Anda di halaman 1dari 35

BAB II

KAJIAN TEORETIK
2.1. Motivasi Belajar
2.1.1. Pengertian Motivasi

Motivasi menurut Ridwan (2019:74) mendefinisikan motivasi sebagai Energi

pada individu yang mendorong mereka untuk melakukan latihan eksplisit dengan

tujuan eksplisit. Apa pun yang dapat membujuk siswa atau orang untuk belajar

disebut inspirasi belajar. Tanpa inspirasi belajar, seorang siswa tidak akan belajar dan

selanjutnya tidak akan membuat kemajuan belajar. Mendorong adalah sesuatu selain

mendorong atau meminta seseorang untuk menindaklanjuti dengan sesuatu; Ini

adalah keahlian yang membutuhkan berbagaikapasitas untuk memahami dan

mengelola sensasi diri sendiri serta orang lain.

Menurut Hamzah (2017:27) motivasi adalah proses menggerakkan dan

memperkuat motif agar dapat diwujudkan dalam tindakan nyata. Motif dan motivasi

tidak dapat dipisahkan dalam suatu perilaku, sehingga motif dan pendukungnya

terdapat dalam konsep sesuai kebutuhan bagi siswa untuk maju dengan cepat.

Motivasi menurut Djaali (2013:101) adalah kondisi fisiologis dan psikologis

yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas

tertentu guna mencapai suatu tujuan kebutuhan seseorang.

Menurut pengertian para ahli diatas dapat penulis simpulkan bahwa motivasi

adalah sekumpulan usaha, baik berupa kata-kata, contoh maupun perjumpaan, untuk

memberikan keadaan tertentu kepada seseorang untuk terus menerus perlu


ditindaklanjuti dengan sesuatu, sehingga motivasi dapat mengalir dari luar diri,

maupun dari dalam diri individu, yang mana hal tersebut ditentukan oleh alasan,

kebutuhan atau keinginan dalam pembelajaran dan latihan sehingga menjadi

pendorong utama siswa yang membuat pembelajaran sesuai tujuan yang diinginkan

siswa serta dapat tercapai.

2.1.2 Belajar

Belajar menurut Subini (2012:85) adalah perubahan perilaku seseorang yang

disebabkan oleh proses tertentu. Namun, tidak semua perubahan perilaku disebabkan

oleh hasil belajar; beberapa disebabkan oleh proses alam atau kondisi sementara

dalam diri seseorang.

Belajar, ditunjukkan oleh Slameto (2021: 2) adalah pekerjaan individu untuk

mencapai penyesuaian lain pada umumnya dalam berperilaku karena wawasan

mereka sendiri untuk bekerja sama dengan keadaan mereka saat ini, belajar bukan

untuk mengubah perilaku orang, tetapi untuk mengubah kurikulum agar siswa dapat

cari tahu lebih banyak dan lebih sederhana, dalam proses pembelajaran menekankan

pada partisipasi aktif setiap siswa dan mengenali perbedaan kemampuan siswa.

Adapun pendapat lain Menurut Kompri (2016:219) menjelaskan pengertian

belajar yaitu, jika dilihat dari tujuan dan bahan referensi untuk koneksi, baik tersurat

maupun tersirat, pembelajaran merupakan komponen ilmu pendidikan.

Menurut pengertian para ahli, dapat penulis simpulkan belajar adalah usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh keahlian guna memenuhi kebutuhan


hidup seseorang guna mencapai kelangsungan hidup yang lebih baik lagi sehingga

berguna bagi masa depan.

2.1.3 Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (2014:75) Menurutnya motivasi belajar adalah variabel

mental individu yang tidak tertarik yang mengambil bagian penting dalam semangat,

energi, dan energi untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi tinggi akan memiliki

banyak energi untuk kegiatan rekreasi dengan belajar bekerja.

Adapun menurut Ridwan (2019:74) belajar ialah segala sesuatu yang dapat

memotivasi siswa atau individu untuk belajar disebut sebagai motivasi belajar. Tanpa

motivasi belajar, seorang siswa tidak akan belajar dan akibatnya tidak akan mencapai

keberhasilan belajar. Keberhasilan atau kegagalan belajar ditentukan oleh tingkat

motivasi, dan belajar tanpa motivasi sulit dicapai.

Sedangkan menurut Kompri (2016:231) motivasi dalam belajar merupakan

dua hal yang saling mempengaruhi. Artinya motivasi tanpa belajar tidak dapat

membuat siswa termotivasi di dalam kelas saat dilaksanakannnya proses

pembelajaran.

Dari gambaran tersebut, bisa disimpulkan bahwa motivasi adalah penyesuaian

tingkah laku atau penampilan karena suatu rangkaian latihan, seperti menyimak,

memperhatikan, menyetel, bertindak, dan bertingkah laku termasuk sudut mental,

emosional, dan psikomotorik yang dilakukan sebagai akibat dari faktor intrinsik

keinginan dan motivasi. Keinginan untuk berhasil mendorong kebutuhan belajar,


seperti halnya harapan akan lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar

yang menarik. Namun, faktor ekstrinsik dari luar, seperti rangsangan tertentu, juga

diperlukan agar seseorang mau terlibat dalam kegiatan belajar yang lebih aktif dan

antusias.

2.1.4 Jenis Motivasi Belajar

Seperti yang dikemukakan oleh Sardiman (2014:89-91) motivasi, macam-

macam motivasi belajar dibedakan menjadi dua macam atau kumpulan, secara

khusus melekat dan lahiriah:

1. Motivasi intrinsik, motivasi ini dicirikan sebagai suatu pemikiran yang menjadi

dinamis sehingga dapat bekerja tanpa dorongan dari luar dengan alasan bahwa

setiap orang memiliki kecenderungan untuk menindaklanjuti sesuatu. Misalnya,

jika seseorang mendapat kesempatan untuk membaca, ada alasan kuat untuk

memberi tahu mereka atau memberdayakan merekadia rajin mencari buku untuk

dibaca sendiri.

2. Motivasi ekstrinsik, motivasi ini mengacu pada motivasi yang bersifat aktif dan

fungsional sebagai akibat adanya rangsangan dari luar. Misalnya, seseorang

belajar karena tahu akan ditanya keesokan paginya dengan harapan mendapat

nilai bagus, agar teman atau pacarnya mendapatkannya, atau untuk mendapatkan

hadiah.

Sedangkan menurut Kompri (2016 : 232) Ada dua bagian dari jenis motivasi

lebih spesifiknya yaitu:


1. Motivasi asing dicirikan sebagai melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu

yang berbeda (metode untuk mencapai suatu tujuan).

