Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MANAJEMEN SDI

Disusun oleh:
1.PAJAR WIJAYA (2011160021)
2ANDREAS LOBI PRATAMA(2011160014)
Dosen : Eka Sri Wahyuni, SE
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SOEKARNO BENGKULU

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya sampaikan kehadirat Allah SWT, atas


limpahan rahmat, hidayah, taufiq, serta inayah-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam
semoga tetap tercurahkan ke hadirat Rasulullah saw. yang
membimbing kita menuju jalan yang diridhoi oleh-Nya.Terima
kasih kepada dosen pengampu yaitu ibu Eka Sri Wahyuni SE.
selaku dosen Mata Kuliah Manajemen SDI yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Motivasi dan Pemberdayaan Sumber Daya Insani “
Dalam pembuatan makalah ini penulis telah berusaha
semaksimal mungkin agar dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita, dan penulis
mengharapkan masukan, kritik dan saran dari para pembaca.
Karena penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................,...................i
KATA PEGANTAR.............................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................
B. Rumusan Masalah....................................................
C.tujuan........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Motivasi SDI....................................................
Pandangan tentang Motivasi............................................
Sumber Motivasi SDI.........................................................
Teori Motivasi....................................................................
Pengertian Pemberdayaan SDI.........................................
Model dan Perspektif Pemberdayaan SDI........................
Bab lll penutup
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motivasi adalah perilaku yang ingin mencapai tujuan
tertentu yang cenderung untuk menetap. Motivasi juga
merupakan kekuatan yang mendorong dan mengarahkan
keberhasilan prilaku yang tetap ke arah tujuan tertentu.
Motivasi bisa berasal dari dalam diri seseorang atau pun dari
luar dirinya. Motivasi yang berasal dari dalam diri sesorang
disebut motivasi instrinsik, dan yang berasal dari luar adalah
motivasi ekstrinsik.
Motivasi adalah sebuah kemampuan kita untuk
memotivasi diri kita tanpa memerlukan bantuan orang lain.
Memotivasi diri adalah proses menghilangkan faktor yang
melemahkan dorongan kita. Rasa tidak berdaya dihilangkan
menjadi pribadi yang lebih percaya diri..

Pemberdayaan sumber daya manusia di Indonesia saat ini


adalah hal yang sangat penting dilihat dari tingkat
pertumbuhan masyarakat. Di Indonesia dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan yang signifikan, hal itu juga berimbas
terhadap perekonomian negara. Sebagai makhluk sosial
manusia mempunyai kelebihan dan kekuranganyamasing-
masing, tergantung bagaimana cara untuk mengembangkan
diri dalam dunia pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan
mengarahkan sumber daya menusia untuk lebih berpotensial.

Rumus masalah
1.Apa yang dimaksud motivasi
2.apa teori motivasi
3. Apa yang dimaksud Pemberdayaan

Tujuan
1. Menentukan Arah Langkah
2. Menentukan Keputusan Tindakan
3. Menyeleksi Perbuatan

Bab ll
Pendahuluan

A. Pengertian Motivasi
Motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin yaitu
“movere” yang mempunyai arti menggerakkan atau
dorongan.Sehingga motivation sering diartikan sebagai suatu
hal yang mampu menggerakkan jiwa dan jasmani untuk
berbuat atau melakukan sesuatu.Dengan demikian pengertian
motivasi adalah suatu dorongan atau alasan yang menjadi
landasan atau pemicu semangat individu atau kelompok
untuk melakukan sesuatu untuk meraih apa yang
dikehendakinya atau tujuannya.
Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli
Untuk lebih memahami tentang pengertian motivasi, berikut
ini merupakan beberapa pendapat yang disampaikan oleh
para ahli.

