Anda di halaman 1dari 30

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan

seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang

yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan

dorongan dalam dirinya. Biasanya, motivasi cenderung mau untuk

melaksanakan tugas agar mencapai suatu tujuan. Motivasi adalah

kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong

seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan

sebelumnya. Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri

seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang

lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Uno, 2010: 1).

Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai

daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan

aktivitas- aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motif

menjadi aktif pada saat- saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk

mencapai tujuan sangat dirasakan /mendesak. (Sardiman, 2007: 73)

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
9

Motivasi terjadi apabila seseorang mempunyai keinginan dan

kemauan untuk melakukan sesuatu kegiatan atau tindakan dalam

rangka mencapai tujuan tertentu. Motivasi merupakan konsep

hipotesis untuk suatu kegiatan yang dipengaruhi oleh persepsi dan

tingkah laku seseorang untuk mengubah situasi yang tidak

memuaskan atau tidak menyenangkan. Maslow, sebagai tokoh

motivasi aliran humanisme, menyatakan bahwa kebutuhan manusia

secara hierarkis semuanya laten dari dalam diri manusia. Kebutuhan

tersebut mencakup kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang,

kebutuhan dihargai dan dihormati dan kebutuhan aktualisasi diri.

Teori ini dikenal sebagai teori kebutuhan (needs) yang digambarkan

oleh Maslow (Uno, 2007: 6) secara hierarkis seperti berikut:

Gambar 2.1
Hirerarki Kebutuhan Maslow

Hierarki kebutuhan Maslow digambarkan dengan piramida

berbentuk kotak yang paling atas menunjukkan aktualisasi diri

sebagai pemenuhan kebutuhan yang bersifat kompetitif atau

persaingan. Kotak yang paling bawah menunjukkan kebutuhan

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
10

fisiologis yang bersifat paling dasar. Lima kebutuhan pokok tersebut

yaitu mulai dari 1. Kebutuhan fisiologis yang harus dipuaskan untuk

dapat tetap hidup, 2. Kebutuhan akan rasa aman keselamatan,

jaminan keamanan terlindungi dari ancaman penyakit, kemiskinan

dan lainnya. 3. Kebutuhan akan cinta kasih atau kebutuhan sosial

dalam hubungan antar manusia, dorongan berkelompok, rasa setia

kawan, kerjasama dan saling menghargai antar pribadi yang

mendalam. 4. Kebutuhan akan penghargaan, dihargai akan prestasi,

kemempuan kedudukan atau status, percaya diri dan harga diri. 5.

Kebutuahan aktualisasi diri hal ini berkaitan dengan keinginan

pemenuhan diri, pengembangan secara maksimum, ekspresi, dan

kreatifitas (Uno, 2007: 6 )

Needs,
Behavior
Desires,

Or

expectation

Feedback Goals

Gambar 2. 2
Proses motivasi dasar

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
11

Motivasi terjadi apabila seseorang mempunyai keinginan dan

kemauan untuk melakukan sesuatu kegiatan atau tindakan dalam

rangka mencapai tujuan tertentu. Motivasi merupakan konsep

hipotesis untuk suatu kegiatan yang dipengaruhi oleh persepsi dan

tingkah laku seseorang untuk mengubah situasi yang tidak

memuaskan atau tidak menyenangkan. (Uno, 2007: 5)

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan

bahwa pengertian motivasi belajar adalah merupakan kekuatan

(power motivation), daya pendorong (driving force), atau alat

pembangun kesediaan atau keinginan yang kuat dalam diri peserta

didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan

menyenangkan dalam rangka perubahan prilaku, baik dalam aspek

kognitif, afektif maupun psikomotor.

b. Ciri- ciri Motivasi

Menurut Sardiman (2007:83) motivasi yang ada pada diri

seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam

waktu yang lama,tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

3) Menunjukan minat terhadap bermacam- macam masalah.

4) Lebih senang bekerja mandiri.

5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat

mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
12

6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu).

7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal- soal.

c. Fungsi Motivasi

Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa memiliki

motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan

motivasi belajar siswa. Ada beberapa fungsi motivasi dalam proses

pembelajaran. Menurut Oemar (2001:161) motivasi mendorong

timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan.

Jadi fungsi motivasi itu meliputi:

1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa

motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti

belajar.