2. Motivasi eksternal, seperti ketidakseimbangan dan hukuman, sering

mempengaruhi motivasi ekstrinsik. Siswa, misalnya, bekerja keras untuk

persiapan ujian agar bisa meraih nilai bagus. Hadiah dapat digunakan dalam

dua cara: sebagai insentif untuk melakukan Tugas dimana tujuannya adalah

untuk mengontrol perilaku siswa dan berisi data tentang otoritas kemampuan.

3. Motivasi bawaan, khususnya motivasi untuk mengerjakan sesuatu untuk itu

(tujuan yang sebenarnya). Misalnya, siswa belajar untuk tes karena mereka

menyukai subjek tes. Ketika siswa diberi pilihan, mereka aktif belajar, terbuka

terhadap tantangan yang sesuai dengan kemampuannya, dan menerima

penghargaan yang informatif tetapi tidak digunakan untuk mengontrol,

misalnya guru memuji siswa.

Hal ini juga dipertegas oleh Kompri (2016 : 6) yang mana juga membedakan

motivasi menjadi dua , yakni motif-motif ektrinsik dan intrinsik:

1. Motif ektrinsik, yaitu Motif ekstrinsik adalah motif yang berfungsi karena adanya

rangsangan dari luar. Misalnya, orang rajin belajar karena diberi tahu bahwa ujian

akan segera datang, atau orang membaca sesuatu karena disuruh melakukannya

sebelum melamar pekerjaan, dan seterusnya.

2. Motif intrinsik, Khususnya motif-motif yang pekerjaannya tidak memerlukan

rangsangan. Dorongan itu sudah ada dalam diri individu. Seseorang yang gemar

membaca, misalnya, tidak memerlukan siapa pun untuk mendorongnya mencari


buku untuk dibaca sendiri, dan seorang individu yang gigih dan dapat diandalkan

tidak perlu bertahan sampai dia benar-benar berkonsentrasi padanya.

Menurut para ahli, dapat penulis simpulkan bahwa jenis motivasi adalah

motivasi bawaan dan motivasi asing. Motivasi bawaan ada pada diri siswa, jadi

motivasi harus muncul dalam hati nurani, tetapi siswa harus belajar dan bekerja

karena takut dimarahi, kehilangan poin, atau gagal dalam ujian. Oleh karena itu,

penting bagi siswa untuk memiliki motivasi ekstrinsik yang diberikan oleh guru

maupun orang lain dalam belajar, namun motivasi intrinsik juga sangat penting.

2.1.5. Indikator Motivasi Belajar

Apabila seseorang memiliki motivasi belajar yang cukup tinggi maka hal

tersebut dapat dilihat melalui indikator motivasi karena dengan indikator merupaka

sebagai alat ukur yang dijadikan gambaran dalam mengamati bagaimana siswa

dalam motivasi belajarnya siswa. Indikaor motivasi belajar seperti di bawah ini akan

sangat penting dalam menunjang proses pembelajaran. Indikator motivasi belajar

yang akan digunakan dalam menyusun kisi-kisi instrumen angket untuk mengungkap

masalah dalam penelitian ini yaitu motivasi belajar. Adapun indikator moivasi

belajar menurut beberapa ahli sebagai berikut:

Menurut Ekawarna (2013:109) bahwa motivasi belajar memiliki 2 aspek,

yaitu motivasi inheren dan motivasi asing dengan tanda-tanda motivasi belajar

sebagai berikut:

1. Mampu menunjukan ke aktivan dalam belajar yang


2. Bersungguh-sungguh mengerjakan tugas

3. Ulet menghadapi segala cobaan dan kesulitan apapun

4. Mendapatkan informas dari guru

5. Memiliki umpan balik

6. Memiliki penguatan

Pada indikator motivasi belajar ini penulis menggunakannya sebagai sumber

penyebaran angket karena indikator tersebut memiliki dua jenis yaitu motivasi

intrinsik dan ektrinsik yang sesuai dengan masalah yang ditemukan penulius, yaitu

untuk melihat ada tidaknya motivasi pada siswa.

Sedangkan menurut Susanto (2018:45) mengemukakan indikator motivasi

belajar adalah sebagai berikut:

1. Durasi kegiatan; menunjukan bahwa berapa lama anak didik senang dalam
menyukai pembelajaran
2. Frekuensi kegiatan; dalam waktu tertentu berapa kali kegiatan dilakukan
3. Persistensi; terletak pada suatu tujuan
4. Ketabahan; mampu mengahdapi kesulitan
5. Devosi;suatu pengabdian untuk mencapai tujuan
6. Tingkat kerinduan; (Niat, rencana, keyakinan, tujuan dan contoh yang baik untuk
dicapai melalui latihan selesai.
7. Derajat kemampuan eksekusi atau item atau hasil yang didapat melalui
latihannya, seberapa banyak, masuk akal atau tidak, enak/tidak.
8. Arah mentalitasnya ke arah tindakan objektif (suka atau benci), positif atau
negatif.
Apalagi menurut Hamzah (2017:23), ada enam tanda motivasi belajar,

khususnya yang menyertainya:

a. Ada kerinduan yang tak henti-hentinya untuk maju

b. Ada kekhawatiran dan kebutuhan dalam belajar


c. Ada harapan dan kerinduan untuk apa yang akan datang

d. Ada apresiasi dalam belajar

e. Ada pembelajaran yang menarik yang berhasil

f. Ada lingkungan belajar yang luar biasa

Sejalan dengan Indicator motivasi belajar menurut Tyas (48:2014) memiliki

lima indicator yaitu diantaranya:

1. Rasa senang dan ketertarikan

2. Minat dan perhatian

3. Keaktifan dan dorongan untuk berprestasi

4. Semangat dalam belajar

5. Keinginan kuat untuk memahami

Maka kesimpulan dari beberapa indikator-indikator motivasi belajar diatas

adalah adanya aktivitas belajar yang tinggi, adanya hasrat dan keinginan berhasil,

ulet saat menghadapi kesulitan, adanya lingkungan belajar yang kondusif, lebih

senang bekerja mandiri. Indikator diatas memiliki kekuatan masing-masing dalam

mengukur motivasi belajar siswa sehingga kita dapat melihat seluruh indikator

tersebut bekerja dalam diri individu.

2.1.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi untuk belajar adalah sudut mental yang menciptakan, atau

setidaknya, dipengaruhi oleh keadaan fisiologis dan perkembangan mental siswa.


Sesuai Rubiana (2020:13), faktor motivasi terbagi menjadi dua, yaitu faktor dalam

dan faktor luar:

1. faktor batiniah, khususnya faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri dari

kebutuhan individu, baik fisik maupun mental, kesan individu terhadap diri

sendiri yang mendukung dan membimbing perilaku menuju aktivitas, keyakinan

dan pencapaian, tujuan dan masa depan, keinginan untuk maju, Minat dan

pemenuhan prestasi merupakan faktor yang muncul dari diri sendiri.

