A. Pengertian Motivasi
Dalam bukunya Ngalim Purwanto. Sartain mengatakan bahwa motivasi adalah suatu
pernyataan yang kompleks disuatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu
tujuan (goal) atau perangsang (insentive). Tujuan adalah yang membatasi / menentukan
tingkah laku organisme itu (Ngalim Purwanto, 2007: 61).
Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku
tertentu (Cropley, 1985). Hampir senada, Winkels (1987) mengemukakan bahwa motif
adalah adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu
demi mencapai suatu tujuan tertentu. Pengertian ini bermakna jika seseorang melihat suatu
manfaat dan keuntungan yang akan diperoleh, maka ia akan berusaha keras untuk mencapai
tujuan tersebut.
Dari beberapa pengertian menurut para ahli diatas bisa disimpulkan bahwa pengertian
motivasi adalah dimana suatu keadaan bisa mendorong seseorang untuk memiliki semangat
serta berusaha mewujudkan tujuan yang diharapkan baik itu melalui faktor eksternal maupun
faktor internal. Bisa dicontohkan pada peserta didik dengan cara memberikan motivasi
belajar agar mereka dapat meraih prestasi yang bagus dengan berusaha belajar semaksimal
mungkin dan medndapatkan semangat untuk mewujudkannya.
B. Ciri-ciri motivasi
Menurut Sardiman A.M (2011:83) bahwa motivasi ada pada diri setiap orang itu
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama
tiak pernah berhenti sebelum selesai).
b. Tidak memerlukan dorongan dari luar berpartisipasi sebaik mungkin (tidak
cepat puas dengan prestasi yang dicapainya).
c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam “masalah”.
d. Lebih senang bekerja mandiri.
e. Cepat bosan pada yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang
begitu saja sehingga kurang kreatif).
f. Dapat mempertahankan pendapatnya apabila sudah yakin akan sesuatu.
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakinini itu.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Apabila seseorang
memiliki ciri-ciri seperti diatas berarti seseorang.
Apabila peserta didik memiliki ciri-ciri motivasi diatas berarti bisa menunjukkan
bahwa peserta didik tersebut memiliki motivasi yang tinggi sehingga dia tidak akan
terpengaruh dengan hal-hal lain yang menurutnya tidak bermanfaat dalam mencapai
tujuan yang diharapkannya.
C. Fungsi motivasi
Ada tiga fungsi motivasi dalam belajar, diantaranya: (Purwanto Ngalim, 1992: 70-71)
1
Desmita 2009:44
2
Rusli dan Kholik, 2013
Dengan kata lain, teori ini lebih mengutamakan pengamatan, sebab pengamatan
merupakan hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku
tersebut, memusatkan pada respon perilaku/interaksi dengan lingkungan.
2. Teori humanistik/humanisme
Teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditunjukkan untuk kepentingan
memanusiakan manusia itu sendiri. Sifatnya kebih abstrak dan lebih mendekati
bidak filsafat, kepribadian, dan prikoterapi. Teori ini sangat mentingkan isi yang
dipelajari daripada proses belajar itu sendiri. Lebih banyak berbicara tentang
konsep pendidikan untuk membentuk manusia dengan versi yang terbaik.
Dalam pelaksanaannya teori humanistik tampak juga dalam pendektan belajar
yang dikemukakan oleh Ausubel tentang makna belajar atau “meaningful
learning”. Teori humanistik juga berpendapat bahwa teori belajar apapun dapat
digunakan dalam mencapai tujuan asal denga tujuan yang sama yaitu
memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta
realisasi diri secara optimal.
3. Teori kognitif
Dalam istilah pendidikan, kognitif disefinisikan sebagai satu teori diantara teori
teori belajar yang memahami bahwa belajar merupakan pengorganisasian aspek-
aspek kognitif dan persepsi untuk memperoleh pemahaman. 3Dalam teori kognitif,
tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi dan pemahamannya tentang
situasi yang berhubungan dengan tujuan. Perubahan tingkah laku seseorang sangat
dipengaruhi oleh proses belajar dan berfikir internal yang terjadi selama proses
belajar.4 Teori belajar kognitif muncul dilatarbelakangi oleh ada beberapa ahli
yang belum merasa puas terhadap penemuan-penemuan para ahli sebelumnya
mengenai belajar, sebagaimana dikemukakan oleh teori Behavior, yang
menekankan pada hubungan stimulus-respons-reinforcement. Munculnya teori
kognitif merupakan wujud nyata dari kritik terhadap teori Behavior yang dianggap
terlalu naïf, sederhana, tidak masuk akal dan sulit dipertanggungjawabkan secara
psikologis.8 Menurut paham kognitif, tingkah laku seseorang tidak hanya
dikontrol oleh reward (ganjaran) dan reinforcement (penguatan). Tingkahlaku
seseorang senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan untuk mengenal atau
memikirkan situasi di mana tingkahlaku itu terjadi. Dalam situasi belajar,
seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh pemahaman atau
insight untuk pemecahan masalah. Paham kognitifis berpandangan bahwa,
tingkahlaku seseorang sangat tergantung pada pemahaman atau insight terhadap
hubungan-hubungan yang ada di dalam suatu situasi.5Menurut teori kognitif, ilmu
pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang
berkesinambungan dengan lingkungan6.
