Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERKEMBANGAN BELAJAR PESERTA DIDIK


“MOTIVASI DALAM BELAJAR”

KELOMPOK 6 :
Muhammad Fadil (21129249)
Friska Aulia Putri (21129396)
Dwi Ranti Octari (21129380)
Elga Dewi Putri (21129036)
Yola Agustina Sari (21129141)

Dosen Pengampu :
Dra. Zaiyasni, S.Pd.,M.Pd
Seksi : 202111290254

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021

1
KATAPENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Motivasi dalam belajar ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen Dra Zaiyasni, S.Pd.,M.Pd pada mata kuliah Perkembangan Belajar
Peserta Didik (PBPD) SD. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Upaya Membantu Anak Mencapai Tugas Perkembangannya bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dra Zaiyasni,
S.Pd.,M.Pd, selaku dosen Perkembangan Belajar Peserta Didik (PBPD) SD yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 20 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI………………………………………………………….……………...3
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….......4
A. LATAR BELAKANG………………………………….………………………....4
B. RUMUSAN MASALAH……………………………….……………………...…5
C. TUJUAN PENULIS…………………………………….………………………...5
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………….6
A. Hakikat Motif dan Motivasi……………………………………………………..6
B. Perilaku motifasi dalam belajar…………………………………………….……7
C. Peranan motivasi dalam belajar anak usia SD…………………………………10
D. Teknik memotivasi dalam belajar………………………………………………10
E. Peranan guru dalam memotivasi anak usia SD dalam
belajar………………….11
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………..14
A. KESIMPULAN ………………………………………………………………...14
B. SARAN……………………………………………………………………….…14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………....15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Motivasi belajar adalah dorongan atau penggerak yang menyebabkan seseorang


untuk belajar atau mempelajari materi pelajaran. Semakin tinggi motivasi belajar
seseorang, maka semakin tinggi pula hasil belajarnya. Dalam proses pembelajaran,
motivasi belajar merupakan aspek yang sangat penting. Dalam belajar sangat
diperlukan motivasi. Motivation is an essential condition of learning. Hasil belajar
akan menjadi optimal, jika ada motivasi. Semakin tepat motivasi yang diberikan, akan
semakin berhasil juga pelajaran itu. Pada mulanya siswa tidak ada hasrat untuk
belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari, muncullah minat untuk belajar. Hal ini
sejalan dengan rasa keingintahuan dia yang akhirnya mendorong siswa untuk belajar.
Sikap inilah yang akhirnya mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan
dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi
sikap apa yang seharusnya siswa ambil dalam rangka belajar.
Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh
hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas
usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi hasil belajar yang
diperolehnya. Siswa melakukan berbagai upaya atau usaha untuk meningkatkan
keberhasilan dalam belajar sehingga mencapai keberhasilan yang cukup memuaskan
sebagaimana yang diharapkan. Di samping itu motivasi juga menopang upaya-upaya
dan menjaga agar proses belajar siswa tetap jalan. Hal ini menjadikan siswa gigih
dalam belajar.
Motivasi merupakan faktor dominan yang mendorong individu untuk melakukan
kegiatan yang diinginkan. Dalam proses belajar mengajar, kebutuhan berprestasi
menggerakkan dan mengarahkan perbuatan, menopang 2 tingkah laku dan menyeleksi
perbuatan individu yang berorientasi kepada keberhasilan. Sehingga motivasi
berprestasi merupakan potensi individu yang menjadi landasan utama terhadap proses
pembinaan, pengembangan kepribadian dan kemampuannya, dimana hal tersebut

4
menjadi sangat dominan dalam menentukan tingkat keberhasilan seseorang. Dalam
belajar mengajar, motivasi merupakan faktor yang sangat penting, karena dengan
adanya motivasi dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik. Bagi peserta didik
yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai energi untuk melaksanakan
kegiatan belajar. Sehingga boleh jadi peserta didik yang memiliki intelegensi yang
cukup tinggi menjadi gagal karena sebab motivasinya lemah, sebab hasil belajar itu
akan optimal bila terdapat motivasi yang tinggi.

