Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“MOTIVASI”
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Psikologi

Dosen Pengampu :

Dra. Anis Siti Hartati, M.Si

Disusun Oleh :
Muhammad Syahrul 141220321
Mahadewi Kusuma Wardani 141220323
Fanezza Putri Anggita 141220324
Fadilah Wirdayanti Abudi 141220325
Dean Artika Tiranny 141220326
Safir Kiram Firdaus 141220327

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Motivasi”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Dasar Psikologi di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikantugas ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Motivasi ini dapat memberikan
manfaat dan inspirasi terhadap pembaca.

Yogyakarta, 25 April 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 1
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
2.1 Hakekat Motivasi ................................................................................................................ 3
2.2 Teori – Teori Motivasi ........................................................................................................ 4
2.3 Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik......................................................................... 7
2.4 Faktor – Faktor Kognitif yang Mempengaruhi Motivasi .................................................... 7
2.5 Bagaimana Memberikan Motivasi dalam Pembelajaran .................................................. 10
BAB 3 PENUTUP ....................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 14

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Motivasi merupakan serangkaian sikap dan nilai - nilai yang mempengaruhi
individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai tujuan individu. Konsep motivasi
terinspirasi dari kesadaran bahwa tidak semua tingkah laku manusia dikendalikan oleh
akal, akan tetapi tidak banyak perbuatan manusia yang dilakukan di luar kontrol manusia.
Sehingga lahirlah sebuah pendapat, bahwa manusia di samping sebagai makhluk
rasionalistik, ia juga sebagai makhluk yang mekanistik, yaitu makhluk yang digerakkan
oleh sesuatu di luar nalar yangbiasanya disebut naluri atau insting.
Setiap perbuatan yang dilakukan manusia baik yang disadari (rasional) atau yang
tidak disadari (mekanikal/ naluri) pada dasarnya merupakan sebuah wujud untuk menjaga
sebuah keseimbangan hidup. Jika keseimbangan ini terganggu, maka akan timbul suatu
dorongan untuk melakukan aktivitas guna mengembalikan keseimbangan.
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Dengan
demikian, jika sebuah motivasi dihilangkan akan mengakibatkan terhambatnya pencapaian
sebuah tujuan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Hakekat Motivasi?
2. Apa Teori - Teori Motivasi?
3. Apa itu Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik?
4. Apa Faktor - Faktor Kognitif yang mempengaruhi Motivasi?
5. Bagaimana Memberikan Motivasi dalam Pembelajaran?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami Hakekat Motivasi.
2. Untuk mengetahui dan memahami apa saja Teori - Teori Motivasi.
3. Untuk mengetahui dan memahami Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik.
4. Untuk mengetahui dan memahami Faktor – Faktor Kognitif yang Mempengaruhi
Motivasi.
5. Untuk mengetahui dan memahami Bagaimana Memberikan Motivasi dalam
Pembelajaran

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Hakekat Motivasi


Dalam mendefinisikan konsep motivasi ini terdapat kesulitan, karena seperti telah
diungkapkan Atkinson, motivasi masih merupakan suatu konsep yang masih kontroversial.
Konsep motivasi semakin sulit didefinisikan, ketika dalam pembahasan psikologi terdapat
: istilah motif yang dalam penggunaannya terkadang berbeda dalam istilah motivasi. Dan
kadang-kadang motif dan motivasi itu digunakan secara bersamaan dan dalam makna yang
sama, hal ini disebabkan karena pengertian motif dan motivasi keduanya sukar dibedakan
secara tegas.
Beberapa pakar psikologi ada yang membedakan istilah motif dan motivasi.
• Motif dapat juga dikatakan sebagai keadaan diri individu yang mendorong untuk
melakukan aktivitastertentu guna mencapai suatu tujuan yang ditentukan sendiri.
• Motif merupakan disposisi laten yang mendorong dan mengarahkan individu untuk
mencapai suatu tujuan yang ditentukan.
Motif ini terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu
1. Motif Biologis,
Motif biologis adalah dorongan-dorongan yang berada dalam diri individu untuk
memenuhi keseimbangan biologis.
2. Motif Sosiologis,
Motif seseorang agar dapat diterima dan berhubungan dengan orang lain.
3. Motif Pertumbuhan (growth).
Motif yang terkait dengan dasar-dasar pengarahan perilaku untuk meraih
keterampilan dan pengetahuan bagi pengembangan potensi individualnya.
Motivasi dapat didefinisikan dengan segala sesuatu yang menjadi pendorong
tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan.
Menurut Hoyt dan Miskel, motivasi adalah kekuatan- kekuatan yang kompleks, dorongan-
dorongan, kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan ketegangan (tension states), atau
mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang di
inginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal.

