Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM

Disusun Oleh: Kelompok 3

ARIVIN SAKTI
KHAIRATI ISMI
ROBI HIRAWAN

Dosen Pengampu:

Dr. Sri Wahyuni, M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
2023

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam
keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses yang dialami
siswa sebagai anak didik dalam belajar. Pada prinsipnya, setiap siswa tentu
berhak memperoleh peluang untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan.
Namun pada kenyataannya, tampak jelas bahwa setiap siswa memiliki
perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, kebiasaan dan
pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa
dengan siswa lainnya. Hal tersebut seringkali menjadi hambatan bagi siswa
dalam menerima pelajaran yang diajarkan. Oleh karena itu, dalam hal ini siswa
memerlukan adanya motivasi (dorongan) dalam belajar.1
Motivasi belajar ialah segala sesuatu yang ditujukan untuk mendorong
atau memberikan semangat kepada seseorang yang melakukan kegiatan belajar
agar menjadi lebih giat lagi dalam belajar untuk memperoleh prestasi yang
lebih baik lagi. Motivasi dalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang
dapat menjadi tenaga pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-
potensi yang ada pada dirinya untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
Hasil belajar merupakan apa yang telah dicapai.2
B. Batasan Masalah
1. Apa pengertian motivasi dan motivasi belajar ?
2. Apa saja fungsi motivasi belajar ?
3. Apa saja macam macam motivasi belajar ?
4. Bagaimana bentuk-bentuk motivasi di sekolah ?
5. Bagaimana cara memotivasi peserta didik dalam belajar ?

1
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011),
h. 151
2
Ibid, h. 151

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Motivasi
1. Pengertian Motivasi dan motivasi belajar
a. Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif. Motif menurut M. Ngalim
Purwanto ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk
bertindak melakukan sesuatu.3 Motif dapat dikatakan sebagai daya
penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata motif
itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah
menjadi aktif. Apa saja yang diperbuat manusia yang penting maupun
yang kurang penting yang berbahaya maupun yang tidak mengandung
risiko, selalu ada motivasinya.
Dalam hal belajar, motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya
penggerak dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian kegiatan
belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tugas guru adalah
membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan serangkaian
kegiatan belajar.4
Dalam berbagai terminologi, motivasi dinyatakan sebagai suatu
kebutuhan (need) , keinginan (wants) , gerak hati (impluse), naluri
(instincts) , dan dorongan (drive), yaitu sesuatu yang memaksa organisme
manusia untuk berbuat atau bertindak.5
Kaitannya dengan motivasi, di dalam motivasi itu sendiri
mengandung tiga hal yang sangat penting, yaitu pemberian motivasi
berkaitan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran

3
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h.
60
4
Muhammad Fathurrahman dan Sulistyorini, Belajar & Pembelajaran, (Meningkatkan
Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional), (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2012), h. 141
5
Nyanyu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Perss, 2014), h. 149

2
organisasional, motivasi merupakan keterkaitan antara usaha dan
pemuasan kebutuhan tertentu atau kesediaan untuk mengerahkan usaha
tingkat tinggi untuk mencapai tujuan, motivasi merupakan sebuah
kebutuhan yang artinya suatu kebutuhan yang belum terpuaskan
menciptakan ketegangan yang pada gilirannya menimbulkan dorongan
tertentu dalam diri seseorang.6
Dikutip dari Muhammad Fathurrahman dan Sulistyorini, Banyak
para ahli yang memberikan batasan tentang pengertian motivasi antara
lain sebagai berikut:
1) Menurut Mc. Donald: Motivasi adalah perubahan energy dalam diri
(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya Perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan.
2) Menurut Thomas M. Risk: Mengemukakan motivasi dalam kegiatan
pembelajaran, Bahwa motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak
guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri murid yang menunjang
kegiatan ke arah tujuan-tujuan belajar.
3) Menurut Chaplin: Mengemukakan bahwa motivasi adalah variabel
penyelang yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu
didalam membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan
menyalurkan tingkah laku menuju suatu sasaran.
4) Tabrani Rusyan: Berpendapat bahwa motivasi merupakan kekuatan
yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai
tujuan.
5) Menurut Dimyati dan Mudjiono: Dalam motivasi terkandung adanya
keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan
mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.7
Berdasarkan dari defenisi yang telah dipaparkan, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa motivasi memiliki kaitan yang erat dengan
segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan
6
Sondang P. Siagian, Teori Motivasi Dan Aplikasinya, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2004), h.
138
7
Op., Cit, Muhammad Fathurrahman dan Sulistyorini, h. 142

