TENTANG
Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat serta
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang
berjudul “Motivasi Dalam Belajar” ini menjelaskan tentang pentingnya motivasi dalam belajar.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat di kehidupan masyarakat baik bagi penulis
maupun pembaca. Selesainya penulisan makalah ini semata-mata berkat bantuan dari berbagai
pihak, yang telah memberikan dukungan dalam berbagai bentuk kepada penulis. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan,
untuk itu penulis berharap kritik dan saran dari para pembaca, guna menyempurnakan makalah
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri manusia itu sendiri yang berupa sikap,
kepribadian, pendidikan, pengalaman dan cita-cita.
2. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri manusia itu sendiri yang terdiri dari :
a. Lingkungan sosial, yang meliputi lingkungan masyarakat, tetangga, teman,
orangtua/keluarga dan teman sekolah.
b. Lingkungan non sosial meliputi keadaan gedung sekolah, letak sekolah, jarak tempat
tinggal dengan sekolah, alat-alat belajar, kondisi ekonomi orangtua dan lain-lain.
b. Motivasi aspirasi
Yaitu motivasi yang tinggi tumbuh dengan subur kalau pelajar memiliki perasaan
sukses. Perasaan gagal dapat menghancurkan aspirasi pelajar dalam belajar. Oleh kerana
itu guru jangan menjadikan pelajar selalu gagal, walaupun ini bukan bermakna guru
harus menjadikan pelajar sukses terus menerus. Suatu konsep yang harus ditanam oleh
guru kepada pelajar agar ia memiliki aspirasi yang tinggi adalah bahawa kesuksesan atau
kegagalan ditentukan oleh ‘usaha’, bukan oleh kemampuan atau kecerdasan.
c. Motivasi Persaingan
Persaingan yang sehat dapat menjadi motivasi yang kuat dalam belajar. Namun
memupuk rasa persaingan yang berlebih-lebihan, di kalangan pelajar dalam belajar dapat
menimbulkan persaingan yang tidak sihat, kerana pelajar bukan menjadi giat belajar,
tetapi dengan berbagai cara berusaha mengalahkan pelajar lain untuk mendapatkan status.
Membangun persaingan dengan diri sendiri pada setiap pelajar akan menimbulkan
motivasi persaingan yang sihat dan berkesan dalam belajar.
d. Motivasi afiliasi
Motivasi afilisi adalah dorongan untuk melaksanakan kegiatan belajar dengan
sebaik-baiknya, kerana ingin diterima dan diakui oleh orang lain. Pelajar-pelajar yang
masih kecil berusaha meningkatkan usaha dan prestasi dalam belajar agar dia dapat
diterima dan diakui oleh orang dewasa, iaitu guru dan ibu bapanya. Namun para remaja
lebih terdorong belajar untuk mendapatkan penerimaan dan perakuan dari rakan sebaya.
Oleh kerana itu, guru-guru yang mengajar pelajar-pelajar yang masih kecil hendaknya
memberikan perhatian dan penghargaan yang penuh terhadap peningkatan usaha dan
hasil belajar yang ditampilkan oleh pelajar. Bagi pelajar remaja, guru hendaknya dapat
memanfaatkan kelompok untuk meningkatkan usaha dan prestasi belajar ahli kelompok.
e. Motivasi kecemasan
Kecemasan dapat mendorong usaha dan hasil belajar. Tetapi kecemasan yang
berlebihan dapat menurunkan keghairahan dan hasil belajar. Pelajar yang telah memiliki
motivasi yang tinggi dalam belajar jika mengalami kecemasan dapat menurunkan
motivasinya itu. Demikian juga dengan pelajar-pelajar yang memiliki kecerdasan (IQ)
rendah kalau mengalami kecemasan menyebabkan usaha dan hasil belajar mereka
menjadi bertambah merosot. Tetapi kecemasan sangat berkesan untuk meningkatkan
usaha dan hasil belajar pelajar yang bermotivasi rendah dan yang memiliki kecerdasan
tinggi.
f. Motivasi penguatan
Motivasi penguat dapat ditimbulkan melalui diagram kemajuan belajar murid,
memberikan komentar pada setiap kertas tugas, ujian dan peperiksaan pelajar dan
memberikan penghargaan. Guru hendaklah menjauhi pemahaman bahawa pemberian
angka sebagai sumber utama untuk menimbulkan motivasi penguatan, kerana menitik-
beratkan pemberian angka dalam memotivasi pelajar dapat menimbulkan persaingan
yang tidak sihat dan akan menimbulkan kecemasan di dalam kelas.