2
Prinsip pemunculan motivasi adalah untuk mencapai keseimbangan. Keseimbangan
tersebut pertama-tama muncul dalam bentuk homeostatis, yaitu keseimbangan yang
bersifat biologis. Namun tidak semua kebutuhan biologis itu pemenuhannya dikarenakan
homeostatis, dapat juga didorong oleh persepsi dan ketidakseimbangan emosional.
Pada dasarnya apa pun yang menjadi dasar dari prinsip pemunculan motivasinya,
seseorang akan terdorong untuk meregulasi tingkah lakunya dalam mencapai tujuan-
tujuannya.Prinsip ini disebut sebagai regulator.

2.2 Teori - Teori Motivasi


1. Teori Hedonisme
Hedonisme adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau
kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang
bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang
bersifat duniawi. Hobbes menyatakan bahwa apapun alasan yang diberikan
seseorang untuk perilaku- nya, sebab-sebab terpendam dari semua perilaku itu
adalah kecenderungan untuk mencari kesenangan dan menghindari kesusahan.
Oleh karenanya, setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, manusia
cenderung memilih alternatif pemecahan yang dapat mendatangkan kesenangan
daripada yang mengakibatkan kesukaran, kesulitan, dan penderitaan.
2. Teori Naluri
Naluri merupakan suatu kekuatan biologis bawaan, yang mempengaruhi
anggota tubuh untuk berlaku dengan cara tertentu dalam keadaan tepat. Sehingga
semua pemikiran dan perilaku manusia merupakan hasil dari naluri yang
diwariskan dan tidak ada hubungannya dengan akal. Menurut teori naluri,
seseorang tidak memilih tujuan dan perbuatan, akan tetapi dikuasai oleh kekuatan-
kekuatan bawaan, yang menentukan tujuan dan perbuatan yang akan dilakukan.
3. Teori Reaksi yang Dipelajari
Teori ini berbeda pandangan dengan tindakan atau perilaku manusia yang
berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola dan tingkah laku yang dipelajari
dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari
lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, teori ini
disebut juga teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang
pemimpin atau seorang pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya,

3
pemimpin atau pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang
kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya.
4. Drive Theory
Teori ini merupakan perpaduan antara "teori naluri" dengan "teori
reaksi yang dipelajari". Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya
sesuatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Misalnya,
suatu daya pendorong pada lawan jenis. Semua orang dalam semua kebudayaan
mempunyai daya pendorong pada lawan jenis. Namun, cara-cara yang digunakan
berlain-lainan bagi tiap individu, menurut latar belakang dan kebudayaan masing-
masing.
5. Teori Arousal
Teori ini dikemukakan oleh Elizabeth Duffy. Menurut nya, organisme tidak
selalu berusaha menghilangkan ketegangan tetapi justru tidak sebaliknya, dimana
organisme berusaha meningkatkan ketegangan dalam dirinya. Homeostasis adalah
ketegangan optimum yang sifatnya subjektif.
6. Teori Atribusi
Perilaku seseorang ditentukan oleh bagaimana ia menafsirkan atau berusaha
mengerti apa yang melatar- belakangi peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar nya.
Teori ini merupakan teori yang dikemukakan oleh kelompok teori kognitif yang
berusaha menggambarkan secara sistematik penjelasan-penjelasan perihal kenapa
seseorang berhasil atau gagal dalam suatu aktivitas. Ini dijelaskan melalui
pendekatan atribusi. Atribusi ialah suatu hal atau keadaan yang dikaitkan dengan
(dijadikan alasan terhadap) kesuksesan atau kegagalan dalam suatu aktivitas.
Misalnya guru yang tidak enak mengajar, kesehatan yang tidak optimal. pelajaran
tidak menarik, ketidakberuntungan, kurang usaha, kurangnya kemampuan, pekerjaan
terlalu sulit, salah strategi dan lain-lain.
7. Teori Kebutuhan
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada
hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun
kebutuhan psikis. Menurut Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan, yaitu:
kebutuhan fisiologis: yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital,
menyangkut fungsi-fungsi biologis, seperti kebutuhan akan pangan, sandang, dan
papan, kesehatan, kebutuhan seks. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety

