Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TENTANG

MOTIVASI

OLEH :

HENDRA
21MA007

UNIVERSITAS TEKNOLOGI MATARAM


(UTM)
TAHUN AJARAN
2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami haturkan kehadirat Allah


SWT. yang senantiasa melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini guna melaksanakan proses belajar dan
memenuhi tugas untuk mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
yang berjudul “MOTIVASI”.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat sehingga dapat menambah


pengetahuan penulis dan para pembaca. Kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak selalu diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam


penyusunan dan penyelesaian makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga Allah senantiasa meridhoi segala usaha.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………
i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Pengertian Motivasi...............................................................................................3
B. Macam – Macam Motivasi.....................................................................................5
C. Tokoh Para Ahli Motivasi........................................................................................8
D. Teori Motivasi......................................................................................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................14
Daftar Pustaka..................................................................................................................15

BAB 1

ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, sudah tak dapat dielakkan lagi bahwa minat untuk belajar
seseorang akanmudah sekali naik turun. Agar minat untuk belajar ini
senantiasa tetap naik dalam waktu kewaktu, maka setiap siswa harus
memiliki keinginan untuk tetap terus belajar. Agar keinginanuntuk tetap
terus belajar itu ada dan semakin meningkat frekuensinya, maka setiap
siswa tentusaja harus memiliki motif-motif tertentu yang menyebabkan ia
harus tetap semangat belajar.Keseluruhan motif-motif yang menjadikan
seseorang menjadi semangat belajar ini, secara umum dapat dikatakan
sebagai motivasi. Maksud dari motivasi disini adalah keadaan dalam
diriseseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk
mencapai tujuan tertentu.Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang
saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahantingkah laku secara
relative permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktek
atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi
maksud dari motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjaminkelangsungan belajar dan
memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan dapat tercapai.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan
keinginan berhasil dandorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita
. sedangkang faktor ekstrinsik nya adalah adanya penghargaan,
lingkungan yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

Berdasarkan pengertian motivasi tersebut, sudah sangat jelas bahwa


motivasi dalam proses belajar sangat penting. Karena yang dibicarakan
adalah proses belajar, maka manfaatmotivasi tidak hanya dirasakan oleh
siswa, namun juga oleh seorang guru. Melalui pengetahuantentang
motivasi, seorang guru dapat mengetahui dan memahami motivasi belajar

iii
siswa di kelas, bahakan dapat juga membantu sisiwa untuk meningkatkan
motivasinya. Mengingat pentingnya pengetahuan akan motivasi, maka
pembahasan mengenai motivasi belajar dirasa perlu untuk diangkat.

B. Rumusan Masalah

Makalah ini akan membahas hal-hal yang terkait dengan motivasi,


khususnya motivasi dalam proses belajar dan pembelajaran. Secara rinci
masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1.      Bagaimana definisi (pengertian) dan macam-macam konsep


motivasi?
2.      Siapa tokoh (pemilik konsep) motivasi?
3.      Bagaimanakah ciri-ciri motivasi?
4.      Apa saja faktor yang mempengaruhi motivasi?
5.      Bagaimana teori motivasi yang ada?
6.      Bagaimana pentingnya (peran) konsep motivasi pada proses
pembelajaran?

BAB II

iv
PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk


bertindak  untuk melakukan sesuatu. Atau suatu pernyataan yang
kompleks didalam suatu  organisme yang mengarahkan tingkah laku/
perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.
Motivasi atau dorongan adalah suatu kondisi yang kompleks di dalam
suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan
(goal) adalah yang menentukan atau membatasi tingkah laku organisme
itu, maka kita pergunakan istilah “perangsang” (incentive). Tujuan (goal)
adalah yang menentukan atau membatasi tingkah laku organisme itu. Jika
yang ditekankan adalah faktanya/ objeknya, yang menarik organisme itu,
maka kita pergunakan istilah “perangsang” (incentive).
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku,
pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.

