugas sebagai pendidik pada perawatan
kehamilan: Perilaku sosial budaya yang baik dapat membantu bidan
melaksanakan tugas sebagai pendidik pada perawatan kehamilan
7. Membantu mengurangi komplikasi dan meningkatkan kualitas
pelayanan kebidanan: Perilaku sosial budaya yang baik dapat
membantu mengurangi komplikasi dan meningkatkan kualitas
pelayanan kebidanan

2.4 Macam-Macam Motivasi Dan Perilaku sosial Dalam Pelayanan


Kebidanan

2.4.1 Macam-Macam Motivasi Dalam Pelayanan Kebidanan

Macam-Macam Motivasi dalam Pelayanan Kebidanan meliputi:

1. Motivasi Biogenetis

Motivasi biogenetis yaitu motivasi yang berasal dari diri manusia yang
dilakukanuntuk kelangsungan hidupnya. Contoh makan, minum, bernafas,
dan lain-lain

2. Motivasi Sosiogenetis
11

Motivasi ini dipelajari orang dan berasal dari lingkungan di mana orang
tersebut berada. Contoh ingin tahu, konferensi, cinta, harga diri, motivasi
akan nilai dan maknakehidupan, dan motivasi pemenuhan diri.

3. Motivasi Teogenesis Motivasi teogenesis adalah berasal dari hubungan


antara manusia dan Tuhannya. Contoh: beribadah, berdo'a, shalat, dan
sebagainya.

2.4.2 Macam-Macam perilaku Sosial Dalam Pelayanan Kebidanan

Adapun Macam-Macam perilaku antara lain, yaitu:

1. Perilaku Refleksi

Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan
terhadapstimulus yang mengenai organisme tersebut. Misalnya kedip mata bila
kena sinar:gerak lutut bila kena sentuhan palu; menarik tangan apabila menyentuh
api dan lainsebagainya. Perilaku refleksif terjadi dengan sendirinya, secara
otomatis. Stimulusyang diterima organisme tidak sampai ke pusat susunan syaraf
atau otak sebagai pusatkesadaran yang mengendalikan perilaku manusia. Dalam
perilaku yang refleksif,respons langsung timbul begitu menerima stimulus.
Dengan kata lain, begitu. stimulusditerima oleh reseptor, begitu langsung respons
timbul melalui afektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau otak.Perilaku ini pada
dasarnya tidak dapat dikendalikan. Hal inikarena perilaku refleksif merupakan
perilaku yang alami, bukan perilaku yang dibentuk oleh pribadi yang
bersangkutan.

2. Perilaku Non-Refleksi

Perilaku non-refleksif adalah perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh


pusatkesadaran/otak. Dalam kaitan ini, stimulus setelah diterima oleh reseptor
langsungditeruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran, dan kemudian
terjadirespons melalui afektor. Proses yang terjadi didalam otak atau pusat
kesadaran inilahyang disebut proses psikologis. Perilaku atau aktivitas atas dasar
proses psikologisinilah yang disebut aktivitas psikologis atau perilaku psikologis
12

(Branca, 1964). Pada perilaku manusia, perilaku psikologis inilah yang dominan,
merupakan perilaku yang dominan dalam pribadi manusia. Perilaku ini dapat
dibentuk, dapat dikendalikan. Karena itu dapat berubah dari waktu ke waktu,
sebagai hasil proses belajar.

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa Perilaku adalah


tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang
sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerjakuliah,
menulis, membaca, dan sebagainya. perilaku(manusia) adalah semua kegiatan
atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar. (Notoatmodjo, 2003).

Motivasi merupakan cerminan dari keinginan atau kemauan yang berasal


dari diri karyawan untuk melakukan suatu aktivitas atau tindakan. Semakin tinggi
motivasi tersebut, maka kecenderungan karyawan untuk bertindak akan semakin
besar. Sebaliknya, jika motivasi karyawan berada pada level yang rendah maka
karyawan akan menjadi malas dan cenderung lambat dalam melakukan
pekerjaannya. Motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan
orang tersebut bertindak. Orang biasanya bertindak karena satu alasan yaitu untuk
mencapai tujuan. Umumnya bidan memiliki motivasi pada aspek Need for
Affiliation. Artinya, bidan menandakan butuh kerjasama dengan rekan sejawat
dalam setiap melaksanakan tugas.

3.2 Saran

Bagi Mahasiswa Diharapkan agar lebih mengembangkan wawasan dan ilmu


pengetahuan tentang Konsep Motivasi, Perilaku Sosial dalam Pelayanan
Kebidanan dan Bagi Pembaca Diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam
13

membuat sebuah makalah dengan tema atau judul yang sama dengan lebih baik
lagi
14

DAFTAR PUSTAKA

Robbins P, Stephen. 2007. Perilaku Organisasi. Edisi kesembilan. Prentice Hall

Notoadmodjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Cipta Jakarta Rineka

Koentjaraningrat. 2006. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo

Ircham, Machfoedz 2008. Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan.

Yogyakarta: Fitramaya.

Sobur, Alex. 2009. Psikologi Umum. Pustaka Setia: Bandung.

Cristianpradana. 2017. Konsep Motivasi. Diakses pada: 2019, 15 Oktober. Pukul

21.30. Dari:http://cristianpradana.blogspot.com/2012/11/konsep- motivasi.html

Anda mungkin juga menyukai