Anda di halaman 1dari 17

TEORI MOTIVASI BELAJAR

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
NAMA : TIA PEBRIANTI ULINA LUBIS

NIM : 4192421019

DOSEN PENGAMPU : PROF. IBNU HAJAR, M.Pd.

RIZKI RAMADHANI, S.Pd., M.Pd.

S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

FEBRUARI 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul TEORI MOTIVASI
BELAJAR ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam
makalah ini bahwa terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
saya berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
saya buat ini dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa
adanya saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat brguna bagi saya sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila ada kata-kata yang
kurang berkenaan dan saya mohon kritik dan saran yang membangun dari Anda
sekalian demi perbaikan makalah ini diwaktu yang akan datang.

Medan, 14 Februari 2020


Penulis

Tia Pebrianti Ulina Lubis


NIM: 4192421019
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………….2

Daftar Isi…………………………………………………………………………3

Bab I Pendahuluan

1. Latar belakang……………………………………………………..…..4
2. Rumusan Masalah…………………………………………………….4
3. Tujuan……………………………………………………………….…4

Bab II Pembahasan……………………………………………………………5

Bab III Penutup

1. Kesimpulan…………………………………………………………….15
2. Saran ……………………………………………………………………15

Daftar Pustaka………………………………………………………………….16
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Salah  satu  faktor  yang  mempengaruhi prestasi  siswa  adalah  motivasi.  Dengan  adanya
motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi
penuh dalam proses  belajar  pembelajaran.  Dorongan  motivasi dalam belajar merupakan salah 
satu hal  yang  perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah.

Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk
meningkatkan  prestasi  belajar  siswa. Siswa yang bermotivasi  tinggi  dalam  belajar
memungkinkan akan  memperoleh  hasil  belajar  yang  tinggi  pula, artinya  semakin  tinggi 
motivasinya,  semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi prestasi
belajar yang diperolehnya.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari motivasi belajar?
2. Bagaimana teori-teori motivasi menurut para ahli?
3. Apa unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar?
4. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar?

3. Tujuan
1. Menambah wawasan tentang teori motivasi belajar
2. Mengetahui unsur-unsur yang mempengaruhi motivai belajar
3. Mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
4. Memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN MOTIVASI BELAJAR


a. Konsep Motivasi
Motivasi merupakan istilah lebih umum yang menunjuk pada seluruh proses
gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri
individu, tingkah laku yang ditimbulkannya, dan tujuan atau akhir dari gerakan
atau perbuatan. Oleh karena itu, dapat juga dikatakan bahwa motivasi berarti
membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau menggerakkan seseorang
atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan
atau tujuan.[1]
Motivasi dalam kamus psikologi merupakan satu variable penyelang (yang ikut
campur tangan) yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di
dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan
menyalurkan tingkah laku, menuju suatu sasaran.[2]
Motivasi mrupakan proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku,
artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energy, terarah dan
bertahan lama.[3]
Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan,
menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan


mengarahkan perilaku manusia, termasuk   perilaku belajar. Dalam motivasi
terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan
dan mengarahkan sikap serta perilaku pada individu belajar[4]

b. Teori-teori Motivasi

1. Abraham Maslow
Teori Hirarki Kebutuhan. Teori ini mengemukakan 5 kebutuhan hidup manusia berdasarkan
Hirarkinya yaitu mulai dari kebutuhan yang mendasar hingga kebutuhan yang lebih tinggi. Teori
ini kemudian dikenal dengan Teori Maslow atau Teori Hirarki Kebutuhan. Hirarki kelima
Kebutuhan tersebut diantaranya adalah:

1. Kebutuhan Fisiologis(Physiological needs), yaitu kebutuhan terhadap makanan,


minuman, air, udara, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan untuk bertahan hidup.
Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan yang paling mendasar.
2. Kebutuhan Keamanan(Safety needs), yaitu kebutuhan akan rasa aman dari kekerasan
baik fisik maupun psikis seperti lingkungan yang aman bebas polusi, perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja serta bebas dari ancaman.
3. Kebutuhan Sosial(Social needs), yaitu kebutuhan untuk dicintai dan mencintai. Manusia
merupakan makhluk sosial, Setiap orang yang hidup di dunia memerlukan keluarga dan
teman.
4. Kebutuhan Penghargaan(Esteem needs), Maslow mengemukan bahwa setelah
memenuhi kebutuhan Fisiologis, Keamanan dan Sosial, orang tersebut berharap diakui
oleh orang lain, memiliki reputasi dan percaya diri serta dihargai oleh setiap orang.
5. Kebutuhan Aktualisasi diri(Self-Actualization), Kebutuhan ini merupakan kebutuhan
tertinggi menurut Maslow, Kebutuhan Aktualisasi diri adalah kebutuhan atau keinginan
seseorang untuk memenuhi ambisi pribadinya.[5]
2. Aldelfer

