Oleh
Sakinah
Thessa Yunisio Putri
Dosen Pengampu
Dr.Devi Syarief,S.Si.T,M.Keb
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
PENGESAHAN MAKALAH................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian Motivasi.......................................................................................3
2.2 Teori-Teori Motivasi......................................................................................3
2.3 Proses Motivasi..............................................................................................7
2.4 Prinsip-Prinsip Dalam Motivasi Kerja...........................................................8
2.5 Tehnik Motivasi.............................................................................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
3.1 KESIMPULAN............................................................................................12
3.2 SARAN........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
kasus menarik yang ingin diteliti penulis adalah peran komunikasi antar
pribadi relawan dalam memotivasi masyarakat pada salah satu desa.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Di bawah ini merupakan teori-teori motivasi menurut para ahli, yaitu sebagai
berikut:
A. Teori Motivasi menurut Maslow
Menurut Maslow (Robbins, 2006:214) manusia mempunyai sejumlah
kebutuhan yang diklasifikasikannya pada lima tingkatan atau lima hierarki
(hierarchy of needs) yaitu:
a. Kebutuhan psikologis (Physicological), antara lain rasa lapar, haus,
perlindungan (pakaian dan perumahan), seks, dan kebutuhan jasmani
lain.
b. Kebutuhan akan rasa aman (safety), antara lain keselamatan dan
perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.
c. Kebutuhan sosial (social), mencakup kasih sayang, rasa memiliki,
diterima baik, dan persahabatan.
d. Kebutuhan penghargaan (esteem/respected), mencakup faktor
penghormatan diri seperti harga diri, otonomi, dan prestasi, serta
3
faktor penghormatan dari luar seperti misalnya status, pengakuan,
dan perhatian.
e. Kebutuhan aktualisasi diri (self-fulfillment), dorongan untuk menjadi
seseorang/sesuatu sesuai ambisinya, yang mencakup pertumbuhan,
pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri.
B. Teori Motivasi Menurut Douglas McGregor
Teori ini lebih dikenal dengan teori X dan Y dari McGregor dimana pada
teori tersebut manusia dibedakan kedalam dua kategori yaitu manusia X dan
manusia Y berdasarkan asumsi-asumsi tertentu diantaranya. Menurut Teori
X, empat asumsi yang dipegang para manajer adalah sebagai berikut:
a. karyawan secara inheren tidak menyukai kerja dan bila
dimungkinkan akan mencoba menghindarinya
b. karena karyawan tidak menyukai kerja, mereka harus dipaksa,
diawasi, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai sasaran
c. karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari
pengarahan formal
d. kebanyakan karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor
lain yang terkait dengan kerja dan akan menunjukan ambisi yang
rendah
Kontras dengan pandangan negatif mengenai kodrat manusia ini,
McGregor mencatat empat asumsi positif yang disebutnya sebagai teori Y:
a. Karyawan dapat memandang kerja sebagai kegiatan alami yang
sama dengan istirahat atau bermain
b. Orang-orang akan melakukan pengarahan diri dan pengawasan diri
jika mereka memiliki komitmen pada sasaran
c. Rata-rata orang dapat belajar untuk menerima bahkan mengusahakan
tanggung jawab
d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif menyebar luas ke
semua orang dan tidak hanya milik mereka yang berada dalam posisi
manajemen
4
Motivasi yang diterapkan kepada pegawai yang tergolong dalam kategori
manusia Y ini adalah motivasi positif yaitu dengan member pujian,
penghargaan, dan tindakan lain yang bersifat positif.
C. Teori Motivasi Menurut Frederick Herzberg
Teori ini sering disebut juga sebagai Teori Motivasi dan Higiene
(Motivation Hygiene Theory). Penelitian yang dilakukan dalam
pengembangan teori ini dikaitkan dengan pandangan para pegawai tentang
pekerjaannya. Hasil temuannya menunjukan bahwa jika para pegawai
berpandangan positif terhadap pekerjaannya, dalam diri mereka tidak ada
kepuasan, bukan ketidakpuasan seperti umumnya dikemukakan oleh para
pakar motivasi lainnya. Penekanan pada teori ini adalah jika tingkat kepuasan
para pegawai tinggi aspek motivasilah yang penting.Tetapi jika tidak ada
kepuasan, aspek higiene lah yang menonjol. Menurut teori ini faktor-faktor
yang mendorong aspek motivasi adalah:
1. Prestasi atau achievement
2. Pengakuan atau recognition
3. Pekerjaan itu sendiri atau the work in self
4. Tanggung jawab atau responsibility
5. Kemajuan atau advancement
Sedangkan pada faktor-faktor higiene meliputi:
1. Kebijakan dan administrasi perusahaan
2. Supervisi
3. Hubungan dengan para supervisor
4. Kondisi kerja
5. Gaji
6. Kehidupan pribadi
7. Hubungan dengan para bawahan
8. Status dan kepastian
D. Teori “ERG”
Menurut Clayton Alderfer (Robbins, 2006:221) mengetengahkan teori
yang mengatakan bahwa “manusia mempunyai tiga kelompok kebutuhan
5
‘inti’ (core needs) yang disebutnya eksistensi, hubungan, dan pertumbuhan
(existence, relatedness, and growth – ERG).