3
sesuatu. Motivasi merupakan dorongan yang datang dari dalam diri
seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya, serta untuk
mengembangkan kemampuan dan keahlian untuk menunjang profesinya
yang dapat meningkatkan prestasi dan profesinya.
b. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri
seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
untuk mencapai tujuan. Menurut Nashar motivasi belajar adalah
kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong
oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.
Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan
kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih
baik, berprestasi dan kreatif.8
Kemudian motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan
eksternal yang menyebabkan seseorang (individu) untuk bertindak atau
berbuat mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri
siswa diharapkan terjadi. Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis
yang mendorong siswa untuk belajar dengan senang dan belajar secara
sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa
yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-
kagiatannya.9
2. Fungsi motivasi belajar
Menurut Oemar Hamalik motivasi sangat penting dalam kegiatan
belajar mengajar. Pada dasarnya, motivasi belajar memiliki fungsi sebagai
berikut:10
a. Motivasi berfungsi sebagai pendorong timbulnya perilaku belajar.
Sebaliknya, tanpa motivasi tidak akan timbul perilaku belajar.

8
Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan Pembelajaran, (Jakarta:
Delia Press, 2004). h. 39
9
Ibid, h. 39
10
Oemar hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan System, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2006), h. 161

4
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah terjadinya kegiatan belajar. Artinya
motivasi yang mengarahkan pada perbuatan ke pencapaian tujuan yang
diinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak terjadinya kegiatan belajar. Proses
pembelajaran akan berhasil apabila siswamemiliki motivasi dalam
belajar. Oleh karena itu, sudah menjadi tugas seorang guru untuk
menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Motivasi merupakan salah
satu prasyarat yang paling penting dalam belajar.
Selain itu, Dimyati juga mengungkapkan pentingnya motivasi belajar
antara lain: Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil
akhir, menginformasikan tentang kekuatan usah belajar yang dibandingkan
dengan teman sebaya, mengarahkan kegiatan belajar dan membesarkan
semangat belajar.11
Dari uraian, jelas bahwa motivasi berfungsi sebagai pendorong,
pengarah, dan penggerak perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan.
Guru sebagai pendidik, perlu memberikan motivasi agar siswa memiliki
motivasi yang tinggi untuk belajar dengan baik, tekun, disiplin, dan penuh
percaya diri.
Dengan adanya motivasi pada peserta didik, maka akan
mempengaruhi perilaku individu dalam kegiatannya untuk suatu tujuan
yang ia inginkan dalam segala tindakannya. Berikut ini merupakan beberapa
fungsi motivasi dalam sebuah pembelajaran, yaitu:
a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir.
b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar.
c. Mengarahkan kegiatan belajar.
d. Membesarkan semangat belajar.
e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.

11
Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pemnelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 97

5
Dari berbagai macam fungsi motivasi diatas, dipertegas oleh Sardiman
A.M yang mengemukakan bahwa motivasi memiliki tiga fungsi, yaitu:12
a. Mendorong manusia untuk berbuat: Sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan penggerak dari
semua kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan: Yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan: Yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi untuk mencapai tujuan.
Dengan berbagai fungsi motivasi tersebut, dapat simpulkan bahwa
motivasi belajar merupakan peran yang sangat penting sekali dimiliki oleh
siswa, karena dengan adanya motivasi dalam diri siswa ketika mengikuti
proses belajar mengajar maka hasil belajarnya akan optimal. Ketepatan
motivasi yang diberikan akan menentukan sejauh mana keberhasilan
pelajaran itu di dapatkan. Jadi dapat dikatakan bahwa motivasi senantiasa
menentukan intensitas usaha belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus
mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dengan semaksimal mungkin.
3. Macam-macam motivasi belajar
Dalam proses belajar, motivasi belajar siswa sangat diperlukan, sebab
seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tak akan mungkin
melakukan aktivitas belajar. Tingkah laku manusia dibangkitkan dan
diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti kebutuhan fisiologis,
rasa aman, rasa cinta, penghargaaan aktualisasi diri, mengetahui dan
mengerti. Kebutuhan-kebutuhan inilah yang mampu memotivasi tingkah
laku individu. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat sudah tentu akan
membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai hubungan
dengan kepentingan sendiri. Dimana dalam membicarakan motivasi-
motivasi hanya akan di bahas dua sudut pandang yakni motivasi yang

