Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Tujuan
dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang
diharapkan peserta didik setelah melaksanakan pengalaman belajar. Tercapai
tidaknya tujuan pengajaran salah satunya adalah terlihat dari prestasi belajar yang
diraih peserta didik. Dengan prestasi yang tinggi, para peserta didik mempunyai
indikasi berpengetahuan yang baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi
peserta didik adalah motivasi. Dengan adanya motivasi, peserta didik akan belajar
lebih keras, ulet, tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses
belajar pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal
yang perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah.
Penelitian Wasty Soemanto (2003) menyebutkan, pengenalan seseorang
terhadap prestasi belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil
yang sudah dicapai maka peserta didik akan lebih berusaha meningkatkan prestasi
belajarnya. Dengan demikian peningkatan prestasi belajar dapat lebih optimal karena
peserta didik tersebut merasa termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar yang
telah diraih sebelumnya. Biggs dan Tefler mengungkapkan motivasi belajar peserta
didik dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan
melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar akan rendah. Oleh karena itu,
mutu prestasi belajar pada peserta didik perlu diperkuat terus-menerus. Dengan
tujuan agar peserta didik memiliki motivasi belajar yang kuat, sehingga prestasi
belajar yang diraihnya dapat optimal.
Motivasi belajar yang dimiliki peserta didik dalam setiap kegiatan
pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu. Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar
memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin
tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka
semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya. Oleh karena itu, dalam proses

1
pengajaran sangat diperlukan adanya motivasi. Hal inilah yang melatarbelakangi
disusunya makalah mengenai “Motivasi Belajar” ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan diatas, maka lahirlah rumusan masalah untuk
makalah ini, sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi?
2. Apa saja jenis-jenis motivasi?
3. Apa saja prinsip motivasi belajar?
4. Bagaimana cara seorang guru meningkatkan motivasi belajar peserta didik?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah terbentuk maka tujuan penyusunan
makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan motivasi.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis motivasi.
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip motivasi belajar.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara seorang guru meningkatkan motivasi
belajar peserta didik.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk
menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong
untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Menurut Clayton Alderfer (dalam Nashar, 2004:42) Motivasi belajar adalah
kecenderungan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh
hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi
terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan
mengarahkan sikap serta perilaku pada individu belajar (Koeswara, 1989 ; Siagia,
1989 ; Sehein, 1991 ; Biggs dan Tefler, 1987 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006).
Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu
timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia atau
individu untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri. Sardiman
(2008: 75) mendefinisikan motivasi sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam
diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Motivasi adalah perubahan dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi dapat
ditinjau dari dua sifat, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi
intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan pendorong dari dalam individu,
sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya karena pengaruh
dari luar individu. Tingkah laku yang terjadi dipengaruhi oleh lingkungan.
Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan
kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh
energi, terarah dan bertahan lama (Agus Suprijono, 2009: 163). Winkel (1983: 270)
mendefinisikan bahwa “Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di
3
dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan serta memberi arah pada
kegiatan belajar”.
Dari berbagai pengertian di atas dapat diambil pengertian bahwa motivasi
belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerak dari dalam diri individu yang
memberikan arah dan semangat pada kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai
tujuan yang dikehendaki. Jadi peran motivasi bagi peserta didik dalam belajar sangat
penting. Dengan adanya motivasi akan meningkatkan, memperkuat dan mengarahkan
proses belajarnya, sehingga akan diperoleh keefektifan dalam belajar.
Terdapat enam konsep penting motivasi belajar yaitu:
1. Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu dan
mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi karena
berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda. Sebagai
misal, seorang mahapeserta didik dapat tinggi motivasinya untuk
menghadapi tes ilmu sosial dengan tujuan mendapatkan nilai tinggi (motivasi
ekstrinsik) dan tinggi motivasinya menghadapi tes matematika karena
tertarik dengan mata pelajaran tersebut (motivasi intrinsik).
2. Motivasi belajar bergantung pada teori yang menjelaskannya, dapat
merupakan suatu konsekuensi dari penguatan (reinforcement), suatu ukuran
kebutuhan manusia, suatu hasil dari disonan atau ketidakcocokan, suatu
atribusi dari keberhasilan atau kegagalan, atau suatu harapan dari peluang
keberhasilan.
3. Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan tujuan-tujuan belajar
dan pemberdayaan atribusi.
4. Motivasi belajar dapat meningkat apabila dosen membangkitkan minat
mahasiswa, memelihara rasa ingin tahu mereka, menggunakan berbagai
macam strategi pengajaran, menyatakan harapan dengan jelas, dan
memberikan umpan balik (feed back) dengan sering dan segera.
5. Motivasi belajar dapat meningkat pada diri mahasiswa apabila dosen
memberikan ganjaran yang memiliki kontingen, spesifik, dan dapat
dipercaya.

