DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6:
NAOMI NATASYA TAMPINONGKOL (18507028)
MILITIA CHRISTI MANAIDA (18507177)
NINDA MOKOGINTA (18507075)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan tuntunan
kasihnya sehingga kami dari kelompok VI dapat menyelesaikan makalah yang berisi mengenai
materi MOTIVASI DALAM BELAJAR. Makalah ini dapat membantu kita untuk lebih
mengetahui lebih dalam tentang materi ini.
Di dalam makalah ini, kami mendapatkannya dari internet yang menjadi panduan kami
untuk mengerjakan makalah tersebut.
Terlepas dari semua itu, kami juga meminta maaf jika di dalam makalah ini masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang hubungan sekolah dengan
masyarakat ini dapat memberikan manfaat dan bisa menjadi inpirasi bagi pembaca.
A. Latar Belakang
Dewasa ini, sudah tak dapat dielakkan lagi bahwa minat untuk belajar seseorang akan
mudah sekali naik turun. Agar minat untuk belajar ini senantiasa tetap naik dalam waktu ke
waktu, maka setiap siswa harus memiliki keinginan untuk tetap terus belajar. Agar keinginan
untuk tetap terus belajar itu ada dan semakin meningkat frekuensinya, maka setiap siswa tentu
saja harus memiliki motif-motif tertentu yang menyebabkan ia harus tetap semangat belajar.
Keseluruhan motif-motif yang menjadikan seseorang menjadi semangat belajar ini,
secara umum dapat dikatakan sebagai motivasi. Maksud dari motivasi belajar disini
adalah keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan belajar dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan dapat tercapai.
Berdasarkan pengertian motivasi tersebut, sudah sangat jelas bahwa motivasi dalam
proses belajar sangat penting. Karena yang dibicarakan adalah proses belajar, maka manfaat
motivasi tidak hanya dirasakan oleh siswa, namun juga oleh seorang guru. Melalui pengetahuan
tentang motivasi, seorang guru dapat mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas,
bahakan dapat juga membantu sisiwa untuk meningkatkan motivasinya. Mengingat pentingnya
pengetahuan akan motivasi, maka pembahasan mengenai motivasi belajar dirasa perlu untuk
diangkat.
B. Rumusan masalah
1. Adakah pengaruh motivassi belajar terhadap hasil belajar.
2. Seberapa besar pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar.
2. Untuk mengetahui besar pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Motivasi intrinsik
Thornburgh dalam Elida Prayitno dalam Ria,V(2012) berpendapat bahwa motivasi intrinsik
adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu.
Individu yang digerakkan oleh motivasi intrinsik, baru akan puas kalau kegiatan yang dilakukan
telah mencapai hasil yang terlibat dalam kegiatan itu. Motivasi intrinsik merupakan dorongan
atau kehendak yang kuat yang berasal dari dalam diri seseorang. Semakin kuat motivasi
intrinsik yang dimiliki oleh seseorang, semakin besar kemungkinan ia memperlihatkan tingkah
laku yang kuat untuk mencapai tujuan.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik dinamakan demikian karena tujuan utama individu melakukan kegiatan
adalah untuk mencapai tujuan yang terletak di luar aktivitas belajar itu sendiri, atau tujuan itu
tidak terlibat di dalam aktivitas belajar. Menurut Singgih D. Gunarsa, dalam Ria,V (2012) yang
dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui pengamatan
sendiri, ataupun melalui saran, anjuran atau dorongan dari orang lain.
Sedangkan menurut Sardiman dalam Azyraf (2013) bahwa motivasi yang ada dalam diri
seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak
pernah berhenti sebelum selesai).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses).
4) Mempunyai orientasi ke masa depan.
5) Lebih senang bekerja mandiri.
6) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang
begitu saja, sehingga kurang kreatif).
7) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
8) Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.
9) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku
manusia, termasuk siswa. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,
menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilakusiswa. Ada tiga komponen
dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan.
Dalam proses interaksi belajar mengajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik,
diperlukan untuk mendorong anak didik agar tekun belajar. Ada beberapa upaya motivasi yang
dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik di kelas, sebagai berikut:
1) Memberi Angka
Angka adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka
merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk
mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka di masa mendatang.
Angka ini biasanya terdapat dalam buku rapor sesuai jumlah mata pelajaran yang diprogramkan
dalam kurikulum.
2) Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-
kenangan. Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat
diberikan kepada anak didik yang berprestasi tinggi, ranking satu, dua, atau tiga dari anak didik
lainnya. Pemberian hadiah bisa juga diberikan dalam bentuk beasiswa atau dalam bentuk lain
seperti alat tulis. Dengan cara itu anak didik akan termotivasi untuk belajar guna
mempertahankan prestasi belajar yang telah mereka capai.
3) Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak
didik agar mereka bergairah dalam belajar. Persaingan, baik dalam bentuk individu maupun
kelompok diperlukan dalam pendidikan. Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk menjadikan proses
interaksi belajar mengajar yang kondusif. Bila iklim belajar yang kondusif terbentuk, maka
setiap anak didik telah terlihat dalam kompetisi untuk menguasai bahan pelajaran yang
diberikan. Selanjutnya, setiap anak didik sebagai individu melibatkan diri mereka mesing-masing
ke dalam aktivitas belajar.
4) Ego-Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya
sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri sebagai salah
satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk
mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Siswa akan belajar dengan keras bisa
jadi karena harga dirinya.
5) Memberi Ulangan
Anak didik biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi
ulangan. Namun demikian, ulangan tidak selamanya dapat digunakan sebagai alat motivasi.
Ulangan yang guru lakukan setiap hari dengan tidak terprogram, akan membosankan anak didik.
Oleh karena itu, ulangan akan menjadi alat motivasi bila dilakukan secara akurat dengan teknik
dan strategi yang sistematis.
6) Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan mengetahui hasil, anak
didik terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi bila hasil belajar itu mangalami kemajuan, anak
didik berusaha untuk mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas belajarnya guna
mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik di kemudian hari atau pada semester atau catur
wulan berikutnya.
7) Pujian
Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat motivasi. Pujian
adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Guru
bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan
di sekolah. Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat atau bertentangan sama
sekali dengan hasil kerja anak didik. Dengan begitu anak didik tidak antipati terhadap guru,
tetapi merupakan figur yang disenangi dan dikagumi.
8) Hukuman
Meski hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi bila dilakukan dengan tepat dan
bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan efektif. Hukuman merupakan alat motivasi
bila dilakukan dengan pendekatan edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif
dimaksud di sini sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan
perbuatan anak didik yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang diberikan itu anak
didik tidak mengulangi kesalahan atau pelanggaran. Minimal mengurangi frekuensi pelanggaran.
Akan lebih baik bila anak didik berhenti melakukannya di hari mendatang. Oleh karena itu,
hukuman hanya diberikan oleh guru dalam konteks mendidik seperti memberikan hukuman
berupa membersihkan kelas, menyiangi rumput di halaman sekolah, membuat resume atau
ringkasan, atau apa saja dengan tujuan mendidik.
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh anak didik merupakan alat motivasi yang
sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, dirasakan anak sangat
berguna dan menguntungkan, sehingga menimbulkan gairah untuk terus belajar
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar. Apabila guru dan orang tua
dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa atau anaknya, maka dalam diri siswa atau anak
akan timbul dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan motivasi yang baik dan
sesuai, maka anak dapat menyadari akan manfaat belajar dan tujuan yang hendak dicapai dengan
belajar tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan mampu menggugah semangat belajar, terutama
bagi para siswa yang malas belajar sebagai akibat pengaruh negative dari luar diri
siswa.Berdasarkan definisi-definisi para ahli, maka motivasi belajar adalah dorongan atau hasrat
kemauan untuk melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan.
Seorang Guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan inspirator dari proses kegiatan belajar
mengajar di kelas, sehingga semua kualitas dari dalam diri anak-anak didiknya, akan terbuka.
Semua kreativitas terletak di dalam diri anak-anak didik, karena anak-anak didik kita memiliki
jiwa di mana terletak sumber dari segala potensi-potensinya. Karena ketidaktahuan nyalah maka
kita sebagai seorang guru adalah pemandu spiritual untuk membantu memberikan pengetahuan
kepada jiwa anak-anak didik kita. Keterlibatan jiwa seorang murid dalam suatu kegiatan belajar
mengajar, akan memberikan motivasi kuat kepada mereka. Anak-anak didik kita akan merasa
dirinya berharga untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
DAFTAR PUSTAKA