Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

MOTIVASI

Oleh :

135080101111063 Dewi Anggraini


135080101111064 Syamsul Rizal
135080101111068 Dicky Nurdiansyah
135080101111072 Umu Khofiyah Sundari
135080101111073 Alfi Lutfiana Kusnia
135080101111074 Andy Ferry Prasetyo
135080101111131 Cahya Mardiyah A

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
MOTIVASI
Tujuan pembuatan materi ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Pendidikan Pancasila serta membagikan ilmu tentang materi tersebut kepada
pembaca.

Ditulis oleh :
135080101111063 Dewi Anggraini
135080101111064 Syamsul Rizal
135080101111068 Dicky Nurdiansyah
135080101111072 Umu Khofiyah Sundari
135080101111073 Alfi Lutfiana Kusnia
135080101111074 Andy Ferry Prasetyo
135080101111131 Cahya Mardiyah A

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai .Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 01 Desember

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Motivasi adalah perilaku yang ingin mencapai tujuan tertentu yang cenderung untuk
menetap. Motivasi juga merupakan kekuatan yang mendorong dan mengarahkan keberhasilan
prilaku yang tetap ke arah tujuan tertentu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri seseorang atau
pun dari luar dirinya.Motivasi yang berasal dari dalam diri sesorang disebut motivasi instrinsik,
dan yang berasal dari luar adalah motivasi ekstrinsik.
Motivasi adalahsebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita tanpa memerlukan
bantuan orang lain. Memotivasi diri adalah proses menghilangkan faktor yang melemahkan
dorongan kita. Rasa tidak berdaya dihilangkan menjadi pribadi yang lebih percaya diri.
Sementara harapan dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan bahwa apa yang
diinginkan bisa kita capai.
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang.Tidak ada
seorang pun yang belajar tanpa motivasi.Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan
belajar.Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak
hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar.
Dengan demikian jika sebuah motivasi (dalam hal ini ketidak berdayaan dan tanpa
harapan) dihilangkan, maka aliran energi dalam tubuh kita bisa mengalir kembali. Dan pada
makalah ini, saya akan mencoba membahas tentang motivasi dan macam-macam teori motivasi.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian motivasi dan produktivitas ?
2. Penjelasan mengenaikonsep motivasi ?
3. Macam - macam teori motivasi ?
4. Cara mengubah pola pikir ?
5. Yang dimaksud deengan motivasi berprestasi ?
6. Bagaimana dorongan untuk merintis wirausaha ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengetian dan konsep Motivasi
2. Mengathaui macam-macam dan aliran teori motivasi
3. Memiliki dan mengatahui cara mengarahkan, mengendalikan pola fikir yang baik
4. Memahami dengan baik maksud motivasi berprestasi
5. Dapat memberi motivasi pada diri sendiri agar terdorong untuk berwira usaha
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata lain Movere yang berarti dorongan atau bahasa Inggrisnya to
move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong
untuk berbuat (driving force).Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor-
faktor lain, baik faktor eksternal, maupun faktor internal.Hal-hal yang mempengaruhi motif
disebut motivasi.Michel J. Jucius menyebutkan motivasi sebagai kegiatan memberikan dorongan
kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki.Menurut
Dadi Permadi, motivasi adalah dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, baikyang positif
maupun yang negatif.
Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri
seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi juga
bisa dalam bentuk usaha - usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang
tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau
mendapat kepuasan dengan perbuatannya.Motivasi mempunyai peranan starategis dalam
aktivitas belajar seseorang.Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi, tidak ada motivasi
berarti tidak ada kegiatan belajar.Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip
motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas
sehari-hari.

B. Konsep Motivasi

Konsep motivasi yang dijelaskan oleh suwanto adalah sebagai berikut


1. Model Tradisional
Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerja meningkat perlu diterapkan sistem insentif
dalam bentuk uang atau barang kepada pegawai yang berprestasi.
2. Model Hubungan Manusia
Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerjanya meningkat adalah dengan mengakui
kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting.
3. Model Sumber Daya Manusia
Pegawai dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau barang tetapi juga
kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.
C. Jenis Motivasi

1. Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang
membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari
buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang
dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik
ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.
Sebagai contoh konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul
ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya
secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. intrinsik motivations are inherent
in the learning situations and meet pupil-needs and purposes. Itulah sebabnya motivasi
intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak
berkait dengan aktivitas belajarnya.Seperti tadi dicontohkan bahwa seorang belajar,
memang benar-benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau
ganjaran.