Pendapat Agus Suprijono bahwa motivasi belajar adalah proses yang


memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku
yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan
lama.
1) Menurut Syamsu, motivasi berasal dari kata motif yang berarti
keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak
melakukan suatu kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan.
2) Menurut Hartina, motivasi adalah kekuatan yang menjadi
pendorongan kegiatan individu yang menunjukkan suatu kondisi
dalam diri individu yang mendorong atau menggerakkan individu
tersebut melakukan kegiatan mencapai suatu tujuan.

v
3) Menurut Winkel, motivasi adalah motif yang menjadi aktif saat
melakukan percobaan. Motif ini sudah ada dalam diri seorang sejauh
sebelum orang itu melakukan suatu perbuatan
4) . Winkel menjelaskan bahwa motivasi belajar di sekolah yang lazim
itu dibedakan atas dua macam, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi
intrinsik.
5) Menurut Whittaker, motivasi adalah kondisi atau keadaan yang
mengaktifkan atau memberi kekuatan pada organisme dan
mengarahkan tingkah laku organisme mencapai tujuan.
6) Mc. Donald mengatakan bahwa, motivation is a enegry change within
the person characterized by affective arousal and anticipatory goal
reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi
sesorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan
reaksi untuk mencaapai tujuan. Dalam proses belajar, motivasi sangat
diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam
belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.

Berdasarkan uraian pengertian di atas, motivasi adalah suatu


dorongan yang diberikan oleh orang lain untuk mencapai tujuannya.
Motivasi yang ada dalam diri manusia yaitu suatu kemampuan atau faktor
yang terdapat dalam diri manusia untuk menimbulkan, mengarahkan dan
mengorganisasikan tingkah lakunya. Motivasi dapat dikatakan sebagai
suatu tindakan atau kondisi. Melalui motivasi dapat memberikan inspirasi
agar seseorang mau melakukan kegiatan.
Dalam buku “Motivasi Teori dan Penelitian” dijelaskan bahwa setiap
makhluk hidup pasti akan termotivasi untuk melakukan suatu kegiatan dan
mereka memaknai kegiatan ini dengan dukungan dan dorongan yang
menguatkan sehingga mereka akan merasa percaya diri untuk melakukan
pekerjaan.
B. Macam – Macam Motivasi

vi
1.  Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik yaitu yang lahir dari dalam diri manusia yang
berupa dorongan yang kuat yang keluar dari dirinya dan memberikan
suatu kemampuan untuk melakukan pekerjaan tanpa suatu
kepaksaan.
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.  Motivasi
intrinsik apabila tujuannya kepada anak didik, biasanya untuk
menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran. Dalam
aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan, terutama belajar
sendiri.
Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali
melakukan aktivitas belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki
motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu
dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata
pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat
berguna kini dan di masa mendatang. Motivasi itu muncul karena ia
membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajari. Motivasi memang
berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang memunculkan
kesadaran untuk melakukan aktivitas belajar. Anak didik yang memiliki
motivasi intrinsik cenderung akan menjadi orang yang terdidik, yang
berpengetahuan, yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu.
Motivasi ini merupakan motivasi yang datang atau muncul dari
dalam diri individu itu sendiri karena adanya rasa senang atau suka
untuk melakukan sesuatu, misalnya belajar.
Orang yang memiliki motivasi intrinsik dalam tingkah lakunya
didasarkan atas dorongan dari dalam, misalnya dalam masalah
belajar. Peserta didik melakukan belajar atas dasar kesadaran diri,
karena betul-betul mengetahui atau betul-betul ingin mendapat ilmu
pengetahuan, keterampilan, nilai agar menjadi atau memiliki tingkah