Clayton Alderfer memgemukakan Tiga kebutuhan Manusia yaitu :

1. Kebutuhan Eksistensi (Existence needs) yaitu kebutuhan akan pemenuhan faktor


fisiologis dan Materialistis termasuk kebutuhan akan rasa aman.
2. Kebutuhan Hubungan (Relatedness needs) yaitu kebutuhan untuk memiliki hubungan
dengan orang lain.
3. Kebutuhan Pertumbuhan (Growth needs) yaitu kebutuhan atau keinginan untuk
bertumbuh dan mencapai potensi diri secara maksmal.[6]
Teori yang dikemukakan oleh Clayton Alderfer ini kemudian dikenal dengan Teori ERG
Alderfer yaitu singkatan dari Existance, Relatedness dan Growth.
3. Frederick Hezberg

Teori Motivator-Hygiene Herzberg juga dikenal dengan Teori Dua Faktor.

1. Kepuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan pengakuan, prestasi, tanggung


jawab yang memberikan kepuasan positif. Faktor ini sering disebut juga dengan Faktor
Motivator.
2. Ketidakpuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan gaji, keamanan bekerja dan
lingkungan kerja yang seringkali memberikan ketidakpuasan. Faktor ini sering disebut
dengan Faktor Hygiene.

Faktor Hygiene Faktor Motivator

Gaji Kemajuan

Kondisi Kerja Perkembangan

Kebijakan Perusahaan Tanggung jawab

Penyediaaan Kelompok Kerja Penghargaan

Prestasi
Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering disebut
dengan M – H atau teori dua faktor, bagaimana manajer dapat mengendalikan faktor-faktor yang
dapat menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian telah
dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi, yaitu
”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja
adalah prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung jawab.

Kelompok faktor kedua adalah ”iklim baik” dibuktikan bukan sebagai sumber kepuasan kerja
justru sebagai sumber ketidakpuasan kerja. Faktor ini adalah kondisi kerja, hubungan antar
pribadi, teknik pengawasan dan gaji. Perbaikan faktor ini akan mengurangi ketidakpuasan kerja,
tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja. Faktor ”iklim baik” tidak akan menimbulkan
motivasi, tetapi tidak adanya faktor ini akan menjadikan tidak berfungsinya faktor ”motivasi”.

4. Murray
Asumsi dasar tentang teori Murray adalah bahwa perilaku didorong oleh kemauan internal diri
sendiri. Dengan kata lain, setiap orang mempunyai kebutuhan karena sesuatu yang tidak mereka
miliki dan inilah yang menjadi dorongan. Manusia tidak pernah dipuaskan oleh apa yang telah
mereka miliki.

Murray menyebutkan bahwa need bisa disimpulkan sebagai dasar dari: (1) efek atau hasil akhir
dari sebuah perilaku, (2) pola tertentu atau contoh dari perilaku yang sedang dilibatkan, (3)
perhatian dan respon tertentu pada objek atau stimulus yang diterima, (4) ekspresi atas emosi
tertentu, dan (5) ekspresi kepuasan ketika tujuan tertentu berhasil dicapai atau kekecewaan ketika
tujuan tersebut tidak berhasil dicapai
5. McClelland
Konsep penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada diri
manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland seseorang dianggap mempu apabila dia
mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang lain pada banyak situasi, Teori
Kebutuhan McClelland diantaranya adalah :

1. Need For achievement. Ada beberapa orang yang memiliki dorongan yang kuat untuk
berhasil. Mereka lebih mengejar prestasi pribadi daripada imbalan terhadap keberhasilan.
Mereka bergairah untuk melakukan sesuatu lebih baik dan lebih efisien jika dibandingkan
dengan hasil sebelumnya.
2. Need for affiliation. Kebutuhan akan kehangatan dan sokongan dalam kehidupannya
atau hubungannya dengan orang lain. Kebutuhan ini akan mengarahkan tingkah laku
individu untuk melekukan hubungan yang akrab dengan orang lain. Orang-orang dengan
need affiliation yang tinggi ialah orang yang berusaha mendapatkan persahabatan.
3. Need for power.  Adanya keinginan yang kuat untuk mengendalikan orang lain, untuk
mempengaruhi orang lain dan untuk memiliki dampak terhadap orang lain.