2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Sebagai contoh itu seseorang itu belajar,karena tahu besok paginya
akan ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh
pacarnya,atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui
sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik,atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau
dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut
dengan esensi apa yang dilakukannyn itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan
aktivitas belajar.

2.4 Teori-teori Motivasi

1. Teori Motivasi ABRAHAM MASLOW (Teori Kebutuhan)


Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki
kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang
memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan
Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang
lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada
suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat
berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting;
Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta
pengakuan)
Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi;
kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri:
mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).
2. Teori Motivasi HERZBERG (Teori dua faktor)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha
mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor
higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik).
1) Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya
adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik),
2) Faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk
didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
3. Teori Motivasi DOUGLAS McGREGOR
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut
teori x empat pengandaian yag dipegang manajer
a. karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
b. karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk
mencapai tujuan.
c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
d. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :
a. karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
b. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada
sasaran.
c. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.
4. Teori Motivasi VROOM (Teori Harapan )
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang
tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari
pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang
ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan
suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi
tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan. Motivasi rendah jika usahanya
menghasilkan kurang dari yang diharapkan.
5. Teori Motivasi ACHIEVEMENT Mc CLELLAND (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Teori yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang
menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya
Maslow)
Need for Power (dorongan untuk mengatur).
6. Teori Motivasi CLAYTON ALDERFER (Teori ERG)
Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia
akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini
sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang
lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk yang
fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.
7. Teori Penetapan Tujuan (goal setting theory)
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam
mekanisme motivasional yakni :
(a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian;
(b) tujuan-tujuan mengatur upaya;
(c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi;
(d) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.
8. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka dapat digolongkan sebagai model
kognitif motivasi karena didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yang
bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif.Perilakunya pun ditentukan oleh persepsi tersebut.
Padahal dalam kehidupan organisasional disadari dan diakui bahwa kehendak seseorang
ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi ekstrernal dari perilaku dan tindakannya.Artinya, dari
berbagai faktor di luar diri seseorang turut berperan sebagai penentu dan pengubah perilaku.
Dalam hal ini berlakulah apaya yang dikenal dengan hukum pengaruh yang menyatakan
bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai konsekwensi yang
menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengibatkan perilaku yang
mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan.Contoh yang sangat sederhana ialah
seorang juru tik yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dalam waktu singkat. Juru tik
tersebut mendapat pujian dari atasannya.Pujian tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang
dipercepat. Karena juru tik tersebut menyenangi konsekwensi perilakunya itu, ia lalu terdorong
bukan hanya bekerja lebih tekun dan lebih teliti, akan tetapi bahkan berusaha meningkatkan
keterampilannya, misalnya dengan belajar menggunakan komputer sehingga kemampuannya
semakin bertambah, yang pada gilirannya diharapkan mempunyai konsekwensi positif lagi di
kemudian hari.
Contoh sebaliknya ialah seorang pegawai yang datang terlambat berulangkali mendapat teguran
dari atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi indisipliner. Teguran dan
kemungkinan dikenakan sanksi sebagi konsekwensi negatif perilaku pegawai tersebut berakibat
pada modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat pada waktunya di tempat tugas.
Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang digunakan untuk modifikasi perilaku tetap
memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang harus selalu diakui dan dihormati, cara-cara
tersebut ditempuh dengan gaya yang manusiawi pula.
2.5 Pola pikir menjadi sesuatu yang bisa membedakan pengusaha sukses dan pengusaha
yang biasa-biasa saja. Hal itu juga yang kerap kali membedakan antara pengusaha kelas
konglomerat dan pengusaha yang kelasnya begitu-begitu saja.