1. Tarbani Rushan (1989:95)


Dalam bukunya yang berjudul “Pendekatan Dalam Proses
Belajar Mengajar”, Tarbani Rushan menjelaskan bahwa:
“Pengertian motivasi adalah kekuatan yang mendorong
seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.”
2. Heinz Kock (1991:69)
Dalam bukunya yang berjudul “Saya Guru Yang Baik”, Heinz
Kock menjelaskan bahwa:
“Pengertian motivasi adalah mengembangkan keinginan
untuk melakukan sesuatu.”
3. Robbins dan Judge (2007)
Dalam buku karya Sarinah, S.Ag, M.Pd.I yang berjudul
“Pengantar Manajemen”, Robbins dan Judge menjelaskan
bahwa:
“Pengertian motivasi adalah suatu proses yang menjelaskan
intensitas, arah, dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu
tujuan.”
4. Samsudin (2005)
Dalam buku karya Sarinah, S.Ag, M.Pd.I yang berjudul
“Pengantar Manajemen”, Samsudin menjelaskan bahwa:
“Pengertian motivasi adalah suatu proses mempengaruhi atau
mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja
agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang sudah
ditetapkan.Motivation juga dapat diartikan sebagai dorongan
(driving force) dimaksudkan sebagai suatu desakan yang alami
untuk memuaskan dan mempertahankan kehidupan.”
5. Mangkunegara (2005)

Dalam buku karya Sarinah, S.Ag, M.Pd.I yang berjudul


“Pengantar Manajemen”, Mangkunegara menjelaskan
bahwa:“Motivation terbentuk dari sikap karyawan dalam
menghadapi situasi kerja di perusahaan.Pengertian motivasi
adalah suatu kondisi atau energi yang menggerakkan diri
karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan
organisasi perusahaan.”
Teori Motivasi
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang motivasi,
yaitu sebagai berikut:

1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow


Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H Maslow
ini pada dasarnya menjelaskan bahwa manusia memiliki 5
tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu sebagai berikut:

Kebutuhan fisiologikal (physiological needs). Misalnya seperti:


rasa lapar, haus, dan istirahat.
Kebutuhan rasa aman (safety needs). Kebutuhan tersebut
tidak hanya terbatas dalam artian fisik saja, namun juga
mental, psikologi, dan intelektual.
Kebutuhan akan kasih sayang atau sosial (love needs).
Kebutuhan akan harga diri atau penghargaan (esteem needs).
Aktualisasi diri (self actualization).
Dalam teori ini seseorang akan berperilaku atau bekerja
karena adanya dorongan untuk memenuhi berbagai macam
kebutuhan yang ada.
Kebutuhan yang diinginkan setiap individu in berjenjang,
artinya jika kebutuhan yang pertama sudah bisa dipenuhi,
maka kebutuhan pada tingkatan selanjutnya akan menjadi
utama.
Terdapat beberapa dasar dari teori yang disampaikan oleh
Abraham H Maslow ini, yaitu sebagai berikut:
Manusia adalah makhluk yang mempunyai keinginan, dan
selalu menginginkan lebih banyak. Keinginan tersebut akan
berhenti jika akhir hayat tiba.
Suatu kebutuhan yang sudah terpenuhi tidak akan menjadi
motivator bagi pelakunya.
Kebutuhan manusia tersusun dalam satu jenjang.
2. Teori Kebutuhan Berprestasi McClelland
Teori yang disampaikan oleh McClelland ini lebih dikenal
dengan teori kebutuhan untuk mencapai prestasi (need for
achievement).
Teori ini menyatakah bahwa motivasi berbeda – beda, sesuai
dengan kekuatan kebutuhan setiap individu akan suatu
prestasi.
Kebutuhan akan suatu prestasi tersebut sebagai suatu
keinginan dalam: Melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas
yang sulit untuk dikerjakan.
Menguasai, memanipulasi, dan mengorganisasi berbagai
objek fisik atau berbagai ide dengan tujuan melaksanakan
berbagai hal secepat mungkin dan se-independen mungkin.
Mengatasi berbagai macam kendala yang terjadi dan
mencapai suatu standar yang tinggi.
Mencapai performa yang paling tinggi atau maksimal untuk
diri sendiri.
Menurut McClelland terdapat beberapa karakteristik orang
yang mempunyai prestasi tinggi, yaitu sebagai berikut.
*Sebuah preferensi untuk mengerjakan berbagai macam tugas
dengan derajat kesulitan moderat.
*Menyukai berbagai situasi dimana kinerja muncul karena
berbagai upaya yang dilakukan mereka sendiri, dan bukan
karena berbagai faktor lain.
*Menginginkan umpan balik atas keberhasilan dan kegagalan
yang terjadi.
Selain itu dalam teori ini terdapat 3 kebutuhan yang paling
menentukan tingkah laku individu, terutama yang berkaitan
dengan situasi pegawai serta gaya hidup.

