Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“ MOTIVASI ”

Disusun Oleh:

Erika Syafitri Pohan (2105113533)

Mhd. Rifki Ilham (2105111933)

Mhd. Efendi (2105113316)

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan hidayahnya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini mengenai “MENGETAHUI APA ITU
MOTIVASI”.Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkah kepada junjungan kita nabi
Muhammad saw beserta keluarganya dan para sahabatnya semoga kita mendapat syafaatnya kelak
di hari kiamat, amin.

Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah serta pihak
pihak lain yang telah memberi materi kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik, adapun maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah.

Didalam penulisan makalah ini kami sangat menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami membutuhkan keritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kelancaran tugas-tugas selanjutnya. Demikian yang dapat kami sampaikan dan
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi pembaca khususnya.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4

1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 6

2.1 PENGERTIAN MOTIVASI ................................................................................................. 6

2.2.DEFINISI MOTIVASI MENURUT AHLI PSIKOLOGI .................................................... 7

2.3. TEORI MOTIVASI.............................................................................................................. 8

2.4. TUJUAN DAN FUNGSI MOTIVASI ................................................................................. 9

2.5.SUMBER MOTIVASI ........................................................................................................ 10

2.6.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI .......................................................... 13

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 15

Kesimpulan................................................................................................................................ 15

Daftar Pustaka ............................................................................................................................ 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Psikologi Olahraga adalah Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam


aktivitas olahraga, dalam olahraga terdapat banyak gejala-gejala yang timbul pada
kejiwaan atlet tersebut, gejala ini banyak timbul karena dalam olahraga prestasi terdapat
kompetisi yang membuat semua atlit bersaing ketat untuk mendapatkan juara. Pentingnya
pemanfaatan ilmu psikologi dalam olahraga didasari fakta bahwa ada 3 unsur yang
menentukan keberhasilan seorang atlet atau sebuah tim dalam sebuah pertandingan, yaitu:
fisik, teknik dan mental. Faktor fisik dan mental adalah dua faktor dalam tubuh manusia
yang selalu akan saling mempengaruhi. Orang yang sakit secara fisik akan mempengaruhi
kondisi mental, begitu juga sebaliknya. Ada banyak unsur dalam mental seorang atlet yang
menentukan keberhasilan sebuah pertandingan, diantaranya adalah motivasi, kepercayaan
diri, kecemasan, leadership dan sebagainya.
Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk melakukan
sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang kuat menunjukkan
bahwa dalam diri orang tersebut tertanam dorongan kuat untuk dapat melakukan sesuatu.
Ditinjau dari fungsi diri seseorang, motivasi dapat dibedakan antara motivasi yang berasal
dan luar (ekstrinsik) dan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik). Dengan
pendekatan psikologis diharapkan atlet dalam setiap penampilannya dapat memperlihatkan
motivasi yang kuat untuk bermain sebaik-baiknya, sehingga dapat memenangkan
pertandingan.
Dalam melakukan suatu aktivitas atau kegiatan banyak faktor yang terlibat di
dalamnya. Salah satu faktor yang berperan dalam pencapaian hasil yang optimal dalam
melakukan suatu aktivitas yaitu motivasi. Motivasi merupakan suatu dorongan atau
dukungan yang dapat membuat seseorang menjadi semangat dalam melakukan suatu
aktivitas atau kegiatan. Biasanya motivasi yang diberikan orang lain dapat menyebabkan
seseorang menjadi sangat bersemangat dan antusias dalam mewujudkan apa yang menjadi
keinginan orang tersebut. Hal tersebut terjadi karena ketika ada orang yang memberikan
motivasi kepada orang lain maka orang yang diberikan motivasi merasa ada yang
mendukung dan mendorong untuk melakukan hal yang menjadi keinginan orang itu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Motivasi ?


2. Apa Definisi Motivasi menurut para ahli psikologi?
3. Apa saja Teori Motivasi?
4. Apa tujuan dan fungsi motivasi?
5. Apa saja sumber motivasi
6. Apa saja faktor yang mempengaruhi motivasi

4
1.3 Tujuan

1.Untuk mengetahui pengertian Motivasi dan Motivasi Berprestasi

2.Untuk mengetahui teori motivasi

3. Untuk mengetahui apa saja Teori Motivasi

4.Untuk mengetahhui tujuan dan fungsi dari motivasi

5.Untuk mengetahui dari mana sumber motivasi tersebut

6.Untuk mengetahui apa saja yang Hal-hal yang mempengaruhi motivasi

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MOTIVASI

Manusia adalah makhluk berkembang, makhluk yang aktif. Tindakan atau


perbuatan manusia selain ditentukan oleh faktor-faktor yang datang dari luar, juga
ditentukan oleh faktor yang datang dari dalam diri sendiri.

Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu kata movere yang berarti bergerak.
Dalam konteks sekarang, motivasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses psikologi yang
menghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai
satu tujuan.

Dalam pembinaan pendidikan jasmani dan olahraga di Indonesia akhir-akhir ini


makin dirasakan tantangan yang berat terutama untuk menampilkan prestasi yang
mengungguli atau setidak-tidaknya menyamai prestasi beberapa Negara ASIA yang berciri
fisik sama dengan Indonesia. Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar
seharusnya mampu mengorbitkan atlet-atlet yang berprestasi.

Dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga, tidak ada atlet yang dapat menang
atau menunjukan prestasi yang optimal tanpa motivasi. Meskipun atlet atau tim
mempunyai keterampilan yang baik, tetapi tidak ada hasrat untuk bermain baik, biasanya
mengalami kekalahan. Demikian pula atlet atau tim yang mempunyai hasrat tinggi tetapi
tidak mempunyai keterampilan, maka prestasi tetap buruk. Hasil optimal hanya dapat
dicapai kalau motivasi dan keterampilan saling melengkapi. Pernyataan ini, menunjukan
bahwa motivasi sebagai aspek dan proses psikologi berhubungan erat dengan
keterampilan, perlu ditumbuhkan dan dibina dalam pencapaian prestasi atlet yang optimal.

Sebenarnya secara fisik motivasi itu tidak nampak dan tidak biasa diamati secara
langsung, yang biasa diamati hanya gejala-gejalanya saja dalam bentuk tingkah laku
manusia yang merupakan akibat atau manifestasi dari tinggi rendahnya ( ada tidaknya )
motivasi dari orang itu. Kita sering dilingkupi oleh nilai-nilai yang sewaktu-waktu dapat
mendorong kita untuk bereaksi ataupun tidak bereaksi. Hal inilah yang menjadi salah satu
sebab mengapa sukar sekali orang mengukur motivasi secara umum, apalagi jika
pengukuran itu tergantung dari kata hati dan perasaan.

6
2.2.DEFINISI MOTIVASI MENURUT AHLI PSIKOLOGI

1. David Krech (1962)


Menyatakan bahwa motivasi adalah kesatuan keingian dan tujuan yang menjadi pendorong
untuk bertingkah laku dinyatakan bahwa studi tentang motivasi adalah studi yang mempelajari
dua pertanyaan yang berbeda atas tingkahlaku individu yakni, mengapa individu memilih
tingkahlaku tertentu dan menolak tingkah laku yang lainnya.

2. Barelson dan Steiner dalam O. Koontz (1980)


Motivasi adalah kekuatan dari dalam yang menggerakkan dan mengarahkan atau
membawa tinkahlaku Ke tujuan. Pada hakikatnya, rumusan ini,bila diteliti dengan
cermat,merupakan terminologi umum yang mencakup arti daya dorong, keinginan,kebutuhan
dan kemauan. Hubungan antara kebutuhan,keinginan dan kepuasan digambarkan sebagai
mata rantai yang disebut Need – want – satisfaction chain

3. E.J Muray (1964 )


Motivasi adalah faktor internal yang menggairahkan, mengarahkan dan mengintegrasikan
tingkahlaku seseorang.

4. M.L Kamlesh (1983)


Motivasi adalah kecenderungan yang mengarahkan dan memilih tingkah laku yang
terkendali sesuai kondisi, dan kecenderungan mempertahankannya sampai tujuan tercapai.

5. Robert.N. Singer (1986)


Motivasi adalah sebagai dorongan untuk mencapai tujuan, dorongan dari dalam terhadap
aktifitas yang bertujuan. Menurut singer motivasi itu terbagi antara dua yaitu, dorongan (drive)
fisik, dan motif sosial. Dorongan fisik adalah kecenderungan bertingkah laku kearah
pemuasan kebutuhan biologis. Motif sosial itu kompleks, muncul dan berkembang dari
sumber – sumber sosia, seperti hubungan antar manusia. Dorongan fisik tidak dapat dipelajari,
sedangkan motif sosial dapat.