2. Faktor eksternal yaitu Faktor eksternal meliputi penghargaan, kompetisi,

hukuman, pujian, ketidakseimbangan, penerimaan, dan situasi lingkungan umum.

Selain itu beberapa unsur yang memengaruhi motivasi dalam belajar menurut

Kompri (2016:231-232) yaitu:

1. Keinginan dan tujuan siswa membentengi motivasi siswa untuk belajar baik
secara alami maupun lahiriah. Semua hal dipertimbangkan, mencapai tujuan
mendorong pengakuan diri.
2. Kemampuan siswa, keinginan anak harus dibarengi dengan kemampuan atau
kemampuan untuk mewujudkannya. Kapasitas akan memperkuat motivasi anak
untuk mencapai tugas-tugas formatif.
3. Kapasitas siswa dan keinginan siswa harus tetap tidak terpisahkan dengan
kemampuan atau keinginan untuk mencoba belajar degan usahanya. siswa akan
lebih termotivasi untuk menyelesaikan tugas-tugas perkembangan jika memiliki
kemampuan.
4. Kondisi Lingkungan Siswa, Kondisi lingkungan, kondisi tempat tinggal,
pergaulan teman sebaya, dan kehidupan sosial semuanya dapat menjadi faktor
dalam lingkungan siswa. Siswa akan lebih semangat belajarnya lebih kuat jika
berada diiklim sekolah yang kokoh, terlindungi, tenang, metodis, dan
menyenangkan.
5. Komponen dinamis dalam pembelajaran adalah komponen yang keberadaannya
dalam sistem pembelajaran tidak stabil, kadang padat, kadang ringkih, dan kadang
hilang, seperti Semangat belajar, perasaan siswa, dan lain-lain.
6. Pekerjaan pendidik dalam menampilkan siswa adalah tugas guru dalam
merencanakan menampilkan siswa, dimulai dengan menguasai materi,
menyampaikannya, menangkap pertimbangan siswa, dan hasil belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Eriany

(2013:118) yaitu berupa Kebutuhan, insentif, ketakutan, tujuan, tekanan, sosial,

kepercayaan diri, minat, nilai, keingintahuan, dan harapan adalah semua faktor yang

perlu dipertimbangkan. Artinya, faktor-faktor motivasi belajar itu saling menguatkan,

bisa berasal dari dalam diri sendiri maupun dari orang lain.

Menurut teori Hamzah (2011: 23) menggunakan media pembelajaran dalam

kegiatan belajar merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi belajar karena media

pembelajaran merupakan faktor ekstrinsik atau faktor dari luar, adapun faktor

ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar selain dengan media pembelajaran

yaitu juga meliputi adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif. Jadi

berdasarkan teori menurut ahli diatas bahwa untuk meraih motivasi belajar yang

tinggi bagi siswa, harus diperhatikan faktor yang mempengaruhinya baik intrinsik

maupun ekstrinsik. Dalam hal ini penggunaan media pembelajaran merupakan faktor

ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar dan diperlukan untuk menciptakan

suasana yang kondusif dan membantu anak untuk termotivasi dalam belajarnya.

2.1.7. Fungsi Motivasi Belajar

Sebagaimana ditunjukkan oleh Djamarah (2015:157) Kapasitas motivasi

adalah sebagai berikut:


1. motivasi sebagai inspirasi, kegiatan siswa pada awalnya tidak ingin belajar, tetapi

karena mereka mencari sesuatu, keunggulan mereka dalam belajar berkembang.

2. motivasi sebagai inspirasi untuk beraktivitas Stimulus psikologis yang

menyebabkan mentalitas terhadap siswa merupakan kekuatan yang tiada henti

yang menunjukkan dirinya sebagai perkembangan psikofisik. Siswa di sini telah

sibuk dengan latihan belajar dengan seluruh tubuh dan jiwa mereka

3. Motivasi sebagai penggerak, seseorang yang memiliki motivasi bisa

menyesuaikan tindakannya dalam melakukan sesuatu.

Hal ini dipertegas juga oleh Sardiman (2014:85) Ada tiga elemen motivasi,

khususnya:

1. Mendesak orang tersebut untuk bergerak sebagai penggerak atau mesin yang

menghasilkan energi. Untuk keadaan ini, motivasi adalah stimulus mendasar di balik

setiap perkembangan.

2. Tentukan arah langkah yang akan dimulai, khususnya menuju hasil yang ideal. Dengan

demikian, Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus diselesaikan

dengan tujuan yang seluk beluk.

3. Pilih langkah-langkah yang mencari tahu latihan apa yang harus diselesaikan untuk

mencapai tujuan, tinggalkan latihan sampingan yang tidak benar-benar karena alasan

itu.

Selanjutnya Menurut Winansih Kompri (2016:237) memberikan tiga fungsi

motivasi yaitu:
1. Memberdayakan individu untuk bertindak, misalnya sebagai penggerak atau

mesin yang memancarkan energi. Mengalami hal yang sama, motivasi merupakan

penggerak mendasar dari setiap pengembangan yang akan dilakukan.

2. Tentukan judul tindakan, terutama yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arahan dan latihan yang harus

diselesaikan dengan menetapkan tujuan.

3. Memilih kegiatan, untuk lebih spesifik menentukan mana yang harus mantap

untuk mencapai tujuan dan meninggalkan sisi yang tidak praktis akibatnya.

Jadi akhir dari penilaian yang baik di atas adalah komponen inspirasi, lebih

spesifiknya untuk mencapai hasil belajar yang baik diperlukan inspirasi berbasis

kebutuhan, baik inspirasi yang datang dari luar maupun inspirasi yang datang dari

dalam diri seorang pengajar.

2.1.8. Bentuk-bentuk Untuk Menumbuhkan Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (2014:92) Ada beberapa bentuk atau cara untuk

menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar disekolah.

1. Pemberian nomor dan hadiah, angka dalam ha ini mewakili nilai kegiatan

pembelajaran. Banyak siswa belajar yang penting dapat nilai bagus. Siswa

biasanya dikejar agar meraih nilai yang bagus, dan hadiah dikatakan sebagai

motivasi, tetapi hal ini tidak selalu terjadi. Karena kompensasi moneter untuk

suatu pekerjaan, itu mungkin tidak menarik bagi seseorang yang tidak bahagia

atau tidak berbakat untuk pekerjaan itu. Hadiah menambah ketertariikan siswa.
2. Rivalitas/kompetisi dan Ego-involvement dapat digunakan sebagai alat motivasi

untuk mendorong belajar siswa. Kompetisi, baik kompetisi individu maupun

kelompok, terbukti dapat meningkatkan prestasi siswa. Memang kompetisi ini

tidak banyak digunakan dalam industri atau perdagangan, tetapi sangat baik

digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, keterlibatan ego,

meningkatkan kesadaran kepada siswa tentang pentingnya tugas dan

menerimanya sebagai tantangan, sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan

diri. -Harga diri merupakan salah satu bentuk motivasi yang penting.