Berikut ini merupakan ke-3 kebutuhan tersebut.

Need Achievement
Merupakan motivation yang mampu mendorong dan
menggerakkan seseorang untuk mencapai prestasi dengan
melalui menunjukkan peningkatan ke arah standard
excellence.
Need Affiliation
Merupakan motivation yang mampu menyebabkan seseorang
memiliki keinginan untuk berada bersama – sama dengan
orang lain.
Serta memiliki hubungan afeksi yang hangat dengan orang
lain atau selalu ikut serta dalam kelompok bersama dengan
orang lain.
Need Power
Merupakan motivation yang mampu mendorong setiap
individu untuk bertingkah laku sedemikian rupa sehingga
dapat memberikan pengaruh kepada orang lain.

3. Teori ERG Clayton Alderfer


Teori yang disampaikan oleh Clayton Alderfer ini dikenal
dengan akronim ERG. Akronim ERG ini merupakan singkatan
atau huruf awal dari 3 istilah yaitu:

Existence (kebutuhan akan eksistensi).


Relatedness (kebutuhan akan hubungan).
Growth (kebutuhan akan pertumbuhan).
Apabila ketiga makna tersebut didalami akan nampak 2 hal
penting. Pertama, secara konseptual teori yang disampaikan
oleh Clayton Alderfer ini mempunyai kesamaan dengan teori
yang disampaikan oleh Maslow.

Hal tersebut dikarenakan existence bisa diartikan identik


dengan hierarki ke-1 dan ke-2 dalam teori Maslow.
Kemudian relatedness ini identik dengan hierarki kebutuhan
Maslow yang ke-3 dan ke-4.
Dan growth identik dengan hierarki kebutuhan Maslow yang
ke-5.
Kedua, teori yang disampaikan oleh Clayton Alderfer ini
menekankan bahwa berbagai macam kebutuhan manusia
diusahakan pemuasannya secara serentak.
Jika teori ERG ini lebih dipahami maka akan nampak bahwa:
Semakin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan, maka akan
semakin besar pula keinginan untuk memuaskannya.
Kuatnya keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih
tinggi semakin besar, jika kebutuhan yang lebih rendah sudah
dipenuhi.
Sebaliknya semakin sulit untuk memuaskan kebutuhan pada
tingkat yang lebih tinggi, maka akan semakin besar keinginan
untuk memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar.
4. Teori Dua Faktor Herzberg
Teori yang disampaikan oleh Herzberg ini dikenal dengan teori
dua faktor dari motivasi yaitu faktor motivasional dan faktor
hygiene atau pemeliharaan.
Yang dimaksud dengan motivasional dalam teori ini adalah
berbagai hal yang mampu memberikan dorongan berprestasi
yang sifatnya intrinsik.
Sedangkan yang dimaksud dengan pemeliharaan adalah
berbagai macam faktor yang sifatnya ekstrinsik yang mampu
menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.

Menurut Herzberg yang termasuk ke dalam faktor


motivasional adalah sebagai berikut:
Pekerjaan seseorang,
Keberhasilan yang sudah diraih,
Kesempatan yang ada,
Kemajuan dalam karier.
Sedangkan yang termasuk ke dalam faktor hygiene atau
pemeliharaan adalah sebagai berikut:

Status seseorang dalam organisasi,


Hubungan seorang individu dengan atasannya,
Hubungan seseorang dengan rekan kerjanya,
Kebijakan organisasi,
Teknik penyeliaan yang digunakan oleh para penyelia,
Sistem administrasi yang ada di dalam organisasi,
Situasi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.
Yang menjadi tantangan dalam menerapkan dan juga
memahami teori dua faktor ini adalah memperhitungkan
dengan tepat faktor mana yang mempunyai pengaruh lebih
kuat di dalam kehidupan seseorang.