Namun, terlepas dari posisi apa pun kita saat ini sebagai pengusaha, pola pikir atau mindset
kadang memang harus disetel untuk mencari frekuensi yang benar-benar pas untuk menunjang
kesuksesan kita. Apa yang bisa kita lakukan untuk mencari frekuensi tersebut?Berikut
beberapa hal tersebut

1.Ubah pola pikir untuk menjadikan usaha jadi hal yang disukai
Hal ini cocok bagi yang sedang memulai bisnis. Menjalankan apa yang disukai pasti akan
membuat semangat dalam menjalankan usaha lebih membara. Memang tak ada jaminan sukses
dengan menjalankan bisnis sesuai hobi. Tapi seandainya tak langsung sukses, stok semangat
akan bertahan lebih lama.

2. Ubah pola pikir bahwa Anda adalah bos yang harus dilayani
Sebagian orang menggebu-gebu dalam memulai bisnis, karena ingin bekerja bebas dan menjadi
bos, baik bagi diri sendiri maupun karyawannya. Pandangan ini justu keliru.Menjalankan usaha
justru membuat kita bekerja pada banyak bos. Jangan pikir membuat start up itu kerja untuk diri
sendiri. Tidak seperti itu.Kita justru kerja kepada banyak orang.Tadinya hanya bos Anda dan
anak buah.Sekarang setelah jadi entrepreneur, bosnya tambah banyak.Supplier, vendor,
customer, dan investor bos kita juga, sebut Martin Hartono, pemilik salah satu anak usaha
Djarum Group.

Berpikir bahwa kita bekerja pada banyak bos, mulai dari supplier sampai customer, membuat
kita lebih semangat dalam bekerja. Dan hal ini akan memudahkan kita dalam mengejar target
yang ditentukan. Tanpa semangat dalam menjalankan usaha, sukses rasanya hanya impian
belaka.

3. Ubah pola pikir jadi pengusaha akan lebih bebas mengatur waktu
Pemikiran lain yang biasanya muncul dari seorang entrepreneur pemula adalah dia akan bekerja
lebih santai. Benarkah seperti ini?Kenyataannya, bila menginginkan usaha maju dan
berkembang, maka kita justru harus bekerja lebih keras. Berpikir akan lebih santai dengan
menjalankan usaha sendiri adalah pikiran sesat yang akan menghancurkan bisnis. Tapi, meski
bekerja lebih keras, tanamkan juga pada diri sendiri, bahwa dengan bekerja lebih keras tersebut
akan menghasilkan uang yang lebih banyak bila dibanding bekerja kepada orang lain.

4. Ubah pola pikir usaha bisa berjalan seperti air mengalir


Air mengalir pun sebenarnya punya tujuan yang jelas. Jadi, berhenti mengatakan bahwa usaha
dibuat berkembang seperti air mengalir tanpa perencanaan.Sebab, memikirkan misi sangat
penting untuk mencapai tujuan yang kita inginkan.Kita bisa menggunakan teknik visualisasi
untuk menguatkan misi mencapai tujuan.Misalnya saja ingin perusahaan besar dengan aset dan
karyawan yang besar.Pikirkan dan bayangkan kita mencapai tujuan tersebut dalam waktu sekian
tahun. Dengan visualisasi tersebut, pola pikir kita akan terpacu untuk mencari berbagai macam
cara mencapai tujuan yang diinginkan.

5. Ubah pola pikir risiko adalah sesuatu yang harus dihindari


Mendaki gunung tentu lebih sulit dibanding jalan-jalan di taman. Namun, kita akan mencapai
puncak dan posisi lebih tinggi dengan mendaki gunung. Begitu pun dalam menjalankan
usaha.Untuk mencapai posisi tinggi, kita harus berani menerima tantangan dan bekerja lebih
keras.Termasuk mengambil risiko tentunya.