3. Jika siswa menyadari bahwa tes akan diberikan dan hasilnya akan diketahui,

mereka akan lebih terlibat dalam pembelajaran mereka. Akibatnya, pelaksanaan

tes ini juga merupakan target motivasi; mengetahui hasil pekerjaan, apalagi jika

ada kemajuan, akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Semakin banyak

siswa mengetahui tentang grafik hasil belajar, semakin termotivasi mereka untuk

terus belajar.

4. Pujian dan hukuman, pujian ini merupakan bentuk penguatan positif dan

motivator yang baik. Akibatnya, pujian berfungsi sebagai motivator untuk

melakukan hal yang benar, sedangkan hukuman berfungsi sebagai penguatan

negatif, tetapi jika dilakukan dengan benar dan bijaksana, itu juga dapat berfungsi

sebagai motivator. Oleh karena itu, pemahaman tentang prinsip-prinsip hukuman

sangat penting.

5. Semangat belajar, minat, tujuan yang diakui, kemampuan belajar menyiratkan

bahwa siswa didorong untuk menyadari sehingga hasilnya akan lebih baik; Minat

dan inspirasi terkait erat dengan kurangnya keterlibatan. Inspirasi muncul dari
kebutuhan dan minat, sehingga dengan menganggap minat adalah inspirasi utama,

tujuan yang dirasakan, Membingkai tujuan yang dirasakan dan dirasakan oleh

mahasiswa akan menjadi motivasi yang signifikan. Karena memahami tujuan

yang ingin dicapai ternyata benar-benar bermakna dan bermanfaat, menguatkan

kerinduan untuk mencari tahu lebih banyak.

Dapat penulis simpulkan bahwa bentu-bentuk motivasi yaitu dengan

memberikan kegiatan belajar yang menyenangkan dengan kompetisi dan hadiah

namun hal nya guru perlu menciptakan suasana yang menyenangkan juga agar semua

siswa termotivasi misalnya dalam penggunaan media dengan interaktif.

2.1.9. Upaya membangkitkan motivasi belajar

Menurut Slameto (2021:174) membangkitkan motivasi belajar, motivasi

sangat penting bagi siswa dalam belajar Akibatnya, guru diharapkan dapat

menginspirasi siswa untuk belajar..Ada banyak pendekatan yang bisa dilakukan.

Menciptakan kondisi tertentu dapat menginspirasi orang untuk belajar.

Sedangkan menurut Hamalik 1986 (Arsyad, 2011:15) mengusulkan agar

pemanfaatan media pembelajaran dalam siklus belajar-mengajar dapat menciptakan

dan menjiwai latihan-latihan pembelajaran dan mempengaruhi mental siswa.

Pemanfaatan media pembelajaran pada tahap kontrol pembelajaran pada dasarnya

akan menumbuhkan kesesuaian kerangka pembelajaran dan transmisi pesan dan isi

tes. Media pembelajaran dapat membantu siswa menjadi terdidik, menyajikan data
dengan cara yang menarik dan kuat, bekerja dengan data dan sumber informasi, serta

meningkatkan motivasi dan minat siswa.

Selanjutnya menurut De Decce ( Djamarah, 2015:169) Pendidik harus

memiliki pilihan untuk memperkuat siswa, memberikan asumsi yang masuk akal,

memberikan motivator, dan mengarahkan cara mereka berperilaku dalam membantu

mereka mencapai tujuan pembelajaran mereka untuk memacu mereka untuk belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan

bahwa upaya peningkatan motivasi belajar paling baik dilakukan melalui

pembelajaran yang tepat yang didukung oleh suasana hangat yang diciptakan guru

dan menggairahkan siswa melalui harapan yang realistis. Apresiasi analog dengan

pujian yang tepat.

2.2. Media Pembelajaran


2.2.5. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran menurut Nurdin (2016:119) Media pembelajaran

merupakan instrumen dalam proses pengajaran dan pembelajaran, Ini menyelubungi

apa pun yang dapat digunakan untuk memicu ide, pertimbangan, perasaan, kapasitas,

atau kapasitas belajar untuk menggerakkan siklus atau gerakan belajar.

Lanjut menurut Tejo (2011:20) Penggunaan media untuk menyebarkan pesan

dan mempelajari informasi. Media pembelajaran yang dirancang dengan baik akan

sangat membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajarannya. Setiap jenis media
pembelajaran memiliki keunikan, kelebihan, dan kekurangannya, oleh karena itu

perlu adanya perencanaan yang sistematis dalam menggunakan media pembelajaran.

Sejauh motivasi belajar, keadaan mental dan standar yang berbeda harus

dipertimbangkan saat memilih dan menggunakan media, termasuk inspirasi untuk

belajar, dengan alasan bahwa siswa harus memiliki kebutuhan, minat atau keinginan

untuk maju sebelum mereka ditanyai. untuk menangani tugas dan kegiatan.

Akhirnya, pertemuan para siswa akan menjadi penting dan penting bagi mereka.

Dengan cara ini, pengaturan memacu data yang terdapat dalam media pembelajaran

diharapkan dapat membangkitkan motivasi Arsyad (2011:72).

Berdasarkan interpretasi para ahli media pembelajaran, Dari sini cenderung

disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah apa saja yang dapat menyampaikan

pesan atau dapat dimanfaatkan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada

penerima untuk membuat siklus dan pengalaman belajar yang bermanfaat dan cakap,

dan bahwa media adalah suatu perangkat yang harus dimanfaatkan sebagai tindakan

perantara. untuk mengkomunikasikan data dari pengirim pesan ke penerima.

2.2.2 Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Sanjaya (2017:207) Berikut ini adalah fungsi dan peran media

pembelajaran:

1. Menangkap benda atau peristiwa tertentu, peristiwa penting atau benda aneh

dapat diagungkan dengan foto, film, atau direkam dengan video atau suara,
kemudian, pada saat itu, pada saat itu, peristiwa tersebut disimpan dan digunakan

sesuai dengan keadaan sekarang.

