PENDAHULUAN
Kurangnya apresiasi dari seorang pengajar kepada siswa siswi yang berani
memperlihatkan diri di kelas menyebabkan siswa malas untuk berkopetensi antar
sesama teman sekelas. Untuk meningkatkan sikap kompetensi itu kembali bisa
dilakukan dengan cara memberi kuis sebelum menutup pembelajaran, kemudian
di diskusikan. Sehingga siapapun yang berani maju akan diberikan hadiah berupa
nilai, ataupun berupa barang atau alat tulis kepada siswa yang berani
memperlihatkan diri dalam artian berani menjawab pertanyaan, berani memberi
masukan, berani bertanya, atau lainnya dalam sesi diskusi sebelum menutup
1
pelajaran. Hal ini akan mulai memupuk sikap kompeten dan motivasi belajar
siswa untuk bisa menguasai pelajaran dengan tujuan mendapat sesuatu. Sehingga
secara otomatis, siswa tersebut akan mulai belajar untuk bisa berkopetensi dengan
siswa siswa lainnya agar tidak ketinggalan jauh dan mendapat hadiah.
1.4 Tujuan
1. Secara umum yang menjadi tujuan dalam PTK ini adalah untuk meningkatkan
sikap profesionalitas guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga
dapat memiliki nilai akademik yang baik dan menghasilkan siswa siswi yang
memiliki sikap kompeten.
2
2. Secara khusus penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui
apakah penerapan upaya peningkatan motivasi belajar dengan peranan nilai
tambah dan hadiah sebagai perangsang tumbuhnya sikap kompeten pada setiap
siswa bisa berhasil ?
1.5 Manfaat
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Eysenck, dkk, (2003: 170); merumuskan motivsi sebagai suatu proses yang
menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari
tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan
konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap, dan sebagainya. Siswa yang
tampaknya tidak bermotivasi, tetapi tidak dalam hal-hal yang diharapkan oleh
para pengajar. Mungkin siswa cukup termotivasi untuk berprestasi di sekolah,
4
akan tetapi pada saat sama ada kekuatan-kekuatan yang lain seperti teman-teman
yang mendorong untuk tidak berprestasi di sekolah.
Sardiman (2004 : 75); Motivasi sebagai keseluruhan daya pengerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat
tercapai.
Sejalan dengan itu MC Donald dalam Sardiman ( 2004 : 73) Motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan memerlukan
“Feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif- motif menjadi
perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan atau
keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk
berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Tugas guru adalah
membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melaksanakan belajar. Motivasi
dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari
luar dirinya.
Berdasarkan berbagai pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar adalah usaha guru dalam mendorong siswa untuk melakukan kegiatan
belajar yang terarah dan berlangsung secara efektif agar tujuan pembelajaran
tercapai. dan juga motivasi merupakan suatu unsur yang dapat memberikan
dorongan atau keinginan seseorang untuk dapat melakukan suatu kegiatan, dalam
hal ini berkaitan dengan kegiatan belajar.
5
2. Motivasi Ekstrinsik yakni tujuan yang ingin dicapai terletak diluar pembuatan
belajar itu dan tidak terkandung didalam perbuatan itu. Misalnya berupa
angka, hadiah, pujian, dan sebagainya. Tujuan itu bukan sesuatu yang wajar
dalam kegiatan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi instrinsik
tumbuh karena kesadaran akan tugas dan tanggungannya sebagai siswa yang
harus memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan sedangkan
motivasi ekastrinsik adalah dorongan dari luar agar siswa bergairah dalam belajar.
Sehubungan dengan uaraian maka dalam proses pembelajaran guru harus
menimbulkan motif-motif tertentu dari siswa. Motivasi guru harus berlangsung
secara kontinyu dan efektif agar aktifitas-aktifitas belajar siswa mencapai puncak
yang maksimal sebab apabila aktifitas belajar siswa mencapai puncak yang
maksimal besar kemungkinan siswa akan memperoleh hasil yang optimal.
6
4. Lebih senang kerja mandiri.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.
6. Dapat memperthanankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu).
7. Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya.
8. Senang mencari dan memecahkan soal- soal.
7
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke
pencapaian tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi
akan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.