2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan

perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.

3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai

mesin ban mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan

cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

d. Jenis Motivasi

Menurut Hanifah dan Cucu Suhana (2010:26) Jenis motivasi

ada 2 yaitu:

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
13

1) Motivasi instrinsik, yaitu motivasi yang datangnya secara

alamiah atau murni dari diri peserta didik itu sendiri sebagai

wujud adanya kesadaran diri (self awareness) dari lubuk hati

yang paling dalam.

2) Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya disebabkan

faktor-faktor di luar diri peserta didik, seperti adanya pemberian

nasihat dari gurunya, hadiah (reward), kompetisi sehat antar

peserta didik, hukuman (Punishment), dan sebagainya

e. Cara membangkitkan motivasi

Menurut Hanafiah (2010: 28) Cara membangkitkan motivasi

yaitu :

1) Peserta didik memperoleh pemahaman yang jelas mengenai

proses pembelajaran.

2) Peserta didik memperoleh kesadaran diri terhadap pembelajaran.

3) Menyesuaikan tujuan pembelajaran dengan kebutuhan peserta

didik secara link and match.

4) Memberi sentuhan lembut.

5) Memberikan hadiah.

6) Memberikan pujian dan penghormatan.

7) Peserta didik mengetahui prestasi belajarnya.

8) Adanya iklim belajar yang kompetitif secara sehat.

9) Belajar menggunakan multi media.

10) Belajar menggunakan multi metode.

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
14

11) Guru yang kompeten dan humoris.

12) Suasana lingkungan sekolah yang sehat.

f. Bentuk Motivasi

Menurut Sardiman ( 2007: 92) Bentuk motivasi terdiri dari :

1) Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan

belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk

mencapai angka/nilai yang baik, sehingga siswa biasanya yang

dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport

angkanya baik-baik.

2) Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi

tidaklah selalu demikian, karena hadiah untuk suatu pekerjaan

mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang

dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai

contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik

mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa yang tidak

memiliki bakat menggambar.

3) Saingan/kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat

motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik

persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
15

ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau

perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk

meningkatkan kegiatan belajar siswa.

4) Memberi ulangan

Siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan

ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga

merupakan sarana motivasi tetapi yang harus diingat oleh guru,

adalah jangan terlalu sering karena bisa membosankan dan

bersifat rutunitas.

5) Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi

kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat,

maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan

suatu harapan hasilnya terus meningkat.

6) Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil

menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian

ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus

merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian

ini merupakan motivasi yang baik.

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
16

7) Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi

kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat

motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip

pemberian hukuman.

8) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada

maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan

segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar

berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk

belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

9) Minat

Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat.

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat

sehingga tetaplah kalau minat merupakan alat motivasi yang

pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai

dengan minat.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2007:910),

prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan

sebagainya). Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
17

dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan

proses dengan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang

relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Syah, 2004:11).

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan

melalui pengalaman (Hamalik, 2008: 27) Jadi belajar merupakan

suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari itu yakni

mengalami secara langsung. Hasil belajar bukan suatu penguasaan

hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.

Menurut Slameto (2010: 2) Belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat

maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan

dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.

Dari beberapa definisi prestasi belajar di atas, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil usaha

belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan dari

kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada jangka waktu

tertentu yang dinyatakan dalam nilai setelah mengalami proses

belajar mengajar. Oleh karena itu, prestasi belajar merupakan hal

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
18

yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan

belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari

proses belajar.

b. Prinsip-Prinsip Pengukuran Prestasi Belajar

Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal

dengan Tes Prestasi Belajar. Menurut Grounlund didalam Saifuddin

Azwar (2010: 18-21) merumuskan beberapa prinsip dasar dalam

pengukuran prestasi belajar sebagai berikut :

1) Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi

secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional.

Prinsip ini menjadi langkah pertama dalam menyusun tes

prestasi belajar, yaitu langkah pembatasan tujuan ukur.

Identifikasi dan pembatasan tujuan ukur harus bersumber dan

mengacu pada tujuan instruksional yang telah digariskan bagi

suatu program.

2) Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari

hasil belajar dan materi yang dicakup oleh program instruksional

atau pengajaran.