B. RUMUSAN MASALAH
Yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1. Apa itu hakekat motif dan motivasi?
2. Bagaimana perilaku motivasi dalam belajar?
3. Bagaimana peran motivasi dalam belajar untuk anak usia SD?
4. Apa saja Teknik motivasi dalam belajar
5. Bagaimana peranan guru dalam memotivasi anak usia SD dalam belajar?

C. TUJUAN PENULISAN
Yang menjadi tujuan penulisan pada makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa saja hakekat motif dan motivasi
2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku motivasi dalam belajar
3. Untuk mengetahui peran motivasi dalam belajar untuk anak usia SD
4. Untuk mengetahu apa saja teknik motivasi dalam belajar
5. Untuk mengetahui peranan guru dalam memotivasi anak usia SD dalam
belajar

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat motif dan motivasi


1. Pengertian motif
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian motif. Motif, atau dalam
bahasa Inggris “motive” berasal dari kata movere atau motion, yang berarti
gerakan atau sesuatu yang bergerak. Dalam psikologis, istilah motif erat
hubungannya dengan “gerak”, yaitu gerakan yang dilakukan oleh manusia atau
disebut juga perbuatan atau perilaku.
Menurut Sherif & Sherif dalam Alex Sobur menyebut motif sebagai
suatu istilah generik yang meliputi semua faktor internal yang mengarah pada
berbagai jenis perilaku yang bertujuan, semua pengaruh internal, seperti
kebutuhan (needs) yang berasal dari fungsi-fungsi organisme, dorongan dan
keinginan, aspirasi dan selera sosial, yang bersumber dari fungsi-fungsi
tersebut. Selain itu pendapat lain juga dikatakan oleh Giddens dalam Alex
Sobur yang mengartikan motif sebagai impuls atau dorongan yang memberi
energi pada tindakan manusia sepanjang lintasan kognitif/perilaku kearah
pemuasan kebutuhan. Menurut Giddens dalam Alex Sobur , motif tidak harus
dipersepsikan secara sadar. Ia lebih merupakan suatu “keadaan perasaan”.
Secara singkat, Nasution menjelaskan bahwa motif adalah segala daya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
R. S. Woodworth dalam Alex Sobur mengartikan motif sebagai suatu
set yang dapat atau mudah menyebabkan individu untuk melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu (berbuat sesuatu) dan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

6
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa motif itu adalah
dorongan yang menyebabkan individu untuk melakukan suatu gerakan atau
tingkah laku tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
2. Pengertian motivasi
Sebenarnya, motivasi merupakan istilah yang lebih umum yang
menunjuk pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan
yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang menimbulkannya, dan
tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan. Karena itu, bisa juga dikatakan
bahwa motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak,
atau mengerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam
rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan.
Menurut M. Utsman Najati dalam Abdul Rahman Shaleh , motivasi
adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk
hidup, dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan
tertentu. Pendapat yang sama juga dikatakan oleh Hoy dan Miskel dalam
Abdul Rahman Shaleh , dimana motivasi adalah kekuatan-kekuatan yang
kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan,
ketegangan (tension states), atau mekanisme-mekanisme lainnya yang
memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian
tujuan-tujuan personal.
Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata dalam Prof H. Djaali adalah
keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Sementara itu,
Gates dkk mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan
psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya
dengan cara tertentu. Pendapat yang sama juga dikatakan oleh Greenberg
dalam Djaali10 yang mengatakan bahwa motivasi adalah proses
pembangkitan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan.
Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi
adalah keadaan psikologis dan fisioligis yang terdapat dalam diri seseorang
yang mendorongnya melakukan suatu gerakan atau perbuatan untuk mencapai
suatu tujuan (kebutuhan).