2. 6 Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi pertama kali diperkenalkan oleh Murray (dalam Martaniah, 1998) yang
diistilahkan dengan need for achievement dan dipopulerkan oleh Mc Clelland (1961) dengan
sebutan n-ach, yang beranggapan bahwa motif berprestasi merupakan virus mental sebab
merupakan pikiran yang berhubungan dengan cara melakukan kegiatan dengan lebih baik
daripada cara yang pernah dilakukan sebelumnya. Jika sudah terjangkit virus ini mengakibatkan
perilaku individu menjadi lebih aktif dan individu menjadi lebih giat dalam melakukan kegiatan
untuk mencapai prestasi yang lebih baik dari sebelumnya. Individu yang menunjukkan motivasi
berprestasi menurut Mc.Clelland adalah mereka yang task oriented dan siap menerima tugas-
tugas yang menantang dan kerap mengevaluasi tugas-tugasnya dengan beberapa cara, yaitu
membandingkan dengan hasil kerja orang lain atau dengan standard tertentu (McClelland, dalam
Morgan 1986). Selain itu mcClelland juga mengartikan motivasi berprestasi sebagai standard of
exellence yaitu kecenderungan individu untuk mencapai prestasi secara optimal
(McClelland,1987).
Selanjutnya menurut Haditono (Kumalasari, 2006), motivasi berprestasi adalah
kecenderungan untuk meraih prestasi dalam hubungan dengan nilai standar keunggulan.Motivasi
berprestasi ini membuat prestasi sebagai sasaran itu sendiri. Individu yang dimotivasi untuk
prestasi tidak menolak penghargaan itu, tidak sungguh-sungguh merasa senang jika dalam
persaingan yang berat ia berhasil memenangkannya dengan jerih payah setelah mencapai standar
yang ditentukan. Individu yang mempunyai dorongan berprestasi tinggi umumnya suka
menciptakan risiko yang lunak yang bisa memerlukan cukup banyak kekaguman dan harapan
akan hasil yang berharga, keterampilan dan ketetapan hatinya yang menunjukkan suatu
kemungkinan yang masuk akal daripada hasil yang dicapai dari keuntungan semata. Jika
memulai suatu pekerjaan, individu yang mempunyai dorongan prestasi tinggi ingin mengetahui
bagaimana pekerjaannya, ia lebih menyukai aktivitas yang memberikan umpan balik yang cepat
dan tepat.
Menurut Herman (Linda, 2004) motivasi berprestasi ini sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari, karena motif berprestasi akan mendorong seseorang untuk mengatasi tantangan atau
rintangan dan memecahkan masalah seseorang, bersaing secara sehat, serta akan berpengaruh
pada prestasi kerja seseorang. Atkinson (Martaniah, 1998) mengatakan bahwa motivasi
berprestasi dalam perilaku individu mengandung dua kecenderungan perilaku, yaitu :
a. Individu yang cenderung mengejar atau mendekati kesuksesan
b. Individu yang berusaha untuk menghindari kegagalan.

Prestasi Kerja
Manusia sebagai karyawan yang menjadi sumber daya manajemen yang sangat penting harus
dapat dimanfaatkan secara cermat, efektif dan utuh.Oleh karena itu, perusahaan mengupayakan
agar tenaga kerja yang ada dapat bekerja sesuai dengan bidang dan keahliannya. Suatu
perusahaan akan berjalan lancar apabila para karyawan ikut serta dalam meningkatkan
perusahaan dan tentunya perusahaan akan berusaha memberikan atau memenuhi kebutuhan para
karyawan yang ikut serta memajukan perusahaan.