Sepintas Teori Alderfer ini mirip dengan teori Maslow, hanya bedanya
pada teori Alderfer ketiga kelompok kebutuhan tersebut dapat timbul secara
simultan dan pemuasannya tidak dapat dilakukan sepotong-sepotong, akan
tetapi ketiga-tiganya sekaligus, meskipun mungkin dengan intensitas yang
berbeda-beda. Dengan kata lain Alderfer menolak pendekatan hierarki yang
dikemukakan Maslow.
E. Teori Motivasi Menurut David McClelland
Salah satu teori yang populer dikalangan praktisi manajemen ialah teori
yang dikembangkan oleh David McClelland seorang ahli psikolog dari
Universitas Harvard.
Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang
menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
a. Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
b. Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama
dengan soscialneed-nya Maslow)
c. Need for Power (dorongan untuk mengatur)
F. Teori Harapan (Sondang 2004 : 179)
Teori Harapan intinya terletak pada pendapat yang mengatakan bahwa
kuatnya kecenderungan seseorang bertindak dengan cara tertentu tergantung
pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil
tertentu dan pada daya tarik dari hasil itu bagi orang yang bersangkutan. Teori
harapan mengandung tiga variabel, yaitu daya tarik, hubungan antara prestasi
kerja dengan imbalan serta hubungan antara usaha dan pretasi kerja.Daya
tarik artinya ialah sampai jauh mana seseorang merasa pentingnya hasil atau
imbalan yang diperoleh dalam penyelesaian tugasnya.Yang dimaksud dengan
prestasi kerja dan imbalan adalah tingkat keyakinan seseorang tentang
hubungannya antara tingkat prestasi kerjanya dengan pencapaian hasil
tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan kaitan antara usaha dan prestasi
kerja ialah persepsi seseorang tentang kemungkinan bahwa usaha tertentu
akan menjurus kepada prestasi kerja.
6
2.3 Proses Motivasi
7
5) Jika upaya dalam mencari jalan keluar yang diambil berhasil, berarti
kebutuhan terpuaskan.
6) Kebutuhan yang berhasil dipuaskan akan menurunkan ketegangan, akan
tetapi tidak menghilangkan sama sekali. Alasannya adalah bahwa
kebutuhan yang sama cepat atau lambat akan timbul kemudian, mungkin
dalam bentuk yang baru dan mungkin pula dengan intensitas yang
berbeda.
8
2.5 Tehnik Motivasi
1. IMPLICIT BARGAINING
9
a) Berangkat dari kesadaran adanya kelemahan dan kelebihan dari kedua
pendekatan sebelumnya.
b) Merupakan kombinasi pendekatan tradisional dan pendekatan human
relations.
c) Dalam pendekatan ini selain adanya aturan formal menyangkut
pekerja juga adanya perjanjian yang tidak tertulis antara pekerja dan
pihak pimpinan mengenai hal-hal apa yang menjadi tugas dan yang
harus dikerjakan oleh pekerja.
2. KOMPETISI
Asumsi dari pendekatan ini sederhana saja, yaitu bahwasanya dengan
menciptakan situasi persaingan diharapkan motivasi kerja akan bertambah
besar.
Dalam menciptakan situasi persaingan digunakan Insentif.
Insentif : Faktor-faktor eksternal yang oleh individu dipandang dapat
memenuhi atau memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang dirasakannya.
3. MOTIVASI INTERNAL
1) Self-Motivation, Self-Management
2) Dalam pendekatan ini motivasi pekerja diupayakan bangkit dari
dalam diri pekerja sendiri (Kesadaran).
3) Pendekatan ini relatif lebih sulit, namun lebih effektif jika mampu
dilakukan.
4) Proses pembelajaran dan Effektivitas peran atasan sangat
menentukan keberhasilan pendekatan ini.
Selain itu organisasi agar dapat berjalan baik, maka organisasi itu perlu
melakukan teknik-teknik seperti ini :
1) Jelaskan tujuan organisasi kepada setiap anggota organisasi.
2) Usahakan agar setiap orang menyadari, memahami, serta
menerima baik tujuan tersebut.
3) Jelaskan filsafat yang dianut pimpinan organisasi dalam
menjalankan kegiatan- kegiatan organisasi
4) Jelaskan kebijakan yang ditempuh oleh pimpinan organisasi
dalam usaha pencapaian tujuan.
10
5) Usahakan setiap orang mengerti struktur organisasi.
6) Jelaskan peranan apa yang diharapkan pimpinan organisasi untuk
dijalankan setiap orang.
7) Tekan kan pentingnya kerja sama dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang diperlukan.
8) Perlakukan setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh
pengertian
9) Berikan penghargaan serta pujian kepada karyawan yang cakap
dan teguran serta bimbingan kepada orang-orang yang kurang
mampu bekerja.
10) Yakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalam
organisasi tujuan pribadi orang-orang tersebut akan tercapai
semaksimal mungkin.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Onong. (2003). Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra
13