2.2. Hakekat Belajar
Berbicara tentang belajar pada dasrnya berbicara tentang bagaimana tingkah
laku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman dari pengertian di atas dapat
dibuat kesimpulan bahwa istilah belajar berhubungan erat dengan mengajar dan
pembelajaran terjadi bersama- sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa
kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi
beberapa hal yang guru lakukan di dalam kelas.
Duffy dan Roerlher (1989) mengatakan apa yang dilakukan guru agar proses
belajar mengajar berjalan lancar, bermoral dan membuat siswa dapat merasa
nyaman dan merupakan bagian dariaktifitas mengajar. Juga secara khusus
mencoba dan berusaha untuk mengimplementasikan.
8
individu dengan lingkungan. Oemar Hamalik (2003 : 151) menyatakan bahwa
belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif matang berkat latihan dan
pengalaman. Sejalan sengan itu Sardiman (2004:2) menyatakan bahwa belajar
adalah usaha mengubah tingkah laku. Hilhard Bower dalam buku Theories of
Learning (1975). Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang
terhadap sesuatu situasi yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-
ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan
atau dasar kecendrungan respon pembawaan kematangan.
Belajar bisa melalui pengalaman melibatkan peserta didik secara langsung
dalam masalah atau isu yang dipelajari. Sehingga peserta didik dapat lebih aktif
dan menerima pelajaran dengan baik. Bukan sebaliknya cepat jenuh, dan bosan.
Belajar aktif dan menyenangkan (biasa dikenal dengan ‘Learning/ Learning by
Fun’) dapat menstimulus kreativitas peserta didik dalam proses belajar.
9
konsep dan fakta yang terbatas itu, sehingga mereka mampu menciptakan atau
menemukan sesuatu yang baru.
Tujuan Umum.
1. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di
dalam kehidupan dan di dunia yang sellau berkembang melalui latihan
bertindak aas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur
dan efektif.
2. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan pola pikir dalam
kehidupan sehari- hari dan dalam mempelajari ilmu pengetahuan
Tujuan Khusus.
1. Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat di alih gunakan, melalui
kegiatan sehari- hari.
2. mengembangkan kemampuan dalam berbagai pengetahuan sebagai bekal
belajar lebih lanjut
3. Membentuk sikap logis, kritis, cermat dan disiplin.
Nasution dalam Rohani (2004 : 13) mengatakan bahwa motif atau penyebab
peserta didik belajar ada dua hal yaitu :
Sejalan dengan itu maka upaya guru meningkatkan motivasi belajar dengan
pendekatan pakem yaitu :
10
a. Memberi angka
Kebanyakan siswa belajar ingin memperoleh angka yang baik, maka dari itu dia
berusaha dengan segenap tenaganya untuk belajar. Memberi angka atau nilai
harus benar-benar menggambarkan hasil belajar siswa, dengan kata lain nilai
harus diberikan harus objektif tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor subjektif yang
tidak ada hubungannya dengan dengan hasil belajar siswa. Jadi nilai yang
diberikan pada siswa adalah nilai murni sebagai penghargaan terhadap hasil
pekerjaannya.
b. Memberi hadiah
Dalam proses pembelajaran gru boleh memberikan hadian kepada siswa. Pada
permulaan pertemuan sebagai bahan apersepsi guru mengatakan kepada siswa,
apabila pelajaran ini selesai akan diadakan tes. Baranga siapa yang memperoleh
nilai yang paling tinggi akan diberikan hadiah, misalnya buku tulis, polpen,
pensil, dan sebagainya. Hadiah yang diberikan itu merupakan usaha guru untuk
merangsang siswa dalam mengikuti pelajaran. Hal ini merupakan suatu usaha
guru untuk mendorong timbulnya aktivitas belajar siswa.
c. Mengadakan persaingan
Saingan merupakan suatu kegiatan yang dapat mendorong siswa untuk menekuni
pelajaran, mengandung harapan akan memperoleh nilai dari kawan-kawanya.
Dalam hal belajar persaingan yang positif antar siswa baik secara individu
maupun kelompok sangat diperlukan karena dapat membangkitkan aktivitas
belajarnya.
Hasil belajar siswa akan lebih baik apabila siswa mempunyai hasrat untuk
mempelajari sesuatu. Kuatnya hasrat siswa untuk belajar tergantung pada
bermacam-macam faktor. Antara lain faktor nilai dari tujuan pengajaran itu
sendiri bagi siswa.