6. Vroom
Teori Motivasi yang beranggapan bahwa orang-orang termotivasi untuk melakukan sesuatu
karena menginginkan suatu hasil yang diharapkan. Teori tersebut kemudian dikenal dengan
sebutan Teori Harapan atau Expectancy Theory.
Terdapat 3 konsep Teori Harapan Vroom, yaitu :

1. Harapan(Expectancy), yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu usaha akan


menghasilkan kinerja tertentu. Effort (Usaha) → Performance (Kinerja).
2. Instrumentally, yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu kinerja akan mendapatkan
hasil tertentu. Performance(Kinerja) → Outcome (Hasil)
3. Valensi(Valence), yaitu  mengarah pada nilai positif dan negative yang dirujuk oleh
orang-orang terhadap sebuah hasil. (nilai yang diberikan orang pada suatu hasil yang
diharapkan)[7]

Secara garis besar motivasi belajar adalah kecenderungan dalam melakukan kegiatan
belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik
mungkin. Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan anak
di dalam belajar.
Menurut Djamarah (2002), fungsi motivasi dalam belajar adalah motivasi sebagai
pendorong kegiatan, motivasi sebagai penggerak perbuatan dimana adanya dorongan
psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik merupakan suatu kekuatan yang
tidak terbendung yang kemudian menjadi bentuk gerakan psikofisik, motivasi sebagai
pengarah perbuatan dimana sesuatu yang dicari peserta didik merupakan tujuan belajar dan
tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada peserta didik.

c. Komponen Motivasi
Menurut kebanyakan definisi motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu
menggerakkan, mengarahkan, dan menupang tingkah laku manusia.
1.    Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu: memimpin
seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal
ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan mendapat kesenangan.
2.    Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia
menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap
sesuatu.
3.    Untuk menjaga dan menupang tingkah laku, lingkungan sekitar harus
menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.

2. UNSUR – UNSUR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR

Belajar adalah suatu hal yang diwajibkan untuk semua siswa di sekolah. Namun dalam
pelaksanaannya selalu ada hambatan-hambatan yang membuat siswa malas untuk belajar.
Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:

 Motivasi belajar  berasal  dari  factor intrinsik, motivasi  ini  terbentuk karena  
kesadaran   diri   atas   pemahaman   betapa   pentingnya   belajar   untuk mengembangkan 
dirinya  dan bekal  untuk  menjalani  kehidupan;  dan
 Motivasi belajar dari  faktor  eksternal,  yaitu  dapat  berupa  rangsangan  dari  orang 
lain,  atau lingkungan    sekitarnya    yang    dapat    memengaruhi    psikologis    orang   
yang bersangkutan[8]
Menurut Dimiyati dan Mmujiono terdapat beberapa unsure yang mempengaruhi motivasi
belajar siswa, antara lain:
1.    Cita-cita atau Aspirasi Siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan berjalan,
makan-makanan yang lezat, berebut mainan, dapat membaca, dapat menyanyi, dan lain-lain.
Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat bahkan dikemudian
hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan.
Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan dapat
mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita.[9]
2.    Kemampuan Siswa
Keinginan siswa perlu dibarnegi dengan kemampuan atau kecakapan untuk mencapainya.
Kemampuan ini meliputi beberapa aspek yang terdapat dalam diri siswa, misalnya pengamatan,
perhatian, dan daya piker fantasi, dengan kemampuan yang dimilikinya akan memperkuat
motivasi siswa untuk melakukan tugas-tugas perkembangan.
3.    Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar.
Siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan menganggu perhatian belajar. Sebaliknya
siswa yang sehat, kenyang dan gembira akan mudah memusatkan perhatian.
.  4.   Kondisi Lingkungan Siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam lingkungan tempat tinggal  (keluarga).
Pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat
terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal yang akan mengganggu
kesungguhan belajar, sebaliknya lingkungan sekolah yang indah, pergaulan siswa yang rukun
akan memperkuat motivasi belajar.[10]
5.    Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, keamanan, ingatan dan pikiran yang mengalami
perubahan dank arena pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh
pada motivasi dan perilaku belajar. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam.
Lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya siswa
yang ebrupa surat kabar, majalah, radio, televise dan film semakin menjangkau siswa. Kesemua
lingkungan tersebut medinamiskan motivasi belajar siswa.
6.    Upaya Guru Dalam Membelajarkan Siswa
Upaya yang dimaksud disini adalah bagiamana guru mempersiapkan diri dalam
mebelajarkan siswa mulai dan penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian
siswa, mengevaluasi hasil belajar siswa. Bila upaya tersebut dilaksanakan dengan berorientasi
pada kepentingan siswa, maka diharapkan upaya tersebut menimbulkan otivasi belajar siswa.
Dalam hal ini guru harus mampu untuk mengendalikan kelas yang dipegangnya. Adapun yang
harus diperhatikan sebagai seorang guru adalah sebagai berikut:
a.    Kedisiplinan Guru
Kedisiplinan guru memiliki pengaruh terhadap prilaku belajar siswa. Guru yang berdisiplin
dalam mengajar cenderung lebih diperhatikan dan dihormati oleh siswanya. Kedisiplinan
seorang guru dapat dilihat dari:
a)        Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah
b)        Membina disiplin belajar dalan tiap kesempatan, seperti pemnafaatan waktu dan pemeliharaan
fasilitas sekolah.
c)        Mematuhi tata tertib sekolah
Masalah disiplin merupakan suatu hal yang penting bagi seorang guru, tanpa ada
kedisiplinan yang besar didalam diri guru maka alam kelabu akan selalu menutupi dunia
pendidikan dan pengajaran.[11]
b.    Kepribadian Guru
Kepribadian seorang guru adalah kemampuan yang melekat dalam diri pedidik secara
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi anak didik dan berakhlak
mulia.[12]
Jika seorang guru mampu menunjukkan pribadi yang baik, maka akan berpengaruh
terhadap kebiasaan dan motivasi belajar siswa. Siswa merasa diperhatikan dan dilibatkan ketika
proses belajar mengajar berlangsung.
Omear Hamalik Mengatakan:
“Kepribadian guru mempunyai pengaruh langsung dan kumulatif terhadap hidup dan kebiasaan-
kebiasaan belajar para siswa. Sejumlah percobaan dan hasil observasi menguatkan kenyataan
bahwa banyak sekali yang dipelajari oleh siswa dari gurunya. Para siswa menyerap siskap-sikap
gurunya, merefleksikan perasaanya, menyerap keyakinannya, meniru tingkah lakunya, dan
mengutip pernyataanya. Pengalaman menunjukan bahwa masalah-masalah seperti motivasi,
disiplin, tingkah laku social, prestasi dan hasrat belajar yang terus menerus itu
semuanya  bersumber dari kepribadian guru”.[13]

Kepribadian guru disini mengacu pada kemampuan seorang guru untuk menampilkan sifat-
sifat seperti sifat adil, luwes, terbuka, disiplin, kreatif ulet dan berwibawa, serta pribadi yang
dapat menjadi teladan yang baik bagi para siswanya.
3. UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Motivasi belajar siswa merupakan  hal yang amat penting bagi pencapaian kinerja atau prestasi
belajar siswa. Dalam hal ini, tentu saja menjadi tugas dan kewajiban guru untuk senantiasa dapat 
memelihara dan meningkatkan motivasi belajar siswanya. Meminjam pemikiran dari  USAID
DBE3 Life Skills for Youth, berikut ini beberapa ide yang dapat digunakan oleh guru untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.
1. Gunakan metode dan kegiatan yang beragam

Melakukan hal yang sama secara terus menerus bisa menimbulkan kebosanan dan menurunkan
semangat belajar. Siswa yang bosan cenderung akan mengganggu proses belajar. Variasi akan
membuat siswa tetap konsentrasi dan termotivasi. Sesekali mencoba sesuatu yang berbeda
dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi di dalam kelas. Cobalah untuk membuat
pembagian peran, debat, transfer pengetahuan secara singkat, diskusi, simulasi, studi kasus,
presentasi dengan audio-visual dan kerja kelompok kecil

2. Jadikan siswa peserta aktif

Pada usia muda sebaiknya diisi dengan melakukan kegiatan, berkreasi, menulis, berpetualang,
mendesain, menciptakan sesuatu dan menyelesaikan suatu masalah. Jangan jadikan siswa peserta
pasif di kelas karena dapat menurunkan minat dan mengurangi rasa keingintahuannya.
Gunakanlah metode belajar yang aktif dengan memberikan siswa tugas berupa simulasi
penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar. Jangan berikan
jawaban apabila tugas tersebut dirasa sanggup dilakukan oleh siswa

3. Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai

Buatlah proses belajar yang cocok dengan siswa dan sesuai minat mereka sehingga menarik
karena mereka dapat melihat tujuan dari belajar. Buatlah tugas yang menantang namun realistis.
Realistis dalam pengertian bahwa standar tugas cukup berbobot untuk memotivasi siswa dalam
menyelesaikan tugas sebaik mungkin, namun tidak terlalu sulit agar jangan banyak siswa yang
gagal dan berakibat turunnya semangat untuk belajar.

