BAB II
KAJIAN TEORITIS
kegiatan tersebut, ketika menghadapi tantangan, dan merasa mampu maka akan
terusmencoba melakukan kegiatan tersebut. Sedangkan motivasi ekstrinsik di identifikasi
dengan pengaruh besar atau kecilnya ganjaran atau hukuman yang diberikan.
Menurut Djamarah (2008) motivasi intrinsik merupakan motivasi yang muncul pada diri
individu dan tidak mendapat rangsangan dari luar individu. Individu yang mempunyai
motivasi intrinsik tinggi maka akan secara sadar untuk melakukan kegiatan tanpa ada
paksaan dari luar dirinya. Orang yang mempunyai motivasi intrinsik dimulai dengan
adanya minat pada suatu kegiatan. Motivasi kedua, yaitu motivasi ekstrinsik yanga
dijelaskan oleh Djamarah (2008) menjelaskan bahwa motivasi ekstrinsik merupakan
kebalikan dari motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang timbul karena adanya rangsangan
dari luar dirinya.
Dari kedua pandangan yang menyatakan jenis-jenis motivasi, maka terdapat dua jenis
motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Dari penjelasan di atas maka
motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif karena kebutuhan/ keinginan dari
diri sendiri dan bukan dari rangsangan dari luardiri yang muncul untuk membimbing
perilaku dalam situasi tertentu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang
timbul karena adanya rangsangan dari luar diri dan keinginan untuk menerima ganjaran
atau menghindar dari hukuman.
B. Tinjauan tentang Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Beberapa ahli mengemukakan penjelasan mengenai pengertian motivasi belajar sebagai
berikut :
1) Sardiman (2014) motivasi belajar merupakan factor psikis yang bersifat non
intelektual dan peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuh gairah, merasa senang
dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak
energy unuk melakukan kegiatan belajar.
2) Dimyati dan Mudjiono (2009) yang berpendapat bahwa motivasi belajar merupakan
dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku
belajar .
3) Rohmalina wahab (2016) motivasi belajar adalah dorongan yang
menjadi penggerak dalam diri individu untuk melakukan sesuatu dan mencapai suatu
tujuan yaitu untuk mencapai prestasi.adi berdasarkan beberapa pengertian motivasi dan
belajar, maka ditarik kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan dari dalam
diri Individu yang berupa Faktor Psikis untuk melakukan perubahan tingkah laku
11
Masyarakat adalah faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Pengaruh tersebut terjadi karena keberadaan siswa di dalam masyarakat, massa media,
teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
1) Kondisi keluarga. Kondisi keluarga yang terlalu membiarkan atau acuh takacuh
sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa, karena siswa tidak mendapat dorongan
untuk belajar dari lingkungan terdekatnya. Suasana dan keadaan keluarga yang
bermacam-macam mau tidakmau turut menentukan bagaimana dan sampai di mana
belajardialami dan dicapai oleh anak-anak. Termasuk dalam keluarga ini,ada tidaknya atau
tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan
penting pula. Purwanto (2007:104).Pendapat Purwanto tersebut mengindikasikan bahwa
tidak hanya pola asuhsaja yang dapat mempengaruhi motivasi belajar, namun juga
suasanabelajar dan fasilitas belajar yang tersedia di rumah. Hubungan orangtuadan anak
juga merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan anak, seperti yang dijelaskan
Djamarah (2011) “Hubungan keluarga dimaknai sebagai proses pengalaman berinteraksi
dan berkomunikasidengan lingkungan keluarga, terutama dengan orangtua yang
mengajar,melatih, dan memberikan contoh berbahasa kepada anak.
2) Teman sebaya, Pengaruh teman sebaya menjadi faktor Ekstrinsik yang sangat
mempengaruhi Motivasi Selajar Siswa, jika siswa bergaul dengan siswa yang memiliki
minat belajar yang tinggi maka siswa tersebut akan mengikuti teman-temannya. Namun
jika siswa bergaul dengan teman yang kurang mendukung minat belajar, maka akan
menyebabkan siswa enggan untuk belajar. Dijelaskan oleh Eccles, Wigfield, & Schiefele
(1993) dalamSantrock (2008:533)bahwa “ Teman Sebaya dapat memengaruhi Motivasi
Anak Melalui Perbandingan Sosial, Kompetensi Dan Motivasi Sosial, Belajar Bersama,
Dan Pengaruh Kelompok Teman Sebaya”.
3) Lingkungan tempat tinggal. Merupakan kondisi sosial masyarakat dilingkungan
tempat tinggal siswa. Jika siswa tinggal di lingkungan yang tidak mendukungnya untuk
belajar, maka kecil kemungkinan siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Siswa yang
hidup dalam komunitas masyarakat yang heterogen yang sering terjadi kegaduhan,
kebisingan, keributan, pertengkaran, kemalingan, perkelahian, dan sebagainya sudah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat yang heterogen.
4) Lingkungan sekolah. Merupakan keadaan lingkungan sekolah berada, Lingkungan
sekolah termasuk pula kepala sekolah, guru dan staf pengajar lainnya yang memfasilitasi
siswa untuk belajar dengan baik di sekolah. Jika lingkungan sekolah tidak kondusif untuk
melakukan kegiatan belajar mengajar maka motivasi belajar siswa akan semakin
memudar. Suasana sekolah yang kurang menyenangkan. Misalnya suasana bising, karena
letak sekolah berdekatan dengan jalan raya, tempat lalu lintas hilir mudik,berdekatan
dengan rumah penduduk, dekat pasar, bengkel, pabrik.