12
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Depok: PT Raja Grafindo
Persada, 2018), h. 85

6
berasal dari dalam diri pribadi seseorang disebut motivasi intrinsik dan
motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut motivasi
ekstrinsik.13
Macam-macam motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Akan tetapi khusus untuk motivasi dalam pembelajaran, para ahli
membedakan motivasi belajar kedalam dua golongan, yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik.14
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri
anak sendiri. Suatu kegiatan/aktivitas yang dimulai dan diteruskan
berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara
mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Dorongan ini datang dari hati
sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu atau dapat
juga karena dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan bidang yang
dipelajari.
Motivasi intrinsik lebih menekankan pada faktor dari dalam diri
sendiri, motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Pada motivasi intrinsik tidak ada
sasaran tertentu, dan karenanya nampak lebih sesuai dengan dorongan
asali dan yang murni untuk mengetahui serta melakukan sesuatu
(aktivitas). Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah
ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-
buku untuk dibacanya.15
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ektrinsik adalah motivasi atau tenaga-tenaga pendorong
yang berasal dari luar dari anak. Motivasi ekstrinsik sebagai rnotivasi
yang dihasilkan di luar perbuatan itu sendiri misalnya dorongan yang

13
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2005), h. 57
14
Ibid, h. 58
15
Ibid, h. 58

7
datang dari orang tua, guru, teman-teman dan anggota masyarakat yang
berupa hadiah, pujian, penghargaan maupun hukuman.
Dalam belajar tidak hanya memperhatikan kondisi internal siswa
akan tetapi juga memperhatikan berbagai aspek lainnya seperti aspek
sosial yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan
teman. Aspek budaya dan adat istiadat serta aspek lingkungan fisik,
misalnya kondisi rumah dan suhu udara.16
Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik ialah:
1) Ganjaran: Ganjaran dapat menjadikan pendorong bagi siswa untuk
belajar lebih baik.
2) Hukuman: Hukuman biarpun merupakan alat pendidikan yang tidak
menyenangkan, namun demikian dapat juga menjadi alat motivasi,
alat pendorong untuk membuat siswa lebih giat belajar agar siswa
tersebut tidak lagi memperoleh hukuman.
3) Persaingan atau kompetisi: Dengan adanya kompetisi maka dengan
sendirinya akan menjadi pendorong bagi siswa untuk lebih giat belajar
agar tidak kalah bersaing dengan teman-temannya.17
Berangkat dari uraian diatas, baik motivasi intrinsik maupun
motivasi ekstrinsik perlu digunakan dalam proses belajar mengajar.
Motivasi sangat diperlukan guna menumbuhkan semangat dalam belajar,
lagi pula sering kali para siswa belum memahami untuk apa ia belajar
hal-hal yang diberikan oleh sekolah. Dengan motivasi, siswa dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan
memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Karena itu
motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru sehingga
para siswa mau dan ingin belajar. Guru dapat melakukan hal tersebut
dengan mencari perhatian siswa ketika memulai pelajaran.

16
Ibid, h. 59
17
Ibid, h. 60

8
4. Bentuk-bentuk motivasi di Sekolah
Menurut Sardirman ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi
dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu sebagai berikut:18
a. Memberi angka
Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai
kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang belajar, yang utama justru untuk
mencapai nilai angka yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar
adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.
Angka-angka yang baik itu bagi siswa merupakan motivasi yang sangat
kuat.
b. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah
selalu demikian. Karena hadiah suatu pekerjaaan, mungkin tidak akan
menarik bagi seseorang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu
pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar
yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi sesorang siswa yang tidak
memiliki bakat menggambar.
c. Saingan/kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi
untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual
maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar.
d. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentinganya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja
keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan
segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan harga dirinya.
Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga
diri.

18
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Depok: Rajawali Press, 2016), h.
91

9
e. Memberi ulangan
Memberi ulangan Para siswa akan menjadi giat belajar kalau
mereka mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan
ini juga merupakan sarana motivasi. Dalam hal ini guru harus juga
terbuka, maksudnya kalau ada ulangan harus diberitahukan kepada
siswanya.
f. Mengetahui hasil
Mengetahui hasil Dengan mengetahui pekerjaan, apalagi kalau
terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.
Semakin mengetahui grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi
pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus
meningkat.
g. Pujian
Pujian Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan
tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk
reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan suasana yang
menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar.
h. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau
diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena
itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
i. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berati ada unsur kesengajaan, ada maksud
untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu
kegiatan tanpa maksud.
j. Minat
Minat motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga dengan
minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang
pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan
minat.