Maksud sampel hasil belajar dalam hal ini adalah

perwujudan soal tes dalam bentuk item-item yang mewakili

kesemua pertanyaan mengenai materi pelajaran yang secara

teoritik mungkin ditulis. Untuk dapat dikatakan mengukur hasil

belajar materi pelajaran secara keseluruhan, sampel pertanyaan

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
19

yang termuat dalam tes harus representatif yakni harus

menanyakan semua bagian materi yang dicakup oleh suatu

program secara proporsional.

3) Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok

guna mengukur hasil belajar yang diinginkan.

Hasil belajar yang hendak diukur akan menentukan tipe

perilaku yang harus diterima sebagai bukti tercapainya tujuan

instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan pengukuran prestasi

belajar adalah pengungkapkan proses mental atau kompetensi

tingkat tinggi guna pemecahan masalah maka dapat dipilih tipe

item esai atau tipe pilihan ganda.

4) Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan

tujuan penggunaan hasilnya.

Dalam hal ini perhatian lebih ditunjukkan pada respon

atau jawabanya yang diberikan siswa pada item-item tertentu

sedangkan skor keseluruhan menjadi berkurang penting

peranannya. Pusat perhatian akan tertuju pada kesalahan-

kesalahan yang biasa dilakukan oleh siswa dan bukan pada usaha

membuat item guna mengukur efektivitas program pengajaran,

karena tes seperti ini tujuan utamanya adalah untuk mendeteksi

masalah-masalah kesukaran belajar maka taraf kesukaran item-

itemnya pun dibuat rendah.

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
20

5) Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan

hasil ukuranya harus ditafsirkan dengan hati-hati.

Informasi mengenai reliabilitas suatu tes haruslah menjadi

salah satu pertimbangan penting dalam melakukan interprestasi

hasil ukur tes yang bersangkutan.

6) Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar

pada anak didik.

Tujuan utama pengukuran prestasi belajar, baik formatif

maupun sumatif, adalah membantu mereka dalam belajar haruslah

dapat dikomunikasikan kepada para siswa. Bila para siswa telah

dapat memandang tes sebagai sarana yang menolong mereka, di

samping sebagai dasar pemberian angka atau nilai rapot, maka

fungsi tes sebagai motivator dan pengarah dalam belajar telah

tercapai.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, (Slameto, 2010: 54)

antara lain :

1) Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang

sedang belajar, seperti:

a) Faktor Jasmaniah, meliputi faktor kesehatan dan cacat

tubuh.

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
21

b) Faktor Psikologis, meliputi intelegensi, perrhatian, minat,

bakat, motif, kematangan, kesiapan.

c) Faktor Kelelahan, dibagi menjadi dua macam yaitu

kelelahan jasmani (lemah lunglai) dan kelelahan rohani

(kelesuan dan kebosanan).

2) Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu, seperti:

a) Keadaan Keluarga. Keadaan keluarga memiliki pengaruh

yang besar terhadap prestasi belajar, misalnya cara orang

tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana

rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan

latar belakang kebudayaan.

b) Keadaan Sekolah. Lingkungan sekolah adalah lingkungan

dimana siswa dapat belajar sistematis.

c) Lingkungan Masyarakat/ lingkungan sosial.

3. Ilmu Pengetahuan Sosial SD

a. Pengertian IPS

Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS merupakan

nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau

nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah

“Social Studies”. Nama IPS di negara lain itu merupakan istilah hasil

kesepakatan para ahli atau pakar kita di indonesia dalam Seminar

Nasional tentang Civic Education Tahun 1972 di Tawangmangu,

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
22

Solo. IPS sebagai mata pelajaran di sekolahan, pertama kali

digunakan dalam Kurikulum 1975. Namun, pengertian IPS di tingkat

persekolahan itu sendiri mempunyai perbedaan makna, disesuaikan

tingkat karakteristik dan kebutuhan peserta didik khususnya antara

IPS untuk SD dengan SMP dan IPS untuk SMA. (Sapriya, 2007:2)

Berdasarkan rumusan hasil NCSS (the National Council for

the Social Student) tahun 1992 (Sapriya, 2009:38) menunjukan

bahwa definisi studi sosial (social studies) merupakan gabungan dari

berbagai disiplin ilmu, bukan hanya ilmu sosial melainkan ilmu

humanitis, matematika, ilmu alam, bahkan agama. Menurut Sapriya

(2009:20) IPS di Sekolah Dasar adalah sebuah mata pelajaran yang

merupakan integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial,

humaniora, sains, dan isu masalah sosial. Materi IPS yang sesuai

untuk tingkat sekolah dasar lebih diutamakan pada dimensi

pedagogik dan psikologis serta kemampuan berfikir peserta didik

yang bersifat holistik.