2. Mengontrol kondisi, kesempatan, atau masalah tertentu untuk mengontrol kondisi

media pembelajaran dapat berupa interaksiatau gerakan yang terlalu cepat untuk

diikuti, seperti gerakan mobil, dan media pembelajaran juga dapat membantu

menampilkan objek yang terlalu besar untuk dipajang di kelas atau benda yang

terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang, peristiwa misalnya untuk

menyampaikan materi pelajaran tentang berbagai topik.

Media pembelajaran menurut Arsyad (2011:19), media pembelajaran dapat

memenuhi tiga fungsi utama bila digunakan untuk individu, kelompok, atau

kelompok besar pendengar, yaitu membangkitkan minat atau tindakan, penyampaian

informasi, dan memberikan instruksi.

Media pembelajaran dapat diwujudkan dengan menggunakan teknik drama

atau hiburan untuk memenuhi fungsi motivasi. Hasil yang diharapkan adalah bahwa

hal itu akan membangkitkan minat siswa atau pendengar dan memotivasi beri tahu

mereka untuk bergerak (berbagi kewajiban, ikut serta atau membuat komitmen

material). Mentalitas, nilai dan perasaan dipengaruhi oleh pencapaian tujuan ini.

Media pembelajaran dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan data kepada

sekelompok siswa untuk tujuan pembelajaran. Substansi dan susunan acara sangat

luas dan mengisi sebagai presentasi, sinopsis laporan atau informasi dasar.Presentasi

juga bisa bersifat menghibur, dramatis, atau memotivasi. Siswa pasif ketika mereka

mendengarkan atau menonton informasi.


Menurut pendapat Arsyad (2011:16) ada empat fungsi media berikut empat

fungsi yang disarankan media pembelajaran, khususnya media visual:

1. Fungsi atensi, yang inti dari media visual adalah menarik dan mengarahkan

perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran terkait dengan makna

visual yang ditampilkan atau menyertai. teks materi pelajaran. Siswa tidak sering

tertarik pada topik di awal, atau subjek adalah salah satu mata pelajaran yang bisa

mereka lakukan tanpa, sehingga mereka tidak fokus.

2. Kepenuhan kapasitas perasaan media visual harus terlihat dalam tingkat

kesenangan siswa saat meneliti teks-teks yang ditampilkan. Gambar visual,

seperti data tentang masalah persahabatan atau ras, dapat menginspirasi perasaan

dan perspektif siswa.

3. Kapasitas mental, media visual harus terlihat dalam penemuan-penemuan

penelitian yang menunjukkan bahwa gambar atau gambar membantu tujuan,

Misalnya, memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung

dalam gambar.

4. Menurut ulasan, media visual yang memberikan pengaturan untuk membaca

pemahaman membantu siswa disleksia dengan memilah dan menyimpan data

dalam teks.

Secara keseluruhan, media pembelajaran mewajibkan siswa yang lemah dan

lamban dalam menoleransi dan mendapatkan materi berbasis teks atau bimbingan

lisan.

Menurut para ahli di atas, cenderung dianggap bahwa media adalah untuk

tujuan instruktif, data yang terkandung dalam media harus menarik para siswa baik
secara intelektual maupun secara nyata untuk mencari tahu bagaimana terjadinya.

Untuk membuat ilustrasi yang sukses, materi harus dibuat lebih metodis dan mental

instruktif. Selain hiburan, media pembelajaran harus memberikan pengalaman yang

menyenangkan sekaligus memenuhi kebutuhan siswa.

2.2.3 Jenis Media Pembelajaran

Berbagai jenis dan format media telah dikembangkanndanndigunakan dalam

pendidikan, tetapi semua media ini secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi

empat kategori Sanjaya ( 2017:211) yaitu:

1. Media yang jika dilihat dari segi sifatnya:

a. Media audif : hanya bisa di dengar

b. Media visual : hanya bisa dilihat

c. Media audiovisual : mencangkup keseluruhannya bisa dilihat serta dapat di

dengar

2. Dilihat dari jangkuannya:

a. Mempunyai daya luas

b. Hanya memiliki daya liput terbatas

3. Dilihat dengan teknik pemakaian media, terbagi menjadi media film dan gambar.

Menurut pendapat Sanjaya (2017:212) ada tujuh jenis media diantara nya

yaitu:

1. Film, suara, video, tv: termasuk kedalam media audiovisual gerak.

2. Rangkaian suara: termasuk kedalam audiovisual diam.


3. Tulisan jauh tapi dengan suara: semigerak

4. Film bisu: media yang bervisual gerak

5. Halaman cetak, dan foto: media dengan visual diam.

6. Radio, telephone, pita audio: termasuk kedalam media audio.

7. Buku, modul, bahan pelajaran: termasuk kemedia cetak.

Dari jenis media pembelajaran diatas maka dapat penulis simpulkan jenis

jenisnya yaitu:

1. Audio, media yang mengandalkan sebuah indra penglihat seperti: gambar, poster,

bagan.

2. Media visual, media ini hanya bisa didengar karena media audiovisual bersumber

suara saja seperti: radio, telephone dan lainya.

3. Media audiovisual, media yang mecangkup segalanya karena dapat dilihat dan di

dengar.

2.3. Media Pembelajaran Interaktif Pohon Pintar Ppkn


2.3.1 Pengertian Media Pembelajaran Interaktif
Adapun pengertian interaktif Menurut Komara (2016:42) pembelajaran

interaktif adalah suatu strategi pembelajaran yang digunakan oleh pendidik saat

memperkenalkan materi contoh di mana instruktur mendasar dalam menyebabkan

situasi intuitif instruktif, khususnya komunikasi antara pengajar dan siswa, siswa dan

siswa dan dengan aset pembelajaran dalam mendukung pencapaian tujuan

pembelajaran.
Syarat pembelajaran interaktif dikemukakan oleh Komara (2016:42) antara

lain:

1. Dapat membangkitkan inspirasi, minat, atau semangat siswa untuk belajar

2. dapat membuat siswa perlu mencari tahu lebih lanjut

3. dapat membuka pintu bagi siswa untuk memberikan reaksi mereka terhadap

materi yang diperkenalkan

4. dapat menjamin peningkatan latihan karakter siswa

5. Dapat melatih siswa dalam konsentrasi diri pada strategi dan cara mengamankan

informasi melalui upaya pribadi

6. Dapat menyampaikan dan menumbuhkan kualitas dan mentalitas dalam

kehidupan sehari-hari kepada siswa.

Interaktif memiliki arti bersifat saling melakukan aksi, antar- hubungan,

saling aktif (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003).