6. W.S. Winkel (1983), Wahjosumidjo (1985), Kamlesh (1983).


Motivasi terbagi atas dua bentuk, yakni motivasi ekstrinsik dan intrinsik. Matovasi
ekstrinsik itu bentuk motivasi yang di timbulkan oleh berbagai sumber dari luar seperti
pemberian hadiah, penghargaan, sertfikat dan sebagainya. Motivasi intrinsik itu adalah
dorongan alamiah yang mendorong seseorang mengerjakan sesuatu dan bukan kerena situasi
buatan.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa : ”motivasi olahraga” adalah
keseluruhan daya penggerak (motif – motif) didalam diri individu yang menimbulkan kegiatan
berolahraga, menjamin kelangsungan latihan dan memberi arah pada kegiatan latihan untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki. Olahraga digemari anak – anak, pemuda

7
dan para orang tua karena memiliki daya tarik untuk mengembangkan berbagain kemampuan,
menumbuhkan harapan – harapan, memberikan pengalaman yang membanggakan,
meningkatkan kesehatan jasmani, dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan praktis dalam
kehidupan sehari – hari dan sebagainya.
Melalui olahraga para pemuda mendaptakan kesempatan yang luas untuk
mengembangkan kemampuan, mendapatkan pengakuan dan popularitas, menemukan teman
teman baru serta pengalaman bepergian dan bertanding yang mendatangkan kegembiraan dan
kepuasan. Olahraga merupakan aktivitas yang unik, dimana sermua memerlukan hubungan
yang harmonis dan ideal antara proses berfikir, emosi dan gerakan. Kompetisi menimbulkan
keadaan penuh stres dan dapat menimbulkan kecemasan atau anxiety, serta tantangan untuk
mengatasi berbagai perasaan, dengan berolahraga timbul bermacam -macam dorongan untuk
bertindak sebaik - baiknya yang merupakan sebagian dorongan untuk mengembangkan diri
sendiri atau ”self – improvement”.

2.3. TEORI MOTIVASI

Ada beberapa teori motivasi yang cukup menarik untuk dibicarakan, yakni Teori
hedonismo, Teori Naluri, Teori Kebudayaan dan Teori Kebutuhan.

1. Teori Hedonisme

Teori ini mengatakan bahwa pada hakekatnya manusia akan memilih aktivitas yang
menyebabkannya merasa gembira dan senang. Begitu pula dalam olahraga, orang hanya
akan memilih aktivitas yang menarik dan menguntungkan dirinya dan akan
mengesampingkan yang tidak menarik. Oleh sebab itu, pelatih harus mempersiapkan dan
membantu setiap atlet untuk memperbesar apa yang memberi nilai tambah yang dicarinya
pada saat itu dan memperkecil apa saja yang dapat menumbuhkan ketidaksenangan dalam
aktivitas itu.

2. Teori Naluri

Teori ini menghubungkan kelakuan manusia dengan macam-macam naluri, seperti


naluri mempertahankan diri, mangembangkan diri dan mengembangkan jenis. Kebiasaan,
tindakan dan tingkahlakunya digerakkan oleh naluri tersebut. Untuk itu guru, pelatih dan
pembina dalam proses belajar atau latihan perlu memperhatikan naluri – naluri individu,
dan mendeteksi naluri yang dominan pada setiap individu.

3. Teori Kebudayaan

Teori ini menghubungkan tingkahlaku manusia berdasarkan pola kebudayaan


tempat ia berada. Bertolak dari teori ini, maka para pelatih dan pembina perlu mengetahui
latar belakang kehidupan dan kebudayaan setiap atlet, agar kegiatan olahraga yang
dilaksanakannya tidak dirasakan baru atau asing, melainkan sebagai bagian hidup dan pola
kebudayaanya.

8
4. Teori kebutuhan

Teori ini beranggapan bahwa tingkahlaku manusia pada hakekatnya bertujuan


memenuhi Kebutuhannya. Sehubungan dengan pandangan ini, maka pelatih atau pembina
hendaknya dapat mendeteksi kebutuhan yang domina setiap individu.

2.4. TUJUAN DAN FUNGSI MOTIVASI

Pengalaman nyata di negara-negara berkembang pada umumnya, seperti juga di


Indonesia, adalah bila atletnya mengalami kegagalan pada suatu turnamen, maka
kelemahan teknik dan taktik dituding sebagai sebab utama. Di negara-negara yang sudah
maju prestasi olahraganya, kurangnya motivasi dituding sebagai penyebab utama.
Anggapan yang berbeda ini sebenarnya disebabkan kelemahan teknik masih menonjol di
negara-negara berkembang, sedangkan kempuan teknik dan fisik bukan masalah di negara-
negara maju, sehingga motivasi merupakan kunci yang mentukan keberhasilan
penampilannya yang prima.