4. Ciptakan suasana kelas yang kondusif

Kelas yang aman, tidak mendikte dan cenderung mendukung siswa untuk berusaha dan belajar
sesuai minatnya akan menumbuhkan motivasi untuk belajar. Apabila siswa belajar di suatu kelas
yang menghargai dan menghormati mereka dan tidak hanya memandang kemampuan akademis
mereka maka mereka cenderung terdorong untuk terus mengikuti proses belajar.

5. Berikan tugas secara proporsional

Jangan hanya berorientasi pada nilai dan coba penekanan pada penguasaan materi. Segala tugas
di kelas dan pekerjaan rumah tidak selalu bisa disetarakan dengan nilai. Hal tersebut dapat
menurunkan semangat siswa yang kurang mampu memenuhi standar dan berakibat siswa yang
bersangkutan merasa dirinya gagal. Gunakan mekanisme nilai sepelunya, dan cobalah untuk
memberikan komentar atas hasil kerja siswa mulai dari kelebihan mereka dan kekurangan
mereka serta apa yang bisa mereka tingkatkan. Berikan komentar Anda secara jelas. Berkan
kesempatan bagi siswa untuk memperbaiki tugas mereka apabila mereka merasa belum cukup.
Jangan mengandalkan nilai untuk merombak sesuatu yang tidak sesuai dengan Anda.

6. Libatkan diri Anda untuk membantu siswa mencapai hasil

Arahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam proses belajar mengajar, jangan hanya
terpaku pada hasil ujian atau tugas. Bantulah siswa dalam mencapai tujuan pribadinya dan terus
pantau perkembangan mereka.

7. Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar

Jangan biarkan siswa berjuang sendiri dalam belajar. Sampaikan pada mereka apa yang perlu
dilakukan. Buatlah mereka yakin bahwa mereka bisa sukses dan bagaimana cara mencapainya.

8. Hindari kompetisi antarpribadi

Kompetisi bisa menimbulkan kekhawatiran, yang bisa berdampak buruk bagi proses belajar dan
sebagian siswa akan cenderung bertindak curang. Kurangi peluang dan kecendrungan untuk
membanding-bandingan antara siswa satu dengan yang lain dan membuat perpecahan diantara
para siswa. Ciptakanlah metode mengajar dimana para siswa bisa saling bekerja sama.

9. Berikan Masukan
Berikan masukan para siswa dalam mengerjakan tugas mereka. Gunakan kata-kata yang positif
dalam memberikan komentar. Para siswa akan lebih termotivasi terhadap kata-kata positif
dibanding ungkapan negatife. Komentar positif akan membangun kepercayaan diri. Ciptakan
situasi dimana Anda percaya bahwa seorang siswa bisa maju dan sukses di masa datang.

10. Hargai kesuksesan dan keteladanan

Hindari komentar negatif terhadap kelakuan buruk dan performa rendah yang ditunjukan siswa
Anda, akan lebih baik bila Anda memberikan apresiasi bagi siswayang menunjukan kelakuan
dan kinerja yang baik. Ungkapan positif dan dorongan sukses bagi siswa Anda merupakan
penggerak yang sangat berpengaruh dan memberikan aspirasi bagi siswa yang lain untuk
berprestasi.

11. Antusias dalam mengajar

Antusiasme seorang guru dalam mengajar merupakan faktor yang penting untuk menumbuhkan
motivasi dalam diri siswa. Bila Anda terlihat bosan dan kurang antusias maka para siswa akan
menunjukkan hal serupa. Upayakan untuk selalu tampil baik, percaya diri dan antusias di depan
kelas.

12. Tentukan standar yang tinggi (namun realisitis) bagi seluruh siswa

Standar yang diharapkan oleh para guru terhadap siswanya memiliki dampak yang signifikan
terhadap performa dan kepercayaan diri mereka. Bila Anda mengharapkan seluruh siswa untuk
termotivasi, giat belajar dan memiliki minat yang tinggi, mereka cenderung akan bertindak
mengikuti kehendak Anda. Anda harus yakin bahwa Anda mampu memberikan motivasi tinggi
pada siswa. Pada awal tahun ajaran baru Anda harus menggunakan kesempatan agar seluruh
siswa memiliki motivasi yang tinggi.