4
and security). Seperti perlindungan dari bahaya dan ancaman, penyakit, perang,
kelaparan, dan perlakuan tidak adil. Kebutuhan sosial, yang meliputi antara lain
kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota
kelompok, rasa setia kawan, dan kerja sama. Kebutuhan akan penghargaan, termasuk
kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, status, pangkat. Kebutuhan akan
aktualisasi diri, seperti antara lain kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang
dimiliki, mengembangkan diri secara maksimum, kreativitas, dan ekspresi diri.

2.3 Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik


1. Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari diri seseorang itu
sendiri tanpa dirangsang dari luar. Motif intrinsik juga diartikan sebagai motivasi
yang pendorongnya ada kaitan langsung dengan nilai-nilai yang terkandung di
dalam tujuan pekerjaan sendiri.
Contoh : Seorang mahasiswa tekun mempelajari mata kuliah psikologi karena
inginmenguasai mata kuliah tersebut.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik merupakan motivasi yang datang karena adanya
rangsangan dari luar. Motif ekstrinsik ini juga dapat diartikan sebagai motivasi
yang pendorongnya tidak ada hubungannya dengan nilai yang terkandung dalam
tujuan pekerjaannya.
Contoh : Mahasiswa rajin belajar karena akan ujian.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi terdiri dari beberapa macam.
Motivasi yang ada dalam diri seseorang bukan merupakan indikator yang berdiri sendiri.
Motivasi itu sendiri muncul sebagai akibat dari interaksi yang terjadi di dalam individu.
Danim (2004) menyatakan bahwa, “Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi,
yaitu sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan administrator. Kepemimpinan dengan gaya otoriter membuat
pekerja menjadi tertekan dan acuh tak acuh dalam bekerja.
2. Sikap individu. Ada individu yang statis dan ada pula yang dinamis. Demikian juga
ada individu yang bermotivasi kerja tinggi dan ada pula yang bermotivasi kerja

5
rendah. Situasi dan kondisi di luar dari individu memberi pengaruh terhadap
motivasi. Akan tetapi yang paling menentukan adalah individu itu sendiri.
3. Situasi kerja, lingkungan kerja, jarak tempuh dan fasilitas yang tersedia
membangkitkan motivasi, jika persyaratan terpenuhi. Akan tetapi jika persyaratan
tersebut tidak diperhatikan dapat menekan motivasi. Orang dapat bekerja dengan
baik jika faktor pendukungnya terpenuhi. Sebaliknya, pekerja dapat menjadi frustasi
jika faktor pendukung yang dia kehendaki tidak tersedia.
Parrek (2005) mengemukakan 6 (enam) indikator yang lazim digunakan untuk mengukur
motivasi kerja, yaitu:
1. Prestasi kerja, yaitu sesuatu yang ingin dicapai oleh seorang manajer dibawah
lingkungan kerja yang sulit sekalipun. Misalnya dalam menyelesaikan tugas yang
dibatasi oleh jadwal waktu (deadline) yang ketat yang harus dipenuhi, seseorang
pekerja dapat menyelesaikan tugasnya dengan hasil yang memuaskan.
2. Pengaruh, yaitu upaya yang dilakukan untuk mempertahankan gagasan atau
argumentasi sebagai bentuk dari kuatnya pengaruh yang ingin ditanamkan kepada
orang lain. Saran – saran atau gagasan yang diterima sebagai bentuk partisipasi dari
seseorang pekerja akan menumbuhkan motivasi, apalagi jika gagasan atau pemikiran
tersebut dapat diikuti oleh orang lain yang dapat dipakai sebagai metode kerja baru
dan ternyata hasilnya positif dan dirasakan lebih baik.
3. Pengendalian, yaitu tingkat pengawasan yang dilakukan oleh atasan terhadap
bawahannya. Untuk menumbuhkan motivasi dan sikap tanggung jawab yang besar
dari bawahan, seorang atasan dapat memberikan kesempatan kepada bawahannya
untuk bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu memungkinkan dan menumbuhkan
partisipasi.
4. Ketergantungan, yaitu kebutuhan dari bawahan terhadap orang – orang yang berada
dilingkungan kerjaannya, baik terhadap sesama pekerja maupun terhadap atasan.
Adanya saran, gagasan ataupun ide dari atasan kepada bawahan yang dapat
membantunya memahami suatu masalah atau cara penyelesaian masalah akan
menjadi motivasi yang positif.
5. Pengembangan, yaitu upaya yang dilakukan oleh organisasi terhadap pekerja atau
oleh atasan terhadap bawahannya untuk memberikan kesempatan guna
meningkatkan potensi dirinya melalui pendidikan ataupun pelatihan. Pengembangan
ini dapat menjadi motivator yang kuat bagi karyawan. Disamping pengembangan