vii
laku yang baik, bukan karena tujuan-tujuan yang lain seperti ingin
dipuji, disayang karena hadiah, karena takut, dan lain sebagainya.
Orang yang termotivasi intrinsik menganggap bahwa apabila ia telah
berhasil memenuhi kebutuhan, maka ia akan merasa puas dan
merasa cukup. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi intrinsik
mengacu pada fakta bahwa individu bisa dan sering termotivasi untuk
bertingkah laku bukan karena adanya kekuatan atau perkuatan
eksternal, melainkan karena tingkah laku itu sendiri cukup
memberikan kepuasan bagi individu.
Pada motivasi intrinsik, peserta didik belajar karena belajar itu
sendiri dipandang bermakna atau dapat bermanfaat bagi dirinya.
Tujuan yang ingin dicapai terletak dalam perbuatan belajar itu sendiri
yaitu menambah pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
2.      Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya perangsangan dari luar. Motivasi dikatakan ekstrinsik
bila anak didik hendak mencapai tujuan untuk mencapai angka tinggi,
diploma, gelar, kehormatan, dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik
diperlukan agar anak didik mau belajar. Kesalahan penggunaan
bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik akan merugikan anak didik.
Akibatnya, motivasi ekstrinsik bukan berfungsi sebagai pendorong,
tetapi menjadikan anak didik malas belajar. Oleh karena itu, guru
harus bisa dan pandai mempergunakannya.
Motivasi ekstrinsik tidak selalu buruk akibatnya. Motivasi
ekstrinsik yang positif maupun negatif, sama-sama mempengaruhi
sikap dan perilaku anak didik, angka, ijazah, pujian, hadiah
berpengaruh positif dengan merangsang anak didik untuk giat belajar.
Sedangkan ejekan, celaan, hukuman yang menghina, sindiran yang
kasar, berpengaruh negatif dengan renggangnya hubungan guru
dengan anak didik.  Motivasi ekstrinsik yaitu yang tumbuh karena
adnya dorongan dari luar yang diberikan oleh orang tua, guru, dan

viii
juga masyarakat. Motivasi ini cenderung dialami oleh anak-anak
karena mereka sangat membutuhkan bimbingan dari luar, sehingga
peran orang tua, guru sangat penting untuk kemajuan anak.
Motivasi ektrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya perangsang dari luar. Pengertian ini dapat dipahami
bahwa motivasi itu bukanlah bentuk motivasi yang berasal dari luar
peserta didik, misalnya dari pendidik, tetapi motivasi itu berasal dari
dalam diri peserta didik itu sendiri namun kemunculannya itu karena
dirangsang dari luar individu (peserta didik). Misalnya seorang peserta
didik belajar bukan karena ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin
mendapatkan nilai yang baik, disanjung, dipuji dan lain sebagainya.
Jadi apabila dilihat dari segi tujuannya, maka motivasi ekstrinsik
itu tidak secara langsung berhubungan dengan esensi apa yang
dilakukannya itu (dalam hal ini belajar). Oleh karena itu, dapat
dikatakan motivasi ekstrinsik menekankan bahwa tingkah laku individu
dimotivasi oleh kekuatan-kekuatan eksternal berupa tujuan-tujuan
tertentu yang ingin dicapai individu.
Dari hal tersebut, maka motivasi ekstrinsik lebih kurang
mementingkan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan sebagaimana
diungkapkan di atas yaitu menyangkut empat kebutuhan manusia
yang terdiri dari kebutuhan psikologis, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan cinta atau memiliki-dimiliki, dan kebutuhan penghargaan
(esteem needs).
Berdasarkan pada hal ini maka yang tergolong motivasi belajar
ekstrinsik antara lain:

1.  Belajar demi memenuhi kewajiban;


2. Belajar demi menghindari hukuman;
3. Belajar demi memperoleh hadiah;
4. Belajar demi memperoleh pujian dari orang lain;
5. Belajar demi meningkatkan gengsi sosial;

ix
6. Belajar demi memperoleh jabatan.

Sedangkan menurut Hartina, selain motivasi intrinsik dan ekstrinsik,


telah membagi sifat motivasi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Motivasi takut, individu melakukan sesuatu perbuatan karena takut;
2. Motivasi insentif, individu melakukan sesuatu perbuatan untuk sesuatu
insentif. Bentuk insentif seperti: mendapatkan honorarium, bonus,
hadiah, penghargaan, kenaikan peringkat dan lain-lain;
3. Sikap atau attitude motivation atau self motivation. Motivasi ini lebih
bersifat intrinsik, muncul dari dalam diri individi.