Mengenai tujuan IPS para ahli sering mengkaitkan dengan

berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari program pendidikan

tersebut, Gross dalam Solihatin (2009:14) menyebutkan bahwa

tujuan IPS adalah untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi warga

negara yang baik dalam kehidupan di masyarakat.

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
23

Menurut Solihatin (2009:15) Konsep IPS ada 14, yaitu :

1) Interaksi

2) Saling ketergantungan

3) Kesinambungan dan perubahan

4) Keragaman/ kesamaan/ perbedaan

5) Konflik dan konsensus

6) Pola

7) Tempat

8) Kekuasaan

9) Nilai kepercayaan

10) Keadilan dan pemerataan.

11) Kelangkaan

12) Kekhususan

13) Budaya

14) Nasionalisme

Mata pelajaran IPS bidang garapannya itu meliputi gejala-

gejala dan masalah kehidupan manusia di masyarakat. Tekanan yang

dipelajari IPS berkenaan dengan gejala dan masalah kehidupan

masyarakat bukan pada teori dan keilmuwannya, melainkan pada

kenyataan kehidupan kemasyarakatan. Dari gejala dan masalah

sosial tadi ditelaah, dianalisis, faktor- faktornya sehingga dapat

dirumuskan jalan pemecahannya. Memperhatikan kerangka kerja

IPS, seperti yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
24

bahwa IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah,

menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan

meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan.

(Sardjiyo, 2008: 1.26)

Ilmu Pengetahuan Sosial juga membahas hubungan antara

manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat anak didik

tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat,

dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di

lingkungan masyarakat. Pendidikan IPS berusaha membantu dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan

menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial

masyarakatnya. Kosasih dalam Trianto (2010: 173)

Menurut Sardjiyo (2008:1.28) Secara keseluruhan tujuan

pendidikan IPS di SD adalah sebagai berikut :

1) Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna

dalam kehidupannya kelak di masyarakat.

2) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,

menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial

yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.

3) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi

dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang

keilmuwan serta bidang keahlian.

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
25

4) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang

positif dan ketrampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup

yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.

5) Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan

pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan

kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Pembelajaran Karya wisata (Out Door)

a. Pengertian metode karya wisata.

Menurut Anitah (2008: 5.29) Pembelajaran Outdoor hampir

identik dengan pembelajaran karya wisata artinya aktivitas belajar

siswa dibawa ke luar kelas. Pembelajaran ini harus direncanakan,

dalikasanakan, dan dievaluasi secara sistematis dan sistemik. Sering

dalam implementasi outdoor, siswa tidak memiliki panduan belajar

sehingga esensi kegiatan tersebut kurang dirasakan manfaatnya.

Pembelajaran outdoor selain untuk peningkatan kemampuan juga

lebih bersifat untuk peningkatan aspek-aspek psikologi siswa, seperti

rasa senang dan rasa kebersamaan yang selanjutnya berdampak

terhadap peningkatan motivasi belajar siswa.

Karakteristik dari pembelajaran outdoor yaitu menemukan

sumber bahan pelajaran sesuai dengan perkembangan masyarakat,

dilaksanakan di luar kelas/sekolahan, memiliki perencanaan,

aktivitas siswa lebih muncul dari pada guru, aspek pembelajaran

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
26

merupakan salah satu implementasi dari pembelajaran berbasis

kontekstual. (Anitah, 2008: 5.29)

Menurut barron P, (2009) dalam bukunya Aktivitas

Permainan dan Ide Praktis Belajar di Luar Kelas, Anak-anak SD

perlu belajar di ruang terbuka karena:

1) Pembelajaran di ruang terbuka memberi anak kebebasan untuk

belajar menggunakan semua indera mereka. Pengalaman ini

mendorong pola pikir kreatif dan imajinatif.