6
yang menyangkut kepastian karir pekerja. Pengertian pengembangan yang
dimaksudkan disini juga menyangkut metode kerja yang dipakai. Adanya perubahan
metode kerja yang dirasakan lebih baik karena membantu penyelesaian tugas juga
menjadi motivasi bagi pekerja.
6. Afiliasi, yaitu dorongan untuk berhubungan dengan orang – orang atas dasar sosial.
Keterbukaan orang – orang yang berada dilingkungan kerja yang memungkinkan
hubungan antara pribadi dapat berjalan dengan baik, saling membantu masalah
pribadi akan menjadi motivasi yang positif dari peker
7. Pengembangan, yaitu upaya yang dilakukan oleh organisasi terhadap pekerja atau
oleh atasan terhadap bawahannya untuk memberikan kesempatan guna
meningkatkan potensi dirinya melalui pendidikan ataupun pelatihan. Pengembangan
ini dapat menjadi motivator yang kuat bagi karyawan. Disamping pengembangan
yang menyangkut kepastian karir pekerja. Pengertian pengembangan yang
dimaksudkan disini juga menyangkut metode kerja yang dipakai. Adanya perubahan
metode kerja yang dirasakan lebih baik karena membantu penyelesaian tugas juga
menjadi motivasi bagi pekerja.
8. Afiliasi, yaitu dorongan untuk berhubungan dengan orang – orang atas dasar sosial.
Keterbukaan orang – orang yang berada dilingkungan kerja yang memungkinkan
hubungan antara pribadi dapat berjalan dengan baik, saling membantu masalah
pribadi akan menjadi motivasi yang positif dari pekerja.
Sedangkan Porter & Miles dalam Danim (2004) mengemukakan bahwa terdapat 3
(tiga) variabel yang mempengaruhi motivasi seseorang dalam bekerja, yaitu:
1. Sifat-sifat individual. Ini meliputi kepentingan setiap individu, sikap, kebutuhan atau
harapan yang berbeda pada setiap individu. Perbedaan-perbedaan tersebut membuat
derajat motivasi di dalam diri pekerja menjadi bervariasi satu dengan lainnya.
Seorang pekerja yang menginginkan prestasi kerja yang tinggi, misalnya cenderung
akan terdorong untuk melakukan pekerjaan yang dapat meningkatkan taraf hidupnya.
Sebaliknya, seseorang yang dimotivasi oleh uang akan cenderung memilih pekerjaan
yang imbalannya besar.
2. Sifat-sifat pekerjaan. Ini meliputi tugas-tugas yang harus dilaksanakan, termasuk
tanggung jawab yang harus diemban dan kepuasan yang muncul kemudian.
Pekerjaan yang banyak membutuhkan tanggungjawab, misalnya akan mendatangkan
kepuasan tertentu dan dapat meningkatkan derajat motivasi.