7
B. Perilaku motifasi dalam belajar
Menurut Clayton Alderfer dalam Hamdhu (2011) pengertian motivasi
belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan segala kegiatan belajar
yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik
mungkin.

Bentuk-bentuk Motivasi Belajar Siswa


Motivasi tumbuh dan berkembang dalam diri seseorang, secara umum dengan jalan
sebagai berikut:
a) Datang dalam diri individu itu sendiri atau disebut
Motivasi Instrinsik(Motivasi Belajar Instrinsik)
b) Datang dari lingkungan atau disebut motivasi ekstrinsik ( Motivasi Belajar
Ektrinsik)

a. Motivasi Instrinsik (Motivasi Belajar Instrinsik)


Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada
paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri, misalnya
siswa belajar karena ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah selengkap-
lengkapnya, ingin menjadi orang yang terdidik, semua keinginan itu berpangkal
pada penghayatan kebutuhan dari siswa berdaya upaya, melalui kegiatan belajar
untuk memenuhi kebutuhan itu. Namun sekarang kebutuhan ini hanya dapat
dipenuhi dengan belajar giat, tidak ada cara lain untuk menjadi orang terdidik
atau ahli, lain belajar.Biasanya kegiatan belajar disertai dengan minat dan
perasaan senang. W.S. Winkel mengatakan bahwa : “Motivasi Intrinsik adalah
bentuk motivasi yang berasal dari dalam diri subyek yang belajar”.10 Namun
terbentuknya motivasi intrinsic biasanya orang lain juga memegang peran,
misalnya orang tua atau guru menyadarkan anak akan kaitan antara belajar dan
menjadi orang yang berpengetahuan. Biarpun kesadaran itu pada suatu ketika
mulai timbul dari dalam diri sendiri, pengaruh dari pendidik telah ikut
menanamkan kesadaran itu. Kekhususan dari motivasi ekstrinsik ialah kenyataan,
bahwa satu-satunya cara untuk mencapai tujuan yang ditetapkan ialah belajar.

b. Motivasi Ekstrinsik (Motivasi Belajar Ekstrinsik)

8
Jenis motivasi ini timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena
ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang
demikian akhirnya ia mau belajar. Winkel mengatakan “Motivasi Ekstrinsik,
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan kebutuhan dan dorongan
yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar sendiri”.

Perlu ditekankan bahwa dorongan atau daya penggerak ialah belajar, bersumber
pada penghayatan atau suatu kebutuhan, tetapi kebutuhan itu sebenarnya dapat
dipengaruhi dengan kegiatan lain, tidak harus melalui kegiatan belajar. Motivasi
belajar selalu berpangkal pada suatu kebutuhan yang dihayati oleh orangnya
sendiri, walaupun orang lain memegang peran dalam menimbulkan motivasi itu,
yang khas dalam motivasi ekstrisik bukanlah ada atau tidak adanya pengaruh dari
luar, melainkan apakah kebutuhan yang ingin dipenuhi pada dasarnya hanya
dapat dipenuhi dengan cara lain.
Berdasarkan uraian di atas maka motivasi belajar esktrinsik dapat digolongkan
antara lain:
a. Belajar demi memenuhi kewajiban.
b. Belajar dmei menghindari hukuman.
c. Belajar demi memperoleh hadiah materi yang dijanjikan.
d. Belajar demi meningkatkan gengsi sosial.
e. Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting (guru dan orang tua).
f. Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi
persyaratan kenaikan jenjang/golongan administrasi.

Berdasarkan sumber dan proses perkembangannya, maka motivasi atau motif menurut
Abin Syamsudin Makmun (2001:75) dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1) Motif primer (primery motive) atau motif dasar (basic motive), menunjukkan pada
motif yang tidak dipelajari. Motif ini sering juga disebut dengan istilah dorongan
(drive), dan golongan motif inipun dibedakan lagi ke dalam:
a) Dorongan fisiologis (primary motive) yang bersumber pada kebutuhan
organis (organic need) yang mencakup antara lain lapar, haus, seks,
kegiatan, pernapasan dan istirahat.

