MOTIVASI PSIKOLOGI
DOSEN PENGAJAR :
YUNIASTINI, SKM.,M.Kes
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
ARFINA FADILLA 1914401053
LUTHVIA HAMINDA A 1914401055
BAGAS AJI PANGESTU 1914401062
DESI ROSIANA 1914401081
SIMSON WINDU SASONGKO 1914401096
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya makalah mata kuliah Dokumentasi Keperawatan yang berjudul “Motivasi
Psikologi” ini dapat diselesaikan.Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah dokumentsi keperawatan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Hal ini semata-mata
karena keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak agar
makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.
Demikian yang bisa penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB 1
BAB II
BAB III
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Vroom Motivasi adalah kondisi yang mengacu kepada suatu proses mempengaruhi
pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam kegiatan yang akan di kehendaki .Motivasi
merupakan faktor penting yang mampu membantu seseorang untuk sukses atau tidak dalam
menjalankan kegiatan nya.Seorang pengusaha dengan tekun dan semangat menjalankan
usahanya, sehingga dia menjadi pengusaha yang kaya.Disekolah seorang siswa dengan tekun
bekerja dengan keras, tanpa ada perintah atau karena ada ujian saja, sehingga dia berhasil
menguasai materi ajar dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Morgan (dalam Soemanto 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang
sekaligus merupakan aspek-aspek dari motivasi.Ketiga hal tersebut adalah keadaan yang
mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut
(motivated behavior), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goals or end of such
behavior).McDonald (dalam Soemanto 1987) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga
di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai
tujuan.Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi karena kebutuhan dan keinginan
setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap
anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis dan berkembang atas
dasar proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003)
5
Soemanto (1987) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang
ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan.Karena kelakuan manusia itu
selalu bertujuan kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi
tingkah laku mencapai tujuan telah terjadi di dalam diri seseorang.
Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah
ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.
Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar),
maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang
terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.
Sebagai contoh konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat
pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif,
tidak karena tujuan yang lain-lain. “intrinsik motivations are inherent in the learning situations
and meet pupil-needs and purposes”. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya.Seperti tadi
dicontohkan bahwa seorang belajar, memang benar-benar ingin mengetahui segala sesuatunya,
bukan karena ingin pujian atau ganjaran.
Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang
dari luar. Sebagai contoh itu seseorang itu belajar,karena tahu besok paginya akan ujian dengan
6
harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya,atau temannya. Jadi
yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai
yang baik,atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang
dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannyn itu. Oleh
karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar.
Dalam proses belajar, motivasi sangat dibutuhkan, dikarenakan seseorang yang tidak memiliki
motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan kegiatan belajar. motivasi dibutuhkan
dalam menetapkan intensitas usaha belajar buat para pelajar.
7
1. Motivasi sebagai pendorong tindakan. motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk
mempengaruhi perilaku apa yang semestinya pelajar ambil dalam rangka belajar.
2. Motivasi menjadi penggerak kegiatan. dukungan psikologis menciptakan perilaku
terhadap peljar itu yakni suatu kekuatan yang tidak terbendung, yang kemudian terjelma
dalam wujud aksi psikofisik.
3. Motivasi sebagai pengendali kegiatan. Pelajar yang memiliki motivasi bisa menyeleksi
mana kegiatan yang mesti dijalani dan mana kegiatan yang diabaikan.
8
2.5 Metode Motivasi
Ada dua metode motivasi yaitu motivasi langsung dan metivasi tidak langsung
Motivasi langsung (Direct motivation)
Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan nonmateriil) yang diberikan secara
langsung kepada setiap individu untuk memenuhi kegutuhan serta kepuasannya. Jadi
sifatnya khusus, seperti pujian, penghargaan, tunjangn, dan bonus.
9
2. Kebutuhan Rasa Aman.
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan
yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini
meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan
akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka
tidak lagi bekerja
3. Kebutuhan Sosial.
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka
akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana
interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan
dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang
baik, rekreasi bersama dan sebagainya.
4. Kebutuhan Penghargaan.
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas
prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta
efektifitas kerja seseorang.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri.
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi.
Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang
sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan,
keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Seseorang yang didominasi oleh
kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas – tugas yang menantang
kemampuan dan keahliannya.
10
2) Faktor Motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan,
yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat
kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
11
• Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau
negatif.
• Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan
• Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan
“ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari
tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness
(kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan
pertumbuhan) Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal penting.
Pertama, secara konseptual terdapat persamaan antara teori ataumodel yang
dikembangkan oleh Maslow dan Alderfer. Karena “Existence” dapat dikatakan identik
dengan hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow; “ Relatedness” senada dengan
hierarki kebutuhan ketiga dan keempat menurut konsep Maslow dan “Growth”
mengandung makna sama dengan “self actualization” menurut Maslow.
Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu
12
diusahakan pemuasannya secara serentak. Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut
akan tampak bahwa : Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar
pula keinginan untuk memuaskannya; Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang
“lebih tinggi” semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan;
Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi,
semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan Motivasi adalah keadaan individu yang terangsang yang terjadi jika suatu
motif telahndihubungkan dengan suatu pengharapan yang sesuai.Sedangkan motif adalah
segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.Motif tidak dapat dilihat
begitu saja dari perilaku seseorang karena motif tidak selalu seperti yang tampak, bahkan
kadang-kadang berlawanan dari yang tampak.Dari tujuan-tujuan yang tidak selalu disadari ini,
kita dipaksa menghadapi seluruh persoalan motivasi yang tidak disadari itu.Karena teori
motivasi yang sehat tidak membenarkan pengabaian terhadap kehidupan tidak sadar.
Dari banyaknya pandangan yang berbeda mengenai motivasi yang mungkin
dikarenakanoleh penggunaan metode observasi yang berbeda-beda, studi tentang berbagai
kelompokusia dan jenis kelamin yang berbeda, dan sebagainya, terdapat model tentang
motivasiyang digeneralisasi yang mempersatukan berbagai teori yang ada.
14
Daftar Pustaka
http://hamdanial.blogspot.com/2012/11/makalah-teori-motivasi.html
http://butuhjilbab.wordpress.com/2013/04/17/pengertian-motivasimenurut-para-ahli-definisi-
fungsi-jenis-sifat-teori-ciri
15