BELAJAR SISWA
MAKALAH
Oleh
BAB II
ISI
2.1 MOTIVASI
1. Motivasi Primer
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif
dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis, atau jasmani manusia. Manusia adalah
makhluk berjasmani, sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya.
Di antara insting yang penting adalah memelihara, mencari makan, melarikan diri, berkelompok,
mempertahankan diri, rasa ingin tahu, membangun, dan kawin. (Koeswara, 1989: Jalaludin
Rachmat.1991)
Freud berpendapat bahwa insting memiliki empat ciri, yaitu tekanan, sasaran, objek dan
sumber.
a. Tekanan
b. Sasaran
c. Objek
Objek insting adalah hal-hal yang memuaskan insting, hal-hal yang memuaskan
insting tersebut dapat berasl dari luar individu atau dari dalam individu.
d. Sumber
Sumber insting adalah keadaan kejasmanian individu. Insting manusia dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu insting kehidupan (life instinct) dan insting kematian
(death instict). Insting-insting kehidupan terdiri dari insting yang bertujuan memelihara
kelangsungan hidup. Insting kehidupan tersebut berupa makan, minum, istirahat, dan
memelihara keturunan. Insting kematian tertuju pada penghancuran, seperti merusak,
menganiaya, atau membunuh orang lain atau diri sendiri.
2. Motivasi Sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Menurut beberapa ahli, manusia
adalah makhluk sosial. Perilakuknya tidak hanya terpengaruh oleh faktor biologis saja, tetap juga
faktor-faktor sosial. Perilaku manusia terpengaruh oleh tiga komponen penting seperti:
a) Komponen afektif
Komponen afektif adalah aspek emosional. Komponen ini terdiri dari motif sosial,
sikap dan emosi.
b) Komponen kognitif
c) Komponen konatif
Perilaku motivasi sekunder juga terpengaruh oleh adanya sikap. Sikap adalah suatu motif
yang dipelajari. Ciri-ciri sikap: (a) merupakan kecenderungan berfikir, merasa, kemudian
bertindak, (b) memiliki daya dorong bertindak,(c) relatif bersifat tetap, (d) berkecenderungan
melakukan penilaian, (e) dapat timbul dari pengalaman, dapat dipelajari atau berubah.
Perilaku juga terpengaruh oleh emosi. Emosi menunjukkan adanya sejenis guncangan
seseorang. Emosi memiliki fungsi sebagai (a) pembangkit energy; misalnya, karena
dicemoohkan orang menjadi berusaha keras sehingga berhasil (b) pemberi informasi pada orang
lain, seperti rasa sedih terlukis di wajah (c) pembawa pesan dalam berhubungan dengan orang
lain, seperti pembicara yang bersemangat menimbulkan semangat kerja (d) sumber informasi
tentang diri seseorang, seperti pemerolehan rasa sehat wal afiat.
Berdasarkan sifatnya, motivasi dapat dibedakan menjadi motif intrinsik dan motivasi
ekstrinsik (Suryabrata, 1995 :7):
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari diri sendiri dan tidak dipengaruhi
oleh sesuatu di luar dirinya karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Orang yang tingkah lakunya digerakkan oleh motivasi intrinsik, baru akan
puas kalau tingkah lakunya telah mencapai hasil tingkah laku itu sendiri. Misalnya , orang yang
gemar membaca tanpa ada yang mendorong , ia akan mencari sendiri buku buku untuk
dibacanya. Orang yang rajin dan bertanggung jawab tanpa menunggu komando, sudah belajar
dengan sebaik baiknya.
b. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena
adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa
mau melakukan belajar. Misalnya, siswa yang sedang menyelesaikan pekerjaan rumah, sekedar
mematuhi perintah guru, kalau tidak dipatuhi guru akan memarahinya.
BAB III
KESIMPULAN
Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak
di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan
belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar.
Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil
belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga
terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif.
Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa antara lain: Memperjelas tujuan yang ingin dicapai, Membangkitkan minat siswa,
Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar, Menggunakan variasi metode penyajian
yang menarik, Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa, Berikan penilaian, Berilah
komentar terhadap hasil pekerjaan siswa, Ciptakan persaingan dan kerjasama.
DAFTAR RUJUKAN
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Irmim, Soejitno dan Abdul Rochim. 2006. Menjadi Guru yang Bisa Digugu dan
Ditiru. Surabaya: Seyma Media.
Rohmawati, Lutfi. 2013. Materi Peran Guru dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa. (Online),
(http://uviedogawa.blogspot.co.id/2013/11/materi-peran-guru-dalam-
meningkatkan.html), diakses 06 Februari 2017.
Ubaedy, An. 2014. Mengajar dengan Hati. Jakarta: Bee Media Pustaka.