Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TENTANG MOTIVASI BELAJAR

DISUSUN OLEH
FAJAR NUGRAHA SAPUTRA
NIM : 21010061
PROGRAM STUDI AKADEMI KEPERAWATAN
PANGKALPINANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang

" MOTIVASI BELAJAR ".

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang. Semoga makalah sederhana ini
dapat di pahami bagi siapapun yang membaca nya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata- kata yang kurang berkenan.

Penagan,28 Oktober 2021

Fajar Nugraha Saputra

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………..1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………2

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................3

A. Latar Belakang…………………………………………………………………..3
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………….3
C. Tujuan…………………………………………………………………………...4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….5

A. Pengertian Motivasi.............................…………………………………….…….5
B. Jenis – jenis Motiasi..……………………………………….....................…..…..6
C. Prinsip Motivasi Belajar..................…………………………………….………..7
D. Faktor – aktor mempengaruhi Motivasi belajar..............…………………………6
E. Upaya meningkatkan Motivasi Belajar...................................................................8

BAB III PENUTUP……………………………………………….……………………12

A. Kesimpulan ……………………………………………….……………………..13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………....14

2
BAB I
PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang 

Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Tujuan dapat
diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan peserta didik
setelah melaksanakan pengalaman belajar. Tercapai tidaknya tujuan pengajaran salah satunya
adalah terlihat dari prestasi belajar yang diraih peserta didik. Dengan prestasi yang tinggi,
para peserta didik mempunyai indikasi berpengetahuan yang baik. Salah satu faktor yang
mempengaruhi prestasi peserta didik adalah motivasi. Dengan adanya motivasi, peserta didik
akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi penuh dalam
proses belajar pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal yang
perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah.
Penelitian Wasty Soemanto (2003) menyebutkan, pengenalan seseorang terhadap prestasi
belajarnya adalah penting karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai maka
peserta didik akan lebih berusaha meningkatkan prestasi belajarnya. Dengan demikian
peningkatan prestasi belajar dapat lebih optimal karena peserta didik tersebut merasa
termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar yang telah diraih sebelumnya. Biggs dan
Tefler mengungkapkan motivasi belajar peserta didik dapat menjadi lemah. Lemahnya
motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi
belajar akan rendah. Oleh karena itu, mutu prestasi belajar pada peserta didik perlu diperkuat
terus-menerus. Dengan tujuan agar peserta didik memiliki motivasi belajar yang kuat,
sehingga prestasi belajar yang diraihnya dapat optimal. 

Motivasi belajar yang dimiliki peserta didik dalam setiap kegiatan pembelajaran
sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran
tertentu. Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil
belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan
upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya. Oleh karena
itu, dalam proses pengajaran sangat diperlukan adanya motivasi. Hal inilah yang
melatarbelakangi disusunnya makalah mengenai “Motivasi Belajar” ini. 

3
B. Rumusan Masalah 

1. Apa yang dimaksud dengan motivasi? 

2. Apa saja jenis-jenis motivasi? 

3. Apa saja prinsip motivasi belajar? 

4. Bagaimana upaya meningkatkan motivasi belajar siswa? 

C. Tujuan 

1. Untuk mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan motivasi. 

2. Untuk mendeskripsikan apa saja jenis-jenis motivasi. 

3. Untuk mendeskripsikan apa saja prinsip motivasi belajar. 

4. Untuk mendeskripsikan bagaimana upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. 

4
BABII
PEMBAHASAN 

A. Pengertian Motivasi 

Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan,
menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Menurut Clayton Alderfer
motivasi belajar adalah kecenderungan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar yang
didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. 

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku
manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang
mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap serta perilaku pada
individu belajar. 

Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa
semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia atau individu untuk menuju pada
hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri. Sardiman (2008: 75) mendefinisikan motivasi
sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. 

Motivasi adalah perubahan dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi dapat ditinjau dari dua sifat, yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang
disebabkan pendorong dari dalam individu, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi
yang keberadaannya karena pengaruh dari luar individu. Tingkah laku yang terjadi
dipengaruhi oleh lingkungan. 

Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku.
Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan.
Winkel (1983: 270) mendefinisikan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan serta memberi arah pada
kegiatan belajar. 

5
Dari berbagai pengertian di atas dapat diambil pengertian bahwa motivasi belajar adalah
suatu dorongan atau daya penggerak dari dalam diri individu yang memberikan arah dan
semangat pada kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki. Jadi
peran motivasi bagi peserta didik dalam belajar sangat penting. Dengan adanya motivasi akan
meningkatkan, memperkuat dan mengarahkan proses belajarnya, sehingga akan diperoleh
keefektifan dalam belajar. 