2.7 Produktivitas Kerja

a. Pengertian Motivasi

Menurut Manullang (1980) motivasi kerja adalah suatu faktor yang mendorong karyawan untuk
melakukan tindakan tertentu yang mengarah pada suatu tujuan tertentu. Proses timbulnya
motivasi dimana orang berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannnya yang tidak
terpenuhi, menyebabkan orang akan mencari jalan untuk mengurangi ketegangan yang
disebabkan oleh kekurangan-kekurangannya. (Suwarto, 1991).
Menurut Asad (1987) motivasi adalah keinginan seseorang yangmendorong untuk beraktivitas
karena berharap akan membawa pada keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan
sekarang. Dengan motivasi orang akan terdorong untuk bekerja keras demi tercapainya tujuan
yang diinginkan serta menggunakan keahlian dan kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya
(Mc. Clelland dalam Gibson,dkk:1990).
Motivasi kerja merupakan pemberian gaya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang
bekerja agar efektif dan terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan
(Winardi:2000). Motivasi dapat mempengaruhi dalam melakukan sesuatu yang diinginkan atau
melaksanakan tugas sesuai aturannya (Martoyo:2004).
Pengembangan karir sangat dibutuhkan, baik oleh individu maupun organisasi karena
pengembangan karir yang sudah ada dapat membawa asil yang memuaskan. Individu yang
memiliki kesempatan akan Pengembangan karir akan cenderung melakukan pekerjaan dengan
senang ati, tanpa beban dan sungguh-sungguh, yang pada gilirannya memotivasi kerja individu
yang bersangkutan. Motivasi bukanlah suatu yang dapat diamati dan diukur secara langsung,
tetapi dapat disimpulkan dari perilaku yang tampak.Sedangkan menurut T. R. Mitchell (1982)
seperti dikutip Kreiner dan Kinicki (2000), motivasi adalah proses-proses psikologis yang
meningkatkan dan mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan.
Jadi Motivasi adalah suatu proses untuk mempengaruhi atau mendorong seseorang agar
melakukan sesuatu yang diingikan berdasarkan harapan sehingga sesuatu pekerjaan dapat
terselesaikan secara efektif dan efisien.
Dari definisi diatas, maka motivasi dapat didefinisikan sebagai masalah yang sangat penting
dalam setiap usaha kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi,
masalah motivasi dapat dianggap simpel karena pada dasarnya manusia mudah dimotivasi,
dengan memberikan apa yang diinginkannya. Masalah motivasi, dianggap kompleks, karena
sesuatu dianggap penting bagi orang tertentu.
Faktor-faktor yang menimbulkan motivasi kerja (Yuliasari:2005) :
Dorongan material (misal: uang, barang)
Kesempatan untuk mendapatkan kehormatan (misal: prektise, upah,
imbalan dan kuasa perorangan)
Syarat-syarat pekerjaan yang diinginkan (misal: lingkungan bersih dan
tenang)
Kebanggaan akan pekerjaan (baik untuk keluarga maupun orang lain)
Kesenangan individu dalam hubungan sosial dan organisasi
Karyawan turut serta dalam sebagian kegiatan-kegiatan yang penting
dalam perusahaan.
Adapun model motivasi dibagi menjadi tiga yaitu:
Model Tradisional Menurut Fredyck Taylor, bahwa para menajer mendorong atau memotivasi
para pekerja agar lebih banyak berproduksi dengan cara memberikan imbalan berupa upah atau
gaji yang semakin meningkat.
Model Hubungan Manusia Elton Mayo dan peneliti hubungan manuasi lainnya bahwa
kontrakkontrak sosial atau hubungan kemanusiaan dengan karyawan
Model Sumber Daya Manusia Bahwa para pekerja termotivasi oleh banyak faktor, tidak hanya
uang atau keinginan untuk berprestasi dan mendapat pekerjaan yang berarti.
Teori-teori motivasi
Teori Kepuasan
Teori ini memusatkan pada faktor-faktor didalam individu yang mendorong, mengarahkan,
mempertahankan dan menghentikan perilaku.Mereka mencoba untuk menentukan kebutuhan-
kebutuhan spesifik yang memotivasi orang.Terori ini memusatkan diri pada kebutuhan individu
didalam menjelaskan kepuasan kerja, perilaku kerja dan sistem imbalan.Teori ini menyatakan,
bahwa defisiensi kebutuhan didalam diri individu memacu suatu respon perilaku.
Prestasi Kerja
Manusia sebagai karyawan yang menjadi sumber daya manajemen yang sangat penting harus
dapat dimanfaatkan secara cermat, efektif dan utuh.Oleh karena itu, perusahaan mengupayakan
agar tenaga kerja yang ada dapat bekerja sesuai dengan bidang dan keahliannya. Suatu
perusahaan akan berjalan lancar apabila para karyawan ikut serta dalam meningkatkan
perusahaan dan tentunya perusahaan akan berusaha memberikan atau memenuhi kebutuhan para
karyawan yang ikut serta memajukan perusahaan.