C. Tokoh Para Ahli Motivasi

1. Mc Donald
Mc Donald mengatakan bahwa: motivasi adalah suatu perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif
(perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi yang
terjadi pada diri manusia itu berbentuk aktivitas nyata berupa kegiatan
fisik. Manusia dapat mengembangkan motivasinya melalui kegiatan-
kegiatan fisik yang positif dan melahirkan suatu rasa percaya diri pada
manusia.
Dalam diri manusia memiliki suatu energi yang dapat berkembang.
Seseorang akan memiliki motivasi yang kuat pula untuk membangkitkan
suatu keinginan yang kemungkinan besar dapat ia capai dengan adanya
energi yang kuat untuk mencapai apa yang dia mau.

2. Lucke Hume dan Hobbes


Teori ini mengatakan bahwa segala perbuatan manusia entah
disadari ataupun tidak disadari, entah itu timbul dari kekuatan pada
dasarnya mempunyai tujuan yang satu yaitu mencari hal-hal yang
menyakitkan. Dapat disimpulkan bahwa seseorang melakukan segala hal

x
baik dalam keadaan sadar maupun tidak sadar mereka hanya bertujuan
satu yaitu hanya kesenangan yang diburu.
Jika dikaitkan dengan motivasi, dapat disimpulkan bahwa tindakan
yang dilakukan oleh manusia antisipasi atau ekspektasi seseorang
terhadap obyek atau rangsangan yang telah dihadapkannya memberi
stimulus atau rangsangan terhadap orang lain dapat menimbulkan
keinginan atau harapan agar lebih baik dan lebih menyenangkan.

3.  Sigmund Freud

Sigmund Freud mengatakan bahwa tingkah laku manusia


ditentukan oleh dua kekuatan dasar yaitu: insting kehidupan dan insting
kematian. Menurut Freud, setiap manusia memiliki kekuatan bahwa dalam
dirinya dan kekuatan inilah yang menyebabkan dan mengarahkan tingkah
laku manusia sehingga dengan kekuatan yang ada dalam dirinya itu,
maka lahirlah motivasi yang dapat membangkitkan semangat.
Berdasarkan kekuatan dasar tersebut Freud, membagi manusia
menjadi dua motif yaitu seksual dan menyerang, misalnya seorang anak
yang diberikan rangsangan pada bagian sensitif seperti rangsangan pada
otak, maka anak akan merasa senang. Akan tetapi, bila anak mendapat
rangsangan buruk, maka ia akan mengamuk. Dari bukti-bukti ini dapat
disimpulkan bahwa insting kematian timbul dalam diri manusia dari dia
masih kecil.

4. Abraham Maslow
Menurut Abraham Maslow tentang motivasi bahwa manusia
memiliki tujuh hierarki motif berikut:
a. Kebutuhan fisiologis antara lain, udara, makan, minum, air, tidur dan
seks.

xi
b. Kebutuhan rasa aman dan keselamatan ialah merasa aman dan
terlindungi jauh dari bahaya.
c. Kebutuhan rasa cinta dan rasa mimiliki.
d. Kebutuhan akan penghargaan meliputi prestasi mendapatkan
dukungan dan pengakuan.
e. Kebutuhan kognitif seperti upaya mengetahui, menjelajah.
f. Kebutuhan estetik berupa keserasian, keteraturan, dan keindahan.
g. Kebutuhan aktualisasi.

Contoh dalam teori ini yaitu, seorang anak yang melakukan


aktivitas secara beruntun tanpa memiliki atau mendapat motivasi dari luar
dirinya berarti dia telah memiliki motivasi intrinsik yang sangat penting
bagi aktivitas belajar dalam dirinya tanpa harus ada dorongan dari luar.
Namun, bila seorang anak tidak memiliki dorongan atau hasrat belajar dari
dalam dirinya berarti dia tidak memiliki motivasi intrinsik. Oleh karena itu,
ia sangat membutuhkan motivasi ekstrinsik dan sangat dibutuhkan bagi
anak yang tidak memiliki motivasi intrinsik untuk membangkitkan
semangat belajar yang telah hilang.