2) Pembelajaran di ruang terbuka membantu memperbaiki

kemampuan belajar, perilaku, dan pemahaman anak di dalam

kelas.

3) Pembelajaran diruang terbuka memberikan pengalaman belajar

yang kuat. Pengalaman ini membantu anak mengembangkan

hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya.

4) Pembelajaran di ruangan terbuka secara nyata berdampak positif

pada rasa percaya diri, harga diri, dan pengendalian diri anak.

5) Belajar di ruang terbuka sering kali melibatkan banyak

pengalaman praktis dan langsung. Semuanya ini sangat

menguntungkan bagi pembelajar kinestetik, yaitu anak yang

lebih cepat mempelajari sesuatu dengan mengerjakannya secara

langsung.

6) Belajar di ruang terbuka sangat menyenangkan bagi guru dan

siswa.

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
27

Menurut Muslisch M (2009:239) Pembelajaran luar kelas

adalah guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat

peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan mengakrabkan siswa

dengan lingkungannya. melalui pembelajaran luar kelas peran guru

adalah sebagai motivator artinya guru sebagai pemandu agar siswa

belajar secara aktif, kreatif, dan akrab dengan lingkungan.

b. Keuntungan dari belajar di luar kelas menurut (Nana sudjana, 2007:

208)

1) Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa

duduk di kelas berjam- jam, sehingga motivasi belajar siswa

akan lebih tinggi.

2) Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan

dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat

alamiah.

3) Bahan- bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual

sehingga kebenarannya lebih akurat.

4) Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab

dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati,

bertanya atau wawancara, membuktikan atau

mendemonstrasikan, menguji fakta dan lain- lain.

5) Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat

dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial,

lingkungan alam, lingkungan buatan dan lain- lain.

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
28

6) Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan

yang ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi

yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat

memupuk cinta lingkungan.

c. Beberapa kelemahan dan kekurangan yang sering terjadi dalam

pelaksanaannya berkisar pada teknis pengaturan waktu dan kegiatan

belajar. (Nana sudjana, 2007: 209) misalnya:

1) Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang

menyebabkan pada waktu siswa dibawa ketujuan tidak

melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan

main-main. Kelemahan ini bisa diatasi dengan persiapan yang

matang sebelum kegiatan itu dilaksanakan. Misalnya,

menentukan tujuan belajar yang diharapkan dimiliki siswa,

menentukan cara bagaimana siswa mempelajarinya, menentukan

apa yang harus dipelajarinya, berapa lama dipelajari, cara

memperoleh informasi, mencatat hasil yang diperoleh, dan lain-

lain.

2) Ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari

lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga

menghabiskan waktu untuk belajar di kelas.

3) Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi

di dalam kelas. Guru lupa bahwa tugas belajar siswa dapat

dilakukan di luar jam kelas atau pelajaran baik secara individual

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
29

maupun kelompok dan satu diantaranya dapat dilakukan dengan

mempelajari keadaan lingkungannya.

d. Langkah dan Prosedur Penggunaan

Menurut Sudjana (2007:215) ada beberapa langkah yang

harus ditempuh dalam menggunakan lingkungan sebagai media dan

sumber belajar yaitu:

1) Langkah persiapan

a) Guru dan siswa menetukan tujuan belajar yang diharapkan

diperoleh para siswa berkaitan dengan penggunaan

lingkungan sebagai media dan sumber belajar.

b) Menentukan objek yang harus dipelajari dan dikunjungi.

c) Menentukan cara belajar siswa pada saat kunjungan

dilakukan. Misalnya mencatat yang terjadi, mengamati

suatu proses, bertanya atau wawancara. Siswa dibagi

menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok diberi

LKS dalam kegiatan belajar.

d) Guru dan siswa mempersiapkan perijinan jika diperlukan.

e) Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar

seperti tata tertib di perjalanan, di tempat tujuan,

perlengkapan belajar yang harus dibawa dan menyusun

pertanyaan yang akan diajukan.

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
30

2) Langkah pelaksanaan

Pada langkah ini adalah melakukan kegiatan belajar di

tempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan

yaitu:

a) Kegiatan belajar diawali dengan penjelasan guru mengenai

objek yang dikunjungi.

b) Siswa harus bisa mengajukan beberapa pertanyaan melalui

kelompoknya masing-masing.

c) Siswa mencatat semua informasi yang diperoleh dari

penjelasan guru.

d) Guru memberikan LKS pada setiap kelompok.

e) Selanjutnya siswa dalam kelompoknya mendiskusikan

hasil- hasil belajarnya untuk lebih melengkapi dan

memahami materi yang dipelajari.