b.Produktivitas Kerja

Pengertian Produktivitas
Akhir-akhir ini produktivitas merupakan masalah yang sedanghangatdibicarakan, karena
produktivitas mempunyai peranan yang sangatpenting dalam pencapaian tujuan organisasi atau
perusahaan. Menurutpendapat Ravianto (1985:16), bahwa produktivitas mengandung
sebuahpengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja
persatuan waktu. Pengertian di atas menunjukkan bahwa ada kaitan antara hasil kerja dengan
waktu yang dibutukan untukmenghasilkan produk dari seorang tenaga kerja.Menurut Suprihanto
(1992:7), produktivitas diartikan sebagai kemampuan seperangkat sumber-sumber ekonomi
untuk menghasilkan sesuatu atau diartikan juga sebagai perbandingan antara pengorbanan (input)
dengan penghasilan (output).
Menurut Simanjuntak (1985:30) Produktivitas mengandung pengertian filosofis, definisi kerja,
dan teknis operasional. Secara filosofis, produktivitasmengandung pengertian pandangan hidup
dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan.Keadaan hari ini
lebih baik dari hari kemarin dan mutukehidupan lebih baik dari hari ini.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitastenaga kerja sangat tergantung pada
satuan masukan yang diberikan olehtenaga kerja dan satuan keluaran yang dihasilkan oleh tenaga
kerjatersebut.Satuan masukan dan satuan keluaran pada produktivitas tenagakerja hanya tenaga
kerja itu sendiri dan hasilnya. Seorang tenaga kerjayang produktif adalah tenaga kerja yang
cekatan dan menghasilkan barangdan jasa sesuai mutu yang ditetapkan dengan waktu yang lebih
singkatatau bila tenaga kerja tersebut mampu menghasilkan produk atau outputyang lebih besar
dari tenaga kerja yang lain dalam waktu yang lama.
Masalah produktivitas kerja tidak dapat terlepas dari hak setiaptenaga kerja untuk memperoleh
kesempatan kerja demi kehidupan yanglayak sebagai manusia.Hak untuk dapat menikmati
kehidupan yang layakbagi tenaga kerja tidak mungkin dapat diperoleh tanpa jaminan atau
upahyang cukup dengan didukung oleh adanya produktivitas tenaga kerja yang tinggi.
Pengukuran Produktivitas
Pengukuran produktivitas menurut Sinungan (1997:23), dalam arti perbandingan dapat
dibedakan dalam tiga jenis antara lain :
Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis
yang tidak menunjukkan apakahpelaksanaan sekarang ini memuaskan namun hanya
mengetengahkanapakah meningkat atau berkurang serta tingkatannya.
Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan, tugas, seksi,proses) dengan lainnya.
Pengukuran ini menunjukkan pencapaianrelatif.
Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan ini merupakanhal yang terbaik
sebagai pemusatan sasaran/tujuan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Faktor yan mempengaruhi produktivitas
kerja dapat digolongkan pada tiga kelompok yaitu :
1) Yang menyangkut kualitas dan kemampuan fisik karyawan
2) Sarana pendukung
3) Supra sarana
Manfaat Produktivitas
1. Manfaat mikro adalah :
Penurunan ongkos-ongkos per unit
Peningkatan kontribusi pajak dan pemerintah
Penghematan sumber-sumber daya masukan
Menunjang hubungan kerja lebih baik
Peningkatan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan
Peningkatan daya bayar dan motivasi
2. Manfaat makro adalah :
Membuka kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui penghasilan dan
penurunan harga-harga dan jasa di pasar.
Penghematan sumber daya alam. Perbaikan keadaan kerja dan mutu hidup termasuk jam kerja
yang perpendek. (Aroef, 1986:13
F.Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan, tetapi kesimpulan itu belum final masih harus dibuktikan
kebenarannya (Djarwanto, 1996).Tujuan penelitian menggunakan hipotesa adalah agar dalam
kegiatan penelitian tersebut peneliti berfokus hanya pada informasi atau data yang diperlukan
bagi penguji hipotesis. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Produktivitas Kerja karyawan dapat dipengaruhi oleh seberapa faktor dianntaranya dengan
pemberian motivasi dapat berupa dorongan materi berupa pemberian penghargaan,kenaikan
pangkat,dorongan materil(upah) dll.
Pemberian motivasi dapat membangkitkan semangat kerja seorang karyawan dalam mengerjakan
tugas demi meningkatkan mutu dan kualitas
Karyawan mebutuhkan motivasi untuk meningkatkan produktivitas kerja yang diharapkan.
Motivasi yang berlebihan malah akan menurunkan produktivitas kerja.