5. Teori Keadilan
Dasar dari teori keadilan ini terletak pada pandangan bahwa
manusia memiliki dorongan untuk menghilangkan
kesenjangan yang terjadi antara usaha yang dilakukan bagi
kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima.

Dengan kata lain, jika seorang pegawai memiliki persepsi


bahwa imbalan yang diterima tidak sesuai, maka terdapat 2
kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu:
Pertama, seorang pegawai akan berusaha untuk
mendapatkan imbalan yang lebih besar.

Kedua, seorang pegawai akan mengurangi intensitas usaha


yang dilakukannya dalam melaksanakan berbagai tugas yang
menjadi tanggung jawabnya.

Dalam menumbuhkan suatu persepsi tertentu, seorang


pegawai biasanya akan memakai 4 hal yang digunakan
sebagai pembanding, yaitu sebagai berikut:

Kualifikasi pribadi, misalnya seperti pendidikan, ketrampilan,


pengalaman, dan kepribadian.
Imbalan yang diterima orang lain yang berada di dalam
organisasi yang mempunyai kualifikasi dan sifat pekerjaan
yang relatif sama.
Imbalan yang diterima orang lain yang berada di dalam
organisasi yang berada di kawasan yang sama dan melakukan
kegiatan sejenis.
Aturan perundang – undangan yang mengatur tentang jumlah
dan jenis imbalan yang menjadi hak para pegawai.
Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan suatu aspek manajemen yang sangat
penting,kunci dan strategis, karena dimana Sumber Daya
Manusia harus mampu berperan untuk menterjemahkan daya
terhadap sumber-sumber lainnya pada suatu tatanan
manajemen yang menjadi tujuan Organisasi. Bila manusia
tidak dapat memfungsikan daya untuk kemajuan organisasi,
maka dapat dipastikan manajemen organisasi akan tidak
efisien,tidak efektif dan tidak ekanomis.

Model pemberdayaan masyarakat di


Negaraberkembang
Paradigma pemberdayaan masyarakat berdiri pada satu
pemikiran bahwa pembangunan akan berjalan dengan
sendirinya
apabila masyarakat diberi hak untuk mengelola sumber daya
alam yang mereka miliki dan menggunakannya untuk
pembangunan masyarakat. Paradigma ini kemudian
menciptakan tiga model pembangunan pemberdayaan
sebagai berikut:
Pertama, adalah model pembangunan masyarakat. Modelini
dikembangkan pertama kali oleh pemerintah kolonial
Inggrisdi Etawah, India, pada tahun 1920. Model ini kemudian
dijadikanmodel pembangunan desa bagi negara-negara yang
sedang berkembang ketika negara-negara itu baru saja
memperoleh kemerdekaan politiknya dari negara kolonial.
Inti dari model ini adalah mengajarkan kepada penduduk
pedesaan keterampilan
sosial, ekonomi, dan politik agar terwujud masyarakat desa
yangmodern. Pembangunan masyarakat sebagai model
pembangunandesa di negara-negara yang sedang
berkembang dianggap gagalmembangun pedesaan di negara-
negara itu karena programprogramnya banyak didominasi
oleh orang-orang kaya desa.
Kelemahan utama adalah bahwa model ini tidak atau lupa
memperhatikan bahwa masyarakat pedesaan itu tidak
homogen,
ada yang kaya ada yang miskin. Si kaya desa tidak hanya
menguasai
sumber alam seperti tanah tetapi mereka juga sangat
berpengaruhdalam kehidupan politik pedesaan.
Kedua, model partisipasi rakyat dalam pembangunan, yang
mulai berkembang pada permulaan tahun 1970-an. Alasan
utama
munculnya model ini adalah karena timbulnya rasa
keprihatinan dikalangan para pengamat pembangunan di
negara-negara yang sedang
berkembang atas gagalnya model “trickle down effect”9
mencapai tujuan yakni pemerataan hasil pembangunan.
Model pembangunan partisipasi itu bertujuan untuk lebih
meratakan hasil pembangunan