Menurut Herhana (2015:18) media pembelajaran interaktif yaitu media

pembelajaran yang mampu menimbulkan keaktifan atau saling komunikasi antara

siswa dan guru. Media yang tidak hanya menjadi pesan saja namun juga media

interaksi yang baik antara siswa dan guru. Jadi, dapat disimpulkan media interaktif

merupakan media yang dapat menciptakan keaktifan siswa pada saat digunakan

dapat me

Fungsi media pembelajaran diharapkan dapat membantu terciptanya

lingkungan belajar yang menarik dan dinamis. Maka pencipta Media Interaktif
Pohon Pintar PPKn sebagai media pembelajaran intuitif yang diharapkan dapat

menggugah siswa dalam belajar.

2.3.2. Media Pohon Pintar Ppkn

Adapun menurut Naisa (2018:61) media interaktif pohon pintar PPKn adalah

mode representasi tiga lapis untuk materi pembelajaran PKn sebagai pohon di mana

akar, batang dan cabang adalah bahan yang membuat dan menghubungkan dengan

bantuan siswa menemukan materi yang jelas.

Sedangkan Media interaktif pohon pintar PPKn menurut Cipani (2018:16)

adalah media yang memiliki bentuk tiga aspek dengan manfaat harus terlihat dari

judul yang berbeda, dan dapat dipusatkan pada batang, daun, produk organik.

Sementara itu, setiap daun dan hasil alam akan memiliki beberapa bahan PPKn yang

unik, selain itu setiap bahan akan diasosiasikan dengan masing-masing cabang

sehingga akan lebih memperjelas bahan tertentu.

Adapun menurut Herhana (2015:27) adalah media interaktif pohon pintar

PPKn merupakan media visualisasi 3 (tiga) dimensi dari materi pembelajaran

PPKn yang berbentuk pohon, dimana antara akar, batang, dan cabang-cabangnya

merupakan materi yang berkembang dan berhubungan, bertujuan untuk

mempermudah siswa dalam memahami materi tertentu. Dinamakan pohon pintar

PPKn karena Pohon Pintar ini memiliki cakupan yang luas tidak hanya materi

tertentu dalam mata pelajaran PPKn, namun setiap materi atau pokok bahasan PPKn

dapat dibuatkan media Pohon Pintar ini. Media Pohon Pintar PPKn bersifat interaktif
karena dari siswa terlibat langsung dan berpartisipasi secara aktif dalam

pembuatan Pohon Pintar PPKn.

Maka dapat disimpulkan Media interaktif pohon pintar PPKn adalah media

pembelajaran berbentuk pohon lengkap dengan batang pohon, cabang, dan buahnya

yang berisi pokok bahasan dengan materi PPKn, digunakan secara interaktif dengan

berinteraksi antar siswa dengan guru dan siswa dengan sumber pembelajaran melalui

komunikasi multiarah yang menciptakan unsur permainan dan situasi edukatif sesuai

konsep siswa aktif. Selain itu disebut Interaktif Pohon Pintar PPKn, karena media

tersebut menggunakan strategi dalam pemanfaatannya, maka disebut Interactive

Media. Media interaktif pohon pintar PPKn memberdayakan kemajuan dinamis

karena siswa langsung terlibat dan disibukkan dengan memahami materi yang ada di

dalam media interaktif pohon pintar PPKn.

2.3.3. Langkah Media Interaktif Pohon Pintar PPKn

Menurut Abd. Manan (2020:64) Berikut ini adalah langkah pembelajaran

penggunaan media pohon pintar PPKn:

1. Urutan perkumpulan siswa, perubahan jumlah siswa dalam satu kelas


2. Alokasi bahan untuk setiap pertemuan
3. Pilihan cabang dan naungan cabang pada pohon
4. Bicarakan tentang setiap pertemuan untuk menjelaskan slogannya / Pembelajaran
dilanjutkan pada minggu berikutnya
5. Metode pembuatan gambar pada contoh Siapkan bagian-bagian dari setiap
pertemuan dengan menaungi cabang-cabangnya
6. Perkenalkan simbol-simbol pada cabang-cabang yang disiapkan oleh setiap
pertemuan
7. Presentasi setiap pertemuan dengan memaknai citra setiap siswa
8. Tanya jawab dengan pertemuan yang berbeda.

Maka penulis simpulkan berikut langkah-langkah mediah interaktif pohon


pintar yang dapat diterapkan:

1. Guru memberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian peserta


didik pada topik materi macam- macam norma dengan media pohon pintar
2. Peserta didik dibentuk menjadi beberapa kelompok memperhatikan pemaparan
materi PPKn yang di sampaikan guru
3. Guru memberikan buah dari pohon pintar berisi pertanyaan, perwakilan kelompok
memilih buah pertanyaan yang akan di persentasikannya
4. Peserta didik ditugaskan perkelompok mempersentasikan materi satu bentuk
materi pokok.
5. Peserta didik mendapat point apabila semua anggota kelompoknya dapat
menjelaskan materi dari buah pohon pintar
6. Guru memberikan buah keberuntungan yang berisi materi yang akan disimpulkan
pada kelompok, lalu membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari
terkait arti dari materi tersebut.

2.3.4. Kelebihan dan Kelemahan Media Interaktif Pohon Pintar PPKn

Dalam media pembelajaran terdapat kelebihan dan kekurangan, menurut Abd.

Manan (2020:65) Kelebihan media interaktif pohon pintar adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan lebih lanjut pelaksanaan pembelajaran siswa: Dibandingkan

dengan aturan kulminasi dasar, hasil post-test memungkinkan semua siswa untuk

menyelesaikan nilai KKM, sementara hanya empat siswa total dalam pre-test.

2. Memberdayakan imajinasi siswa dengan memberi mereka tugas untuk membuat

gambar dan memperindah pohon, memberdayakan mereka untuk

mengkomunikasikan inovasi mereka dalam Smart Tree Civics.

3. Siswa menjadi lebih longgar dan kurang tegang selama sistem pembelajaran

ketika mereka bersenang-senang. Iklim menjadi lebih cair dan siswa menghargai

mengikuti contoh.
4. Langsung, artinya memudahkan siswa untuk memahami materi yang dirangkum

dalam semboyan yang dibingkai dalam gambar daripada mengingat dengan

mengarang.

5. Meningkatkan aksi, partisipasi, dan keberanian siswa dengan memberdayakan

siswa menjadi komentator yang dinamis dengan memahami materi melalui

semboyan yang mereka buat. Siswa didesak untuk bekerja sama selama proses

pembuatan media. Siswa juga memiliki kepastian untuk berbicara di depan kelas

selama perkenalan.

Selain itu media ini juga memiliki kekurang dalm pembelajaran, berikut

kelemahannya pada media interaktif pohon pintar PPKn:

1. Siswa mengalami masalah dalam melacak kata kunci yang sesuai dengan materi;

Misalnya, ketika siswa diberikan materi secara menarik, mereka didekati untuk

membuat semboyan yang sesuai dengan materi.

