MOTIVASI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu :
Siti Rosyidah, M.Pd.
PENYUSUN :
Nailun Najah
Dewi Zumrotus Sholikah
Dony Wibisono
JURUSAN TARBIYAH
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT,karena atas berkat dan
rahmat-NYA lah, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Dan
tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami
dalam menyusun makalah ini.
Selain dari pada itu kami juga ingin mengucapkan teima kasih kepada teman-
teman sekalian yang telah memberi kami support, dan dan banyak inspirasi dan
motivasi-motivasi yang sangat bermanfaat bagi terwujutnya makalah ini.
Rembang, 22-02-2023
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 4
BAB II ISI 5
A. Pengertian Motivasi5
B. Jenis-Jenis Motivasi 7
C. Prinsip-Prinsip Motivasi 8
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dan pengajaran adalah suatuproses yang sadar tujuan. Tujuan
dapat diartikansebagai suatu usaha untuk memberikan rumusanhasil yang
diharapkan peserta didik setelah melaksanakanpengalaman belajar.
Tercapaitidaknya tujuan pengajaran salah satunya adalahterlihat dari prestasi
belajar yang diraih peserta didik.Dengan prestasi yang tinggi, para peserta didik
mempunyaiindikasi berpengetahuan yang baik.Salah satu faktor yang
mempengaruhiprestasi peserta didik adalah motivasi. Dengan adanyamotivasi,
peserta didik akan belajar lebih keras, ulet, tekundan memiliki dan memiliki
konsentrasi penuh dalamproses belajar pembelajaran. Dorongan motivasi dalam
belajar merupakan salah satu hal yang perludibangkitkan dalam upaya
pembelajaran di sekolah.
Penelitian Wasty Soemanto (2003)menyebutkan, pengenalan seseorang
terhadapprestasi belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil
yang sudah dicapai makapeserta didik akan lebih berusaha meningkatkan
prestasibelajarnya. Dengan demikian peningkatan prestasi belajar dapat lebih
optimal karena peserta didik tersebutmerasa termotivasi untuk meningkatkan
prestasibelajar yang telah diraih sebelumnya.Biggs dan Tefler mengungkapkan
motivasi belajarpeserta didik dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi
atautiadanya motivasi belajar akan melemahkankegiatan, sehingga mutu prestasi
belajar akanrendah. Oleh karena itu, mutu prestasi belajar padapeserta didik perlu
diperkuat terus-menerus. Dengan tujuanagar peserta didik memiliki motivasi
belajar yang kuat,sehingga prestasi belajar yang diraihnya dapatoptimal.
Motivasi belajar yang dimiliki peserta didik dalam setiap kegiatan
pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik
dalam matapelajaran tertentu. Siswa yangbermotivasi tinggi dalam belajar
memungkinkanakan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula,artinya semakin
tinggi motivasinya, semakinintensitas usaha dan upaya yang dilakukan,
makasemakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya. Oleh karena itu, dalam
4
proses pengajaran sangat diperlukan adanya motivasi. Hal inilah yang
melatarbelakangi disusunya makalah mengenai “Motivasi Belajar” ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan diatas, maka lahirlah rumusan masalah untuk
makalah ini, sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi?
2. Apa saja jenis-jenis motivasi?
3. Apa saja prinsip motivasi belajar?
4. Bagaimana cara seorang guru meningkatkan motivasi belajar peserta didik?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah terbentuk maka tujuan
penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahuiapa yang dimaksud dengan motivasi.
2. Untuk mengetahuiapa saja jenis-jenis motivasi.
3. Untuk mengetahuiapa sajaprinsip motivasi belajar.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara seorang guru meningkatkan motivasi
belajar peserta didik.
5
BAB II
ISI
A. Pengertian Motivasi
Pada dasarnya motivasi adalah suatu usahayang disadari untuk
menggerakkan, menggarahkandan menjaga tingkah laku seseorang agar
iaterdorong untuk bertindak melakukan sesuatusehingga mencapai hasil atau
tujuan tertentu.Menurut Clayton Alderfer (dalam Nashar, 2004:42) Motivasi
belajar adalah kecenderungan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar
yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atauhasil belajar sebaik
mungkin.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mentalyang menggerakkan dan
mengarahkan perilakumanusia, termasuk perilaku belajar. Dalam
motivasiterkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,menggerakkan,
menyalurkan dan mengarahkansikap serta perilaku pada individu
belajar(Koeswara, 1989 ; Siagia, 1989 ; Sehein, 1991 ; Biggs dan Tefler, 1987
dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006).
Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yangdapat memicu
timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubahtingkah laku manusia atau
individu untuk menuju pada hal yang lebihbaik untuk dirinya sendiri. Sardiman
(2008: 75) mendefinisikanmotivasi sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam
diri peserta didikyang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan darikegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan
belajar,sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapattercapai.
Motivasi adalah perubahan dalam diri atau pribadi seseorangyang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapaitujuan. Motivasi dapat
ditinjau dari dua sifat, yaitu motivasi intrinsikdan motivasi ekstrinsik. Motivasi
intrinsik adalah keinginan bertindakyang disebabkan pendorong dari dalam
individu, sedangkan motivasiekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya
karena pengaruh dariluar individu. Tingkah laku yang terjadi dipengaruhi oleh
lingkungan.
6
Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar,arah, dan
kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalahperilaku yang penuh
energi, terarah dan bertahan lama (Agus Suprijono, 2009: 163). Winkel (1983:
270) mendefinisikan bahwa“Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak
di dalam diripeserta didik yang menimbulkan kegiatan serta memberi arah pada
kegiatanbelajar”.
Dari berbagai pengertian di atas dapat diambil pengertian bahwa motivasi
belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerakdari dalam diri individu yang
memberikan arah dan semangat padakegiatan belajar, sehingga dapat mencapai
tujuan yang dikehendaki.Jadi peran motivasi bagi peserta didik dalam belajar
sangat penting. Denganadanya motivasi akan meningkatkan, memperkuat dan
mengarahkanproses belajarnya, sehingga akan diperoleh keefektifan dalam
belajar.
Terdapat enam konsep penting motivasi belajar yaitu:
1. Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu
danmempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi
karena berbagaialasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda.
Sebagai misal, seorang mahapeserta didikdapat tinggi motivasinya untuk
menghadapi tes ilmu sosial dengantujuan mendapatkannilai tinggi (motivasi
ekstrinsik) dan tinggi motivasinya menghadapi tes matematika karena
tertarik dengan mata pelajaran tersebut (motivasi intrinsik).
2. Motivasi belajar bergantung pada teori yang menjelaskannya, dapat
merupakan suatukonsekuensi dari penguatan (reinforcement), suatu ukuran
kebutuhan manusia, suatuhasil dari disonan atau ketidakcocokan, suatu
atribusi dari keberhasilan atau kegagalan,atau suatu harapan dari peluang
keberhasilan.
3. Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan tujuan-tujuan belajar
danpemberdayaan atribusi.
4. Motivasi belajar dapat meningkat apabila dosen membangkitkan minat
mahasiswa,memelihara rasa ingin tahu mereka, menggunakan berbagai
7
macam strategi pengajaran,menyatakan harapan dengan jelas, dan
memberikan umpan balik (feed back) dengansering dan segera.
5. Motivasi belajar dapat meningkat pada diri mahasiswa apabila dosen
memberikanganjaran yang memiliki kontingen, spesifik, dan dapat
dipercaya.
6. Motivasi berprestasi dapat didefinisikan sebagai kecendrungan umum
untukmengupayakankeberhasilan dan memilih kegiatan-kegiatan yang
berorientasi padakeberhasilan/kegagalan.
Menurut Utami Munandar (1992: 34-35), ciri-ciri peserta didik yang
bermotivasi antara lain : 1) tekun dalam menghadapi tugas; 2) ulet dalam
menghadapi kesulitan; 3) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk
berprestasi; 4) ingin mendalami lebih jauh materi yang dipelajari; 5) selalu
berusaha berprestasi sebaik mungkin; 6) menunjukkan minat terhadap
bermacam-macam masalah; 7) senang dan rajin belajar, penuh semangat, dan
tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin; 8) dapat mempertanggungjawabkan
pendapat-pendapatnya; 9) mengejar tujuan jangka panjang; 10) senang mencari
soal dan memecahkan soal.
B. Jenis-Jenis Motivasi
Sebagai kekuatan mental, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
motivasi primer dan motivasi sekunder.
1. Motivasi primer adalah motivasi didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-
motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis dan jasmania
seseorang. Jenis motivasi ini termasuk memelihara kesehatan, minum,
istirahat, mempertahankan diri, keamanan, membangun dan kawin.
2. Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Jenis motivasi ini dapat
berupa: kebutuhan organisme seperti ingin tahu, memperoleh kecakapan,
berprestasi, dan motof-motif sosial seperti kasih sayang, kekuasaan dan
kebebasan.
8
Motivasi dilihat dari sifatnya, dibedakan menjadi dua, yaitu: motivasi
instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri
seseorang. Motivasi instrinsik merupakan dorongan agar peserta didik
melakukan kegiatan belajar dengan maksud mencapai tujuan yang
terkandung dalam perbuatan itu sendiri. Motivasi ini terjadi pada saat peserta
didik menyadari pentingnya belajar dan ia belajar sungguh-sungguh tanpa
disuruh orang lain, atau dengan kata lain motivasi ini berkenaan dengan
kebutuhan belajar peserta didik sendiri.
2. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang bersumber dari luar diri seseorang.
Motivasi ini adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar
perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu karena dorongan dari
luar, misalnya; guru memberikan hadiah, pujian, hukuman, memberikan
angka tinggi terhadap prestasi yang dicapainya, tidak menyalahkan pekerjaan
atau jawaban peserta didik secara terbuka sekalipun pekerjaan atau jawaban
tersebut belum memuaskan, menciptakan suasana belajar yang memberi
kepuasan dan kesenangan pada peserta didik, dsb.
Biggs dan Telfer (dalam Amri. 2013: 26-27) menyatakan bahwa ada empat
golongan motivasi belajar peserta didik, antara lain:
1. Motivasi instrumental: peserta didik belajar karena didorong oleh adanya
hadiah atau menghindari hukuman.
2. Motivasi sosial: peserta didik belajar untuk penyelenggaraan tugas, dalam
hal ini keterlibatan peserta didik pada tugas menonjol.
3. Motivasi berprestasi: peserta didik belajar untuk meraih prestasi atau
keberhasilan yang telah ditetapkan.
4. Motivasi instrinsik: peserta didik belajar karena keinginanya sendiri.
11
bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri peserta
didik untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7. Pujian
Apabila ada peserta didik yang seukses dan berhasil menyelesaikan
tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk
reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus
tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenagkan
dan mempertinggi
8. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan
secara tepat dan bijak, bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus
memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untu
belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan
tanpa ,aksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri peserta didik, memang
ada motivasi untuk belajar sehingga tentu hasilnya akan lebih baik.
10. Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi
muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau
minat merupakan alat motiivasi yang pokok. Proses belajar ini akan berjalan
lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat itu antara lain dapat
dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut: 1) membangkitkan adanya
suatu kebutuhan, 2) menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang
lampau, 3) memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, dan 4)
menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
11. Tujuan untuk diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh peserta didik,
akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami
12
tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan,
maka akan timbul gairah untuk terus belajar.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah diatas adalah:
1. motivasi belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerakdari dalam diri
individu yang memberikan arah dan semangat padakegiatan belajar, sehingga
dapat mencapai tujuan yang dikehendaki.
2. Sebagai kekuatan mental, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
motivasi primer dan motivasi sekunder. Motivasi dilihat dari sifatnya,
dibedakan menjadi dua, yaitu: motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
3. Motivasi memiliki beberapa prinsip dasar dalam kegiatan pembelajaran.
Prinsip-prinsip dasar tersebut yaitu:Pujian lebih efektif dari pada hukuman;
Pemahaman yang jelas terhadap tujuan akan merangsang motivasi; Semua
peserta didik mempunyai kebutuhan psikologis tertentu yang harus mendapat
kepuasan; Motivasi yang berasal dari dalam individe lebih efektif dari pada
motivasi yang dipaksakan dari luar; Motivasi yang besar erat hubungannya
dengan kreativitas peserta didik.
4. Dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa cara untuk
menumbuhkan motivasi belajar, yaitu: mamberi angka, hadiah,
saingan/kompetisi, ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil,
pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan.
B. Saran
Mahasiswa Pendidikan yang merupakan calon pendidik, kiranya lebih
memahami lagi pentingnya motivasi dan bagaimana cara memotivasi peserta
didik kita nantinya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Haling, Abdul. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Hamdu, Ghullam dan Agustina, Lisa. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian
Pendidikan. Vol.12. No.1. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.
15
16