7
3. Lingkungan kerja dan situasi kerja karyawan. Seorang individu betah pada
lingkungan kerjannya akan senantiasa berinteraksi baik sesama rekan sekerja
maupun atasan. Disini, seorang karyawan dapat dimotivasi oleh rekan sekerjanya
atau oleh atasannya. Penghargaan yang diberikan oleh atasan baik dalam bentuk
materi maupun non materi akan meningkatkan motivasi kerja karyawan.

2.5 Bagaimana Memberikan Motivasi dalam Pembelajaran


Teori diatas dapat memberikan gambaran pada kita tentang bagaimana memotivasi
diri sendiri bahkan orang lain. Lebih detailnya, cara-cara melakukan motivasi seperti
berikut:
1. Memberikan pujian (praise) dan celaan (blame)
Sudah menjadi kodrat setiap manusia akan senang bila dipuji. Pujian dapat berupa
senyuman, acungan jempol, dll. Pujian dan celaan dapat memiliki efek yang berbeda
bagi setiap siswa, hal ini berkaitan dengan pengalaman dan tingkat aspirasinya.
2. Menggunakan sistem hadiah (reward) dan hukuman (punishments)
Pemberian hadiah atas perilaku siswa yang bagus dapat menimbulkan minat bagi
siswa sehingga akan termotivasi dalam belajar. Teori belajar behavioristik
menyarankan hadiah kecil tapi sering lebih efektif diberikan daripada sebaliknya.
Hukuman kepada siswa atas perilaku atau performa jelek juga dianggap perlu karena
hukuman dapat menyebabkan efek negatif (malu, cemas, dsb).
3. Memperhatikan tingkat aspirasi siswa
Taraf aspirasi merupakan taraf performasi yang dicita-citakan seseorang untuk yang
akan datang. Sebaiknya pendidik memberi tugas, membimbingm dan memberi
perlakuan sesuai taraf aspirasi yang dimiliki siswa.
4. Menciptakan suasana kompetitif
Terdapat tiga jenis kompetisi yang dapat diterapkan guru:
• Kompetisi siswa dengan dirinya sendiri
• Kompetisi antar siswa dalam kelompok
• Kompetisi antara kelompok
Jenis kompetisi mana yang lebih efektif tergantung perbedaan atau kesamaan
kemampuan siswa dalam kelas atau kelompok.
5. Menciptakan sarana umpan balik (feedback)
Skinner (seorang tokoh ilmu psikologi) telah mempelopori sarana ini dan telah

8
dibuktikan oleh para ahli psikologi yang menunjukkan jika siswa mengetahui hasil
aktivitas belajar yang sudah dilakukannnya akan menimbulkan motivasi dan
meningkatkan penguasaan pelajaran yang diajarkan.
Feedback dalam balajar siswa harus diberikan secara jelas dan berkaitan langsung
dengan apa yang dicapai siswa. Feedback spesifik memberikan atribusi usaha pada
setiap siswa atas keberhasilannya. Tetapi keberhasilan siswa tanpa feedback akan
memebrikan atribusi kemampuan (saya berhasil karna pintar) atau atribusi eksternal
(karena nasib baik, gurunya baik, dsb).
Pemberian feedback dalam jangka waktu lama memiliki dua dampak negatif: a) siswa
yang melakukan kesalahan akan melakukan kesalahan yang sama kecuali ia
mengetahui kalau yang ia kerjakan salah. b) mengabur antara keterkaitan perilaku
dan akibatnya.
6. Mengenalkan hal-hal baru (novelty)
Setiap hal baru akan menimbulkan minat kepada tiap individu. Travers mengatakan
bahwa salah satu unsur pokok untuk membangkitkan motivasi belajar adalah dengan
mempersiapkan bahan belajar atau metode mengajar agar memungkinkan siswa
untuk eksplorasi terhadap hal-hal baru.
7. Menghindari cara dan suasana menegangkan
Ketegangan dan kecemasan pada taraf yang dapat ditoleransi menurut teori kognitif
masih dapat meningkatkan motivasi. Tetapi bila ketegangan yang diciptakan
melebihi batas kewajaran akan mengganggu fungsi kognisi siswa sehingga
performanya tidak optimal.
8. Menetapkan target/tujuan (goal setting)
Seseorang akan mempunyai motivasi yang lebih tinggi apabila tujuan tersebut
ditetapkan oleh dirinya sendiri. Klausmeler dkk. Mengembangkan program belajar
bernama “Induvidually Guided Motivation” yang berdasarkan prinsip tersebut dan
ternyata memang efektif.
9. Menciptakan rasa butuh belajar
Guru sebaiknya membuat strategi sedemikian rupa merasa butuh untuk belajar.
10. Memperlihatkan perilaku bermotivasi melalui model
Memberikan contoh perilaku motivasi yang ada pada model siswa sehingga dapat
mempengaruhi motivasi siswa.
11. Menstimulir minat siswa terhadap pengetahuan