Peranan motivasi terhadap prestasi olahraga banyak dibicarakan dan diperhatikan


oleh ahli-ahli psikologi olahraga:

Menurut (Singgih Gunarsa) prestasi seseorang dihasilkan dari motivasi ditambah


latihan. Straub menyatakan bahwa prestasi seseorang adalah motivasi ditambah
ketrampilan.
Sedangkan menurut (R.N Singer) prestasi dalam olahraga itu sama dengan
keterampilan yang diperoleh melalui motivasi yang menyebabkan atlet bertahan dalam
latihan, ditambah dengan motivasi yang menyebabkan atlet bergairah berlatih keras.
Memang tidak dapat disangkal bahwa motivasi tidak dapat dipisahkan dengan keberhasilan
atlet dalam aktifitas olahraga.

Sama halnya pada proses pembelajaran. Pentingnya peranan motivasi dalam proses
pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk
tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik
diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna
memenuhi / memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan
tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran.

Peran motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat


dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin motivasi belajar yang
memadai akan mendorong siswa berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi
motivasi yang terlalu kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap kefektifan usaha
belajar siswa.

Fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya :

9
1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan
timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku
seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu
pekerjaan.

Pada garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai dalam pembelajaran sebagai berikut:

1. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar siswa.


2. Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada diri siswa.
3. Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan imajinitas guru untuk
berupaya secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan serasi guna
membangkitkan dan memeliharan motivasi belajar siswa.
4. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendayagunakn motivasi dalam
proses pembelajaran berkaitan dengan upaya pembinaan disiplin kelas.
5. Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang esensial dalam proses belajar
dan pembelajaran.

2.5.SUMBER MOTIVASI

Motivasi olahraga dapat dibagi atas motivasi primer dan sekunder, dapat pula atas
motivasi biologis dan sosial. Namun banyak ahli membagikannya atas dua jenis, intrinsik
dan ekstrinsik.

a) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam yang menyebabkan individu
berpartisipasi. Dorongan ini sering dikatakan dibawa sejak lahir, sehingga tidak dapat
dipelajari. Atlet yang punya motivasi intrinsik akan mengikuti latihan peningkatan
kemampuan atau ketrampilan, atau mengikuti pertandingan, bukan karena situasi buatan
(dorongan dari luar), melainkan karena kepuasan dalam dirinya. Bagi atlit tersebut,
kepuasan diri diperoleh lewat prestasi yang tinggi bukan lewat pemberian hadiah, pujian
atau penghargaan lainnya. Atlit ini biasanya tekun, bekerja keras, teratur dan disiplin dalam
menjalani latihan serta tidak menggantungkan dirinya pada orang lain.
Pada umumnya kemenangan yang diperoleh dalam kompetisi merupakan kepuasan
dan selalu dievaluasi guna lebih ditingkatkan, dan kekalahan akan diterima tanpa
kekecewaan melainkan akan menjadi sumber analisa terhadap kekuatan lawan dan
kelemahan diri sendiri guna diperbaiki melalui latihan-latihan yang keras. Biasanya atlit
ini mempunyai kepribadian yang matang, sportif, tekun, percaya diri, disiplin dan kreatif.
Motivasi intrinsik memiliki faktor-faktor dari dalam doro manusia itu sendiri.
Seperti yang di ungkapkan oleh Abraham H. Maslow pada teori kebutuhan. Teori motivasi

10
yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa
manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
1. Kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan
sex;
2. Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga
mental, psikologikal dan intelektual;
3. Kebutuhan akan kasih sayang (love needs)
4. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam
berbagai simbol-simbol statuus
5. Aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang
untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi
kemampuan nyata.

Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan)


kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya
sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi
kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang
jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan
yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan
manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal, mental, intelektual
dan bahkan juga spiritual.

Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh
dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang unsur
manusia dalam kehidupan organisasional, teori “klasik” Maslow semakin dipergunakan,
bahkan dikatakan mengalami “koreksi”. Penyempurnaan atau “koreksi” tersebut terutama
diarahkan pada konsep “hierarki kebutuhan “ yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah
“hierarki” dapat diartikan sebagai tingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga.
Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga yang
pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan
kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat
kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang,
pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasan sebelum
seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya.

Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia


makin mendalam penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi
juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan
berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan
kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa
dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang.

11
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan
manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini,
perlu ditekankan bahwa :

• Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu
yang akan datang;
• Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari
pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.
• Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu
kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan
kebutuhan itu.

Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis,
namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi
yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.

b) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari luar diri individu yang
menyebabkan individu beradaptasi dalam olahraga. Dorongan ini barasal dari pelatih, guru,
orngtua, bangsa atau berupa hadiah, sertifikat, penghargaan atau uang. Motivasi ekstrinsik
itu dapat dipelajari dan tergantung pada besarnya nilai penguat itu dari waktu ke waktu. Ini
dapat karena mempertaruhkan nama bangsa dan negara, karena hadiah besar, karena
publikasi lewat media massa. Dorongan yang demikian ini biasanya tidak bertahan lama.
Perubahan nilai hadiah, tiadanya hadiah akan menurunkan semangat dan gairah berlatih.
Kurangnya kompetisi menyebabkan latihan kurang tekun, sehingga prestasinya merosot.

Motivasi ekstrinsik dalam olahraga meliputi juga motivasi kompetitif, karena motif
untuk bersaing memegang peranan yang lebih besar daripada kepuasan karena telah
berprestasi baik. Kemenangan merupakan satu-satunya tujuan, sehingga dapat timbul
kecenderungan untuk berbuat kurang sportif atau kurang jujur seperti licik dan curang.
Atlet-atlet yang bermotifasi ektrinsik, sering tidak menghargai orang lain, lawannya, atau
peraturan pertandingan. Agar dapat menang, maka ia cenderung berbuat hal-hal yang
merugikan, seperti memakai obat perangsang, mudah dibeli atau disuap.

Beberapa ahli mengemukakan bahwa dalam aktifitas olahraga, motivasi intrinsik


maupun ekstrisik tidak akan berdiri sendiri, melainkan bersama-sama menuntun tingkah
laku individu. Mereka berdasarkan pandangannya bahwa tingkahlaku motivasi intrinsik itu
didrong oleh kebutuhan kompetisi dan keputusan sendiri dalam kaitannya dengan
lingkungan.

Manusia hidup dengan lingkungannya dan bertingkah laku dengan lingkunganya.


Itulah sebabnya pengaruh lingkungan tidak akan terlepas dari kehidupan manusia.
Motivasi ekstrisik (pengaruh lingkungan) selalu menuntun tingkah laku manusia. Dengan

12
demikian tingkah laku individu dalam olahraga dipengaruhi oleh motivasi intrinsik
maupun motivasi ekstrinsik.

Peran motivasi intrinsik dan ekstrinsik dapat kita lihat dalam pertandingan. Dalam
pertandingan atlet atau tim akan bermain dilapangan yang baru, menghadapi penonton
yang banyak. Sebelum dan selama pertandingan mereka selalu mendapat petunjuk-
petunjuk dari pelatih baik teknik, strategi maupun dorongan semangat, agar mereka dapat
bermain sebaik mungkin dan memenangkan pertandingan. Situasi penonton, lapangan
yang baru, petunjuk pelatih, menyebabkan tingkah laku mereka dalam kendali lingkungan.
Artinya, motivasi ekstrinsik berfungsi. Dengan demikin dalam diri atlet atau tim berfungsi
motivasi intrisik karena adanya kebutuhan-kebutuhannya sendiri, dan motivasi ekstrisik
karena dipengaruhi keadaan dari luar.

Weine Halliwell (1978) menyatakan bahwa sebenarnya motivasi dasar tingkahlaku


individu dalam olahraga adalah motivasi intrinsik, namun selalu ditambah dengan motivasi
ekstrinsik. Dorongan ekstrinsik dapat meningkatkan motivasi intrinsik, kalau dorongan itu
menambah kompetisi dan keputusan individu, dan dapat menurunkan motivasi intrinsik,
kalau dorongan itu mengurangi kompetisi dan keputusan diri individu. Dengan kata lain,
kalau kontrol (aspek lingkungan) lebih menonjol, maka penguatan yang diberikan akan
menurunkan motivasi intrinsik. Tetapi jika informasi lebih menonjol dan positif terhadap
kompotensi dan keputusan sendiri individu, maka motivasi intrinsik akan meningkat.