9
b) Dorongan umum (morgani’s general drive) dan motif darurat (wodworth’s
emergency motive), termasuk di dalamnya dorongan kasih sayang, takut,
kekaguman dan rasa ingin tahu.

2) Motif sekunder (secondary motive), menunjukkan pada motif yang berkembang


pada diri individu karena pengalaman, dan dipelajari (conditioning and
reinforcement), yang termasuk di dalamnya antara lain: a) Takut yang dipelajari
( learned fear),

b) Motif-motif sosial (ingin diterima, dihargai, persetujuan, status, merasa aman,


dan sebagainya),
c) Motif obyektif dan interes (eksplorasi, manipulasi, minat),
d) Maksud (purpose) dan aspirasi,
e) Motif berprestasi (achievement motive).

C. Peranan motivasi dalam belajar anak usia SD


Motivasi belajar sangat penting peranannya bagi siswa SD, dengan motivasi
siswa akan bersemangat dalam kegiatan pembelajaran dan dapat mencapai tujuan
yang diharapkan. Motivasi sangat penting peranannya bagi siswa maupun guru.
Motivasi belajar sangat penting peranannya bagi siswa, diantaranya yaitu:
a. Siswa menjadi sadar atas kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.
Misalnya, setelah siswa membaca suatu bab dalam buku bacaan, siswa tersebut
belum memahami apa yang dibacanya, dibandingkan teman-teman yang lain
yang ikut membaca. Dengan kondisi yang demikian, siswa akan terdorong untuk
membaca lagi buku yang telah dibacanya, sampai anak tersebut memahami apa
yang telah dibaca.
b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar
Semua siswa memiliki usaha belajar yang berbeda, jika kekuatan belajar siswa
tidak sama dibandingkan dengan siswa lain yang berhasil, maka siswa tersebut
akan lebih tekun dalam kegiatan belajar sehingga dapat berhasil seperti teman
yang lain.
c. Memberikan semangat belajar
Dengan adanya motivasi, siswa akan semangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran, ataupun belajar sendiri.

10
d. Menyadarkan kepada siswa, bahwa belajar dapat memberikan bekal siswa dalam
bekerja atau hidup pada waktu yang akan datang.

D. Teknik memotivasi dalam belajar


Menurut Hamzah (2011:34) mengatakan, “Beberapa teknik motivasi yang
dapat dilakukan dalam pembelajaran sebagai berikut.
1) Pernyataan penghargaan secara verbal
2) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan
3) Menimbulkan rasa ingin tahu
4) Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa
5) Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar
6) Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari
sebelumnya
7) Menggunakan simulasi dan permainan
8) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan
kemahirannya didepan umum
9) Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa
dalam kegiatan belajar.
10) Memperpadukan motif-motif yang kuat
11) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai
12) Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai
13) Membuat suasana persaingan yang sehat diantara para siswa
14) Mengembangkan persaingan dengan diri sendiri
15) Memberikan contoh yang positif

E. PERANAN GURU DALAM MEMOTIVASI ANAK USIA SD


DALAM BELAJAR

Guru memiliki peran penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.


Makna pembelajaran dikatakan berhasil bila siswa mempunyai motivasi dalam belajar
sehingga terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif. Oleh karena itu, peran seorang
guru bukan hanya mentransfer ilmu kepada siswa, tetapi juga sebagai motivator bagi
siswa agar memiliki orientasi dalam belajar. Dalam hal ini, guru harus mampu