3
Hendra Harmi, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Curup: LP2 STAIN, 2010), h. 70
4
Haryanto Suyono, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.77
5
Westy Soemanto. Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), h. 127
6
Margaret Gredler & E. Bell, Learning And Instruction Theory Into Practice. Mc.Milan
Publishing Company, diterjemahkan oleh Munandir, (Jakarta: Rajawali. 1991), h. 278
F. Upaya guru untuk meningkatkan motivasi siswa
Guru adalah sosok yang dikagumi dan insan yang mempunyai peranan penting dalam
dunia pendidikan. Seorang guru dituntut untuk profesional dan memiliki
keterampilan. Dalam suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan tidak lepas adanya
fungsi dan kegunaan. Motivasi dalam belajar yang merupakan suatu dorongan
memiliki fungsi, yang dikemukakan oleh seorang ahli yaitu: Mendorong manusia
untuk berbuat dan bertindak. Motif untuk berfungsi sebagai penggerak atau sebagai
motor penggerak melepaskan energi. Menyelesaikan perbuatan yakni menentukan
perbuatan-perbuatan apa yang akan dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan
dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut7.
Dalam mencapai tujuan sudah jelas harus mengutamakan tindakan yang bermanfaat
dalam membantu pencapai tujuan tersebut. Faktor isntrinsik merupakan yang berasal
dari dalam diri peserta didik. Seperti kesehatan, perhatian, minat serta bakat. Faktor
instrinsik ini sangat mempengaruhi motivasi belajar seorang siswa. Jika salah satu
dari faktor instrinsik terganggu, maka motivasi belajar siswapun akan terganggu.
Faktor esktrinsik dibagi menjadi 2, metode pembelajaran dan alat pembelajaran.
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam mengajar.
Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak
baik pula. Akibatnya siswa menjadi malas untuk belajar. Guru yang progresif berani
mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan
belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat
belajar dengan baik. Maka metode mengajar harus di usahakan yang tepat, efisien dan
efektif. Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat
pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar di pakai pula oleh siswa untuk
menerima bahan yang diajarkan. Alat pelajaran yang diberikan kepada siswa.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Yang termasuk dalam faktor
instrinsik adalah kesehatan, perhatian, minat dan bakat. Sedangkan yang termasuk
dalam faktor ekstrinsik adalah metode mengajar, alat pelajaran, dan kondisi
lingkungan.
Menurut Nana Syaodih (2009:63) sifat motivasi dibedakan atas empat macam yaitu:
Motivasi takut (Fear Motivation) Individu melakukan sesuatu perbuatan
karena takut.
Motivasi Intensif (Intcentive Motivation)
Individu melakukan suatu perbuatan untuk mendapatkan suatu intensif.
Sikap (Attitude Motivastion) / (Self/Motivation)
Motivasi ini lebih bersifat instrinsik, muncul dari dalam diri individu, berbeda dengan
kedua motivasi sebelumnya yang lebih bersifat ekstrinsik dan datang dari luar diri
individu.8
7
Purwanto, 2007:70
8
Nana Syaodih, 2009:63
Untuk membangkitkan motivasi belajar siswa guru hendaknya berusaha dengan
berbagai cara, berikut ini cara untuk membangkitkan motivai isntrinsik dan ekstrinsik
adalah sebagai berikut:
a) Kompetisi (Persaingan): guru berusaha meciptkan persaingan diantara siswanya
untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi
belajar yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi oranglain.
b) Tujuan yang jelas: Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan, makin jelas
tujuan makin besar nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar
pula motivasi dalam melakukan suatu perbuatan.
c) Minat yang besar: Motif akan timbul jika individu memiliki minat yang besar.
d) Mengadakan penilaian atau tes, pada umumnya semua siswa mau belajar dengan
tujuan memperoleh nilai yang baik.
e) Kesempurnaan untuk suskes: Kesuksesan dapat menimbulan rasa puas,
kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan
membawa efek yang sebaliknya, sehingga guru hendaknya banyak memberikan
kesempatan kepada anak untuk meraih suskes dengan usaha sendiri, tentu saja
dengan bimbingan guru.