Telaah dari beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli di atas dapat
diambil intisari bahwa motivasi intrinsik merupakan suatu bentuk motivasi dari dalam diri
individu dalam menyikapi suatu tugas dan pekerjaan yang diberikan kepa individu dan
membuat tugas dan pekerjaan tersebut mampu memberikan kekuatan batin bagi individu
sendiri. ( M. Nur Ghufron, dkk, Teori-teori Psiologi, 2011: 86-87)
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori
Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan
akan eksistensi), R = Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan G =
Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)
Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal penting. Pertama,
secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh
Maslow dan Alderfer. Karena “Existence” dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama
dan kedua dalam teori Maslow; “ Relatedness” senada dengan hierarki kebutuhan ketiga dan
keempat menurut konsep Maslow dan “Growth” mengandung makna sama dengan “self
actualization” menurut Maslow. Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis
kebutuhan manusia itu diusahakan pemuasannya secara serentak. Apabila teori Alderfer
disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :
• Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk
memuaskannya;
• Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar apabila
kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan;
• Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin
besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.
Ilmuwan ketiga yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman
motivasi Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari
motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”.
Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong
berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan
yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya
ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang
dalam kehidupan seseorang.
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam
mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b) tujuan-tujuan
mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan (d) tujuan-tujuan
menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan. Bagan berikut ini menyajikan
tentang model instruktif tentang penetapan tujuan.
f) Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika
seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar,
yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu.
Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk
berupaya akan menjadi rendah.
Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang sempurna,
dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para ilmuwan terus
menerus berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang terbaik, dalam arti
menggabung berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi satu model. Tampaknya
terdapat kesepakan di kalangan para pakar bahwa model tersebut ialah apa yang tercakup
dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu .
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi
belajar siswa, sebagai berikut:
a. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik. Pada permulaan belajar mengajar
hendaknya seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang
akan dicapai siswa. Tidak cukup sampai di situ saja, tapi guru juga bisa memberikan
penjelasan tentang pentingnya ilmu yang akan sangat berguna bagi masa depan
seseorang, baik dengan norma agama maupun sosial. Makin jelas tujuan, maka makin
besar pula motivasi dalam belajar.
b. Hadiah. Berikan hadian untuk siswa-siwa yang berprestasi. Hal ini akan sangat memacu
siswa untuk lebih giat dalam berprestasi, dan bagi siswa yang belum berprestasi akan
termotivasi untuk mengejar atau bahkan mengungguli siswa yang telah berprestasi.
Hadiah di sini tidak perlu harus yang besar dan mahal, tapi bisa menimbulkan rasa senag
pada murid, sebab merasa dihargai karena prestasinya. Kecuali pada setiap akhir
semester, guru bisa memberikan hadiah yang lebih istimewa (seperti buku bacaan) bagi
siswa ranking 1-3.
c. Saingan/kompetisi. Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai
sebelumnya.
d. Pujian. Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau
pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. Bisa dimulai dari hal yang paling
kecil seperti, “beri tepuk tangan bagi si Budi…”, “kerja yang bagus…”, “wah itu kamu
bisa…”.
e. Hukuman. Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar
mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri
dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Hukuman di sini hendaknya yang mendidik,
seperti menghafal, mengerjakan soal, ataupun membuat rangkuaman. Hendaknya jangan
yang bersifat fisik, seperti menyapu kelas, berdiri di depan kelas, atau lari memutari
halaman sekolah. Karena ini jelas akan menganggu psikis siswa.
f. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar. Strateginya adalah
dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik, khususnya bagi mereka yang
secara prestasi tertinggal oleh siswa lainnya. Di sini guru dituntut untuk bisa lebih jeli
terhadap kondisi anak didiknya. Ingat ini bukan hanya tugas guru bimbingan konseling
(BK) saja, tapi merupakan kewajiban setiap guru, sebagai orang yang telah dipercaya
orang tua siswa untuk mendidik anak mereka.
g. Membentuk kebiasaan belajar yang baik. Ajarkan kepada siswa cara belajar yang
baik, entah itu ketika siswa belajar sendiri maupun secara kelompok. Dengan cara ini
siswa diharapkan untuk lebih termotivasi dalam mengulan-ulang pelajaran ataupun
menambah pemahaman dengan buku-buku yang mendukung.
h. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok. Ini
bisa dilakukan seperti pada urutan ke f.
i. Menggunakan metode yang bervariasi. Guru hendaknya memilih metode belajar yang
tepat dan berfariasi, yang bisa membangkitkan semangat siswa, yang tidak membuat
siswa merasa jenuh, dan yang tak kalah penting adalah bisa menampung semua
kepentingan siswa. Sperti Cooperative Learning, Contectual Teaching & Learning (CTL),
Quantum Teaching, PAKEM, mapun yang lainnya. Karena siswa memiliki tingkat
intelegensi yang berbeda-beda satu sama lainnya. Ada siswa yang hanya butuh 5 menit
untuk memahami suatu materi, tapi ada siswa yang membutuhkan 25 menit baru ia bisa
mencerna materi. Itu contoh mudahnya. Semakin banyak metode mengajar yang dikuasai
oleh seorang guru, maka ia akan semakin berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa.
j. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Baik itu
media visual maupun audio visual.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Motivasi adalah usaha yang didasari untuk mengerahkan dan menjaga tingkah seseorang
agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan
tertentu.
Fungsi motivasi dalam belajar diantaranya adalah mendorong manusia untuk berbuat,
menentukan arah perbuatan, menyeleksi perbuatan, mendorong timbulnya tingkah laku atau
perbuatan, motivasi berfungsi sebagai pengarah, motivasi berfungsi sebagai penggerak cepat
atau lambatnya suatu pekerjaan.
Teori – teori motivasi dalam belajar adalah Teori Abraham H. Maslow (Teori
Kebutuhan), Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi), Teori Clyton Alderfer (Teori
“ERG), Teori Herzberg (Teori Dua Faktor), Teori penetapan tujuan (goal setting theory),
Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan ), Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi
Upaya guru meningkatkan motivasi siswa dalam belajar adalah menjelaskan tujuan
belajar ke peserta didik, hadiah, saingan/kompetisi, pujian, hukuman, membangkitkan
dorongan kepada anak didik untuk belajar, membentuk kebiasaan belajar yang baik,
membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok, menggunakan
metode yang bervariasi, menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
3.2 SARAN
Motivasi dalam belajar sangat penting untuk di pelajari oleh peserta didik karena dari situlah
mereka bisa memahami apa fungsi motivasi dalam belajar serta mereka dapat termotivasi
untuk belajar. Oleh sebab itu penulis menyarankan makalah ini dibaca dan dipelajari dengan
baik serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://fajrinstation.blogspot.com/p/psikologi-pendidikan-motif-dan-motivasi.html
http://www.omkris.com/2012/05/motivasi-motivasi-belajar-fungsi.html - .U0TaSKykrIU
Sartain. 1990. http://www.omkris.com/2012/05/motivasi-motivasi-belajar-fungsi.html - .U0TaSKykrIU
(di akses tgl. 12 oktober 2014)
Imron, Ali. 1996. http://fajrinstation.blogspot.com/p/psikologi-pendidikan-motif-dan-motivasi.html (
diakses tgl. 12 oktober 2014)