9
Sebelum mulai pelajaran guru perlu meyakinkan siswa akan pentingnya pelajaran
tersebut, mungkin untuk pelajaran berikutnya atau kegunaan dalam kehidupan.
12. Mempertahankan rasa ingin tahu
Cara menimbulkan rasa ingin tahu adalah dengan menyajikan hal-hal yang
mengandung unsur membingungkan, mengherankan, serta kontradiksi; yang dapat
mendorong induvidu memperoleh pengetahuan.
13. Penyajian pelajaran dengan model yang menarik dan bervariasi
Materi pelajran disampaikan dengan cara beragam dan menyenangkan bagi siswa.
Beragam dapat seperti susunan tempat duduk yang bervariasi, media yang bervariasi,
dll.
14. Menggunakan games dan simulasi
Metode ini efektif untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa tetapi tidak lebih
efektif daripada metode tradisional untuk mengajar fakta atau konsep.
15. Harapan yang jelas (clear expectations)
Guru memberi tahu apa yang dipelajarinya, tugas yang dikerjakan,dan bagaimana
hasil belajar dan tugas akan dinilai kepada siswanya. Metode ini sering digunakan
perguruan tinggi kepada mahasiswanya berupa penyampaian komponen penilai.

10
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Motivasi merupakan dorongan untuk bertindak terhadap serangkaian proses
perilaku manusia dengan mempertimbangkan arah intensitas dan ketekunan pada
pencapaian tujuan. Sedangkan elemen yang terkandung dalam motivasi meliputi unsur
membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunjukan intensitas, bersifat terus-terusan dan
adanya tujuan. Ada beberapa proses yang dapat menimbulkan motivasi seseorang yaitu
diawali dengan adanya kebutuhan yang belum terpenuhi, adanya pencarian cara-cara untuk
memuaskan kebutuhan, kemudian perilaku yang mengarah pada tujuan, evaluasi prestasi,
imbalan atau hukuman, kepuasan, dan kembali lagi pada kebutuhan yang belum terpenuhi.
Motivasi meniadi efektif dan tepat sasaran ketika dilakukan sesuai dengan teori
dan ditarafkan pada objek yang tepat. Dalam kasus anak didik misalnya, ketika seorang
anak didik meniadi tekun dalam belajar, hampir dapat dipastikan dia termotivasi dengan
sesuatu,seperti ingin menjadi pintar atau ingin menjadi juara umum dan mendapat hadiah.
Anak didik yang memiliki motivasi yang kuat dan jelas, pasti akan tekun dan berhasil
dalam belajarnya. Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi,
yaitu Penolong untuk berbuat dalam mencapai tujuan, Penentu arah perbuatan yakni ke arah
yang akan dicapai, Penyeleksi perbuatan sehingga perbuatan manusia senantiasa selektif
dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, jika didapati
manusia yang dalam sikap dan tingkah lakunya tidak terarah dan tanpa tujuan, dapat
dipastikan orang tersebut tidak memiliki motivasi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Mirna Wahyu dan Dita Hendriani, 2018. “Sejarah dan Dasar – Dasar Psikologi”.
Yogyakarta: Kalimedia.

12

Anda mungkin juga menyukai