Ciri-ciri peserta didik yang bermotivasi antara lain : 1) tekun dalam menghadapi tugas; 2) ulet
dalam menghadapi kesulitan; 3) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi; 4)
ingin mendalami lebih jauh materi yang dipelajari; 5) selalu berusaha berprestasi sebaik
mungkin; 6) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah; 7) senang dan rajin
belajar, penuh semangat, dan tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin; 8) dapat
mempertanggungjawabkan pendapat-pendapatnya; 9) mengejar tujuan jangka panjang; 10)
senang mencari soal dan memecahkan soal. 

B. Jenis-Jenis Motivasi 

Sebagai kekuatan mental, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motivasi primer
dan motivasi sekunder. 

1. Motivasi primer adalah motivasi didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar
tersebut umumnya berasal dari segi biologis dan jasmania seseorang. Jenis motivasi ini
termasuk memelihara kesehatan, minum, istirahat, mempertahankan diri, keamanan,
membangun dan kawin. 

2. Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Jenis motivasi ini dapat berupa:
kebutuhan organisme seperti ingin tahu, memperoleh kecakapan, berprestasi, dan motof-
motif sosial seperti kasih sayang, kekuasaan dan kebebasan. 

Motivasi dilihat dari sifatnya, dibedakan menjadi dua, yaitu: motivasi instrinsik dan motivasi
ekstrinsik. 

1. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang. Motivasi
instrinsik merupakan dorongan agar peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan maksud
mencapai tujuan yang terkandung dalam perbuatan itu sendiri. Motivasi ini terjadi pada saat
peserta didik menyadari pentingnya belajar dan ia belajar sungguh-sungguh tanpa disuruh
orang lain, atau dengan kata lain motivasi ini berkenaan dengan kebutuhan belajar peserta
didik sendiri. 

6
2. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang bersumber dari luar diri seseorang. Motivasi ini
adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya.
Orang berbuat sesuatu karena dorongan dari luar, misalnya; guru memberikan hadiah, pujian,
hukuman, memberikan angka tinggi terhadap prestasi yang dicapainya, tidak menyalahkan
pekerjaan atau jawaban peserta didik secara terbuka sekalipun pekerjaan atau jawaban
tersebut belum memuaskan, menciptakan suasana belajar yang memberi kepuasan dan
kesenangan pada peserta didik, dsb. 

Biggs dan Telfer (dalam Amri. 2013: 26-27) menyatakan bahwa ada empat golongan
motivasi belajar peserta didik, antara lain: 

1. Motivasi instrumental: peserta didik belajar karena didorong oleh adanya hadiah atau
menghindari hukuman. 

2. Motivasi sosial: peserta didik belajar untuk penyelenggaraan tugas, dalam hal ini
keterlibatan peserta didik pada tugas menonjol. 

3. Motivasi berprestasi: peserta didik belajar untuk meraih prestasi atau keberhasilan yang
telah ditetapkan. 

4. Motivasi instrinsik: peserta didik belajar karena keinginanya sendiri. 

C. Prinsip Motivasi Belajar 

Motivasi memiliki beberapa prinsip dasar dalam kegiatan pembelajaran. Prinsip-prinsip dasar
tersebut yaitu: 

1. Pujian lebih efektif dari pada hukuman. 

2. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan akan merangsang motivasi. 

3. Semua peserta didik mempunyai kebutuhan psikologis tertentu yang harus mendapat
kepuasan. 

4. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada motivasi yang dipaksakan
dari luar. 

5. Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas peserta didik. 

7
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar 

Menurut pendapat Malcom Brownlee, faktor-faktor mempengaruhi motivasi belajar adalah: 

a) Faktor Guru 

Seseorang dikatakan sebagai guru tidak cukup “tahu” sesuatu materi yang akan diajarkan,
tetapi pertama kali ia harus merupakan seseorang yang memang memiliki “kepribadian guru”
denga segala ciri tingkat kedewasaannya dan memiliki kepribadian. Untuk itu perlu
dikemukakan dalam pembahasan ini sepuluh kompetensi guru yang berkaitan erat dengan
tugasnya membentuk motivasi belajar siswa di sekolah antara lain : (1) menguasai bahan atau
materi pengajaran, (2) mengelola program belajar mengajar, (3) Pengelolaan kelas (4)
menggunakan Media dan sumber belajar (5) menguasai landasan-landasan kependidikan (6)
mengelola interaksi belajar-mengajar (7) menilai prestasi siswa untuk kepentingan
pengajaran (8) mengenal fungsi dan program bimbingan & penyuluhan (9) mengenal dan
menyelenggarakan administrasi sekolah (10) mengenal prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil
penelitian pendidikan guna kepentingan pengajaran 