16
Sebagai contoh, model penelitian kelompok disusun oleh Herbert Thelen dan
berdasarkan teori John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam
kelompok secara demokratis.
2) Mempunyai misi dan tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir
induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.
3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di
kelas, misalnya model Synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam
pembelajaran mengarang.
4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah-
langkah pembelajaran (syntax); (2) adanya prinsip-prinsip reaksi; (3) sistem sosial; (4)
sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru
akan melaksanakan suatu moodel pembelajaran.
5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak
tersebut meliputi: (1) Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur; (2)
Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.
6) Membuat persiapan mengajar (desain instrusional) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya.
Menurut Amri (2013) model pembelajaran kurikulum 2013 memiliki empat ciri khusus
yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur, Ciri-ciri tersebut yaitu:
1) Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai).
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai.
Rofa’ah (2016) menjelaskan ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran secara khusus di
antaranya adalah:
A. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
B. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa mengajar.
C. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
18
bisa terjadi karena otak kanan mampu meneruskan lebih banyak informasi tentang emosi
ke otak kiri.
Tabel 2.1 Perbedaan gender dalam beberapa karakteristik sifat
dimilikinya. Rasa rendah diri seseorang anak perempuan mulai muncul ketika dirinya
menemukan “sesuatu” yang kurang, yang oleh penggagas teori ini Sigmund Freud di
istilahkan dengan “kecemburuan alat kelamin” (penis envy).
2. Teori Fungsional Struktural
Keutuhan masyarakat dipengaruhi oleh hubungan fungsional antara laki-laki dan
perempuan. Oleh karena itu menurut Talcott Parsons, salah seorang penggagas teori
ini, pembagian teori laki-laki dan perempuan tidak didasari oleh disrupsi dan
kompetisi, tetapi lebih kepada melestarikan harmoni dan stabilitas didalam
masyarakat. Laki-laki dan perempuan menjalankan peran masing-masing.
3. Teori Konflik Perbedaan dan ketimpangan gender antara laki-laki dan
perempuan tidak disebabkan oleh perbedaan biologis, tetapi merupakan bagian dari
penindasan dari kelas yang berkuasa dalam relasi produksi yang diterapkan dalam
konsep keluarga.
4. Teori Sosio-Biologis
Gabungan faktor biologis dan faktor sosial menyebabkan laki-laki lebih unggul
daripada perempuan. Fungsi reproduksi perempuan di anggap sebagai faktor
penghambat untuk mengimbangi kekuatan dan peran laki-laki. (Wibowo, 2011 : 360)
G. Pendidikan kewarganegaraan
1. Pengertian pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan menurut peraturan menteri pendidikan nasional
nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menegah
adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak hak dan kewajibannya menjadi warga
negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang di amanatkan oleh
pancasila dan UUD 1945.
2. Tujuan pendidikan kewarganegaraan
Tujuan pendidikan kewarganegaraan menurut peraturan menteri pendidikan
nasional nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah. Tujuannya dalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Berpikir kritis, rasional dan kreatif dalam menggapai isu kewarganegaraan
b. Berpartisispasi secara aktif dan tanggung jawab, bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta anti korupsi
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
24
Guru sebagai suatu fasilitator dan motivator dalam memegang peranan yang penting
dalam kegiatan pembelajaran sehingga dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif serta
dapat memahami karkteristik siswa dalam kegiatan pembelajaran disekolah.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jika dalam
proses pembelajaran tidak efektif dan membosankan maka motivasi belajar siswa dan
hasil belajar akan kurang baik. Motivasi belajar siswa sangat menentukan tercapainya
suatu tujuan pembelajaran yang hendak dicapainya. Motivasi di dalam kegiatan
belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga pendorong bagi siswa untuk
mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinyadan potensi di luar dirinya
untuk mewujudkan tujuan belajar dan untuk meningkatkanhasil belajar. Jika siswa
memiliki motivasi yang tinggi dalam pembelajaran makaaktivitas belajar siswa akan
lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran jika terdapat rendahnya motivasi dan aktivitas belajar
siswa akan berdampak pada rendahnya hasil belajar sehingga memerlukan suatu
metodeyang tepat agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Jika hasil belajarsiswa
belum sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) terdapat beberapa faktor
kesalahan dalam proses pembelajaran dan memungkinkan aktvitas danmotivasi
belajar siswa rendah
Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan
modelpembelajaraan artikulasi. Artikulasi adalah model pembelajaran tipe kooperatif
yang penekanannya pada komunikasi siswa kepada teman satu kelompoknya, karena
disana ada proses wawancara pada teman satu kelompoknya sehingga dapat melatih
daya serap pemahaman dari orang lain dan melatih interaksi menjadi lebih mudah dan
mengikut sertakan seorang siswa berperan aktif didalam proses pembelajaran itu
sendiri.
J. Hipotesis Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto hipotesis didefinisikan sebagai alternatif dugaan
jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam
penelitiannya. Dalam hipotesis ini peneliti merujuk pada pendapat Yatim Riyanto
tentang hipotesis alternatif (Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan
atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain (Nurul Zuriah: 2009).
26
Berdasarakan kajian teori dan konsep diatas peneliti dapat merumuskan hipotesis
bahwa, ada Pengaruh dari ModelPembelajaran Artikulasi Dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa di sekolah sehingga akan ada motivasi belajar siswa yang lebih
baik .