4
6. Motivasi berprestasi dapat didefinisikan sebagai kecendrungan umum untuk
mengupayakankeberhasilan dan memilih kegiatan-kegiatan yang berorientasi
pada keberhasilan/kegagalan.
Menurut Utami Munandar (1992: 34-35), ciri-ciri peserta didik yang
bermotivasi antara lain : 1) tekun dalam menghadapi tugas; 2) ulet dalam
menghadapi kesulitan; 3) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi; 4)
ingin mendalami lebih jauh materi yang dipelajari; 5) selalu berusaha berprestasi
sebaik mungkin; 6) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah; 7)
senang dan rajin belajar, penuh semangat, dan tidak cepat bosan dengan tugas-tugas
rutin; 8) dapat mempertanggungjawabkan pendapat-pendapatnya; 9) mengejar tujuan
jangka panjang; 10) senang mencari soal dan memecahkan soal.

B. Jenis-Jenis Motivasi
Sebagai kekuatan mental, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
motivasi primer dan motivasi sekunder.
1. Motivasi primer adalah motivasi didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-
motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis dan jasmania
seseorang. Jenis motivasi ini termasuk memelihara kesehatan, minum,
istirahat, mempertahankan diri, keamanan, membangun dan kawin.
2. Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Jenis motivasi ini dapat
berupa: kebutuhan organisme seperti ingin tahu, memperoleh kecakapan,
berprestasi, dan motof-motif sosial seperti kasih sayang, kekuasaan dan
kebebasan.

Motivasi dilihat dari sifatnya, dibedakan menjadi dua, yaitu: motivasi


instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri
seseorang. Motivasi instrinsik merupakan dorongan agar peserta didik
melakukan kegiatan belajar dengan maksud mencapai tujuan yang
terkandung dalam perbuatan itu sendiri. Motivasi ini terjadi pada saat peserta
didik menyadari pentingnya belajar dan ia belajar sungguh-sungguh tanpa
5
disuruh orang lain, atau dengan kata lain motivasi ini berkenaan dengan
kebutuhan belajar peserta didik sendiri.
2. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang bersumber dari luar diri seseorang.
Motivasi ini adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar
perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu karena dorongan dari
luar, misalnya; guru memberikan hadiah, pujian, hukuman, memberikan
angka tinggi terhadap prestasi yang dicapainya, tidak menyalahkan pekerjaan
atau jawaban peserta didik secara terbuka sekalipun pekerjaan atau jawaban
tersebut belum memuaskan, menciptakan suasana belajar yang memberi
kepuasan dan kesenangan pada peserta didik, dsb.

Biggs dan Telfer (dalam Amri. 2013: 26-27) menyatakan bahwa ada empat
golongan motivasi belajar peserta didik, antara lain:
1. Motivasi instrumental: peserta didik belajar karena didorong oleh adanya
hadiah atau menghindari hukuman.
2. Motivasi sosial: peserta didik belajar untuk penyelenggaraan tugas, dalam
hal ini keterlibatan peserta didik pada tugas menonjol.
3. Motivasi berprestasi: peserta didik belajar untuk meraih prestasi atau
keberhasilan yang telah ditetapkan.
4. Motivasi instrinsik: peserta didik belajar karena keinginanya sendiri.