3) Tindak lanjut

a) Tindak lanjut dari kegiatan belajar di atas adalah kegiatan

belajar di kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil

belajar dari lingkungan.

b) Setiap kelompok melaporkan hasil-hasil belajarnya untuk

dibahas bersama.

c) Guru meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari

kegiatan belajar tersebut, disamping menyimpulkan materi

yang diperoleh dan dihubungkan dengan bahan pengajaran

bidang studinya.

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
31

d) Guru membagikan lembar evaluasi kepada siswa dan

dikerjakan secara individu.

2) Guru melakukan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan

hasil- hasil yang telah dicapai.

e. Pembelajaran Out door sebagai Pembelajaran Kerja Kelompok

Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian

sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau

membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur

dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih. keberhasilan

kerja kelompok sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap

anggota kelompok itu sendiri. (Solihatin dan Raharjo, 2009: 4)

Menurut Suprijono (2010:54) bahwa pembelajaran kooperatif

adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok

termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau

diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif

dianggap lebih diarahkan oleh guru. Guru menetapkan tugas dan

pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan

informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik

menyelesaikan masalah yang dimaksud.

Menurut Isjoni (2010: 16) bahwa cooperative learning adalah

suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk

mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa.

Terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
32

dalam mengaktifkan siswa yang tidak dapat bekerja sama dengan

orang lain, siswa agresif dan tidak peduli pada yang lain.

Cooperative learning ini bukan bermaksud untuk menggantikan

pendekatan kompetiti (persaingan).

Menurut Slavin (2010 :8) Cooperative learning adalah suatu

model pembelajaran, siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4

sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya bersifat heterogen.

Bennet di dalam Isjoni (2009 : 60 - 61) menyatakan ada lima

unsur dasar yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif

dengan kerja kelompok, yaitu :

1) Positive Interdepedence

Positive Interdepedence, yaitu hubungan timbal balik

yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan

diantara anggota kelompok, keberhasilan seseorang merupakan

keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya.

2) Interaction face to face

Interaction face to face, yaitu interaksi yang berlangsung

terjadi antar siswa tanpa adanya perantara. Tidak adanya

penonjolan kekuatan individu, yang ada hanya pola interaksi dan

perubahan yang bersifat verbal diantara siswa yang ditingkatkan

oleh adanya saling hubungan timbal balik yang bersifat positif

sehingga dapat mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran.

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
33

3) Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran

dalam anggota kelompok.

Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi

pelajaran dalam anggota kelompok sehingga siswa termotivasi

untuk membantu temannya, karena tujuan dalam pembelajaran

kooperatif adalah menjadikan setiap anggota kelompoknya

menjadi lebih kuat pribadinya.

4) Membutuhkan keluwesan.

Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan

antar pribadi, mengembangkan kemampuan kelompok, dan

memelihara hubungan kerja yang efektif.

5) Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan

masalah (proses kelompok).

Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam

memecahkan masalah (proses kelompok), yaitu tujuan

terpenting yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran

kooperatif adalah siswa belajar keterampilan bekerja sama dan

berhubungan ini adalah keterampilan yang penting dan sangat

diperlukan di masyarakat.

Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran luar kelas sebagai pembelajaran kooperatif dimulai

dari guru yang memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran

dan memberikan motivasi peserta didik untuk belajar.

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
34

Pembelajaran kooperatif dapat dilakukan di dalam kelas

maupun di luar kelas untuk mengenal teknologi alat komunikasi dan

transportasi. Pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan di luar

kelas dapat dilakukan dengan cara membagi siswa menjadi beberapa

kelompok kemudian siswa melakukan tugas bersama di luar kelas

secara berkelompok.

