Disusun Oleh :
Ardi Aditia
1301145009
Asep Gunawan
1301145012
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Puji syukur penulis panjatkan ke
hadirat-Nya, yang telah memberikan keluasan waktu dan kesehatan kepada penulis untuk
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang diampuh oleh Bapak
Gufron Amirullah. Jenis tugas yang diberikan adalah membuat makalah. Perincian makalah
yang diberikan adalah menyusun makalah tentang Teori Belajar Behaviorisme
Melalui penugasan ini diharapkan semua pembaca dapat memahami tentang Teori Belajar
Behaviorisme yang pada gilirannya dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu
manfaat yang dapat dirasakan adalah meningkatnya kompetensi pembelajaran para pembaca
yang sebagian besar merupakan mahasiswa.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Mudahmudahan makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri, maupun siapa saja yang
memerlukannya.
.
Jakarta, 18 Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......
DAFTAR ISI....
ii
BAB I.
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN...
BAB II.
11
12
PENUTUP.....
14
3.1 Kesimpulan....
14
14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
15
BAB III.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun
terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar dapat didefenisikan sebagai integrasi
prinsip-prinsip yang menuntun di dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan
pendidikan. Dengan adanya teori belajar akan memberikan kemudahan bagi guru dalam
menjalankan model-model pembelajaran yang akan dilaksanakan. Banyak telah
ditemukan teori belajar yang pada dasarnya menitik beratkan ketercapaian perubahan
tingkah laku setelah proses pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi
sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru
mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai
sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan
sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik,
namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu
pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara
pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas
pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang
mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian
target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan
siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang
memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah
mencapai target belajar.
Anda telah melihat individu mengalami pembelajaran, melihat individu berperilaku
dalam cara tertentu sebagai hasil dari pembelajaran, dan beberapa dari Anda (bahkan
saya rasa mayoritas dari Anda) telah "belajar" dalam suatu tahap dalam hidup Anda.
Dengan perkataan lain, kita dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran telah terjadi
ketika seorang individu berperilaku, bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari
pengalaman dengan satu cara yang berbeda dari caranya berperilaku sebelumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
2.2
yang dilakukan Pavlov dan ahli lain tampaknya sangat terpengaruh pandangan
behaviorisme, dimana gejala-gejala kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Bakker bahwa yang paling sentral dalam hidup
manusia bukan hanya pikiran, peranan3 maupun bicara, melainkan tingkah
lakunya. Pikiran mengenai tugas atau rencana baru akan mendapatkan arti yang
benar jika ia berbuat sesuatu.Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan
menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah
sesuai dengan apa yang di inginkan. Kemudian Pavlov mengadakan eksperimen
dengan menggunakan binatang (anjing) karena ia menganggap binatang
memiliki kesamaan dengan manusia. Namun demikian, dengan segala
kelebihannya, secara hakiki manusia berbeda dengan binatang.
suara itu asing, tetapi setelah si penjual es creem sering lewat, maka nada
lagutersebut bisa menerbitkan air liur.
Berdasarkan eksperimen yang dilakukan Pavlov diperoleh kesimpulan berkenan
dengan beberapa cara perubahan tingkah laku yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran. Misalnya murid dimarahi karena ujian biologinya buruk.
Saat murid untuk ujian kimia dia juga akan menjadi gugup karena kedua
pelajaran tersebut saling berkaitan.
2.2.2 John Watson
Watson menyatakan bahwa hanya tingkah laku yang teramati saja yang dapat
dipelajari dengan valid dan reliable. Dengan demikian stimulus dan respon
harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observable).
Watson berpendapat bahwa introspeksi merupakan pendekatan yang tidak ada
gunanya. Alasannya adalah jika psikologi dianggap sebagai suatu ilmu, maka
datanya harus dapat diamati dan diukur. Watson mempertahankan pendapatnya
bahwa hanya dengan mempelajari apa yang dilakukan manusia (perilaku
mereka) memungkinkan psikologi menjadi ilmu yang objektif. Watson menolak
pikiran sebagai subjek dalam psikologi dan mempertahankan pelaku sebagai
subjek psikologi. Khususnya perilaku yang observabel atau yang berpotensi
untuk dapat diamati dengan berbagai cara baik pada aktivitas manusia dan
hewan. 3 prinsip dalam aliran behaviorisme:
1. Menekankan respon terkondisi sebagai elemen atau pembangun pelaku.
Kondisi adalah lingkungan external yang hadir dikehidupan. Perilaku muncul
sebagai respon dari kondisi yang mengelilingi manusia dan hewan.