5. Tyson dan Carroll


Teori Tyson dan Carrol (1970) mengatakan: kenyataannya ada diantara
anak didik yang tidak termotivasi untuk belajar atau tidak terlibat secara
aktif dalam kegiatan pengajaran di kelas. Sebagian besar anak didik aktif
dalam belajar bersama dan sebagian kecil anak didik dengan berbagai
sikap dan perilaku yang terlepas dari kegiatan belajar di kelas. Kedua
kegiatan anak didik yang berbeda ini sebagai gambaran suasana kelas
yang kurang kondusif. Guru tidak harus tinggal diam bila ada anak didik
yang tidak terlibat secara langsung dalam belajar bersama, perhatian
harus lebih diarahkan kepada mereka, usaha perbaikan harus segera
dilakukan agar mereka bergairah dalam belajar

xii
D. Teori Motivasi

1. Teori Hedonisme
Hedone adalah bahasa yunani yang berarti kesukaan, kesenangan,
atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran daalaam filsafat yang
memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah
mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. Oleh karena itu,
setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, manusia
cenderung memilih alternatif pemecahan yang dapat mendatangkan
kesenangan. Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa
semua orang orang akan cenderung menghindari hal – hal yang sulit
dan menyusahkan, atau yang mengandung resiko berat, lebih suka
melakukan sesuatu yang medatangkan kesenangan bahagia.
2. Teori Naluri
Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok dalam
hal tersebut disebut juga naluri yaitu :
a. Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri.
b. Dorongan nafsu ( naluri ) mengembangkan diri.
c. Dorongan (naluri ) mempertahankan diri dan mengembangkan diri.
Sering kita temukan seorang bertindak melakukan sesuatu arena
didorong oleh lebih dari satu naluri pokok sekaligus sehingga sukar
bagi kita untuk menentukan naluri pokok mana yang lebih dominan
mendorong orang tersebut melakukan tindakan sedemikian itu.
3. Teori reaksi yang dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak
didasarkan naluri – naluri, tetapi berdasarkan pola – pola tingkah laku
yang dipelajari dari kebudayaan tempat orang itu hidup.  Orang belajar
paling banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup. Dengan
mengetahui latar belakang kebudayaan seseorang kita dapat
mengetahui tingkah lakunya dan dapat memahami pula mengetahui

xiii
mengapa ia berintrasi atau bersikap yang berbeda dengan orang lain
dalam menghadapi suatu masalah.
4. Teori daya pendorong
Teori ini merupakan perpaduan antara “ teori naluri” dengan “ teori
reaksi yang dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi
hanya suatu dorongan kekuatan terhadap sesuatu kearah umum.
Oleh karena itu, menurut teori ini, bila memimpin atau mendidik ingin
memotivasi anak buahnya, ia harus mendasarkan atas daya
pendorong, yaitu atas naluri juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan
lingkungan yang dimilikinya.
5. Teori kebutuhan (Teori Abraham Maslow)
Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori
kebutuhan. Teori ini berangapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh
manusia pada hakikatnya adalah utuk memenuhi kebutuhannya baik
kebutuhan fisik maupun maupun kebutuhan psikis.
Banyak ahli psikologi yang telah bejasa merumuskan kebutuhan –
kebutuhan manusia ditinjau dari sudut psikologi. Sejalan dengan itu
pula maka terdapat beberapa teori kebutuhan yang sangat erat dan
berkaitan dengan kegiatan motivasi.
Sebagai seorang pakar psikologi, maslow mengemukakan adanya lima
tingakatan kebutuhan pokok manusia. Kelima tingkatan kebutuhan
inilah yang kemudian dijadikan  pengertian kunci dalam mempelajari
motivasi manusia.
a. Kebutuhan filosogis kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar.
b. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and securty)
seperti terjaminya keamanan.
c. Kebutuhan sosial (social needs) yang meliputi antara yang mau
dicintai.
d. Kebutuhan akan penghargaan  (esteem needs ) tehadap kebutuhan
dihargai karena prestasi, kemampuan dan kedudukan.