2. Siswa berjuang untuk membuat gambar yang sesuai dengan slogannya; Ini berarti

bahwa tidak semua siswa mampu menggambar gambar, dan juga sulit untuk

menentukan gambar mana yang cocok dengan kata kunci yang mereka buat.

3. Alur penyusunan kata kunci dan gambar kurang metodis; Sejujurnya,

pembentukan semboyan dan gambar tidak efisien didasarkan pada materi yang

luas atau eksplisit, meninggalkannya sewenang-wenang dan sporadis.

Dapat disimpulkan kelebihan dan kelemahan media interaktif pohon pintar

menurut penulis yaitu sebagai berikut:


1. Manfaatnya adalah media pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga

menumbuhkan minat belajar siswa; dapat memperjelas makna materi pelajaran,

sehingga memudahkan siswa untuk memahaminya; dan metode pengajaran

menjadi lebih bervariasi, yang mencegah siswa menjadi mudah bosan.

Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran seperti mengamati,

mendemonstrasikan, melakukan, dan sebagainya.

2. Kelemahannya adalah pembuatan media Pohon Pintar yang sulit dikerjakan

siswa dan mahal.

2.3.5. Teknik Media Pembelajaran Interaktif Pohon Pintar PPKn

Mata pelajaran PPKn selama ini dikenal kurang diminati siswa karena

sebagian besar materinya berupa menghafal teori-teori abstrak. Tidak mengherankan

jika siswa kurang terlibat dan termotivasi untuk belajar. Semua sumber daya yang

diperlukan untuk berkomunikasi dengan siswa tersedia melalui media pembelajaran.

Salah satu bentuk media yang paling menarik dan menghibur interaktif

pohon pintar. Dengan menggunakan teknik/cara mind mepping yaitu teknik/cara

yang memiliki hubungan yang erat dengan pohon pintar PPKn Abd. Manan

(2020:62). Artinya, sama-sama menggunakan pokok bahasan dijadikan kata kunci

sebagai cara mengingat suatu teori / konsep yang ada pada materi tertentu. Teknik

ini merupakan cara mengajar agar menjadi aktif dengan mengkomunikasikan dan

mempresentasikan ide dan konsep dengan mencari ide konsepnya, lalu membuat

cabang dengan menaruh gambar sebagai topik utamanya, lalu susun materi sesuai
gambar pada sub topik. Maka dengan teknik/cara mind mapping cocok digunakan

pada media interaktif pohon pintar PPKn yang penulis akan gunakan.

Adapun menurut Arsyad (2011:20) teknik dramatis atau menghibur dapat

digunakan untuk membuat media pembelajaran. Sementara itu Djamarah (2015:173)

salah satu cara meningkatkan motivasi anak didik dengan “pergunakan simulasi dan

permainan” karena kedua faktor tersebut akan memotivasi siswa, meningkatkan

interaksi, memberikan gambaran yang jelas tentang situasi kehidupan nyata, dan

melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran.

Dari penjelasan diatas maka Peneliti memilih menggunakan media

pembelajaran interaktif pohon pintar PPKn dengan teknik/cara mind mapping karena

berdasarkan pendapat para ahli dan didukung oleh penelitian yang relevan

menyatakan bahwa media pohon pintar PPKn dengan tehnik mind mepping dengan

konsep bermain efektif dapat digunakan dalam pembelajaran aktif.

2.3.6. Bentuk Media Interaktif Pohon Pintar Ppkn

Adapun bentuk media pembelajaran interaktif pohon pintar yang akan

dipaparkan dibawah sebagai berikut:

Gambar 1. Media Interaktif Pohon Pintar Ppkn


.

2.4. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


2.4.1. Pengertian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan menurut Rahayu (2017:1)

merupakan pembelajaran yang wajib ada di sekolah dasar hingga perguruan tinggi,

itu adalah mata pelajaran wajib. Pendidikan Pancasila dan nilai-nilai diharapkan

fokus pada pengembangan, moral, dan sikap perilaku siswa. Sesungguhnya PKn

adalah ilmu yang mempelajari kehidupan kita sehari-hari, mengajarkan kita

bagaimana menjadi warga negara yang baik dan menjunjung tinggi nilai-nilai
Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia.

Hal ini juga di ungkapkan oleh Wahono (2017:197) Pendidikan

Kewarganegaraan memiliki makna filosofis sebagai landasan pengikat kekuatan

dalam pembentukan mental pluralisme multikultural dalam rangka mewujudkan cita-

cita nasional dan modernisasi bangsa dan negara tanpa kearifan lokal yang diajarkan

nenek moyang sejak dahulu.

Sedangkan menurut Dewi (2021:106) Pendidikan kewarganegaraan

merupakan komponen yang hilang dari sistem pendidikan nasional. Akibatnya,

proses pendidikan mencakup kurikulum dan pembelajaran untuk semua jenjang

pendidikan dari sekolah dasar hingga universitas

Maka dari itu dengan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai

mata pelajaran wajib, para intelektual Indonesia diharapkan memiliki kepribadian

yang fundamental sebagai warga negara yang demokratis, religius, manusiawi, dan

beradab.

2.4.2. Tujuan PPKn

Tujuan PPKn merukuk dari visi, misi, dan kompetensi maka menurut Ani Sri

Rahayu (2017:3) PPKn berharap dapat mengangkat isu-isu dan keakraban dengan

negara, serta membentuk cara pandang dan cara berperilaku cinta tanah air yang

bergantung pada cara hidup dan teori penipu Pancasila.


Alasan PPKn tidak dapat dipisahkan dari daya tampung dan persekolahan

umum sebagaimana tertuang dalam Pasal 3 Undang-Undang Sisdiknas yang

berbunyi: Pelatihan nasional mempunyai kapasitas untuk membina kemampuan dan

watak serta pembangunan negara yang gemilang dalam rancangan kehidupan bangsa,

berencana untuk mengembangkan kemampuan siswa menjadi individu. yang tak

henti-hentinya takut akan Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, kokoh,

cakap, cakap, imajinatif, mandiri, dan menjadi sebagian besar masyarakat serta

berwawasan luas.

Lebih lanjut adapun tujuan PPKn menurut Winarno (2013:37)Sebagai mata

pelajaran wajib Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, para intelektual

Indonesia diharapkan memiliki kepribadian yang fundamental sebagai warga

negarayyanggdemokratis, religius, manusiawi, dan beradab.

Berdasarkan pengertian di atas, tujuan PPKn adalah mencerdaskan anak

bangsa melalui penanaman nilai-nilai Pancasila agar menghasilkan penerus-penerus

yang berakhlak mulia dan berilmu. Dan membantu siswa dalam membuat kemajuan.