11
Orang merasa ego Involment ialah apabila orang tersebut melibatkan diri bila dia
merasa pentingnya tugas dan menerimanya suatu tantangan dengan
mempertaruhkan harga dirinya. Kegagalan berarti berkurangnya harga dirinya,
maka dari itu dia berusaha dengan segenap tenaganya supaya berhasil baik untuk
menjaga harga dirinya. S. Nasution mengatakan : Ego Involved (harga) diri siswa
terlihat dalam tugas itu (1986 : 83).
Siswa-siswa akan lebih giat belajar bila sering diadakan ulangan atua tes dalam
waktu dekat, maka dari itu memberikan ulangan sangat penting bagi kemajuan
belajar siswa. Setiap memberikan ulangan guru harus memberitahu siswa kapan
ulangan tersebut akan dilaksanakan. Dengan demikian guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk belajar saat menghadapi ulangan yang dihadapinya.
Memberikan ulangan juga jangan terlalu sering, karena kurang berpengaruh pada
siswa. Sehubungan dengan itu S. Nasution mengatakan : ”Agaknya ulangan yang
diadakan sekali dalam seminggu lebih merangsang siswa-siswa untuk belajar
dengan giat dari pada ulangan setiap hari”. (1986)
h. Kerjasama
12
i. Tugas yang Challenging
Tugas yang Challenging ialah tugas yang sulit mengandung tatangan bagi siswa,
yang dapat merangsang siswa untuk mengeluarkan segenap kemampuannya.
Tugas yang diberikan harus dalam batas kemampuan siswa.
j. Pujian
Pujian yang diberikan kepada siswa mmeupuk suasana yang menyenangkan serta
dapat mempertinggi harga diri siswa. Guru harus mencari masalah-masalah pada
tiap-tiap siswa yang diuji. Misalnya dalam hal tulisan, tingkah laku, hasil kerjanya
dan Kerapian lain yang bersifat positif. Tetapi pujian itu juga berlebihan karena
pujian yang tidak beralasan dan terlalu sering diberikan tidak pada batasannya dan
beralasan, misalnya pujian itu pantas diberikan pada siswa yang dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan baik dipapan tulis. Dalam hal ini Nasution (1986
: 84) mengatakan bahwa : Pujian sebagai akibat pekerjaan yang diselesaikan
dengan baik merupakan motivasi yang baik.
l. Hukuman
Hukuman sebagai alat untuk memotivasi siswa yang lebih banyak memberikan
pengaruh psikologis yang negatif jika dibandingkan dengan motivasi yang
ditimbulkan. Dengan hukuman ada kemungkinan meningkatkan proses belajar
siswa, namun siswa yang berhenti belajar jika hukuman ditiadakan. Glasser
(1970) dalam Prayetno (1989 : 24). Hukuman dapat menimbukan kecaman,
gangguan emosi dan perasaan bersalah didalam diri siswa. Didalam belajar siswa
dibayangi oleh ketahutan berbuat salah, ragu-ragu sehingga timbul keinginan
untuk tidak berbuat.
13
m. Membutuhkan Minat
14
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan
kelas. Yang dilaksanakan dengan berkolaborasi bersama pihak siswa dan
dilaksanakan partisipatif dalam artian dibantu oleh guru kelas XI. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian yang berusaha memecahkan masalah kesulitan belajar
siswa melalui pembelajaran yang aktiff kreatif, efektif dan menyenangkan untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.
1. Subjek Penelitian
Model penelitian tindakan kelas ( PTK) yang diterapkan dalam penelitian ini
adalah model dari kemmis & McTaggart , yang menggunakan sistem spiral.
Adapun model ini terdiri dari 4 komponen penelitian yang rencana, tindakan,
observasi, dan refleksi.
15
Tahapan penelitian tindakan kelas ini meliputi :
1. Siklus I
c. Pengamatan
Pengamatan ataun popular dengan sebutan observasi ini dilaksanakan oleh peneliti
pada saat kegiatan belajar berlangsung dikelas.
d. Refleksi
Dari kegiatan yang dilakukan peneliti, wawancara dan pratest, dapat dilihat
perlunya remedial sebagai bahan perbaikan dan pengendali kegiatan belajar
16
mengajar tahap berikutnya agar berjalan seperti model yang yang akan diterapkan
oleh peneliti yaitu pembelajrana aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
(PAKEM ). Refleksi ini akan dilakukan dalam kegiatan pada siklus I dan II.