2.8 Dorongan merintis wirausaha

a. Aspek utama
Di Amerika ada budaya keinginan seseorang untuk menjadi bos sendiri, memiliki peluang
individual, menjadi sukses dan menghimpun kekayaan, ini semua merupakan aspek yang utama
dalam mendorong berdirinya kegiatan kewirausahaan. Di negara lain mungkin motivasi
mendirikan bisnis bukan mencari uang yang utama akan tetapi ada motif-motif lain dibalik itu.
Ada pula motivasi menjadi wirausaha didorong oleh lingkungan yang banyak dijumpai berbagai
macam perusahaan seperti di daerah Silicon Valley (California). Lingkungan seperti ini sangat
mendorong pembentukan kewirausahaan.
Di lingkungan Silicon Valley dijumpai ratusan perusahaan kebanyakan bergerak dalam bidang
komputer dan elektronik yang selalu menghasilkan produk-produk baru. Mereka bersaing secara
rutin, dan kondisi mereka selalu stabil, mereka tidak terorganisasi dalam alam birokrasi. Situasi
organisasi semacam ini oleh para ahli diistilahkan dengan adhocracy sebagai lawan dari
birokrasi. Ada pekerjaan spesialis, sedikit ikatan komando, tidak ada struktur organisasi yang
jelas. Pengambilan keputusan bersifat desentralisasi. Mereka memiliki budaya kerja tinggi,
saling percaya, penuh keyakinan. Semua ini membuat pekerjaan sangat efektif.
An adhocracy is an organizationin which there are few specialized jobs and little required
adherence to the chain of command. Organization charts are usually a set of common beliefs and
sense of common purpose-a culture. This culture helps hold the employees together and helps
ensure that the work of the firm is done effectively. (Schoell, 1993:235)
Dalam aspek lain keberanian membentuk kewirausahaan didorong oleh guru sekolah, sekolah
yang memberikan mata pelajaran kewirausahaan yang praktis dan menarik dapat membangkitkan
minat siswa untuk berwirausaha, seperti di negara maju. Dorongan membentuk wirausaha juga
datang dari teman sepergaulan, lingkungan famili, sahabat dimana mereka dapat berdiskusi
tentang ide wirausaha masalah yang dihadapi dan cara-cara mengatasi masalahnya. Pendidikan
formal dan pengalaman bisnis kecil-kecilan yang dimiliki oleh seseorang dapat menjadi potensi
utama untuk menjadi wirausaha yang berhasil. Oleh sebab itu dikatakanentrepreneur are not
born-they develop. (Hisrich-Peters, 1995)
b. Beberapa Faktor Kritis Untuk Memulai Usaha Baru
Ada beberapa faktor kritis yang berperan dalam membuka usaha baru yaitu:
1) Personal, menyangkut aspek-aspek kepribadian seseorang.
2) Sociological, menyangkut masalah hubungan dengan family dsb.
3) Environmental, menyangkut hubungan dengan lingkungan (Bygrave, 1994:3)
Apabila seseorang mempunyai ide untuk membuka suatu usaha baru maka dia akan mencari
faktor-faktor lain yang dapat mendorongnya. Dorongan-dorongan ini tergantung pada beberapa
faktor antara lain faktor famili, teman, pengalaman, keadaan ekonomi, keadaan lapangan kerja
dan sumberdaya yang tersedia.
Faktor Sosial yang berpengaruh terhadap minat memulai bisnis ini ialah masalah tanggung jawab
terhadap keluarga. Orang yang berumur 25 tahun akan lebih mudah membuka bisnis
dibandingkan dengan seseorang yang berumur 45 tahun, yang sudah punya isteri, beberapa anak,
banyak beban, cicilan rumah, biaya rumah tangga dan sebagainya. Di samping ini ada lagi faktor
sosial lainnya yang berpengaruh.
Faktor lain yang berpengaruh dalam membuka bisnis ialah pertimbangan antara pengalaman
dengan spirit, energi dan rasa optimis. Biasanya orangorang muda lebih optimis, energik,