2. Perilaku adalah dipelajari sebagai konsekuensi dari pengaruh lingkungan
maka sesungguhnya perilaku terbentuk karena dipelajari. Lingkungan terdiri
dari pengalaman baik masa lalu dan yang baru saja, materi fisik dan sosial.
Lingkungan yang akan memberikan contoh dan individu akan belajar dari
semua itu.
3. Memusatkan pada perilaku hewan. Manusia dan hewan sama, jadi
mempelajari perilaku hewan dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku
manusia.
Pada dasarnya Watson melanjutkan penelitian Pavlov. Dalam percobaannya,
Watson ingin menerapkan classical conditioning pada reaksi emosional. Hal ini
didasari atas keyakinannya bahwa personalitas seseorang berkembang melalui
pengkondisian berbagai refleks.
Dalam suatu percobaan yang kontroversial di tahun 1921, Watson dan asisten
risetnya Rosalie Rayner melakukan eksperimen terhadap seorang balita bernama
Albert. Pada awal eksperimen, balita tersebut tidak takut terhadap tikus. Ketika
balita memegang tikus, Watson mengeluarkan suara dengan tiba-tiba dan keras.
Balita menjadi takut dengan suara yang tiba-tiba dan keras sekaligus takut
terhadap tikus. Akhirnya, tanpa ada suara keras sekalipun, balita menjadi takut
terhadap tikus.
Meskipun eksperimen Watson dan rekannya secara etika dipertanyakan,
hasilnya menunjukkan untuk pertamakalinya bahwa manusia dapat belajar
takut terhadap stimuli yang sesungguhnya tidak menakutkan. Namun ketika
stimuli tersebut berasosiasi dengan pengalaman yang tidak menyenangkan,
ternyata menjadi menakutkan. Eksperimen tersebut juga menunjukkan bahwa
classical conditioning mengakibatkan beberapa kasus fobia (rasa takut), yaitu
ketakutan yang yang tidak rasional dan berlebihan terhadap objek-objek tertentu
atau situasi-situasi tertentu.
5
tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat
diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati.
Teori ini disebut dengan teori koneksionisme atau juga disebut S -R Bond
Theory dan S-R Psycology of learning selain itu, teori ini juga terkenal
dengan T rial and Error Learning.
Menurut Thorndike, ada beberapa hukum pokok dalam proses belajar manusia,
antara lain:
7
dinding, dan sebagainya. Tingkah laku tikus yang demikian disebut dengan
emmited behavior (tingkah laku yang terpancar), yakni tingkah laku yang
terpancar dari organism tanpa memedulikan stimulus tertentu. Kemudian salah
satu tingkah laku tikus (seperti cakaran kaki, sentuhan moncong) dapat menekan
pengungkit. Tekanan pengungkit ini mengakibatkan munculnya butir-butir
makanan ke dalam wadahnya.
Butir-butir makanan yang muncul merupakan reinforce bagi tikus yang disebut
dengan tingkah laku operant yang akan terus meningkat apabila diiringi
reinforcement, yaitu penguatan berupa butiran-butiran makanan kedalam wadah
makanan.
Teori belajar operant conditioning ini juga9tunduk pada dua hukum operant yang
berbeda lainnya, yaitu law operant conditioning dan law extinction. Menurut
hukum operant conditioning, jika suatu tingkah diriingi oleh sebuah penguat
(reinforcement), maka tingkah laku tersebut meningkat. Sedangkan menurut
hukum law extinction, jika suatu tingkah laku yang diperkuat dengan stimulus
penguat dalam kondisioning, tidak diiringi stimulus penguat, maka tingkah laku
tersebut akan menurun atau bahkan musnah. Kedua hukum ini pada dasarnya
juga memiliki kesamaan dengan hukum pembiasaan klasik (classical
conditioning).
3)
BAB. III
PENUTUP
13
3.1. KESIMPULAN
Menuurut teori belajar behaviorisme, belajar didefinisikan sebagai perubahan
dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.
Dimana perubahan tingkah laku tersebut tergantung pada konsekuensi.
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran yaitu karena
memandang pengetahuan adalah objektif, pasti, tetap dan tidak berubah.
3.2. SARAN
Dalam melakukan sebuah penilaian belajar, seorang pendidik sebauknya dan
seharusnya mempertimbangkan keadaan mental peserta didiknya disamping
tingkah laku yang diamati.
DAFTAR PUSTAKA
13
Sumber gambar:
http://2.bp.blogspot.com/_I_NkvOqPaTg/S7yOQbU7QI/AAAAAAAAAHc/Vov-Ip672_E/s1600/dog-training-18.jpg
14