b) Faktor Orangtua 

Faktor orangtua dalam keluarga sangat menentukan juga karena mereka adalah mitra para
guru dalam bekerja bersama-sama untuk tujuan tersebut. Orangtua tidak cukup puas hanya
menyerahkan urusan dan tanggung jawab ini pada guru. 

c) Faktor Lingkungan Masyarakat 

Faktor lingkungan masyarakat tempat berdomisili siswa menajadi unsur yang turut
dipetimbangkan dalam proses pembentukan motivasi siswa, karena siswa juga adalah bagian
ataupun warga dari suatu masyarakat. Malcom Brownlee mengemukakan konsep yang
memperlihatkan ketergantungan ini dengan mengemukakan “Manusia dalam masyarakat dan
masyarakat dalam manusia.” Lebih lanjut dijelaskan bahwa konsep manusia dalam
masyarakat mengisyaratkan ketergantungan bahwa individu sebagai bagian dalam komunitas
yang mmiliki sistim nilai sosial yang saling mengikat dan mempengaruhi setiap individu
yang hidup bersama dalam sebuah komunitas, baik komunitas masyarakat kota ataupun
masyarakat desa dan atau kelompok belajar seperti siswa pada suatu sekolah. 

F. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa 

Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh
karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar
yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasibelajar siswa. Berikut ini
dikemukakan beberapa petunjuk untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. 

8
a) Memperjelas tujuan yang ingin dicapai 

Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin dibawa. Pemahaman
siswa terhadap tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang
pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang
ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar. Oleh sebab itu, sebelum proses
pembelajaran dimulai hendaknya guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin
dicapai. 

b) Membangkitkan minat siswa 

Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh
karena itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam
mengembangkan motivasi belajar. Salah satu cara yang logis untuk memotivasi siswa dalam
pembelajaran adalah mengaitkan pengalaman belajar dengan minat siswa. Pengaitan
pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting, dan karena itu tunjukkanlah bahwa
pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka. Demikian pula tujuan
pembelajaran yang penting adalah membangkitkan hasrat ingin tahu siswa mengenai
pelajaran yang akan datang, dan karena itu pembelajaran akan mampu meningkatkan
motivasi instrinsik siswa untuk mempelajari materi pembelajaran yang disajikan oleh guru
(Anni, dkk., 2006:186). 

c) Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar 

Siswa hanya mungkin dapat belajar baik manakala ada dalam suasana yang menyenangkan,
merasa aman, bebas dari takut. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup dan
segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-kali dapat melakukan hal-hal yang
lucu. 

d) Menggunakan Variasi Metode Penyajian yang Menarik 

Guru harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, dan asing bagi siswa- siswa.
Sesuatu informasi yang disampaikan dengan teknik yang baru, dengan kemasan yang bagus
didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal oleh siswa
sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk belajar. Dengan pembelajaran
yang menarik, maka akan membangitkan rasa ingin tahu siswa di dalam kegiatan
pembelajaran yang selanjutnya siswa akan termotivasi dalam pembelajaran. Motivasi
instrinsik untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran
yang menarik, dan juga penggunaan variasi metode pembelajaran. Misalnya, untuk
membangkitkan minat belajar siswa dapat dilakukan dengan cara pemutaran film,
mengundang pembicara tamu, demonstrasi, komputer, simulasi, permaianan peran, belajar
melalui radio, karya wisata, dan lainnya (Anni, dkk., 2006:186-187 : Hamalik, 2009:168). 

9
e) Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa 

Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Dalam pembelajaran, pujian dapat
dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Karena anak didik juga manusia, maka dia juga senang
dipuji. Karena pujian menimbulkan rasa puas dan senang (Hamalik, 2009:167). Namun
pujian harus sesuai dengan hasil kerja siswa. Jangan memuji secara berlebihan karena akan
terkesan dibuat-buat. Pujian yang baik adalah pujian yang keluar dari hati seoarang guru
secara wajar dengan maksud untuk memberikan penghargaan kepada siswa atas jerih
payahnya dalam belajar (Djamarah dan Zain, 2006:152). 

f) Berikan penilaian 

Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka belajar
dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh
karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa secepat mungkin mengetahui
hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa
masing-masing. 