2. Siklus II
Siklus dua dapat dilakuakn setelah pemahaman siswa dari siklus I terdeteksi dan
siklus II ini digunakan guna memperbaiki Siklus I. siklus II inbi juga memiliki
beberapa tahapan yaitu rencana, tindakan, observasi, dan refleksi.
Instrument penelitian tindakan kelas ini memakai beberapa instrument antara lain
yaitu sebagai berikut :
RPP ini berisi konsep pelajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa
didiknya. Dalam RPP ini sendiri tersususn dari berbagai aspek meliputi standar
kompotensi, kompotensi dasar, materi pelajaran, dan evaluasi. RPP ini terdapat
pada lampiran.
Lemba kerja siswa ini merupakan media atau sarana bagi siswa agar mereka
menyelesaikan bentuk diskusi yang disediakan guru dalam bentuk soal cerita yang
dapat mereka identifikasi dengan ekerjasama dalam kelompok. LKS ini juga
tercantum pada lampiran dibagian belakang.
3. Pedoman Observasi
Pedoman observasi ini merupakan lembaran yang berisi aspek pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti selama kegiatan belajar mengajar berlangsung di dalam
kelas dan pedoman lembar observasi ini terdapat di lampiran.
17
4. Catatan Lapangan
Ini merupakan catatan yang bebas disampaikan dan bertujuan untuk melukiskan
proses berlangsungnya kegiatan belajar mengajar baik berupa kesulitan atau
kendala yang dihadapi oleh guru ataupu siswa didik itu sendiri.
5. Pedoman Wawancara
Pedoman ini disusun guna menjadi arahan bagi peneliti dalam melakukan
wawancara dengan siswa tentang jalanya proses kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas. Pedoman wawancara seperti kita ketahui bersama ini berisi tentang
beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada siswa didik yang akan
memaparkan kendala atau kesulitan yang didapatkan dalam kegiatan belajar
mengajar yang telah berlangsung.
6. Dokumentasi
7. Tes
Dalam penelitian ini, tes terdiri dari 3 tahap yaitu pratest,tes siiklus 1, dan tes
siklus 2. Tes berbentuk pilihan ganda yang tiap rangkaian soal berisi 10 soal,
dengan alokasi waktu 20 menit pada tiap tesnya. Pratest berguna untuk
mengetahui kemampuan awal siswa didik, sedangkan siklus I digunakan untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi wawsan Nusantara yang
disampikan guru, dan test siklus II berfungsi untuk mengukur ketuntasan belajara
siswa yang diterapkan melalui metode.
Dari data yang telah dikumpulkan dari catatan lapangan, hasil wawancara,hasil
observasi, dan test maka dapat dilakukan analisa. Pendekatan analisa data yang
dipakai yaitu secara induksi analitik yang bermaksud membuktikan suatu
teori/hipotesis. Analisa akan dilakukan secara deskriptif analitik yang berarti
18
interprestasi terhadap hasil nilai yang dikerjakan siswa disusun secra sistematik/
menyeluruh dan sistematis untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan dalam
hasil belajara siswa melalui data nilai yang didapat siswa setelah mengerjakan
soal dari guru.
Pada analisa ini, teknik yang digunaka oleh peneliti yaitu reduksi data, penyajian
data, triangulasi melalui wawancara, dan penyimpulan. Reduksi data dilakukan
oleh peneliti dengan membuat ringkasan, penyajian atau display data untuk
mengorganisasikan data dari reduksi ata mulai dari perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi pada tiaop siklusnya.
Peneliti melakukan analisis data dari berbagai sumber informasi hasil penelitian
tersebut terpapar sebagai berikut :
Analisa ini ,meliputi hasil dari observasi atau pengamatan yang dilakuakan
peneliti didalam ke;las pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Data ini
dijelaskan dalam bentuk kata-kata yang memaparkan keadaan siswa saat
berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar dikelas.
Data hasil wawancara ini diperoleh hasil wawancara peneliti dengan siswa didik
tentang kesulitan yang dialami siswa dalam memahami konsep pelajaran Prakarya
yang disampikan oleh gurnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajara pada siklus berikutnya.
Analisa test belajar siswa dapat dilihat dari hasil beberapa test yang meliputi
pratest, tes siklus I dan tes siklus II.
19
3.7. Kriteria Keberhasilan Tindakan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Bumi aksara.
Remaja Rosdakarya
21