11
menumbuhkan dan merangsang semua potensi yang ada pada siswa serta
mengarahkannya agar dapat memanfaatkan potensinya secara efektif. Motivasi yang
baik dan intens dari guru , akan menstimulus siswa untuk memiliki kesiapan belajar
yang lebih baik. Kesiapan belajar yang baik, akan mempermudah siswa mengikuti
pembelajaran dengan aktif, sehingga mudah menyerap materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Pada akhirnya, motivasi belajar akan berdampak secara tidak
langsung pada pencapaian hasil belajar siswa itu sendiri. Sumiati (2018) menjelaskan
bahwa guru berperan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Adapun

pendekatan yang dilakukan guru kelas adalah dengan memberikan kebebasan kepada
siswa untuk menambah ilmu pengetahuan mereka, dengan mencari di media-media
elektronik maupun cetak, kemudian memberikan nasehat, perhatian, pujian, serta
memberikan hadiah sederhana kepada siswa yang berhasil memperoleh nilai tertinggi
serta memberikan teguran ringan kepada siswa yang malas. Lebih lanjut Sumiati
(2018) menjelaskan bahwa kontribusi motivasi belajar cukup besar dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Peran guru diharapkan mampu membangkitkan
motivasi dan dapat memanfaatkannya menjadi penggerak kuat para siswa untuk
meraih prestasi yang diharapkan. Guru yang profesional harus menyadari bahwa
dirinya harus berperan sebagai motivator, yang bertugas memberikan inspirasi atau
dorongan supaya proses pembelajaran lebih menyenangkan dan harus menolong
siswanya supaya memiliki hasrat untuk belajar
Selain itu, Rosyidah (2019) menjelaskan bahwa guru berperan dalam
menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dengan
menggunakan metode-metode ceramah, card sort, dan reading guide; setting kelas
untuk mengatur proses belajar meliputi kelas tradisional, berbentuk lingkaran,
berbentuk regu, berbentuk huruf U. Selain itu, memberi reward berupa pujian;
memberikan nilai kepada peserta didik yang aktif dalam pembelajaran; serta memberi
punishment berupa memindahkan posisi duduk, dan berdiri di depan kelas kepada
siswa yang tidak tertib ketika proses pembelajaran berlangsung. Peran guru kelas
sebagai motivator dalam belajar siswa adalah memberikan rangsangan atau stimulus,
walaupun pada dasarnya motivasi berasal dari dalam diri seseorang yang dapat dilihat
dala bentuk aktivitas. Dalam kaitannya dengan proses belajar, salah satu peran guru
kelas yang terpenting adalah melakukan usaha-usaha dan menciptakan kondisi yang

12
mengarahkan anak didik melakukan aktivitas belajar. Guru memiliki peran penting
bagi perkembangan pribadi anak, baik sosial, emosional maupun intelektual.
Adapun peran dan fungsi guru kelas menurut Kompri (2015) adalah sebagai
berikut
1. guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk
mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas), daya
cipta (kreativitas) siswa.
Hal tersebut dapat terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar.
Dalam semboyan pendidikan di taman siswa sudah lama dikenal dengan
istilah “ing madya mangun karsa”. Peran guru sebagai motivator ini sangat
penting dalam interaksi belajar mengajar, karena menyangkut esensi
pekerjaaan pendidik yang membutuhkan kemahiran sosial menyangkut
performance dalam arti personalisasi dan sosialisai diri.
2. guru sebagai pendorong kreativitas
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran,
dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukan proses
kreativitas tersebut.
Oleh karena itu, guru memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa di SD. Dalam hal ini, guru kelas adalah
sosok teladan yang sering berjumpa dengan siswa saat proses pembelajaran,
sehingga guru kelas mempunyai pengaruh besar dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa.

a. Terdapat sejumlah problematika yang menunjukan bahwa motivasi


belajar siswa masih rendah.

Adapun kondisi belajar peserta didik saat berlangsungnya pembelajaran di


kelas, ada yang mengantuk; corat-coret buku atau menggambar sendiri;
mengobrol dengan teman sebangku; melamun pada waktu guru menjelaskan
materi pelajaran; keinginan/dorongan dan ketertarikan yang rendah dalam belajar.
Siswa terlihat bosan dengan cara pembelajaran yang monoton, yaitu peserta didik
hanya mendengarkan dan mencatat. Siswa juga tampak kurang termotivasi dalam
proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Ketika belajar, siswa terlihat

13
murung, kurang bergairah, dan kurang semangat dalam belajar. Siswa merasa
belajar itu membosankan.

b. Guru kelas memiliki peran penting dalam meningkatkan motivasi belajar


siswa.