2.6.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI

Ada banyak sekali faktor yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya motivasi.
Gunarsa (2004) menjelaskan bahwa ada 4 dimensi dari motivasi. Dimensi-dimensi
tersebut adalah:
1. Atlet Sendiri
Atlet memegang peranan sentral dari munculnya motivasi. Atlet sendiri yang mengatur
dirinya untuk mencapai atau mendapatkan sesuatu. Jika atlet sudah merasa puas dengan
pencapaian yang ada, maka tidak ada lagi usaha keras untuk mendapatkan sesuatu yang
baru.
2. Hasil Penampilan
Hasil penampilan sangat menentukan motivasi seorang atlet selanjutnya. Kekalahan
dalam pertandingan sebelumnya akan berdampak negatif terhadap motivasi atlet
berikutnya. Atlet akan diliputi perasaan tidak berdaya dan seolah-olah tidak mampu lagi
untuk bangkit. Terlebih lagi jika mengalami kekalahan dari pemain yang dianggap lebih
lemah dari dirinya. Sebaliknya, jika mendapatkan kemenangan, maka hal itu akan
menumbuhkan sikap positif untuk mengulang keberhasilan yang berhasil dia raih. Sebagai
contoh, permainan tim nasional sepakbola Indonesia dalam Piala Asia tahun 2007 yang
lalu. Kemenangan pertandingan pertama melawan Bahrain membuat para pemain tim
nasional begitu bersemangat untuk mendapatkan hasil serupa ketika bertanding melawan
Arab Saudi pada pertandingan setelahnya.

13
3. Suasana Pertandingan
Suasana pertandingan sangat menentukan emosi seorang atlet. Sebagai contoh, Taufik
Hidayat kerap mundur dari pertandingan gara-gara merasa dicurangi oleh wasit.
Kondisi tersebut tentu saja tidak menyenangkan. Emosi yang sudah terganggu oleh
kondisi pertandingan yang tidak menyenangkan akan berdampak pada motivasi atlet
dalam menyelesaikan atau memenangkan sebuah pertandingan

4. Tugas dan Penampilan


Motivasi juga ditentukan oleh tugas atau penampilan yang dilakukan. Jika tugas
berhasil dengan baik diselesaikan, keyakinan diri atlet akan meningkat. Dengan
keyakinan diri yang tinggi, motivasi juga akan mengalami kenaikan. Tugas yang
berhasil dilaksanakan akan memberi tambahan energi dan motif untuk
bekerja lebih giat.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan yaitu :
➢ ”Motivasi Olahraga” adalah keseluruhan daya penggerak (motif – motif) didalam diri
individu yang menimbulkan kegiatan berolahraga, menjamin kelangsungan latihan dan
memberi arah pada kegiatan latihan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Melalui
olahraga para pemuda mendaptakan kesempatan yang luas untuk mengembangkan
kemampuan, mendapatkan pengakuan dan popularitas, menemukan teman – teman baru
serta pengalaman bepergian dan bertanding yang mendatangkan kegembiraan dan
kepuasan. Olahraga merupakan aktivitas yang unik, dimana sermua memerlukan hubungan
yang harmonis dan ideal antara proses berfikir, emosi dan gerakan.
➢ Peran motivasi intrinsik dan ekstrinsik dapat kita lihat dalam pertandingan. Dalam
pertandingan atlet atau tim akan bermain dilapangan yang baru, menghadapi penonton
yang banyak. Sebelum dan selama pertandingan mereka selalu mendapat petunjuk-
petunjuk dari pelatih baik teknik, strategi maupun dorongan semangat, agar mereka dapat
bermain sebaik mungkin dan memenangkan pertandingan. Situasi penonton, lapangan
yang baru, petunjuk pelatih, menyebabkan tingkah laku mereka dalam kendali lingkungan.
Artinya, motivasi ekstrinsik berfungsi. Dengan demikin dalam diri atlet atau tim berfungsi
motivasi intrisik karena adanya kebutuhan-kebutuhannya sendiri, dan motivasi ekstrisik
karena dipengaruhi keadaan dari luar.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://rendrapjk08.wordpress.com/2010/10/30/motivasi-olahraga/

http://makalahkuki.blogspot.com/2018/11/motivasi-dalam-olahraga.html

https://staffnew.uny.ac.id/upload/132304485/pendidikan/Makalah+Gabungan+Psikologi+Olahraga.pdf

https://baixardoc.com/preview/makalah-psikologi-olahragadocx-5d1bbef623ea4

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/7a926988005e5c9f5e5bd964fd0d621d.pdf

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpes/article/download/17358/8769/

16

Anda mungkin juga menyukai