2.5. Penelitian Yang Relevan


Penelitian relevan yaitu penelitian terdahulu, sebagai bahan penulis dalam

melihay penelitian yang digunakan terbukti efektif dalam menerapkan penelitian

nantinya. Berikut ini dapat dilihat ada tiga penelitian terdahulu yaitu:

1. Penelitian oleh Tyas Ben ilham (2014), Universitas Negeri Yogyakarta, berjudul

“Pengaruh Media Pohon Pintar Pancasila Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran PPkn di SMK Negeri 2 Magelang”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pohon pintar pancasila

terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PPkn. Hasil

penelitian menunjukan bahwa penggunaan media pohon pintar Pancasila sangat

efektif dalam menumbuhkan motivasi dan prestasi siswa dalam belajar.

Berdasarkan hasil uji t pertama dapat dilihat bahwa nilai t hitung sebesar 2.701

dan nilai signifikasi (p value) sebesar 0,000<0.05 yang berarti terdapat pengaruh

dan perbedaan motivasi belajar secara segnifikan antara kelas eksperimen dengan

kelas kontrol.

2. Penelitian oleh Novi Rahayu Ningsih (2020). Pengaruh Media Pembelajaran

Interaktif Pohon Pintar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Ppkn Materi Kemerdekaan Beragama Dan Berkepercayaan Di Indonesia Kelas X

Sman 2 Nganjuk Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi: Program Studi PPKn,

STKIP PGRI Nganjuk. Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui prestasi

belajar mata pelajaran PPKn sebelum menggunakan media pembelajaran pohon

pintar siswa kelas X-MIPA 1 di SMA Negeri 2 Nganjuk Tahun Pelajaran

2019/2020, 2) untuk mengetahui prestasi belajar mata pelajaran PPKn setelah

menggunakan media pembelajaran pohon pintar siswa kelas X-MIPA 1 di SMA

Negeri 2 Nganjuk Tahun Pelajaran 2019/2020, 3) untuk mengetahui perbedaan

prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran

pohon pintar pada mata pelajaran PPKn siswa kelas X-MIPA 1 di SMA Negeri 2

Nganjuk Tahun Pelajaran 2019/2020. Berdasarkan analisis diketahui taraf


signifikan 5% untuk Db = nilai = 2,021 dan = 49,615 maka > yang berarti ditolak

dan diterima. Sehingga “ada perbedaan hasil belajar siswa sesudah menggunakan

media pembelajaran pohon pintar pada mata pelajaran PPKn siswa kelas X-MIPA

1 di SMA Negeri 2 Nganjuk Tahun Pelajaran 2019/2020”.

3. Penelitian oleh S. Naisa (2018) dengan judul “Keefektifan Penggunaan Media

Pembelajaran Interaktif Pohon Pintar Ppkn Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

Siswa”, tempat penelitian dilakukan disekolah SMA N 1 Sampang, pada yahun

2018. tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui keefektifan

penggunaan media pembelajaran interaktif Pohon Pintar PPKn dalam

meningkatkan prestasi belajar siswadi SMKN 1 Sampang, 2) untuk mengetahui

apakah penggunaan mediapembelajaran interaktif Pohon Pintar PPKn dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa di SMK N 1 Sampang, 3) untuk mengetahui

kelebihan dan kelemahan penggunaan media pembelajaran interaktif Pohon Pintar

PPKn dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMKN1 Sampang. Hasil

yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan bahwa media Pohon Pintar PPKn

efektif digunakan, hal tersebut didasarkan pada tercapainya indikator-indikator

pembelajaran yang efektif.

2.6. Kerangka Berfikir


Menurut Sugiyono (2021:95) Sistem yang layak secara hipotetis akan

memahami hubungan antara faktor-faktor yang diteliti. Dalam ulasan ini, motivasi

belajar PPKn di Kelas X SMA PGRI 2 Kota Jambi secara umum rendah. Untuk

melihat pengaruh media interaktif pohon pintar PPKn maka penulis melakukan test
yaitu dengan pretest dan posttest pada kelas yang dijadikan sampel. Adapun

kerangka berfikir yang penulis gunakan berupa bagan yang penulis gunakan

sebagai rancangan penelitian pada media interaktif pohon pintar PPKn yang

diduga dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PPKn.

Kerangka berfikir dapat dilihat dibawah ini sebagai berikut:

Gambar 2. Kerangka berfikir

Pembelajaran PPKn siswa kelas


X SMA PGRI 2 Kota Jambi

Kelas Kelas
Eksperimen Kontrol
Pretest Pretest

Pembelajaran Pembelajaran
Dengan Media
Interaktif Pohon Konvensional
Pintar

Posttest Posttest

Hasil Angket

Analisis data

Kesimpulan

Didalam kerangka berfikir pada penelitian ini terdapat rendahnya motivasi

belajar siswa kelas X, penulis melakukan penelitian eksperiment dengan

menggunakan dua kelas yaitu kelas X IPS 1 dan X IPS 2, yang mana kelas X IPS 2

sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPS 1 sebagai kelas kontrol atau tanpa

perlakuan. Dari 2 kelas maka bisa dijadikan perbandingan untuk penelitian, dengan

melakukan pretest atau test awal pada dua kelas dengan menerapkan media pada

kelas eksperiment dan tidak menggunakan media pada kelas kontrol, selanjutnya

penulis melakukan post test atau test akhir pada kelas eksperiment dan kontrol,

setelah test akhir dengan menggunakan media dikelas, penulis menyebarkan angket
kepada siswa yang diteliti untuk membuktikan bahwa media interaktif pohon pintar

yang sudah diterapkan kepada siswa berpengaruh dan motivasi belajar siswa tinggi.

2.7. Hipotesis Penelitian


Menurut Sugiyono (2021:99) Hipotesis adalah solusi tidak tetap terhadap

rencana masalah pemeriksaan, yang telah dinyatakan sebagai kalimat pertanyaan.

Diduga bersifat sementara karena tanggapan yang diberikan bergantung pada

spekulasi yang berlaku, bukan realitas observasional yang didapat dari berbagai

informasi. Hasil, spekulasi dapat dinyatakan sebagai solusi hipotetis untuk definisi

masalah pemeriksaan, bukan tanggapan yang tepat berdasarkan informasi.

Hipotesisnya kemudian sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan media interaktif pohon pintar

(X) terhadap motivasi belajar siswa (Y).

Ha: Terdapat pengaruh positif yang signifikan media interaktif pohon pintar (X)

Terhadap motivasi belajar siswa(Y)

Anda mungkin juga menyukai