Motivasi yang baik dan intens dari guru kelas, akan menstimulus siswa untuk
memiliki kesiapan belajar yang lebih baik. Kesiapan belajar yang baik, akan
mempermudah siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif, sehingga mudah
menyerap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Pada akhirnya, motivasi
belajar akan berdampak secara tidak langsung pada pencapaian hasil belajar siswa
itu sendiri.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

 Motivasi belajar adalah dorongan atau penggerak yang menyebabkan seseorang


untuk belajar atau mempelajari materi pelajaran. Semakin tinggi motivasi belajar
seseorang, maka semakin tinggi pula hasil belajarnya. Dalam proses
pembelajaran, motivasi belajar merupakan aspek yang sangat penting. Dalam
belajar sangat diperlukan motivasi. Motivasi adalah keadaan psikologis dan
fisioligis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya melakukan
suatu gerakan atau perbuatan untuk mencapai suatu tujuan (kebutuhan).
 Bentuk-bentuk Motivasi Belajar Siswa
Motivasi tumbuh dan berkembang dalam diri seseorang, secara umum dengan
jalan sebagai berikut:
A) Datang dalam diri individu itu sendiri atau disebut Motivasi Instrinsik
(Motivasi Belajar Instrinsik)
B) Datang dari lingkungan atau disebut motivasi ekstrinsik ( Motivasi Belajar
Ektrinsik)
 Motivasi sangat penting peranannya bagi siswa maupun guru. Motivasi belajar
sangat penting peranannya bagi siswa, diantaranya yaitu:
1. Siswa menjadi sadar atas kedudukan pada awal belajar, proses,
dan hasil akhir.
2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar
3. Memberikan semangat belajar
4. Menyadarkan kepada siswa, bahwa belajar dapat memberikan
bekal siswa dalam bekerja atau hidup pada waktu yang akan datang.
 Guru memiliki peran penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Makna
pembelajaran dikatakan berhasil bila siswa mempunyai motivasi dalam belajar
sehingga terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif. Oleh karena itu, peran

15
seorang guru bukan hanya mentransfer ilmu kepada siswa, tetapi juga sebagai
motivator bagi siswa agar memiliki orientasi dalam belajar.
Adapun peran dan fungsi guru kelas menurut Kompri (2015) adalah sebagai
berikut:

1. guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk


mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas), daya
cipta (kreativitas) siswa.
2. guru sebagai pendorong kreativitas

B. SARAN

Adapun saran dari penulis agar seorang pendidik atau guru dapat
memberikan motivasi kepada peserta didiknya, agar setiap siswa
memiliki motivasi dan keinginan belajar yang tinggi. Dan memahami apa
aja factor yang dapat mendorong motivasi seorang siswa.

16
DAFTARPUSTAKA

1. Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada
2. Alex Sobur, Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia, 2003
3. Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam.
Jakarta : Prenada Media, 2009
4. Djaali, Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011
5. Abdul Rahman Shaleh-Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar
dalam Perspektif Islam. Jakarta : Prenada Media, 2004
6. Alex Sobur, Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia, 2011
7. WS. Winkel. (1983) Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:
Gramedia, 1983
8. Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

9. Sardiman. 2006.InteraksidanMotivasiBelajarMengajar.Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
10. Arikantoro, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
11. Artika, D., Fauziah, T., Adnan. 2017. Upaya Guru Memberikan Motivasi
Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Negeri Unggul
Lampeunerut Besar. Jurnal Ilmiah Guru Sekolah Dasar, 2 (1), 150-155.

17

Anda mungkin juga menyukai