C. Prinsip Motivasi Belajar


Motivasi memiliki beberapa prinsip dasar dalam kegiatan pembelajaran.
Prinsip-prinsip dasar tersebut yaitu:
1. Pujian lebih efektif dari pada hukuman.
2. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan akan merangsang motivasi.
3. Semua peserta didik mempunyai kebutuhan psikologis tertentu yang harus
mendapat kepuasan.
4. Motivasi yang berasal dari dalam individe lebih efektif dari pada motivasi
yang dipaksakan dari luar.
5. Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas peserta didik.
6
D. Cara Guru Meningkatkan Motivasi Belajar
Dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa cara untuk
menumbuhkan motivasi belajar, yaitu: mamberi angka, hadiah, saingan/kompetisi,
ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk
belajar, minat dan tujuan.
1. Memberi angka
Memberi angka dalam pembelajaran mempunyai arti penting bagi
peserta didik. Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajar
peserta didik. Banyak peserta didik, hanya termotivasi belajar karena
mengejar nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport supaya angkanya baik.
Angka-angka yang baik itu bagi para peserta didik merupakan motivasi yang
sangat kuat. Tetapi ada juga peserta didik, belajar hanya ingin mengejar
pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukkan motivasi yang dimilikinya
kurang berbobot bila dibandingkan dengan teman-temanya yang
menginginkan angka baik. Namun demikian, semua itu harus diingat oleh
guru bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil
belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna. Oleh karena itu, langkah
selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara memberikan
angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang terkandung didalam setiap
pengetahuan yang diajarkan kepada para peserta didik, sehingga tidak
sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afektifnya.
2. Hadiah
Hadiah dapat juga sikatakan sebagi motivasi, tetapi tidaklah selalu
demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak aakan
menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu
pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar
yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi peserta didik yang tidak
memiliki bakat menggambar.
3. Saingan/kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong balajar peserta didik. Persaingan, baik persaingan individual
7
maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar peserta
didik. Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia
industri atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk
meningkatkan kegiatan belajar peserta didik.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagi tantangan sehingga bekerja keras
dengan mempertaruhkan harga diri, adalah salah satu bentuk motivasi yang
cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk
mencapai prestasi yang baik dengan harga dirinya. Penyelesaian tugas
dengan baik adalah simbol kebangganan dan harga diri, begitu juga untuk
peserta didik sebagai subjek belajar. Para peserta didik akan belajar dengan
keras, bisa jadi karena harga dirinya.
5. Memberi ulangan
Peserta didik akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan adanya
ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana
motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering
(misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas.
Dalam hal ini guru juga harus terbuka, maksudnya kalu akan diadakan
ulangan, harus diberitahukan kepada peserta didik.
6. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan,
akan mendorong peserta didik untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui
bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri peserta
didik untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7. Pujian
Apabila ada peserta didik yang seukses dan berhasil menyelesaikan
tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk
reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus

8
tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenagkan
dan mempertinggi
8. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan
secara tepat dan bijak, bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus
memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untu
belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan
tanpa ,aksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri peserta didik, memang
ada motivasi untuk belajar sehingga tentu hasilnya akan lebih baik.
10. Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi
muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau
minat merupakan alat motiivasi yang pokok. Proses belajar ini akan berjalan
lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat itu antara lain dapat
dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut: 1) membangkitkan adanya
suatu kebutuhan, 2) menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang
lampau, 3) memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, dan 4)
menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
11. Tujuan untuk diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh peserta didik,
akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami
tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan,
maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah diatas adalah:
1. motivasi belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerak dari dalam diri
individu yang memberikan arah dan semangat pada kegiatan belajar,
sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki.
2. Sebagai kekuatan mental, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
motivasi primer dan motivasi sekunder. Motivasi dilihat dari sifatnya,
dibedakan menjadi dua, yaitu: motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
3. Motivasi memiliki beberapa prinsip dasar dalam kegiatan pembelajaran.
Prinsip-prinsip dasar tersebut yaitu: Pujian lebih efektif dari pada hukuman;
Pemahaman yang jelas terhadap tujuan akan merangsang motivasi; Semua
peserta didik mempunyai kebutuhan psikologis tertentu yang harus mendapat
kepuasan; Motivasi yang berasal dari dalam individe lebih efektif dari pada
motivasi yang dipaksakan dari luar; Motivasi yang besar erat hubungannya
dengan kreativitas peserta didik.
4. Dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa cara untuk
menumbuhkan motivasi belajar, yaitu: mamberi angka, hadiah,
saingan/kompetisi, ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil,
pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan.

B. Saran
Mahasiswa Pendidikan yang merupakan calon pendidik, kiranya lebih
memahami lagi pentingnya motivasi dan bagaimana cara memotivasi peserta
didik kita nantinya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum


2013. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Haling, Abdul. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Hamdu, Ghullam dan Agustina, Lisa. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian
Pendidikan. Vol.12. No.1. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nugraheni, Fitri. 2009. Hubungan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar


Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi UMK).
http://www.eprints.umk.ac.id. Diakses pada tanggal 23 November 2015.

Wahyu, Fitri. 2012. Motivasi Belajar. http://www.eprints.uny.ac.id. Diakses pada


tanggal 23 November 2015.

Wijayanti, Wahyu. 2010. Usaha Guru Dalam Membangkitkan Motivasi Belajar


Matematika Siswa SMA Negeri 1 Godean. http://www.core.ac.uk. Diakses
pada tanggal 23 November 2013.

11

Anda mungkin juga menyukai