Model pemberdayaan masyarakat di Indonesia

Terdapat tiga model program pemberdayaan masyarakat di

Indonesia dalam usahanya untuk mensejahterakan


masyarakat,antara lain:
tama, model pembangunan nasional yang berorientasi pada
pertumbuhan. Model ini hanya fokus pada pertumbuhan
angka pendapatan nasional saja, sebagai peningkatan hasil
GNP per-tahun
sampai angka 7 persen atau lebih. Sehingga proses
pembangunanterpusat pada produksi, sementara
penghapusan kemiskinan pengangguran dan ketidakadilan
menduduki urutan penanganan
kedua, lebih-lebih hanya dicapai dengan teori “trickle-down
effect” Kedua, model pembangunan yang berorientasi pada
kebutuhan dasar. Model ini fokus pada bagian penduduk
miskin dan menandaskan bahwa masalah kemiskinan yang
ada sekarang merupakan akibat dari marginalisasi masyarakat
dari proses
pembanguan. Model ini melakukan pemenuhan kebutuhan
dasar
yang mencangkup kesempatan memperoleh penghasilan dan
akses
terhadap pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan, air
bersih,
transportasi, penerangan dan lain-lain. Alasan utama timbul
model
pemenuhan kebutuhan dasar ini karena banyak masyarakat
yang
tidak memiliki asek produktif selain kekuatan fisik, keinginan
kerja, dan inteligensi dasar mereka, selanjutnya tingkat
kebutuhan dengan pendapatan yang tidak bisa menjangkau,
dan peningkatan standar hidup golongan termiskin yang
memerlukan waktu sangat
lama, sehingga kerap kali belum dapat bekerja.
Model Pemberdayaan Masyarakat Perspektif Islam
pengangguran dan ketidakadilan menduduki urutan
penanganan kedua, lebih-lebih hanya dicapai dengan teori
“trickle-down effect”.
Kedua, model pembangunan yang berorientasi pada
kebutuhan dasar. Model ini fokus pada bagian penduduk
miskin dan menandaskan bahwa masalah kemiskinan yang
ada sekarang

merupakan akibat dari marginalisasi masyarakat dari


prosespembanguan. Model ini melakukan pemenuhan
kebutuhan dasaryang mencangkup kesempatan memperoleh
penghasilan dan akses
terhadap pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan, air
bersih,
transportasi, penerangan dan lain-lain. Alasan utama timbul
model
pemenuhan kebutuhan dasar ini karena banyak masyarakat
yang

tidak memiliki asek produktif selain kekuatan fisik, keinginan


kerja, dan inteligensi dasar mereka, selanjutnya tingkat
kebutuhan
dengan pendapatan yang tidak bisa menjangkau, dan
peningkatanbstandar hidup golongan termiskin yang
memerlukan waktu sangat lama, sehingga kerap kali belum
dapat bekerja. Ketiga, model pembangunan yang berpusat
pada manusia.
Model ini menekankan bahwa pembangunan bukan sekedar
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
nasional serta terpenuhinya kebutuhan pokok saja. Tetapi
yang lebih penting
lagi upaya meningkatkan partisipasi secara nyata dalam
berbagai aktifitas kehidupan untuk mendorong terciptanya
produktifitas yang bernilai tinggi.
Model Pemberdayaan Masyarakat Perspektif Islam
Konsep pemberdayaan telah diterapkan oleh Rasulullah saw.
Beliau memberikan contoh terkait prinsip keadilan,
persamaan, dan partisipasi di tengah-tengah masyarakat.
Sikap toleran yang hakiki tadi sudah diterapkan sejak
pemerintahan Rasulullah saw. sehingga mempunyai prinsip
untuk selalu menghargai etos kerja, saling tolong-menolong
(ta’awun) bagi semua warga negara untuk melaksanakan
ajaran-ajaran agama. Dengan adanya persamaan
beserta kesempatan dalam berusaha maka tidak ada lagi
kesenjanganekonomi dan sosial antara yang satu dengan yang
lain.
Bab lll
Penutup
motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang,
secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu
karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau
mendapat hasil kepuasan yang diperbuatnya.

Anda mungkin juga menyukai