xiv
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri ( self actualization ) seperti
mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki dan pengembangan diri
secara maksimum.
6. Teori keberadaan, Keterkaitan, dan pertumbuhan (Existence,
Relatedness, and Growth ERD) Aldefer.
Teori ini merumuskan kembali hierarki Maslow dalam tiga kelompok,
yaitu
a. Kebutuhan akan keberadaan adalah semua kebutuhan yang
berkaitan dengan keberadaan manusia yang dipertahankan dan
berhubungan dengan kebutuhan fisiologis dan rasa aman.
b. Kebutuhan keterkaitan berkaitan dengan hubungan kemitraan.
c. Kebutuhan pertumbuhan adalah kebutuhan yang berhubung dengan
perkembangan potensi perorangan dan dengan kebutuhan
penghergaan dan aktualisasi diri.
7. Teori motivasi kesehatan Herzberg
Teori ini mendalilkan adanya beberapa faktor yang kalau tidak ada,
menyebabkan ketidakpuasan dan yang terpisah dari faktor motivasi lain
yang membangkitkan upaya dan kinerja sangat istimewa. Hal yang
tidak memuaskan ia gambarkan sebagai faktor kesehatan dan hal yang
memuaskan, ia gambarkan sebagai motivator.
8. Teori X dan teori Y McGregor
Teori ini beranggapan bahwa manajer teori X memandang para
pekerja sebagai pemalas yang tidak dapat diperbaiki, dan oleh karena
itu mereka cenderung menggunakan pendekatan “wortel dan tongkat”
untuk menanganinya. Sedangkan manejer teori Y memandang bekerja
harus seimbang dengan istirahat dan bermain.

xv
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Motivasi adalah suatu dorongan yang diberikan oleh orang lain
untuk mencapai tujuannya. Motivasi yang ada dalam diri manusia yaitu
suatu kemampuan atau faktor yang terdapat dalam diri manusia untuk
menimbulkan, mengarahkan  dan mengorganisasikan tingkah lakunya.
Motivasi juga dapat dikatakan sebagai suatu tindakan atau kondisi,
dengan begitu motivasi dapat memberikan inspirasi agar seorang mau
melakukan kegiatan. Dalam buku motivasi teori dan
penelitian dijelaskan bahwa setiap makhluk hidup pasti akan
termotivasi untuk melakukan suatu kegiatan dan mereka memaknai
kegiatan ini dengan dukungan dan dorongan yang menguatkan
sehingga mereka akan merasa percaya diri untuk melakukan
pekerjaan.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupahasrat
dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, dan harapan
akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsik-nya adalah adanya
penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar
yang menarik.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar
antara seorang guru dan siswa nya dan motivasi belajar setiap orang
bisa jadi tidak sama. Kita harus mengetahui arti motivasi itu sendiri,
agar kita dapat memahami arti dari motivasi itu sendiri dan dapat
melaksanakannya dalam kehidpan kita. Jenis motivasi seperti apa yang
kita butuhkan untuk membangkitkan agar kita termotivasi. Banyak
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat berasal dari
dalam diri antara lain motivasi belajar.

xvi
B. Saran

Di setiap orang harus memiliki motivasi tersendiri agar ada yan


mendorong kita untuk melakukan apa yang mau kita tuju.

Daftar Pustaka

Prof. Dr. J. Winardi, SE. 2011. Motivasi Pemotivasiaan. PT.


RajaGrafindopersada. Jakarta
Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: C.V Andi Offset
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nuraini. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Pekanbaru:
Yayasan Ainisyam.
Prof. Dr. H. Hadari,Nawawi.2005.Manajemen Sumber Daya
Manusia.Yogyakarta: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS
Dr.T. Hani Handoko, M.B.A. 2013.Manajemen. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta
Shaleh, Abdul Rahman dan Muhbib Abdul Wahab, 2004, Psikologi
Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, Jakarta : Prenada Media

xvii

Anda mungkin juga menyukai