dibandingkan dengan orang-orang yang sudah berumur. Oleh sebab itu, pembukaan usaha
sebaiknya dilakukan pada saat seseorang memiliki rasa optimis dan sudah dipertimbangkan
secara matang.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Motivasi adalah keadaan individu yang terangsang yang terjadi jika suatu motif
telahdihubungkan dengan suatu pengharapan yang sesuai. Sedangkan motif adalah
segaladaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif tidak dapat
dilihat begitusaja dari perilaku seseorang karena motif tidak selalu seperti yang tampak,
bahkankadang-kadang berlawanan dari yang tampak. Dari tujuan-tujuan yang tidak selalu
disadariini, kita dipaksa menghadapi seluruh persoalan motivasi yang tidak disadari itu.
Karena teori motivasi yang sehat tidak membenarkan pengabaian terhadap kehidupan
tidak sadar.
2. Dari banyaknya pandangan yang berbeda mengenai motivasi yang mungkin
dikarenakanoleh penggunaan metode observasi yang berbeda-beda, studi tentang
berbagai kelompokusia dan jenis kelamin yang berbeda, dan sebagainya, terdapat model
tentang motivasiyang digeneralisasi yang mempersatukan berbagai teori yang ada.Ada
macam-macam motivasi dalam satu perilaku.
3. Suatu perbuatan atau keinginan yangdisadari dan hanya mempunyai satu motivasi
bukanlah hal yang biasa, tetapi tidak biasa.Karena suatu keinginan yang disadari atau
perilaku yang bermotivasi dapat berfungsisebagai penyalur untuk tujuan-tujuan
lainnya.Apabila dapat terjadi keseimbangan, hal tersebut mencerminkan hasil
pekerjaanseseorang yang berhadapan dengan potensinya untuk perilaku, yang dapat
diidentifikasisebagai kemampuannya. Jadi, motivasi memegang peranan sebagai
perantara untukmentransformasikan kemampuan menjadi hasil pekerjaan.
4. Pola pikir menjadi sesuatu yang bisa membedakan pengusaha sukses dan pengusaha yang
biasa-biasa saja. sebagai pengusaha, pola pikir atau mindset memang harus disetel
untuk mencari frekuensi yang benar-benar pas untuk menunjang kesuksesan kita.
5. Motivasi berprestasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena motif berprestasi
akan mendorong seseorang untuk mengatasi tantangan atau rintangan dan memecahkan
masalah seseorang, bersaing secara sehat, serta akan berpengaruh pada prestasi kerja
seseorang.
6. Produktivitasmengandung pengertian pandangan hidup dan sikap mental yang selalu
berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Keadaan hari ini lebih baik dari hari
kemarin dan mutukehidupan lebih baik dari hari ini.
7. Beberapa faktor kritis yang berperan dalam membuka usaha baru
yaitu: Personal,Sociological, dan Environmental.
B. Saran-Saran
1. Memahami teori dan maksud motivasi dengan baik
2. Bahwa teori motivasi adalah standar teori oleh para ilmuwan, namun tidak secara baku
terjadi pada setiap orang, oleh karena itu setiap pribadi mampu memotivasi dirinya
sendiri sesuai dengan teori motivasi yang telah disebutkan atau dengan motivasi menurut
pengalaman pribadi seseorang
3. Bahwa teori motivasi tersebut diatas adalah sebagai upaya untuk membangun sikap
mental untuk terus berupaya dan tidak mudah menyerah dalam setiap usaha yang
dilakukan, dalam hal ini yaitu kewira usahaan.

Daftar Pustaka

Agus. TEORI-TEORI MOTIVASI. http://agus.blogchandra.com/teori-teori-motivasi/


Sudrajad, akhmad. 2008. TEORI-TEORI MOTIVASI
Ryanti, D.B.P & Prabowo, H. Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum 2. Jakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
Maslow, Abraham H. 1984. Motivasi dan Kepribadian.Jakarta : PT. Gramedia

Anda mungkin juga menyukai