Penilaian secara terus menerus akan mendorong siswa belajar, oleh karena setiap anak
memiliki kecenderungan untuk memmperoleh hasil yang baik. Disamping itu, para siswa
selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan, sehingga
mendorongnya belajar lebih teliti dan seksama (Hamalik, 2009:168). 

g) Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa 

Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar yang
positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar
secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan “bagus” atau “teruskan pekerjaanmu” dan
lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Penghargaan sangat efektif untuk memotivasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas, baik
tugas-tugas yang harus dikerjakan segera, maupun tugas-tugas yang berlangsung terus
menerus . Sebaliknya pemberian celaan kurang menumbuhkan motivasi dalam belajar.
Bahkan menimbulkan efek psikologis yang lebih jelek. 

10
h) Ciptakan persaingan dan kerjasama 

Persaingan yang sehat dapat menumbuhkan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses
pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-
sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik. Oleh sebab itu, guru harus mendesain
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antar kelompok maupun antar
individu. Namun demikian, persaingan tidak selamanya menguntungkan, terutama untuk
siswa yeng memang dirasakan tidak mampu untuk bersaing, oleh sebab itu pendekatan
cooperative learning dapat dipertimbangkan untuk menciptakan persaingan antar kelompok.
Selain persaingan antar siswa lebih banyak pengaruh buruknya daripada baiknya terhadap
perkembangan kepribadian siswa. Persaingan antara diri sendiri dapat dilakukan dengan cara
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengenal kemajuan-kemajuan yang telah diucapai
sebelumnya dan apa yang dapat dicapai pada pada waktuberikutnya. Misalnya guru membuat
dan memberi tahu grafik kemajuan belajar siswa. Untuk mengembangkan motivasi belajar,
guru harus berusaha membentuk kebiasaan siswanya agar secara berangsur-angsur dapat
memusatkan perhatian lebih lama dan bekerja keras. Oleh karena itu,usaha dan perhatian
guru yang besar lebih diperlukan untuk membimbing siswa-siswa yang memiliki pencapaian
rendah agar mereka memiliki motivasi belajar yang baik. 

Disamping beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi belajar diatas, adakalanya


motivasi itu juga dapat dibangkitkan dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif seperti
memberikan hukuman, teguran dan kecaman, memberikan tugas yang sedikit berat dan
menantang. Namun, teknik-teknik semacam itu hanya bisa digunakan dalam kasus tertentu.
Beberapa ahli mengatakan dengan membangkitkan motivasi dengan cara-cara negatif lebih
banyak merugikan siswa. Untuk itulah seandainya masih bisa dengan cara-cara yang positif,
sebaiknya membangkitkan motivasi dengan cara negatif dihindari. 

11
BAB III
PENUTUP 

A. Kesimpulan 

Kesimpulan dari makalah diatas adalah: 

1. motivasi belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerak dari dalam diri individu yang
memberikan arah dan semangat pada kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai tujuan yang
dikehendaki. 

2. Sebagai kekuatan mental, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motivasi
primer dan motivasi sekunder. Motivasi dilihat dari sifatnya, dibedakan menjadi dua, yaitu:
motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. 

3. Motivasi memiliki beberapa prinsip dasar dalam kegiatan pembelajaran. Prinsip-prinsip


dasar tersebut yaitu: Pujian lebih efektif dari pada hukuman; Pemahaman yang jelas terhadap
tujuan akan merangsang motivasi; Semua peserta didik mempunyai kebutuhan psikologis
tertentu yang harus mendapat kepuasan; Motivasi yang berasal dari dalam individe lebih
efektif dari pada motivasi yang dipaksakan dari luar; Motivasi yang besar erat hubungannya
dengan kreativitas peserta didik. 

Dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi


belajar, yaitu: memperjelas tujuan yang ingin dicapai membangkitkan minat siswa, ciptakan
suasana yang menyenangkan, dalam belajar menggunakan variasi metode penyajian yang
menarik, berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa berikan penilaian, ciptakan
persaingan dan kerjasama dan berilah komentar terhadap hasil pekerjaan. 

12
DAFTAR PUSTAKA 

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. 

Anni, Catharina T., dkk..2006. Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press. 

Djiwandono, S.E.W. 2006.Psikologi Pendidikan.Jakarta: Grasindo. 

Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. 

13

Anda mungkin juga menyukai