13. Pemberian penghargaan untuk memotivasi

Pemberian penghargaan seperti nilai, hadiah dsb, mungkin efektif bagi sebagian siswa (biasanya
bagi anak kecil) namun metode ini harus digunakan secara hati-hati karena berpotensi
menciptakan kompetisi. Namun demikian, penggunaan metode ini dapat melahirkan motivasi
internal.

14. Ciptakan aktifitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas

Buatlah aktifitas yang melibatkan siswa dengan kawan-kawan mereka dalam satu kelas. Hal ini
akan membagi pengetahuan, gagasan dan penyelesaian tugas-tugas individu siswa dengan
seluruh siswa di kelas tersebut.
15. Hindari penggunaan ancaman

Jangan mengancam siswa Anda dengan kekerasan, hukuman ataupun nilai rendah. Bagi sebagian
siswa ancaman untuk memberi nilai rendah mungkin efektif, namun hal tersebut bisa memicu
mereka mengambil jalan pintas (mencontek).

16. Hindarilah komentar buruk

Gunakanlah komentar yang positif dan perilaku yang baik. Banyak siswa yang percaya diri akan
performa dan kemampuan mereka. Jangan membuat pernyataan yang negatif kepada para siswa
di kelas Anda berkaitan dengan prilaku dan kemampuan mereka. Anda harus selektif dalam
menggunakan kata-kata dan berbicara dalam kelas. Apabila tidak hati-hati, kepercayaan diri
siswa Anda akan mudah jatuh.

17. Kenali minat siswa-siswa Anda

Para siswa mungkin berada dalam satu kelas, namun mereka memiliki kepribadian yang
berbeda-beda. Pahamilah siswa Anda, bagaimana tanggapan mereka terhadap materi dan apa
minat,cita-cita, harapan dan kekhawatiran mereka. Pergunakanlah berbagai contoh dalam
pembelajaran Anda yang ada kaitannya dengan minat mereka untuk membuat mereka tetap
termotivasi dalam belajar.

18. Peduli dengan siswa-siswa Anda

Para siswa akan menunjukkan minat dan motivasi pada para guru yang memiliki perhatian.
Perlihatkan bahwa Anda memandang para siswa sebagai layaknya manusia normal dan
perhatikan bahwa mereka mendapatkan proses pembelajaran dan bukan hanya sekedar nilai
karena hal tersebut tercermin pada kemampuan Anda sebagai seorang guru. Cobalah
membangun hubungan yang positif dengan para siswa dan coba kenali mereka sebagaimana
Anda memperkrnalkan diri Anda pada mereka. Sebagai contoh, ceritakanlah kisah anda ketika
anda masih menjadi siswa.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN

Motivasi belajar adalah kecenderungan dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong
oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Motivasi merupakan
salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan anak di dalam belajar.

2. SARAN
Guru perlu memotivasi siswa untuk membangkitkan semangat siswa dalam belajar. Dengan
memperhatikan keadaan siswa seorang guru harus menumbuhkan motivasi internal maupun
eksternal di dalam diri siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003, h. 233
[2] J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h.310
[3] John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Penerjemah; Tri Wibowo, Ed: ke-2, Jakarta:
Kencana, 2007, h.510
[4] Ghullam Hamdu, Lisa Agustina, Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pestasi Belajar
Ipa Di Sekolah DASAR Jurnal Penelitian Pendidikan 81 Vol. 12 No. 1, April 2011. H.83
[5] Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003, h.238
[6] Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003, h.243
[7] Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003, h. 248
[8] Irmalia Susi Anggraini,jurnal pendidikan, Motivasi Belajar Dan Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh: Sebuah Kajian Pada Interaksi Pembelajaran Mahasiswa, Madiun: PGSD IKIP
PGRI, h.102
[9] Dimiyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran  (Jakarta: PT. Rineka CIpta, 2006), 97.
[10] Dimiyati dan Mudjiomo, Belajar dan Pengajaran…,99.
[11] Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Mengajar (Jakarta: Bumi AKsara,
1994), 164.
[12] Tim Fokus Media, Himpunan Perundang-undangan, 77.
[13] Oemar Hamalik,Psikologi Belajar Mengajar , 34-35.

Anda mungkin juga menyukai