B. Materi Penelitian

Standar Kompetensi Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi


dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten
kota dan provinsi
Kompetensi Dasar Mengenal perkembangan teknologi produksi,
komunikasi, dan transportasi serta pengalaman
menggunakannya
Indikator • Membandingkan alat-alat teknologi komunikasi
yang di gunakan masyarakat pada masa lalu dan
masa kini.
• Mendemonstrasikan jenis teknologi komunikasi
pada masa lalu dan masa kini.
• Membandingkan jenis teknologi transportasi pada
masa lalu dan masa kini.
• Menjelaskan pengalaman menggunakan alat
transportasi.

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
35

C. Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang pernah dilakukan seperti:

1. Evi Mastuti (PGSD, UMP) dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar IPS pada materi Perkembangan Teknologi Komunikasi dan

Transpotasi Melalui Metode Pembelajaran Luar Kelas di kelas IV SD

Gumayun 2”. Hasil Penelitian tersebut menunjkukan bahwa penerapan

model pembelajaran luar kelas dapat meningkatkan prestasi siswa pada

Kompetensi Dasar Perkembangan Teknologi Komunikasi dan

Transportasi setiap siklusnya mengalami peningkatan mulai dari siklus I

aspek afektif diperoleh nilai rata-rata 71,57% siklus II sebesar 88,02 %.

Siklus I aspek psikomotor diperoleh nilai rata-rata 78,61% siklus II

meningkat sebesar 87,5% sedangkan hasil aspek kognitif siklus I

diperoleh nilai rata-rata 75,78% meningkat pada siklus II 86,32 %.

2. Iin Indarwati (PPKn, UMP) dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Kompetensi Dasar melaksanakan

Pemeliharaan Lingkungan Alam Melalui Metode Pembelajaran Luar

Kelas di kelas II SD N Jangrana Kecamatan Kesugihan Kabupaten

Cilacap”. Hasil Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran luar kelas dapat meningkatkan prestasi siswa pada

Kompetensi Dasar melaksanakan Pemeliharaan Lingkungan Alam setiap

siklusnya mengalami peningkatan mulai dari siklus I diperoleh nilai

dengan rata- rata 75,86 mengalami peningkatan pada siklus II dengan

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
36

nilai rata-rata 82,79 dan meningkat pada siklus ke III dengan nilai rata-

rata 85,75 dan ketuntasan belajar kelasnya sebesar 93,1 %.

D. Kerangka Berfikir

Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap guru dan siswa kelas IV

SD N 2 Purwojati ditemukan masalah-masalah dalam pembelajaran.

Khususnya pada saat pembelajaran IPS. Hal ini umumnya dikarenakan

motivasi siswa yang kurang dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Kesulitan siswa dalam memahami proses kegiatan belajar mengajar

dikarenakan masih banyak siswa yang tidak berani bertanya pada gurunya

pada saat proses pembelajaran berlangsung, padahal sesungguhnya mereka

belum memahami materi. Selain itu siswa juga kurang dilibatkan pada saat

pembelajaran IPS. Siswa kurang percaya diri untuk melakukan suatu

percobaan dan juga kurang terbiasa memanfaatkan media pembelajaran yang

ada di lingkungannya untuk kegiatan pembelajaran.

Selain itu, metode pembelajaran yang digunakan guru juga masih

menggunakan metode ceramah dan tugas dengan suasana kelas yang mulai

menjenuhkan. Media pembelajaran untuk pembelajaran IPS juga masih

terbatas. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka peneliti akan

melakukan penelitian dengan menerapkan metode karya wisata pada

pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi komunikasi dan

transportasi.

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012
37

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sekurang-kurangnya dua

siklus yaitu Siklus I dan Siklus II. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Apabila setelah pelaksanaan

Siklus II selesai ternyata permasalahannya belum dapat teratasi maka

dilanjutkan pada Siklus III.

Masalah Tindakan Hasil

Kurangnya Metode Karya Motivasi dan


motivasi dan wisata prestasi belajar
Prestasi yang (OutDoor) meningkat
dibawah KKM Siklus I
66,67%
Siklus II 90%

Gambar 2.3
Skema Kerangka Berpikir

E. Hipotesis Tindakan

Penggunaan metode pembelajaran yang tepat pada pelaksanaan

pembelajaran, maka hasil tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik.

Berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba mengajukan hipotesis :

“Jika pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Karya wisata pada

materi Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Transportasi, maka

motivasi dan prestasi belajar siswa meningkat.”

Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar..., Siti Yuliah, FKIP UMP, 2012

Anda mungkin juga menyukai