10
Berbagai cara yang dapat dilakukan untuk membangkitkan motivasi
peserta didik yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk
membangkitkan motivasi peserta didik dapat dilakukan dengan memberikan
perhatian, memberikan hadiah dan hukuman, memberikan latihan,
melaksankan permainan, menggunakan media dan metode pembelajaran
dsb.
B. Cara memotivasi peserta didik dalam belajar
Menurut Oemar Hamalik dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Siswa yang memiliki
motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan
belajar.19
Dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan
menjadi optimal, apabila terdapat motivasi. Makin tepat motivasi yang
diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Dengan kata lain, adanya
usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar
akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa
akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Guru perlu
mengetahui motivasi yang terdapat dalam diri siswanya. Guru berperan selaku
motivator, pemberi semangat agar motif-motif yang positif pada anak dapat
dibangkitkan, ditingkatkan, dan dikembangkan. Tingkat motivasi pertama
berkenaan dengan individu, yang mendorong seseorang untuk melakukan
upaya yang lebih besar.20
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan untuk
membangkitkan motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan cara guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, memberikan pujian,
menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa.

19
Op., Cit, Oemar hamalik, h. 165
20
Op., Cit, Oemar hamalik, h. 165

11
Menurut Catharina Tri Anni ada beberapa cara motivasi belajar antara
lain sebagai berikut:21
1. Membangkitkan minat belajar: Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa
adalah sangat penting dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengatahuan yang
dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka. Cara lain yang dapat
dilakukan adalah memberikan pilihan kepada siswa tentang materi
pembelajaran yang akan dipelajari dan cara-cara mempelajarinya.
2. Mendorong rasa ingin tahu: Guru yang terampil akan mampu menggunakan
cara untuk membangkitkan dan memelilhara rasa ingin tahu siswa didalam
kegiatan pemmbelajaran. Metode pembelajaran studi kasus, diskoveri,
inkuiri, diskusi, curah pendapat, dan sejenisnya merupakan beberapa metode
yang dapat digunakan untuk membangkitkan hasrat ingin tahu siswa.
3. Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik: Motivasi untuk
belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran
yang menarik dan juga penggunaan variasi metode penyajian.
4. Membantu siswa dalam merumuskan tujuan belajar: Prinsip yang mendasar
dari motivasi adalah anak akan belajar keras untuk mencapai tujuan apabila
tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri dan bukan
dirumuskan atau ditetapkan oleh orang lain.

21
Chatarina Tri Anni, Psikologi Belajar, (Semarang: UPT UNNES Press, 2006). h. 186

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Motivasi memiliki kaitan yang erat dengan segala sesuatu yang
mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Motivasi merupakan
dorongan yang datang dari dalam diri seseorang untuk mendapatkan sesuatu
yang diinginkannya, serta untuk mengembangkan kemampuan dan keahlian
untuk menunjang profesinya yang dapat meningkatkan prestasi dan profesinya.
Kemudian motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal
yang menyebabkan seseorang (individu) untuk bertindak atau berbuat
mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan
terjadi. Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa
untuk belajar dengan senang dan belajar secara sungguh-sungguh yang pada
gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi
dan dapat menyeleksi kegiatan-kagiatannya.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat kami menyadari masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan serta kritik dan saran yang konstruktif
kami harapkan dari pembaca. Semoga apa yang telah kami susun dapat
bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi penyusun makalah ini sendiri, kami
ucapkan terimakasih.

13
DAFTAR KEPUSTAKAAN

A.M, Sardiman. 2018. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Depok: PT Raja
Grafindo Persada

Anni, Chatarina Tri. 2006. Psikologi Belajar, Semarang: UPT UNNES Press

Athurrahman, Muhammad F dan Sulistyorini. 2012. Belajar & Pembelajaran,


(Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional), Yogyakarta:
Penerbit Tera

Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Asdi Mahasatya


Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pemnelajaran, Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
System, Jakarta: Bumi Aksara

Khodijah, Nyanyu. 2014. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Perss


Nashar. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan
Pembelajaran, Jakarta: Delia Press

P. Siagian, Sondang. 2004. Teori Motivasi Dan Aplikasinya, Jakarta: Rieneka


Cipta

Purwanto, M. Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya

Sardiman. 2016. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Depok: Rajawali


Press

Tohirin. 2011. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta:


Rajawali Pers

14

Anda mungkin juga menyukai